Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

SEMEN

1.1 Percobaan Konsistensi Normal Semen Portland (ASTM C187-79)


1.1.1 Tujuan percobaan
Mengetahui kadar air normal yang digunakan untuk mengikat dan
1.1.2

1.1.3
1.1.4

1.1.5

mengeringkan semen portland.


Peralatan yang digunakan
- Timbangan kapasitas 2600 gram
- Tempat adukan dan pengaduk
- Gelas ukur 200cc
- Seperangkat alat vikat
- Solet perata
Bahan yang diperlukan
- Semen
- Air suling
Teori
Konsistensi normal adalah kondisi pasta semen yang kandungan airnya
bisa tembus/ menahan jarum vikat besar selama 30 detik masuk 10 mm
Prosedur percobaan
1. Timbang semen sebanyak 500 gram dan dicampur dengan air suling
kira-kira 28% dan ratakan (diaduk-aduk) max.2 menit harus sudah
selesai.
2. Bila pasta semen telah tercampur rata agar dibentuk bola dan
dilempar dari tangan kanan ke tangan kiri atau sebaliknya pada jarak
15 cm sebanyak 6 kali lemparan.
3. Setelah itu bola pasta agar dimasukkan dalam konikel dan
permukaannya diratakan dengan alat solet perata.
4. Jarum vikat besar ditempelkan pada bidang muka pasta semen tepat
di tengahnya dan lepaskan kunci pengikatnya agar

jarum vikat

tersebut masuk kedalam pasta semen.


5. Catat berapa mm penurunan jarum tersebut selama 30 detik.
6. Jika dalam waktu 30 detik jarum vikat masuknya kurang dari 10 mm
maka buatlah adonan semen lagi dengan air yang lebih banyak dari
yang pertama, sebaliknya apabila dalam waktu 30 detik jarum vikat
sudah masuk 10 mm maka buatlah adonan semen dengan air lebih
sedikit dari yang pertama.
1.1.6

Tabel pengamatan

Percobaan no
Berat tempat
Berat tempat + semen
Volume air
Penurunan
Konsistensi

1
68.5
500
140
20
23.7

2
68.5
500
130
15
18.4

3
68.5
500
120
12.5
16.3

1.2 Percobaan Waktu Mengikat dan Waktu Mengeras Semen Portland (ASTM
C191-77)
1.2.1 Tujuan percobaan
Menentukan waktu mengeras dan mengikat semen
1.2.2 Peralatan yang digunakan
- Timbangan kapasitas 2600 gram
- Tempat adukan dan pengaduk
- Gelas ukur 200cc
- Seperangkat alat vikat
- Solet perata
1.2.3 Bahan yang diperlukan
- Semen
- Air suling
1.2.4 Teori
- Waktu pengikat semen adalah jarum vikat kecil masuk ke pasta
-

semen sedalam 25 mm
waktu mengeras semen adalah jarum vikat kecil masuk 0 mm.

1.2.5 Prosedur percobaan


1. Timbang semen sebanyak 500 gram dan campur dengan air sebanyak
yang diperlukan untuk konsistensi normal hingga rata selama max 2
menit
2. Bila adukan semen dan air sudah rata adukan tersebut buatlah bentuk
bola dan lemparkan dari tangan kanan ke tangan kiri atau sebaliknya
dengan jarak 15 cm sebanyak 6 kali lemparan.
3. Selanjutnya bola pasta tersebut masukkan dalam konikel dan
permukaannya diratakan.
4. Letakkan jarum vikat kecil di atas konikel yang berisi bola pasta yang
sudah dipadatkan.
5. Setelah 45 menit pengikat jarum vikat kecil dilepas dan diukur
penurunannya.

6. Jarum vikat ditarik kembali dan konikal yang berisi pasta semen agar
digeser jaraknya 3 mm dari lubang yang tadi kemudian jarum
tersebut tempelkan dipermukaan pasta semen tersebut dan dikunci
lagi.
7. Setelah tenggang waktu 15 menit pengikat/ pengunci jarum vikat agar
dilepas dan baca penurunannya.
8. Ulangi percobaan tersebut setiap 15 menit sekali sampai jarum vikat
1.2.6

kalau dilepas penurunannnya 0 mm


Tabel pengamatan

Nomor

Waktu penurunan (menit)


Penurunan (mm)

45
27

60
20

75
4

90
0

5
10
5

6
12
0

7
13
5

8
15
0

9
16
5

10
18
0

11
19
5

12
21
0

1.3 Percobaan Menentukan Berat Jenis Semen (ASTM C188-78)


1.3.1 Tujuan percobaan
Menentukan berat jenis semen
1.3.2 Peralatan yang digunakan
- Timbangan analisis kapasitas 2600 gram
- Labu takar 500cc
- Corong dan Wadah
1.3.3 Bahan yang diperlukan
- Semen portland
- Minyak tanah
1.3.4 Teori
1.3.5 Prosedur percobaan
1. Timbang semen sebanyak 2500 gram (W1).
2. Timbang labu takar 500cc yang telah dibersihkan.
3. Isi labu ukur dengan minyak tanah 1/3 bagian.
4. Masukkan semen yang telah ditimbang tersebut sedikit demi sedikit
kedalam labu ukur yang sudah berisi minyak tanah sehingga habis.
5. Tambahkan minyak tanah kedalam labu ukur sampai garis batasnya.
6. Timbang labu ukur + semen + minyak tanah (W2) gram.
7. Bersihkan labu ukur yang berisi semen + minyak tanah sampai
bersih.
8. Isi labu ukur dengan minyak tanah sampai batas garis seperti di ad 5.
9. Timbang labu ukur + minyak tanah (W3) gram.
0,8 x W 1
Perhitungan : BJ semen = { ( W 2+W 1 )W 2 }
1.3.6

0,8 adalah berat jenis minyak tanah.


Tabel pengamatan
Percobaan no

Berat labu
Berat labu + semen
Berat labu + semen + minyak
Berat labu + minyak
Berat jenis semen

128.2
378.2
737.8
547.5
3.35

1.4 Percobaan Berat -Volume Semen (ASTM C188-78)


1.4.1 Tujuan percobaan
Menentukan berat volume semen baik dalam keadaan lepas maupun
1.4.2

1.4.3
1.4.4
1.4.5

padat.
Peralatan yang digunakan
- Timbangan
- Takaran berbentuk silinder dengan volume 3 liter
- Alat perojok dari besi dengan diameter 16 mm dan panjang 60 cm
Bahan yang diperlukan
- Semen portland
Teori
Prosedur percobaan
1. Tanpa rojokan
1.1 selinder dalam keadaan kering ditimbang.
1.2 ukur diameter dan tinggi dari selinder.
1.3 selinder diisi semen dan diratakan permukaannya. (dalam hal ini
cara pengisiannya dengan dituangkan saja)
2. Dengan rojokan
2.1 selinder dalam keadaan kering ditimbang.
2.2 ukur diameter dan tinggi dari selinder.
2.3 selinder diisi 1/3 bagian, kemudian dirojok 25 kali demikian
hingga penuh dan tiap bagian dirojok 25 kali.
2.4 Ratakan semen tersebut dengan permukaan selinder dan timbang.
Berat semen dalam selinder
Menentukan berat jenis =
Volume selinder

1.4.6

Tabel pengamatan
Keterangan
Percobaan no.
Berat silinder
O ; /H ; silinder
Berat silinder + semen
Berat semen
Volume silinder
Berat/ volume (kg/m3)

Dengan rojokan
1
5660
15.5
11.843
6183
4809.20
1.28

Tanpa rojokan
2
5660
23.6
11.162
5502
4809.20
1.14

BAB 2
PASIR

2.1 Percobaan Analisa Saringan Pasir (ASTM C136-76)


2.1.1 Tujuan percobaan
Menentukan distribusi ukuran butir/ gradasi pasir.
2.1.2 Peralatan yang digunakan
- Timbangan analisa kapasitas 2600 gram
- Satu set ayakan seperti berikut :
No. Ayakan
4
8
16
30
50
100
Pan

2.1.3
2.1.4
2.1.5

Ukuran diameter lubang


4.76 mm
2.38 mm
1.19 mm
0.59 mm
0.29 mm
0.15 mm
Pan

- Alat pengantar
- Sikat kuningan
- Nampan
Bahan yang diperlukan
- Pasir dalam keadaan kering oven
Teori
Prosedur percobaan
1. Timbang pasir kering oven sebanyak 1000 gram
2. Susun saringan dengan diameter paling besar ditempat paling atas
dan selanjutnya diurutkan sesuai dengan diameternya.
3. Masukkan pasir tersebut kedalam saringan yang sudah tersusun di
no.2
4. Taruh saringan yang sudah berisi pasir di atas mesin penggetaran
kersai baut penguncinya.
5. Hidupkan mesin penggetar selama 10 menit.
6. Timbang pasir yang tertinggal pada tiap-tiap ayakan dengan nampan.
5

Prosentase pasir yang tertahan =


2.1.6

Berat pasir tertahan


Berat pasir mulamula

x 100%

Tabel pengamatan
Berat tempat = 142 gram
Berat tempat + pasir = 1142 gram

Saringan

Tinggal pada Saringan

% Kumulatif

No.

mm

Tempat + pasir

Pasir

tinggal

lolos

4
8
16
11
50
100
pan

4.76
2.38
1.19
0.60
0.30
0.15
-

178.6
155.2
166.0
903.1
229.0
217.1
159.5
1983.7

34.5
11.1
22
759
85
73.0
15.4
1000

3.45
1.11
2.2
75.9
8.5
7.3
1.54
100

3.45
4.56
6.76
82.66
91.16
98.46
100
100

96.55
95.44
93.24
17.34
8.84
1.54
0

Jumlah

2.2 Percobaan Kelembaban Pasir (ASTM C556-71)


2.2.1 Tujuan percobaan
Untuk mengetahui/ menentukan kandungan air dari pasir asli.
2.2.2 Peralatan yang digunakan
- Timbangan analisa kapasitas 2600 gram
- Oven
- Pan
2.2.3 Bahan yang diperlukan
Pasir dalam keadaan asli
2.2.4 Teori
2.2.5 Prosedur percobaan
1. Pasir dalam keadaan asli ditimbang beratnya 500 gram.
2. Pasir dimasukkan oven selama 24 jam dengan temperatur 110 o + 5o
C.
3. Keluarkan pasir dari oven, setelah dingin pasir ditimbang.
Berat pasir basahberat pasir kering oven
Perhitungan =
berat pasir kering oven

2.2.6

100%
Catatan
Untuk membuat pasir dalam keadaan Saturated Surfase Dry (SSD) /
kering permukaan jenuh :
- Rendam pasir asli kira-kira seberat 4 kg selama 24 jam
- Keluarkan pasir tersebut kemudian di jemur sambil di bolak-balik dan
-

ditipiskan supaya mempercepat penguapan airnya.


Setelah terlihat sudah agak kering/ mamel saudara coba dengan alat

kerucut yang telah disediakan.


Cara mengetahui pasir dalam keadaan SSD :
6

Isi kerucut 1/3 bagian dengan pasir tersebut dan ditumbuk 25 kali.
Sampai kerucut tersebut penuh. (diisi 3 lapis masing-masing
lapisan ditumbuk 25 kali setelah penuh ratakan).
Angkat kerucut tersebut apabila pasir bagian luar longsor tetapi
bagian dalam masih berbentuk kerucut maka itulah kondisi pasir
SSD
Apabila kerucut diangkat pasir tidak ada yang runtuh maka harus
dikeringkan lagi, sebaiknya apabila waktu kerucut diangkat
pasirnya runtuh semua berarti kondisi SSD telah dilewati harus
2.2.7

membuat dari awal lagi.


Tabel pengamatan

Percobaan no
Berat tempat
Berat tempat + pasir asli
Berat tempat + pasir oven
Kelembaban pasir

I
193.5
693.5
676.5
3.52

II
193.3
693.3
683.3
1.99

2.3 Percobaan Berat Jenis Pasir (ASTM C128-73)


2.3.1 Tujuan percobaan
Menentukan berat jenis pasir dalam keadaan SSD.
2.3.2 Peralatan yang digunakan
- Timbangan analisa kapasitas 2600 gram
- Labu takar 1000cc
- Oven dan Nampan
- Kerucut untuk mengecek kondisi SSD
2.3.3 Bahan yang diperlukan
Pasir dalam keadaan SSD
2.3.4 Teori
2.3.5 Prosedur percobaan
1. Timbang labu takar 1000cc * W1
2. Timbang pasir kondisi SSD sebanyak 500 gram * W2
3. Masukkan pasir kedalam labu takar dan ditimbang * W3
4. Labu takar yang berisi pasir diisi air sampai pasir terendam dengan
air dan dipegang miring, diputar-putar hingga gelembung udaranya
keluar
5. Setelah yang tidak ada gelembung udara labu takar ditambah air
sampai batas garisnya dan ditimbang * W4
6. Bersihkan pasir didalam labu takar hingga bersih selanjutnya labu
takar diisi air sampai garisnya dan ditimbang. * W5
W 3W 1
7. Perhitungan = ( W 5+500 )W 4

2.3.6

Tabel pengamatan
Percobaan no
Berat labu
Berat labu + pasir SSD
Berat labu + pasir + air
Berat labu + air
Berat jenis pasir SSD

I
324.5
824.5
1632.5
1315.1
2.738

2.4 Percobaan Air Resapan Pasir (ASTM C128)


2.4.1 Tujuan percobaan
Menentukan kadar air resapan pasir yaitu pasir pada kondisi SSD berapa
2.4.2

2.4.3
2.4.4
2.4.5

prosen kandungan airnya.


Peralatan yang digunakan
- Timbangan kapasitas 2600 gram
- Oven
- Nampan
Bahan yang diperlukan
Pasir pada kondisi SSD
Teori
Prosedur percobaan
1. Timbang pasir pada kondisi SSD
2. Masukkan pasir tersebut kedalam oven yang bertemperatur 110o +
5oC selama 24 jam.(sampai kering)
3. Pasir keluarkan dari oven setelah dingin ditimbang.
Berat pasir SSDBerat pasir kering oven
4. Perhitungan :
Berat pasir kering oven

2.4.6

x 100%

Tabel pengamatan
Percobaan no
Berat tempat
Berat tempat + pasir SSD
Berat tempat + pasir oven
Kadar air resapan

I
192.1
692.1
673.1
3.95

2.5 Percobaan Berat Volume Pasir (ASTM C29-78)


2.5.1 Tujuan percobaan
Menentukan berat volume pasir baik dalam keadaan lepas maupun padat.
2.5.2 Peralatan yang digunakan
- Timbangan
- Takaran berbentuk silinder dengan volume 3 liter
- Alat perojok dari besi dengan diamter 16 mm, panjang 60 cm
- Wadah
2.5.3 Bahan yang diperlukan
Pasir kering oven
2.5.4 Teori

2.5.5

Prosedur percobaan
1. Tanpa rojokan
1.1 selinder dalam keadaan kering ditimbang dan ukur tinggi &
diameternya.
1.2 Isi selinder dengan pasir kering dan permukaan diratakan.(cara
pengisiannya dengan dituangkan saja)
1.3 Timbang selinder berisi pasir tersebut.
2

Dengan rojokan
2.1 Timbang selinder dalam keadaan kering dan bersih serta ukur
tinggi dan diameternya.
2.2 Isi selinder 1/3 bagian tingginya dan dirojok 25 kali demikian
hingga penuh dan tiap bagian dirojok 25 kali. Khusus untuk
lapisan terakhir ketinggian pasir harus melebihi tinggi selinder.
2.3 Ratakan permukaan pasir dengan tinggi selinder dan timbang.
Berat selinder + pasirBerat selinder
Perhitungan :
Volume selinder

2.5.6

Tabel pengamatan
Keterangan
Percobaan no
Berat silinder
O ; /H ; silinder
Volume silinder
Berat silinder + pasir
Berat pasir
Berat/ volume (kg/m3)

Dengan rojokan
I
5660
h=25.5 ; d =15.5
4809.62
13.238
7578
1.57

Tanpa rojokan
II
5660
h=25.5 ; d =15.5
4809.62
12.598
6938
1.44

2.6 Test Pengembangan Volume Pasir (BS B 12 PART :2 1975)


2.6.1 Tujuan percobaan
Untuk mengetahui presentase volume udara yang terkandung dalam
2.6.2
2.6.3
2.6.4
2.6.5

rongga antar butir.


Peralatan yang digunakan
- Gelas ukur 500 cc
- Batang pengaduk
Bahan yang diperlukan
- Pasir asli
- Air
Teori
Prosedur percobaan
1. Masukkan pasir dalam gelas ukur bagian, ukur volume pasir
tersebut. (cara memasukkan dituangkan pasir dari atas saja) * V1
9

2. Keluarkan pasir dari gelas ukur sampai bersih pasir tersebut agar
gampang ditampung jangan sampai ada yang tercecer.
3. Isi gelas ukur tersebut dengan air bagian
4. Masukkan pasir kembali kedalam gelas ukur sedikit demi sedikit
sambil diaduk, diamkan 4 s/d 8 jam ukur volume pasir didalam air
tersebut *V2
Perhitungan :
2.6.6

V 1V 2
V2

x 100%

Tabel pengamatan
Percobaan no
Volume pasir awal
Volume pasir dalam air
Bulking/volume udara

I
300 ml
295 ml
1.69

2.7 Test Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur dengan Cara Basah


2.7.1 Tujuan percobaan
Menentukan banyaknya kadar lumpur dalam pasir
2.7.2 Peralatan yang digunakan
- Botol / gelas ukur yang bening 500cc
- penggaris
2.7.3 Bahan yang diperlukan
- Pasir asli dan Air
2.7.4 Teori
2.7.5 Prosedur percobaan
- Gelas ukur diisi pasir dengan tinggi setengah bagian dari tinggi
-

2.7.6

gelas ukur
Isikan air kedalam gelas ukur hingga hampir penuh dan ditutup rapat
kemudian dikocok-kocok selanjutnya diamkan selama 24 jam
Ukur tinggi endapan lumpur dan ukur pula tinggi endapan pasir.
Tinggi endapan lumpur
Perhitungan : Tinggi endapan pasir x 100%

Tabel pengamatan
Percobaan no
Tinggi lumpur
Tinggi pasir
Kadar lumpur

I
14
300
4.67

2.8 Test Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur dengan Cara Kering(ASTM C11776)
2.8.1

Tujuan percobaan
Mengetahui kadar lumpur pasir

10

2.8.2

2.8.3
2.8.4
2.8.5

Peralatan yang digunakan


- Timbangan analitis 2600 gram
- Saringan 0,063 mm
- Oven
- Nampan
Bahan yang diperlukan
- Pasir kering oven
- Air
Teori
Prosedur percobaan
1. Timbang pasir kering oven sebanyak 1000 gram
2. Pasir dicuci hingga bersih, yaitu dengan menaruh pasir di dalam
wadah yang terisi air kemudian diremas-remas hingga terlihat keruh.
3. Air cucian di saring dengan saringan 0,063 mm hingga habis. Matrial
yang tertahan diatas saringan dikembalikan kewadah pasir lagi. Cuci
pasir tersebut dengan air berulang kali hingga airnya kelihatan jernih.
4. Pasir yang telah dicuci dipindahkan ke nampan kemudian dioven
dengan suhu 110o+ 5o C selama 24 jam
5. Keluarkan pasir dari dalam oven setelah dingin ditimbang

Perhitungan:

Berat pasir sebelum dicuciBerat pasir setelah dicuci


Berat pasir sebelum dicuci

100%
2.8.6

Tabel pengamatan
Percobaan no
Berat tempat
Berat tempat + pasir kering
Berat tempat + psr brsh krng
Kadar lumpur

I
193.2
693.2
691
0.44

BAB 3
KERIKIL
3.1 Percobaan Analisa Saringan Kerikil (ASTM C136-76)
3.1.1 Tujuan percobaan
Menentukan distribusi ukuran butir/ gradasi pasir.
3.1.2 Peralatan yang digunakan
- Timbangan kapasitas 25 kg

11

3.1.3
3.1.4
3.1.5

Satu set ayakan ASTM dengan diameter : # 1,5 ,# , dan # 3/8

bila perlu # 4,75 mm dan # 2,38 mm.


Bahan yang diperlukan
- Kerikil/ batu pecah dalam keadaan kering oven
Teori
Prosedur percobaan
1. Timbang kerikil dengan ketentuan sebagai berikut :

Berat agregat minimum


maxsimum

8 kg

12 kg

1,5

16 kg

20 kg

2,5

25 kg

2. Masukkan kerikil dalam ayakan dengan ukuran saringan yang besar


terletak diatas.
3. Goyang-goyangkan / diayun-ayunkan saringan tersebut satu persatu
dan bawahnya diberi wadah untuk menampung kerikil yang lolos
sampai tidak ada kerikil yang lolos lagi.
4. Timbang kerikil yang tertahan diatas masing-masing ayakan
Berat kerikil tertahan
Prosentase pasir yang tertahan =
Berat kerikil mulamula

100%

3.1.6

Tabel pengamatan
Berat tempat = 379 gr
Berat tempat + kerikil = 10379 gr

Saringan

Tinggal pada Saringan

% Kumulatif

No.

mm

Tempat + kirikil

kerikil

Tinggal

lolos

3/8
4
8

38,10
19,10
9,50
4,76
2,38

10308
6985
3505
424
308.5

10000
6677
31979
116
0.59
9.9905

100
66.77
31.97
1.16
0.05
99.95

0.00
33.23
34.84
30.81
1.155

100
66.77
31.93
1.12
0.00

Jumlah

12

3.2 Percobaan Kelembaban Kerikil (ASTM C556-71)


3.2.1 Tujuan percobaan
Untuk mengetahui/ menentukan kandungan air dari kerikil asli.
3.2.2 Peralatan yang digunakan
- Timbangan analisa kapasitas 2600 gram
- Oven
- Pan
3.2.3 Bahan yang diperlukan
kerikil dalam keadaan asli
3.2.4 Teori
3.2.5 Prosedur percobaan
1. Kerikil dalam keadaan asli ditimbang beratnya 500 gram.
2. Kerikil dimasukkan oven selama 24 jam dengan temperatur 110o + 5o
C.
3. Keluarkan kerikil dari oven, setelah dingin kerikil ditimbang.
Berat kerikil basahberat kerikil kering oven
Perhitungan =
berat kerikil kering oven

3.2.6

100%
Tabel pengamatan

Percobaan no
Berat tempat
Berat tempat + kerikil asli
Berat tempat + kerikil oven
Kelembaban kerikil

1
107.5
1107.5
1102
0.553

2
105
1105
1102.5
0.251

3.3 Percobaan Berat Jenis Kerikil (ASTM C128-73)


3.3.1 Tujuan percobaan
Menentukan berat jenis kerikil dalam keadaan SSD.
3.3.2 Peralatan yang digunakan
- Timbangan kapasitas 20 kg yang dilengkapi dengan alat penggantung
-

keranjang
Kain lap
Keranjang kawat
Nampan
Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk
pemeriksaan. Tempat air ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga

3.3.3
3.3.4
3.3.5

permukaan air selalu tetap.


Bahan yang diperlukan
Kerikil dalam keadaan SSD
Teori
Prosedur percobaan

13

1. Ambil kerikil yang telah diremdam selama 24 jam kemudian kerikil/


batu pecah tersebut dilap dengan kain satu persatu sehingga kering
permukaannya.
2. Timbang kerikil/ batu pecah yang sudah di lap seberat 3000 gram.
(berat bersih)
3. Timbang keranjang kawat didalam air dengan cara menggantungkan
ditempat gantungan tempat air.
4. Masukkan kerikil/ batu pecah SSD (3000 gram) kedalam keranjang
kawat, timbang keranjang + kerikil dengan cara menggantungkan
keranjang ditempat gantungan tempat air.
Perhitungan:
3000
3000( berat keranjang+kerikil dalam air )( berat kerancang dalam air)

3.3.6

Tabel pengamatan
Percobaan no
Berat keranjang
Berat keranjang + kerikil SSD
Berat keranjang + kerikil + air
Berat keranjang dalam air
Berat jenis kerikil

I
991
3991
2684
849
2.58

3.4 Percobaan Air Resapan Kerikil (ASTM C128)


3.4.1 Tujuan percobaan
Menentukan kadar air resapan kerikil
3.4.2 Peralatan yang digunakan
- Timbangan kapasitas 20 kg
- Oven
- Nampan
3.4.3 Bahan yang diperlukan
Kerikil pada kondisi SSD
3.4.4 Teori
3.4.5 Prosedur percobaan
1. Timbang kerikil kondisi SSD 3000 gram. (berat bersih)
2. Masukkan kerikil tersebut kedalam oven yang bertemperatur 110o +
5oC selama 24 jam.(sampai kering)
3. Keluarkan kerikil dari oven setelah dingin ditimbang.
3000Berat kerikil kering oven
Perhitungan :
x 100%
Berat kerikil kering oven

14

3.4.6

Tabel pengamatan
Percobaan no
Berat tempat
Berat tempat + kerikil SSD
Berat tempat + kerikil oven
Kadar air resapan

I
368.5
3368.5
3292.5
2.59

3.5 Percobaan Berat Volume Kerikil (ASTM C29-78)


3.5.1 Tujuan percobaan
Menentukan berat volume kerikil baik dalam keadaan lepas maupun
3.5.2

3.5.3
3.5.4
3.5.5

padat.
Peralatan yang digunakan
- Timbangan
- Takaran berbentuk silinder dengan volume 10 liter
- Alat perojok dari besi dengan diamter 16 mm, panjang 60 cm
- Wadah
Bahan yang diperlukan
Kerikil/ batu pecah dalam keadaan kering oven
Teori
Prosedur percobaan
1. Tanpa rojokan
1.1 selinder dalam keadaan kering ditimbang dan ukur tinggi &
diameternya.
1.2 Isi selinder dengan kerikil kering dan permukaan diratakan.(cara
pengisiannya dengan dituangkan saja)
1.3 Timbang selinder berisi kerikil tersebut.
2. Dengan rojokan
2.1 Timbang selinder dalam keadaan kering dan bersih serta ukur
tinggi dan diameternya.
2.2 Isi selinder 1/3 bagian tingginya dan dirojok 25 kali demikian
hingga penuh dan tiap bagian dirojok 25 kali. Khusus untuk
lapisan terakhir ketinggian kerikil harus melebihi tinggi selinder.
2.5 Ratakan permukaan kerikil dengan tinggi selinder dan timbang.
Perhitungan :

Berat selinder +kerikilBerat selinder


Volume selinder

15

3.5.6

Tabel pengamatan
Keterangan
Percobaan no
Berat silinder
O ; /H ; silinder
Volume silinder
Berat silinder + kerikil
Berat kerikil
Berat/ volume(kg/m3)

Dengan rojokan
I
5660
h=25.5 ; d =15.5
4809.20
12288
6628
1.37

Tanpa rojokan
II
5660
h=25.5 ; d =15.5
4809.20
11528
5868
1.22

3.6 Test Kebersihan Kerikil Terhadap Lumpur dengan Cara Kering (ASTM
C117-76)
3.6.1 Tujuan percobaan
Mengetahui kadar lumpur kerikil
3.6.2 Peralatan yang digunakan
- Timbangan analitis 2600 gram
- Saringan 0,063 mm
- Oven
- Nampan
3.6.3 Bahan yang diperlukan
- Kerikil kering oven
- Air
3.6.4 Teori
3.6.5 Prosedur percobaan
1. Timbang kerikil kering oven sebanyak 500 gram
2. Kerikil dicuci hingga bersih, yaitu dengan menaruh kerikil di dalam
wadah yang terisi air kemudian diremas-remas hingga terlihat keruh.
3. Air cucian di saring dengan saringan 0,063 mm hingga habis. Matrial
yang tertahan diatas saringan dikembalikan kewadah kerikil lagi.
Cuci kerikil tersebut dengan air berulang kali hingga airnya kelihatan
jernih.
4. kerikil yang telah dicuci dipindahkan ke nampan kemudian dioven
dengan suhu 110o+ 5o C selama 24 jam.
5. Keluarkan kerikil dari dalam oven setelah dingin ditimbang
Perhitungan:
Berat kerikil sebelum dicuciBerat kerikil setelah dicuci
Berat kerikil sebelum dicuci
3.6.6

Tabel pengamatan

16

x 100%

Percobaan no
Berat tempat
Berat tempat + kerikil kering
Berat tempat + kerikil bersih kering
Kadar lumpur

I
98.9
1098.9
1093.84
0.51

3.7 Percobaan Keausan Kerikil (ASTM C131-76)


3.7.1 Tujuan percobaan
Menentukan presentase keausan dari kerikil dengan mesin Los Angeles
3.7.2 Peralatan yang digunakan
- Mesin Los Angeles
- Bola baja 12 buah
- Ayakan no. 12; #38,2 mm; # 25,4 mm; # 19,0 mm; #12,7 mm; # 9,5

3.7.3

mm
- Timbangan kapasitas 20 kg
- Nampan
- Palu/ pemecah batu
Bahan yang diperlukan
- Kerikil dalam keadaan kering oven sebanyak 5000 gram dengan
gradasi sebagai berikut :
Ukuran saringan
Lewat Tertahan
(mm)
76,2
63,5
50,8

(mm)
63,5
50,8
38,1

38,1

25,4

25,4

19,05

19,05

12,7

12,7

9,51

9,51
6,35
6,35
4,73
4,75
2,36
Jumlah bola
Jumlah putaran

3.7.4
3.7.5

Berat dan gradasi benda uji (gram)


A

2500
2500
5000

5000

125

5000

0
125
0
125
0
125
0

5000
5000

2500
2500
2500
2500

12
500

11
500

8
500

5000
6
500

12
1000

12
1000

12
1000

Teori
Prosedur
1. Buatlah benda uji sesuai dengan gradasi dan beratnya pilih satu
gradasi saja.
2. Masukkan benda uji beserta bola bajanya sesuai dengan tabel diatas
3. Putar mesin Los Angeles sesuai daftar diatas

17

4. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian


saring dengan saringan no.12. Butiran yang tertahan diatas saringan
no.12 dicuci bersih, selanjutnya dimasukkan dalam oven dengan suhu
110o + 5o C selama 24 jam.
5. Keluarkan kerikil dari oven setelah dingin ditimbang.
Perhitungan :
stl dioven

Berat kerikil semulaberat kerikil tertahan ayakan no .12 x 100%

3.7.6

Tabel pengamatan
Percobaan no
Berat tempat
Berat tempat + kerikil awal
Berat tempat + kerikil akhir
Keausan

I
364.9
5364.9
3515
29.7

BAB 4
CAMPURAN BETON (MIX DESIGN)

4.1 Pembuatan Campuran Beton (ASTM C192-76)


4.1.1 Tujuan
Membuat campuran beton berdasarkan analisa agregat dan semen dari
4.1.2

percobaan terdahulu.
Peralatan yang digunakan
- Timbangan kapasitas 100 kg
- Takaran tanah
- Ember
- Cetok
- Molen
- Bak tempat adonan
18

4.1.3

4.1.4
4.1.5

Bahan yang diperlukan


- Semen portland jenis 1
- Pasir
- Kerikil
- Air
Teori
Prosedur
1. Siapkan semua bahan yang diperlukan.
2. Molen diisi dengan air secukupnya (sekedar membasahi molen
3.
4.
5.
6.

tersebut).
Masukkan seluruh kerikil dan masukkan bagian dari jumlah airnya.
Setelah semua kerikil sudah terbasahi dengan rata masukkan semen.
Setelah semennya sudah menempel rata pada kerikil masukkan pasir.
Adonan beton dalam molen harap diperiksa apakah airnya sudah

cukup atau kurang, apabila kurang masukkan airnya.


7. Setelah campuran beton sudah homogen (3-5 menit) campuran beton
tersebut dapat dikeluarkan dari molen dan ditampung di bak tempat
adonan.
4.2 Berat Volume Beton Segar (ASTM C 138-77)
4.2.1 Tujuan
Untuk mengetahui berat volume beton segar
4.2.2 Peralatan yang digunakan
- Takaran dengan volume 10 liter
- Alat perojok
- Cetok
- Timbangan kapasitas 100 kg
4.2.3 Bahan yang diperlukan
- Beton segar
4.2.4 Teori
4.2.5 Prosedur
1. Timbangan takaran dan ukuran tinggi dan diameternya.
2. Masukkan campuran beton yang sudah homogen kedalam takaran
tersebut.
3. Cara masukkan :
Takaran diisi adonan 1/3 bagian dan dirojok 25 kali, demikian
hingga penuh setiap 1/3 bagian dilakukan perojokan 25 kali.
4. Ratakan adonan beton dengan permukaan takaran lalu timbang.
Perhitungan : Berat beton dalam takaran
Volume takaran
4.2.6

Tabel pengamatan
Percobaan no
Berat Kubus
O ; / H ; Kubus

1
13.9
B ; L ; T = 15 cm

19

2
14
B ; L ; T = 15 cm

Berat Kubus +
Beton segar
Volume Kubus
Berat Volume
Beton

23
3375

22.3
3375

2.69

2.46

4.3 Percobaan Slump Test (ASTM C 143-78)


4.3.1 Tujuan
Untuk mengukur workability (kemampuan dikerjakan) dari campuran
4.3.2

4.3.3
4.3.4
4.3.5

beton dan memperoleh keseragaman pemakaian air.


Peralatan yang digunakan
- Tabung kerucut besi (tabung abraham)
- Alat perojok diameter 16 mm panjang 60 cm
- Mistar
- Plat baja
Bahan yang diperlukan
- Beton segar
Teori
Prosedur
1. Kerucut dibasahi bagian dalamnya disiapkan di atas baja.
2. Beton dimasukkan dalam kerucut secara bertahap, 1/3 bagian I, II,
dan III setiap dirojok 25 kali, khusus lapis pertama perojokannya
jangan sampai menembus dasar plat baja.
3. Setelah penuh beton diratakan dengan permukaan kerucut tersebut.
4. Ukur tinggi kerucut sebagai tinggi awal dari beton.
5. Angkat kerucut pelan-pelan secara vertikal tanpa gaya horisontal dan
torsi, kita biarkan selama 30 detik.
6. Ukur tinggi beton setelah diambil kerucutnya sebagai tinggi akhir.

4.3.6

Tabel pengamatan
Percobaan no
Tinggi awal
Tinggi akhir
Nilai slump

1
30.5
24.4
6.1

2
30.5
26
4.5

Nilai Slump adalah perbedaan tinggi dari suatu adukan dalam cetakan
berbentuk kerucut terpancung dengan tinggi sesudah cetakan di ambil.
4.4 Percobaan Mencetak Kubus Beton (ASTM C 192-76)
4.4.1 Tujuan
Untuk kubus/ selinder benda uji yang selanjutnya untuk mengevaluasi
mutu beton yang telah direncanakan.

20

4.4.2

4.4.3
4.4.4
4.4.5

Peralatan yang digunakan


- Cetakan beton berbentuk kubus/ selinder
- Alat perojok diameter 16 mm panjang 60 cm
- Sikat baja
- Kunci pas
- Kapi
- Kuas + solar/oli
Bahan yang diperlukan
- Beton segar hasil campuran yang direncanakan
Teori
Prosedur
1. Cetakan dibersihkan dan baut penguncinya dikerasi supaya air semen
tidak keluar.
2. Cetakan bagian dalam agar diolesi oli/ solar sampai merata biar
memudahkan waktu pelepasannya.
3. Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap-tiap lapis
dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata. Pada saat
melakukan perojokan lapis pertama, tongkat perojok tidak boleh
sampai mengenai dasar cetakan.
4. Setelah selesai melakukan perojokan ketuk-ketukkan sisi cetakan
perlahan-lahan sampai rongga bekas tusukan tertutup.
5. Ratakan permukaan beton dengan permukaan cetakan.
6. Taruhlah cetakan yang sudah berisi beton tersebut ditempat yang
betul-betul rata dan bebas dari getaran.
7. Tutuplah dengan karung lembab dan diamkan beton tersebut di dalam
cetakan selama 24 jam.
8. Setelah 24 jam, bukanlah cetakan dan keluarkan benda ujinya.
9. Berilah tanda biar jangan keliru dengan benda uji yang lain.
10. Rendamlah benda uji tersebut dalam bak perendaman berisi air yang
tersedia untuk pematangan (curing), selama waktu dikehendaki.
11. Untuk beton biasa perendaman maximum selama 14 hari

4.5 Test Kekuatan Tekan Hancur


4.5.1 Tujuan
Untuk mengetahui kekuatan tekan hancur beton terhadap pembebanan.
4.5.2 Peralatan yang digunakan
- Timbangan
- Mesin test tekan
4.5.3 Bahan yang diperlukan
- Kubus/ selinder beton yang sudah direndam
4.5.4 Teori
4.5.5 Prosedur

21

1. Test kekuatan tekan hancur dilakukan saat benda uji berukur : 7, 14,
21, dan 28 hari.
2. Timbang masing-masing benda uji.
3. Letakkan benda uji pada alat tekan dan pilih permukaan yang rata
sebagai bidang yang akan dibebani (khusus untuk kubus).
4. Gerakkan handel ke kanan dan tekan tombol penggerak (selama
pengetesan tombol tidak boleh dilepas), sebab kalau dilepas mesin
tekan akan mati.
5. Untuk menghentikan pengetesan :
5.1 jika benda uji sudah kelihatan cacat / retak baca jarum
manometernya.
5.2 Jika jarum manometer sudah berhenti dalam keadaan tekan.
6. Catat jarum manometer di atas yang lebih dahulu terpenuhi.
7. Untuk mengambil benda uji dari alat tekan gerakkan handel kekiri
dan tekannlah tombol penggeraknya.

4.6 Test Kekuatan Beton dengan Hammer (ASTM C 805-79)


4.6.1 Tujuan
Untuk mengetahui kekuatan beton dengan persyaratan yang lebih ringan.
4.6.2 Peralatan yang digunakan
- Hammer test
4.6.3 Bahan yang diperlukan
- Kubus/ selinder beton yang sudah berumur 28 hari
4.6.4 Teori
4.6.5 Prosedur
1. Tes hammer dilakukan dua kali, yaitu dalam arah vertikal dan
horisontal.
1.1 Test cara vertikal
- Kubus/ selinder beton ditaruh dilantai yang datar dan rata
pengetesan dari atas tegak lurus dari posisi benda ujinya.
1.2 Test cara horisontal
- Kubus/ selinder beton ditaruh di alat mesin hidrolis dan
ditekan dengan kekuatan 2 ton supaya waktu ditest hammer
tidak goyang, pengetesan dari samping dengan posisi sedut
90o.

22

2. Catat angka (R) pada alat hammer test dan baca tegangan benda uji
sesuai dengan petunjuk alatnya.

Tabel pengamatan Kuat Tekan Beton


Tanggal test

Umur

7 Hari

23 Oktober 2014

14 Hari

Beban
(ton)
32.5
31.5
43.5
24.5
35.5
38
43.5
43
28
44
42
45
36
52.5
62.5
70
51.5
66.5
51
76.5

bk
(Kg/cm)
222.22
215.38
297.44
167.52
242.74
259.83
219.69
217.17
141.41
222.22
212.12
227.27
181.82
233.33
277.78
311.11
228.89
295.56
226.67
340.00

Hammer Test
TES HAMMER HANYA
BERLAKU UNTUK BETON
UMUR 28 HARI

16 Oktober 2014

Berat
(ton)
8.1
8.3
8
8.1
8.2
8.1
8.2
8.2
8.4
8.3
8.1
8.2
8
8
8
7.8
7.8
8.1
7.7
8

R1
32
30
29
30
38
29
32

konvers
341.88
331.35
457.60
257.72
373.45
399.74
337.98
246.78
160.69
252.52
241.05
258.26
206.61
233.33
277.78
311.11
228.89
295.56
226.67
340.00

R2
1
2
31
142.8 265.2
32
326.4 448.4
28
265.2 367.2
06 November 2014
28 Hari
31
346.8 265.2
44
326.4 265.2
28
234.6 570.8
30
326.4 224.4
bk = P/A dimana P = m.g
Keterangan
bk =kuat tekan beton(Mpa), P = berat beban (N), A = luas permukaan benda uji (mm2), m = massa beban (kg), g = gravitasi bumi (10

23

DAFTAR ISIAN (FORMULIR) RANCANGAN


CAMPURAN BETON SECARA DOE
N
o
1
2
3
4

URAIAN

Kekuatan tekan karakteristik


Deviasi standard
Nilai tambah (Margin)
Kekuatan rata-rata yang hendak
di capai
Jenis semen
Jenis agregat : kasar :
Halus :
Factor air semen

Faktor air semen maximum

Slump

10

Ukuran agregat maksimum

11

Kadar air bebas

12

Kadar semen

13
14
15
16

18

Kadar semen maximum


Kadar semen minimum
Factor semen yang disesuaikan
Susunan besar butir agregat
halus
Persen bahan lebih halus dari 4.8
mm
Berat jenis relatif agregat SSD

19
20
21
22

Berat jenis beton


Berat agregat gabungan
Berat agregat halus
Berat agregat kasar

5
6

17

Table/grafik
perhitungan
Ditetapkan
Diketahui /PBI
1+3
Ditetapkan

Table 5.1
Grafik 5.2
Ditetapkan/PB
I
Ditetapkan/PB
I
Ditetapkan/PB
I
Table 5.3
faktor suhu
Slump
divinitip
11:7
11:8
Ditetapkan
Ditetapkan

Nilai
250 kg/cm2 pada 28 hari bag. Cacat 5%
60 kg/cm2/tanpa data
(K =1.64) 1.64 x 60= 98.4 kg/cm2
250 + 98.4 = 348.4 kg/cm2
Semen normal S 550
Batu pecah (buatan)
Pasir (alami)
0.6 ( diambil nilai yang terendah)
0.6
70 mm
40 mm
185
7o
-8
Dijumlahkan 184 kg/m3
184 : 0.6= 306.67 Kg/m3

Grafik 5.4

275 kg/m3
25%
Daerah (zone) susunan butir =4

Grafik 5.5

25 %

Grafik 5.6
19-12-11

(2.738 x 0.35) + (2.57 x 0.65) = 0.958


+1.67 = 2.628
2450 kg/m3
2450 306.67 - 184 = 1959.33 kg/m3
1959.33x 0.35 = 685.76 kg/m3
1959.33 x 0.65 = 1273.57 kg/m3

24

Banyaknya bahan

Semen (kg)

Air (kg)

Pasir (kg)

Kerikil (kg)

Tiap campuran uji 1m3 kondisi SSD

306.67

184

685.76

1273.56

306.67

219.55

677.54

1246.23

24.84

17.78

54.88

100.945

6.21

4.445

13.72

25.25

Campuran yang disesuaikan dengan


kondisi material asli
Campuran yang di sesuaikan dengan
volume yang diperlukan
Campuran yang di sesuaikan dengan
kapasitas molennya

Banyaknya bahan
Tiap campuran uji 1m3 kondisi
SSD
Campuran yang disesuaikan
dengan kondisi material asli
Campuran yang di sesuaikan
dengan volume yang diperlukan
Campuran yang di sesuaikan
dengan kapasitas molennya

Semen (kg)

Air (kg)

Pasir (kg)

Kerikil (kg)

Perbandingan

13

28

51

13

27

50

11

20

13

25

Perhitungan volume dari setiap berat bahan


Bahan

Volume

Rumus

Semen

306.67
3.15 x 1000

Air

184
1000

Pasir

685.76
2.64 x 1000

= 0.259

Berat bahan/SG x
1000

Kerikil

1273.56
2.68 x 1000

= 0.475

Berat bahan/SG x
1000

Udara

= 0.097
= 0.184

Berat bahan/SGC x
1000
Berat bahan/1000

1% = 0.01

Keterangan :

Ukuran terbesar agregat kasar yang akan digunakan = 40mm


Specific gravity dari agregat kasar = 2.68
Specific gravity dari agregat halus = 2.64
Specific gravity cement = 3.15
Dry rodded unit weight (berat satuan agregat kering)1200kg/m 3
Fineness modulus (modulus kehalusan agregat halus) 3.87
WC ratio(faktor air semen)untuk tekan beton rencana 25 Mpa =
0.6

Ukuran Kotak untuk takaran :

25

Tinggi

: 15 cm = 0.15m

Lebar

: 35 cm = 0.35m

Panjang

: 40 cm = 0.40m

Volume kotak

: 0.15 x 0.35 x 0.40 = 0.021 m3

Jadi perbandingan campuran material beton dengan meggunakan


kotak :
a.
b.
c.
d.

Semen
Air
Pasir
Kerikil

Bahan
Kotak

: 0.097/0.021 = 4.62 dibulatkan jadi 5 kotak


: 0.184/0.021 = 8.76 dibulatkan jadi 9 kotak
: 0.259/0.021 = 12.33 dibulatkan jadi 12 kotak
: 0.475/0.021 = 22.62 dibulatkan jadi 23 kotak
Semen
5

Air
9

35cm

40cm

15cm

Skala 1 : 10

26

pasir
12

kerikil
23

Pembuatan kotak takaran berdasarkan berat jenis bahan pencampur


beton

Berat
Berat
Berat
Berat

jenis
jenis
jenis
jenis

semen 3100 kg/m3


pasir 1400 kg/m3
kerikil 1800kg/m3
air 1000 kg/m3

Jadi volume untuk setiap bahan pencampur beton


Bahan

Semen

Air

pasir

kerikil

Volume

306.67
=0.098 m
3100

184
=0.184 m
1000

685.76
=0.489 m
1400

1273.56
=0.708 m
1800

Ukuran Kotak untuk takaran :


Tinggi

: 15 cm = 0.15m

Lebar

: 35 cm = 0.35m

Panjang

: 40 cm = 0.40m

Volume kotak

: 0.15 x 0.35 x 0.40 = 0.021 m3

Jadi perbandingan campuran material beton dengan meggunakan


kotak :
a.
b.
c.
d.

Semen
Air
Pasir
Kerikil

bahan
kotak

: 0.098/0.021 = 4.67 dibulatkan jadi 5 kotak


: 0.184/0.021 = 8.76 dibulatkan jadi 9 kotak
: 0.489/0.021 = 23.28 dibulatkan jadi 23 kotak
: 0.708/0.021 = 33.71 dibulatkan jadi 34 kotak
Semen
5

air
9
35cm

40cm

15cm

27

pasir
12

kerikil
23

Skala 1 : 10

Pemeriksaan mutu beton dan mutu pelaksanaan


Mutu pelaksanaan di ukur dengan DEVIASI STANDAR (s)

Rumus :

s=

( fb' fcr ' ) 2

N1

Dimana :
S

: Deviasi Standar

fc

: kekuatan beton dari masing benda uji

fb

: kekuatan beton umur 28 hari

fcr

: kekuatan tekan beton rata-rata, menurut rumus :


N

fb'
fcr '=

: jumlah seluruh pemeriksaan yang diambil minimum 20 buah

Hubungan antara tegangan beton karakteristik dengan kekuatan tekan beton


dinyatakan oleh rumus :
fc = fcr 1.64 s
untuk mendapat kekuatan tekan rencana beton dengan menetapkan lebih dahulu
kekuatan rencana rata-rata dengan mengasumsikan nilai deviasi standar (s)
kemudian di masukan kedalam rumus :
fcr = fc + 1.64 s
perhitungan :

20

s=

( 5779288.95 ) 2

201
s=24.039 kg/cm2

28

Hubungan antara tegangan beton karakteristik dengan kekuatan tekan beton :


fc = 288.95 1.64 (24.039)
fc = 249.526 kg/cm2
kekuatan tekan rencana beton rata-rata : fcr = 249.526 + 1.64 (24.039)
fcr = 288.95 kg/cm2
Tambahan !!
Dalam pelaksanaan di lapangan(trial mix)adukan beton
tergantung pada kapasitas molen/pengaduk.umumnya kapasitas
molen ukuran sedang 0.03m3 sehingga berat setiap adukan
beton:
1. Semen
=
9.2 kg.m3
2. Air
= 5.52 kg.m3
3. Agregat halus
= 20.57 kg.m3
4. Agregat kasar
= 38.21 kg.m3
WC ratio(faktor air semen) : perbandingan antara berat air dengan berat semen
SSD(Saturated Surface Dry) : banyaknya air yang mampu di serap oleh agregat
pada kondisi jenuh permukaan kering(JPK) atau agregat yang bagian luarnya
kelihatan kering tetapi dalamnya basah

bm adalah kuat tekan beton rata-rata dari 20 kubus uji = 288.95 kg/cm2
bk adalah kuat tekan beton karakteristik = 249.526 kg/cm2

29

30

Anda mungkin juga menyukai