Anda di halaman 1dari 43

PENGKERASA

N
JALAN RAYA
Meet Our Extended
Team

INDAH PUSPITA D. DEWI AGUSTIN HASBIA DARMA M. ARDIANSYAH


(F1G221043) (F1G221016) (F1G221034) (F1G221002)

SHANDRA S. A. M.ILHAM AIDIL ADITHEA R.


M. TEGUH S.(F1G221004) (F1G221038 (F1G221020) (F1G221076)
FARHAN W. N.(F1G221023)
Penetrasi
Bitumen
Penetrasi merupakan suatu
pengujian yang sangat penting itu
dikarenakan penetrasi dapat menunjukan
mutu suatu aspal. Penetrasi adalah
masuknya jarum penetrasi kedalam
permukaan aspal dalam waktu 5 detik
dengan beban 100gram pada suhu 25˚C
(SNI 06-2456-1991).
Alat dan Bahan

Aspal keras Air (Aquades) Alat penetrasi

Cawan Waterbath Wadah air Termometer


Prosedur Pengujian
• Panaskan bitumen keras perlahan-lahan serta aduklah
hingga cukup cair sampai suhu 110°c.
• Setelah bitumen cair merata dengan suhu 110°c,
tuangkan kedalam tempat cawan dan diamkan hingga
dingin pada suhu ruangan selama 1 jam.
• Masukkan mould kedalam wadah berisi air dan
posisikan dibawah alat penetrasi.
• Kemudian letakkan benda uji ke dalam water bath
dengan suhu 250C selama 1 jam.
• Menurunkan jarum perlahan-lahan hingga jarum
tersebut menyentuh permukaan benda uji dengan jarak
jarum 1 cm dari tepi dinding cawan.
• Setelah itu tekan tombol start, lalu lakukan pembacaan
saat alat penetrasi berhenti dengan jangka waktu (5 ±
0,1) detik.
Hasil Percobaan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapat


bahwa nilai penetrasi diperoleh dari uji penetrasi
menggunakan alat penetrometer, nilai penetrasi yang
diperoleh yaitu 55,68 mm berada pada nilai rentang 50 – 149
mm sehingga nilai toleransinya adalah 4.
Aspal Garam

Air

Sabun Waterbath

Mesin Daktilitas

Termometer Cetakan (Mould)


Analisis data
Daktilitas pada suhu 250C per 5 menit Daktilitas pada suhu 250C per 5 menit

I 122 cm I
Pengamatan Pengamatan
II 122 cm II

Rata-rata 122 cm Rata-rata


Pemeriksaan Berat
Jenis Bitumen
Berat jenis bitumen adalah perbandingan
antara berat bitumen terhadap air suling pada
suhu tertentu dengan volume yang sama.
Perbandingan antara berat jenis bitumen padat
dan berat air suling dengan isi yang sama pada
suhu 25°C atau 15,6°C.
Alat dan Bahan

Aspal keras Air (Aquades) Piknometer

Waterbath Timbangan Es batu


Prosedur Pengujian
• Bersihkan dan keringkan alat piknometer. Isi
piknometer dengan air kemuduan ditimbang
• Timbang berat kosong piknometer
• Panaskan bitumen dengan suhu 110.
• Tuang bitumen kedalam piknometer sebanyak ¾
• Rendam dengan waterbath selama 30 menit. Diamkan
piknometer berisi bitumen selama 30 menit.
• Masukan air kedalam picnometer kemudian timbang.
• Keringkan kemudian timbang piknometer berisi aspal.
Hasil Percobaan
Setelah melakukan pengujian berat jenis
bitumen didapatkan hasil bahwa nilai berat jenis
pada sampel piknometer 24 ml sebesar 0,903
gram/ml memenuhi standarisasi spesifikasi
berdasarkan SNI 06-2441-1991.
Hasil Percobaan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapat


bahwa nilai penetrasi diperoleh dari uji penetrasi
menggunakan alat penetrometer, nilai penetrasi yang
diperoleh yaitu 55,68 mm berada pada nilai rentang 50 – 149
mm sehingga nilai toleransinya adalah 4.
Pemeriksaan Analisis
Saringan
Analisis saringan agregat adalah suatu
kegiatan analisis yang digunakan untuk
menentukan presentase berat butiran agregat
yang lolos dalam suatu set saringan, yang angka
dari nilai persentase kumulait digambarkan pada
grafik pembagian butir.
Alat dan Bahan

Agregat kasar 1.1 Agregat kasar 1.2 Abu batu Pasir

Set saringan Kompor Timbangan Talam Kuas


Prosedur Pengujian
• Siapkan abu batu lolos saringan No.4 sebanyak 1100
gram.
• Cuci dan rendam selama ± 24 jam.
• Saring menggunakan satu set saringan
(4,8,16,30,50,100,200, dan Pan).
• Timbang agregat yang telah di keringkan dan dicuci
sebanyak 1100 gram.
• Timbang berat tertahan agregat tiap saringan.

Penyiapan bahan dan Prosedur Agregat Halus (Pasir)


Prosedur Pengujian
• Siapkan agregat kasar yang tertahan saringan No.4.
• Bersihkan (cuci) agregat sampai bersih.
• Keringkan agregat yang telah dicuci
• Timbang agregat sebanyak 5000 gram
• Saring agregat menggunakan satu set saringan yang
telah ditentukan
• Timbang berat tertahan agregat tiap saringan

Penyiapan bahan dan Prosedur Agregat Kasar


Hasil Percobaan
Hasil Percobaan
Hasil Percobaan
Analisis saringan agregat kasar (batu pecah 1.2) Pada pelaksanaan analisis saringan batu pecah 1.2, didapat gradasi
agregat yang masuk spesifikasi batas atas dan bawah yaitu hanya pada saringan 1” dan 3/4”, selebihnya keluar dari
spesifikasi.
Analisis saringan agregat kasar (batu pecah 1.1) Pada pelaksanaan analisis saringan batu pecah 1.1, didapat gradasi
agregat yang masuk spesifikasi batas atas dan bawah yaitu hanya pada saringan 1” selebihnya keluar dari spesifikasi.
Analisis saringan agregat halus (abu batu) Pada pelaksanaan abu batu, didapat gradasi agregat yang masuk
spesifikasi batas atas dan bawah yaitu hanya pada saringan 3/8”, No.4, No.8, No.16, No.30 selebihnya keluar dari
spesifikasi.
Analisis saringan agregat halus (pasir) Pada pelaksanaan analisis saringan pasir, didapat gradasi agregat yang masuk
spesifikasi batas atas dan bawah yaitu hanya pada saringan 3/8”, No.4, No.8, No.16, dan No.50, selebihnya keluar dari
spesifikasi.
Setelah dikombinasikan, didapat persentase data dari setiap agregat, sebagai berikut:
• Agregat kasar (1.2) 31%.
• Agregat kasar (1.1) 27%.
• Agregat abu batu 25%.
• Agregat halus 15%.
• Filler 2%.
Pemeriksaan Berat Jenis
Bitumen
Berat jenis merupakan suatu nilai
perbandingan antara massa dan volume
dari sustu agregat. Sedangkan penyerapan
berarti tingkat atau kemampuan suatu
bahan untuk menyerap air. PrSNI-1969-
2016osedur pelaksanaan percobaan pemeriksaan
berat jenis dan penyerapan agregat kasar yaitu
berdasarkan AASHTO T-85-74, ASTM G-127-
68, dan SNI-.
Alat dan Bahan

Benda Uji Timbangan Keranjang Besi Wadah Air

Kompor Wadah Baskom Lap


Prosedur Pengujian
• Siapkan benda uji agregat kasar dengan menyaring
benda uji menggunakan saringan no.4
• Timbang agregat kasar sebanyak 5000 gram dengan
dua ukuran yaitu ukuran 1.1 dan 1.2.
• Cuci agregat kasar hingga bersih dari kotoran.
• Rendam benda uji selama ± 24 jam .
• Setelah ditimbang keluarkan benda uji dari wadah
air ;a;u keringkan menggunakan handuk/lap dan
mendapatkan berat agregat kering permukaan (SSD).
• Setelah iditimbang keringkan benda uji menggunakan
kompor.
• Kemudian dinginkan dan ditimbang kembali untuk
mendapatkan berat agregat dalam keadaan kering
Hasil Percobaan
Berat Jenis
Agregat Halus
Pemeriksaan berat jenis dan
penyerapan agreat halus dilakukan dengan
mengacu pada SNI 1970-2008 tentang
cara uji berat jenis dan penyerapan agregat
halus. Berat jenis agregat adalah rasio
antara massa padat agregat dan massa air
dengan volume sama pada suhu yang
sama.
Alat dan Bahan

Labu Erlenmeyer Timbangan Talam


Abu Batu 500 gram 500 ml

Kerucut Hot Plate Corong Gas


Batang Penumbuk
Prosedur Pengujian
• Siapkan agregat halus.
• Lalu disaring dengan menggunakan saringan No.4
lolos sebanyak 1100 gram.
• Rendam agregat tersebut selama 24 jam Abu Batu 500
gram labu erlenmever 500 ml. Timbangan talam batang
penumbuk kerucut Hot plate corong gas.
• Kemudian keringkan agregat menggunakan kompor
sampai dalam keadaan SSD.
• Setelah dikeringkan, masukkan abu batu kedalam
kerucut (cone) sebanyak 1/3 dengan 9 kali tumbukan
• Setelah itu tekan tombol start, lalu lakukan pembacaan
saat alat penetrasi berhenti dengan jangka waktu (5 ±
0,1) detik.
Prosedur Pengujian
• Lapis kedua, masukan abu batu sebanyak 2/3 dan
tumbuk sebanyak 9 kali tumbukan
• Lapis ketiga, masukan abu batu sebanyak 3/3 lalu
ditumbuk sebanyak 7 kali tumbukan.
• Kemudian, timbang piknometer kosong
• Masukan abu batu kedalam piknometer sebanyak 500
gram
• Masukan air suling hingga bata leher piknometer.
• Goyong/digoncang piknometer agar gelombang udara
keluar
• Timbang piknometer yang berisi air
• Keringkan benda uji tersebut denga menggunakan
kompor untuk mendapatkan hasil berat kering.
• Kemudian didinginkan agregat abu batu dan ditimbang
lagi agregat tersebut
Hasil Percobaan

Berdasarkan Bina Marga PB-0202-76, dapat disimpulkan agregat


halus (pasir) yang diuji memenuhi spesifikasi karena memiliki
berat jenis semu sebesar 2,651 dengan penyerapan sebesar
0,462%, untuk agregat halus (abu batu) yang diuji juga memenuhi
spesifikasi karena memiliki berat jenis semu sebesar 2,701
dengan penyerapan sebesar 2,564%. Sehingga agregat halus
(pasir) dan agregat halus (abu batu) yang diuji baik untuk
dijadikan campuran pada aspal.
Marshall
Test
Marshall test adalah tes wajib untuk
beton aspal agar dapat mengetahui dan
memenuhi sifat beton aspal sesuai dengan
yang kita harapkan.

.
Prosedur pengujian mengikuti SNI 06-2489-
1991, atau AASHTO T 245-90, atau ASTM D1559-76 .
Alat dan Bahan
Prosedur Pengujian
• Ambil agregat lolos saringan yang telah
ditentukan
• Keringkan agregat dengan menggunakan
kompor
• Timbang agregat sebanyak jumlah yang telah
ditentukan lalu dicampurkan dengan bahan
lainnya
• Masukan agregat yang telah dicampurkan
kedalam plastic
• Siapkan mould / cetakan benda uji
• Panaskan agregat yang telah dimasukan
kedalam plastik dengan suhu 165o dan
aspal dengan suhu 160o\
Prosedur Pengujian
• Campurkan agregat dan aspal dengan takaran yang telah ditentukan
• Masukan benda uji yang telah dicampur kedalam mould yang telah disiapkan kemudian tutup atas benda uji
dengan kertas kalender
• Masukan benda uji kedalam automatic compaction lakukan pemukulan sebanyak 75 kali pada 1 sisi. Lakukan
pemukulan pada kedua sisi
• Keluarkan benda uji dari mould dengan menggunakan dongkrak
• Hitung berat kering benda uji
• Masukkan benda uji ke dalam air bersuhu 25ºC selama 3 sampai 5 menit dan kemudian ditimbang untuk
mendapatkan berat benda uji dalam air
• Rendam lagi benda uji dalam water bath dengan suhu 600 selama 30 menit
• Keluarkan benda uji dari waterbath
• Masukkan kedalam mesin marshall test kemudian jalankan mesinnya
• Hitung kecepatan pembebanan dan nilai pelelehan pada arloji
Hasil Percobaan
Berdasarkan hasil analisis data dan analisis grafik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai kadar aspal optimum sebesar 5,10%. Nilai kadar aspal optimum yang didapatkan dari perhitungan
manual sebesar 5,1%.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai rongga dalam (VMA) sebesar 18,361%.
Syarat nilai VMA minimum adalah 14%. Maka, dapat disimpulkan bahwa nilai rongga dalam (VMA) yang
didapatkan sudah memenuhi persyaratan
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai rongga udara (VIM) sebesar 11,321%-
16,862%. Syarat nilai VIM adalah 3,5% sampai 5,5%. Maka, dapat disimpulkan bahwa nilai rongga udara
(VIM) yang didapatkan tidak memenuhi persyaratan
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai ruang terisi aspal (VFB) sebesar 9,97%-
16,44%. Syarat nilai VFB adalah minimal 63%. Maka, dapat disimpulkan bahwa nilai ruang terisi aspal
(VFB) yang didapatkan tidak memenuhi persyaratan
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa nilai marshall quotient sebesar 248,7-
401,94. Syarat nilai marshall quotient minimum adalah sebesar 250. Maka, dapat disimpulkan bahwa nilai
marshall quotient yang didapatkan telah memenuhi persyaratan
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa nilai stabilitas sebesar 945,54-1207,17.
Syarat besar nilai stabilitas minimal adalah 800 kg. Maka, dapat disimpulkan bahwa nilai stabilitas yang
didapatkan sudah memenuhi persyaratan
Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemeriksaan sampel
(benda uji) aspal yang bertujuan untuk
mengetahui kandungan aspal yang
ada apakah sudah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan
menurut SKBI-24.26.1987 yaitu
tentang kadar aspal yang diizinkan
berkisar antara 4% sampai 7%.
Alat dan Bahan

Campuran Aspal Bensin Mesin centrifuge 1 Set Saringan

Kompor Kertas Saring Timbangan Wajan


Prosedur Pengujian
• Panaskan agregat dan aspal menggunakan kompor,
dengan suhu 160o untuk agregat dan aspal dengan suhu
165o.
• Masukan agregat dan aspal yang telah dipanaskan
kedalam wadah kemudian aduk hingga rata.
• Letakkan benda uji dalam talam yang dilapisi dengan
kertas kalender, kemudian diamkan selama 30 menit
hingga dingin.
• Setelah dingin, ambil benda uji sebanyak 700 gram.
• masukan benda uji kedalam mesin centrifuge kemudian
rendam dengan bensin sampai terendam seluruhnya,
diamkan selama 24 jam.
• Timbang berat kertas filter
• Tutup dengan menggunakan kertas saring dan penutup
centrifuge.
• Nyalakan alat ekstraksi dengan kecepatan 3800 rpm
sampai bensin tidak keluar lagi dari alat ekstraksi.
Prosedur Pengujian
• Setelah bensin habis, masukkan kembali bensin
kedalam alat ekstraksi.
• Ulangi sampai bensin yang keluar dalam keadaan
jernih.
• Keluarkan benda uji dari dari alat ekstraksi dan
bersihkan kertas saring.
• Benda uji yang sudah kering dipanaskan dengan
kompor sampai kering permukaan.
• masu . Kemudian saring agregat yang sudah
dingin dengan set saringan. Timbang berat kertas filter
• Lalu timbang berat yang tertahan di tiap saringan.
• Lakukan pada setiap saringan hingga mendapatkan
berat tertahan pada masing-masing saringan.
Hasil Percobaan
A Test Number gr
EXTRACTION TEST REPORT
I (5,7%) II (5,7%)
B Weight of mix gr 700,00 700,00
C Weight of filter before test gr 15,000 15,000
D Weight of filter after test gr 15,400 15,500
E Weight of dust gr D-C 0,400 0,500
F Weight of agregate after test gr 651,000 658,000
G Weight of total agregate gr E+F 651,400 658,500
H Weight of loss gr B-G 48,600 41,500
I Bitumen by agregate gr H/G x 100 7,461 6,302
J Bitumen by mix gr H/B x 100 6,943 5,929
No. No.
1" 3/4" 1/2" 3/8" No.4 No.8 No.16 No.30 No.50
Sieve 100 200
K
Number
25,4 19 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,6 0,3 0,15 0,075
Weight of
L 0 0 351 534 754 864 999 1071 1162 1265 1309
ret
M % of test 0 0 26,796 40,766 57,562 65,959 76,265 81,762 88,709 96,572 99,931
N % of pass 100 100 73,204 59,234 42,438 34,041 23,735 18,238 11,291 3,428 0,069
Gradasi laston AC-BC
Max 100 100 90 82 64 49 38 28 20 13 8
Ekstraksi
120
100
Persen Lolos %

80
60
40
20
0
1" 3/4" 1/2" 3/8" 4 8 16 30 50 100 200

No. saringan

Batas atas Batas Bawah Persen Lewat

Berdasarkan analisa yang dilakukan, disimpulkan bahwa hasil


pemisahan agregat dari campuran aspal menunjukkan agregat
yang dimasukkan ke dalam campuran tergolong baik,
dikarenakan persen lolos agregat setiap saringan telah
memenuhi spesifikasi agregat untuk ekstraksi AC-BC.
Berdasarkan SKBI-24.26.1987, kadar aspal yang diizinkan
berkisar antara 4% - 7%, sehingga kadar aspal hasil ekstraksi
untuk AC-BC yang diperoleh memenuhi standar tersebut
dengan nilai sebesar 6,94% dan 5,93%.
TERIM
AKASI
H

Anda mungkin juga menyukai