Anda di halaman 1dari 61

POLITEKNIK NEGERI BALI

Pengujian Bahan - 1 (Mix Disain Beton)


MKK61233

Oleh :
I Nyoman Ardika ST., MT.

PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK SIPIL
DAFTAR ISI

Halaman
I. DASAR TEORI 1
II. PENYIAPAN BAHAN BENDA UJI 2
2.1 Prosedur Persiapan 2
2.2 Langkah Kerja 2
A. Untuk Aggregat Kasar (Kerikil) 2
B. Untuk Aggregat Halus (Pasir) 3
III. ANALISA AYAKAN (Sieve Shaker) 5
3.1 Prosedur Pengujian 5
3.2 Langkah Kerja 5
IV. BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGGREGAT 7
4.1 Prosedur Pengujian 7
4.2 Langkah Kerja Berat Jenis Aggregat Halus 8
4.3 Langkah Kerja Berat Jenis Aggregat Kasar 10
V. BERAT VOLUME atau BERAT ISI AGGREGAT 11
5.1 Prosedur Pengujian 11
5.2 Langkah Kerja Pengujian Berat Volume Agregat Halus 11
5.3 Langkah Kerja Pengujian Berat Volume Agregat Kasar 12
VI. PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS 14
6.1 Prosedur Pengujian 14
6.2 Langkah Kerja 14
15
VII. PENCAMPURAN ADUKAN & PEMBUATAN BENDA UJI BETON
(KUBUS BETON 150mm x 150mm x 150mm atau SILINDER Ø100 mm
tinggi 200 mm atau SILINDER Ø150 mm tinggi 300 mm.
7.1 Prosedur Pengerjaan 15
7.2 Langkah Kerja 16
VIII. TEST KUAT TEKAN BETON. 17
8.1 Prosedur Pengerjaan 17
8.2 Langkah Kerja 17
Foto-foto pelaksanaan Pengujian 18
FORMAT PENGAMBILAN DATA PENGUJIAN 25
Form analisa ayakan PASIR 25
Form analisa ayakan KERIKIL 26
Form Berat Jenis dan Penyerapan PASIR 27
Form Berat Jenis dan Penyerapan KERIKIL 28
Form Berat Volume PASIR, KERIKIL, SEMEN 29
Form Kadar Lumpur PASIR 30
Contoh Soal Analisa Campuran Beton (Mix Disain) 31
SNI 7656:2012 Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton Normal, 41
Beton
ContohBerat,
formatdan BetonMix
laporan Massa
Disain Beton 86
I. DASAR TEORI

Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir
agregat halus harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.Agregat halus tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang
diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063
mm. Apabila kadar Lumpur melampaui 5%, maka agregat harus dicuci
.Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila
jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat
seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan
terhadap berat kering) Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar Lumpur melampaui 1%, maka
agregat kasar harus dicuci.
Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk menjadi pelumas
antara butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Untuk
memperoleh beton dengan kekuatan yang maksimal maka penggunaan air harus
diperhatikan. Jika nilai kadar airnya besar dapat mempengaruhi kualitas beton.
Selain itu, nilai kadar air juga dipengaruhi oleh absorpsi material yang digunakan.
Semen adalah hidrolik binder (perekat hidrolis) yaitu senyawa yang
terkandung di dalam semen tersebut dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat
baru yang bersifat sebagai perekat terhadap batuan. Semen yang digunakan untuk
bahan beton adalah semen Portland atau semen Portland pozzolan. Penggunaan
jenis semen disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

1
II. PENYIAPAN BAHAN BENDA UJI

2.1. Prosedur Persiapan :

Peralatan :
1) Ompreng besar
2) Ompreng kecil bentuk segi empat
3) Baskom
4) Spliter agregat halus
5) Spliter agregat kasar
6) Saringan
7) Sekrop
8) Serok
9) Cetok
10) Oven
Bahan :
1) Agregat halus (pasir tipe batu pecah) ukuran 0,5 mm
2) Agregat kasar (kerikil tipe batu pecah) ukuran 20 – 30 mm
Persiapan Bahan Untuk Masing-Masing Kelompok :
1) Pasir sebanyak 5kg
2) Kerikil sebanyak 10kg

2.2. Langkah Kerja :

A. Untuk Agregat Kasar (Kerikil)


1. Menuangkan agregat kasar ke dalam ompreng besar
2. Mengaduk agregat kasar, karena agregat kasar terdiri dari dua karung
yang berbeda maka perlu diaduk secara merata.
3. Menyiapkan spliter ukuran 20 – 30 mm . Spliter diletakkan diantara 2
ompreng besar, (tujuannya supaya agregat kasar yang dituang melalui
splitter jatuh pada 2 ompreng dibawahnya, sehingga jumlah agregat kasar
antara 2 ompreng tersebut jumlahnya hampir sama)

2
4. Membagi Agregat kasar dengan menggunakan sekop menjadi 2 bagian
dengan cara menuangkan agregat kasar melalui spliter dan jatuh pada
ompreng dibawahnya. Ratakan dengan cetok supaya agregat tidak jatuh
keluar ompreng
5. Membagi 2 agregat diatas masing masing menjadi 4 bagian
menggunakan splitter, sehingga kita mendapat 8 bahan agreat di 8
ompreng berbeda, karena kita Cuma memerlukan 6 ompreng, maka 2
ompreng yang terdapat agregatnya dimasukan kembali ke dalam karung
dan disimpan untuk bahan pembuatan beton.
6. Memindahkan agregat kasar dari ompreng persegi ke dalam baskom
bundar
7. Mencuci agregat dengan menggunakan air, jika perlu gunakan bantuan
saringan untuk mencucinya. Pada saat pencucian agregat tersebut, unsur-
unsur lain sepeti pasir, kotoran, sampah dan debu harus benar- benar
hilang, sehingga yang tersisa harus agregat kasar yang benar-benar
bersih.
8. Mengisi baskom yang telah terisi agregat dengan air secukupnya, lalu
diamkan selama 24 jam. Tujuan direndam supaya seluruh pori terisi oleh
air

B. Untuk agregat halus (pasir)

1. Menuangkan agregat halus ke dalam ompreng besar


2. Mengaduk agregat dengan sekop, tujuannya agar tercampur rata karena
agregat terdiri dari 2 karung yang berbeda.
3. Menyiapkan splitter untuk pasir dan diletakkan diatas 2 ompreng
berbeda.
4. Menuangkan agregat ke dalam spliter dengan menggunakan serok
sehingga didapat 6 bagian yang berbeda di tiap tiap ompreng
5. Membagi 1 bagian agregat dari 6 agregat diatas menjadi 3 bagian , ¼
bagian disiapkan untuk di oven (analisa ayakan) dengan suhu 1100 C , ¼
yang lainnya untuk direndam selama 24 jam (berat jenis) dan sisanya lagi

3
½ disimpan untuk persiapan membuat beton. (selama proses pembagian
selalu mengguanakan spliter)
6. Memasukan ¼ bagian pertama kedalam oven dengan suhu 1100 C
diamkan selama 24 jam
7. Menaruh ¼ bagian kedua ditaruh di dalam lab yang telah direndam dan
didiamkan selama 24 jam. Tujuan direndam supaya seluruh pori terisi
oleh air.

4
III. ANALISA AYAKAN (SIEVE SHAKE)

Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan ZONE aggregat yang dibuat


berdasarkan persentase butir aggegat yang lolos ayakan yang tersusun sesuai
susunan ukuran ayakan standar ASTM.

3.1. Prosedur Pengujian

Peralatan :
1) Neraca digital
2) Cetok / Spatula
3) Baskom
4) Wadah bundar
5) Satu set ayakan
6) Kuas pembersih
7) Splitter agregat halus
8) Stopwatch
9) Spidol
Benda Uji :
1) ± 500 gram agregat halus yang telah di oven selama 24 jam.

3.2. Langkah Kerja :

1. Menyiapkan alat alat dan benda uji seperti : agregat halus, splitter agregat
halus, ompreng, wadah bundar, neraca digital, ayakan serta sieve shake.
2. Mengeluarkan benda uji (agregat halus) dari dalam oven
3. Membagi agregat halus dengan spliter agregat halus sehingga didapat ±
500 gram. Sisanya disimpan karena tidak digunakan.
4. Menimbang agregat halus dengan menggunakan neraca digital lalu catat
hasilnya.
5. Menyiapkan satu set ayakan lengkap dengan FAN penutup dan
saringannya.
6. Mengelap bersih satu set ayakan tersebut dengan menggunakan kuas
hingga bersih sehingga tidak terdapat debu atau kotoran yang

5
sebelumnya menempel pada ayakan, tujuan dibersihkan adalah supaya
debu/kotoran yang menempel pada ayakan tidak mempengaruhi hasil
penimbangan nanti.
7. Menimbang satu persatu ayakan dari mulai ayakan no 19 sampai no
0.075 tidak lupa juga ditimbang FAN nya. Lalu catat berat masing
masing ayakan.
8. Menyusun ayakan dari yang no terkecil ke nomor ayakan terbesar (bawah
ke atas) adapun susunannya adalah sbb : FAN, 0.075, 0.150, 0.300,
0.600, 1.180, 2.360, 4.750, 9.500, 19.000 terakhir penutup.
9. Menuangkan agregat halus dari atas ayakan kemudian pasang ayakan
yang telah terisi agregat halus ke alat sieve shake, ikat ayakan yang telah
disusun dan telah terisi agregat halus dengan kawat. Tujuannya supaya
ayakan tidak lepas pada proses pengocokan
10. Menyiapkan stopwatch yang diatur selama 15 menit, nyalakan stopwatch
bersamaan dengan alat sieve shake nya.
11. Mengangkat ayakan setelah diayak selama 15 menit.
12. Menimbang berat agregat tertahan tiap masing masing ayakan + berat
ayakan, ditimbang mulai ayakan nomor 19 sampai FAN nya. Catat
hasilnya pada table yang telah tersedia.
13. Membersihkan ayakan dari agregat yang tertahan pada tiap-tiap ayakan
dengan menggunakan kuas hingga bersih kemudaian taruh kembali pada
tempatnya.
14. Menyimpan agregat halus yang telah selesai pengujian analisa ayakan
pada wadah kecil kemudian temple plaster dan cantumkan nama
kelompok yang bersangkutan.

6
IV. BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui BERAT JENIS aggregat
dalam kondisi SSD (saturated surface dry)/ kering permukaan.

4.1. Prosedur Pengujian

Peralatan (berat jenis agregat halus)

1) Karung
2) Neraca digital
3) Cetok / Spatula
4) Baskom
5) Wadah bundar
6) Toples kaca dan penutupnya
7) Kerucut terpancung dan penumbuknya
8) Alas Kaca
9) Kuas pembersih
10) Sendok plastik
11) Oven

Peralatan (berat jenis agregat kasar)

1) Neraca Ohaus
2) Wadah bundar
3) Lap kering
4) Ompreng
5) Spliter agregat kasar
6) Oven

Benda uji :

1) ± 500 gram agregat halus yang telah di rendam 24 jam.


2) ± 1000 gram agregat kasar yang telah dilap ketika sebelumnya telah
direndam selama 24 jam.

7
4.2. Langkah Kerja Berat Jenis Agregat Halus

1. Menyiapkan agregat halus yang telah direndam selama 24 jam kemudian


tiriskan airnya, saat meniriskan air diusahakan agar agreagat halus tidak
ikut terbuang.
2. Menyiapkan karung untuk alas, taruh karung ditempat yang agak mereng
dan terkena sinar matahari.
3. Menaruh agregat halus yang masih basah diatas karung yang telah
disiapkan sebelumnya, kemudian ratakan dengan cetok / spatula
usahakan supaya merata kesemua bagian alas sehingga didapat keadaan
agregat halus pada keadaan SSD.
4. Mengepal agregat halus untuk mengetahui apakah kira-kira sudah dalam
keadaan SSD, apabila setelah dikepal kepal ternyata hancur 1/3 bagian
berarti sudah dapat dilakukan pengujian dengan kerucut terpancung.
Ciri-cirinya adalah terlihat agregat halus seperti berwarna keputih-
putuhan.
5. Menyiapkan alat-alat seperti : Kerucut terpancung serta penumbuknya,
kaca, kuas pembersih / lap, wadah kecil dan cetok atau spatula.
6. Menata sedemikian rupa sehingga terlihat kerucut terpancung berada
diatas kaca.
7. Memasukkan agregat halus kedalam kerucut terpancung dengan cetok /
spatula sebanyak setengah kerucut lalu tumbuk 10 kali, perlju
diperhatikan saat menumbuk tidak perlu memakai tenaga, melainkan
biarkan penumbuk jatuh bebas menumbuk agregat halus yang terdapat
didalam krucut terpancung, lakukan sekali lagi dengan dengan mengisi
kerucut terpancung hamper penuh lalu tumbuk lagi 10 kali, terakhir isi
penuh dan tumbuk lagi 5 kalilalu ratakan ujungnya.
8. Membersihkan area sekitar kerucut terpancung dengan lap atau kuas
9. Mengangkat kerucut terpancung secara vertical lalu amati apabila
agregat halus runtuh bagian pinggir atasnya dan setidaknya masih
berbentuk kerucut berarti berhasil dan kondisi demikian sudah dapat
dikatakan sebgai kondisi agregat halus SSD .

8
10. Membagi agregat halus dengan splitter sehingga didapat agregat halus
sebanyak ± 500 gram, sisanya disimpan.
11. Menyiapkan ±500 gram agregat halus, neraca digital, toples kaca serta
penutupny, air dan pipet tetes serta lap kain.
12. Meninbang toples kosong beserta penutup kacanya pada neraca digital
lalu catat hasilnya
13. Masukkan agregat halus yang telah pada kondisi SSD kedalam toples
kaca lalu timbang toples kaca yang telah terisi agregat haalus SSD
beserta penutup kaca pada neraca digital. Catat hasilnya pada table
14. Memasukkan air kedalam toples yang telah terisi agregat halus tadi aduk
dengan sendok plastic supaya air tercampur merata dengan agregat
halusnya.
15. Memenuhkan toples yang telah terisi agregat halus dengan air
menggunakan pipet tetes ,tutup dengan penutup kaca sehingga
diusahakan tidak terdapat gelembung udara didalam toples, lab bersih
bagian luar toples dengan lap kering timbang pada neraca digital
kemudian catat hasilnya.
16. Mengeluarkan agregat halus pada poin 15 tadi kemudian tuangkan
kedalam wadah , biarkan kira-kira selama 1-2 jam sehingga lumpurnya
mengendap.
17. Mencuci bersih toples kaca dengan air kemudian isi penuh kembali
dengan air. Tutup toples dengan kaca usahakan tidak ada gelembung
udara yang terperangkap didalamnya, lab bersih bagian luar toples
dengan lap kering. Timbang dengan neraca digital kemudian catat
hasilnya.
18. Mengosongkan toples tadi kemudian di lab bersih lalu ditaruh pada
tempatnya.
19. Meniriskan air pada benda uji yang telah didiamkan tadi selama 1-2 jam
dengan cara disedot menggunakan pipet tetes, kemudian masukan ke
dalam oven dengan suhu 1100 C oven selama 24 jam.

9
4.3. Langkah Kerja Berat Jenis Agregat Kasar

1. Menyiapkan agregat kasar yang telah direndam selama 24 jam tadi


beserta alat alat seperti : neraca ohaus, wadah bundar, lap kering dua buah
ompreng serta splitter agregat kasar
2. Mengeringkan agregat kasar dengan menggunakan lab kering, hingga
terjadi kondisi kering permukaan.
3. Membagi agregat kasar yang telah di lap kering permukaan dengan
menggunakan spliter sehingga didapat agregat kasar ± 1000 gram
4. Menyeting neraca ohaus pada posisi nol dengan wadah penampung
agregat kasar.
5. Menimbang berat agregat kasar pada saat diudara, amati lalu catat
hasilnya
6. Menimbang berat agregat kasar didalam air, dengan cara agregat kasar
dimasukkan kedalam keranjang yang berada dibawah neraca ohaus lalu
direndam. Amati kemudian catat hasilnya.
7. Mengeluarkan aregat kasar dari dalam air, kemudian masukan ke dalam
wadah lalu dimasukkan kedalam oven dengan suhu ± 1100 C. Diamkan
selama 24 jam.

10
V. BERAT VOLUME atau BERAT ISI AGREGAT

Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui BERAT VOLUME atau BERAT
ISI material yang digunakan untuk mengkonversi perbandingan BERAT ke
perbandingan VOLUME dari komposisi campuran beton yang diperoleh.

5.1. Prosedur Pengujian

Peralatan Berat Isi Agregat

1) Neraca ohaus
2) Neraca digital
3) Kaca
4) Sekrop
5) Cetok
6) Bejana serta alat peratanya
7) Ompreng besar
8) Ompreng sedang
9) Lap kering

Benda Uji :

1) Untuk pengujian berat volume agregat halus,


2) Untuk pengujian berat volume agregat kasar
3) Untuk Pengujian berat volume semen

5.2. Langkah Kerja Pengujian Berat Volume Agregat Halus

1. Mengambil agregat halus yang telah dioven sebelumnya selama 24 jam,


kemudian timbang pada neraca digital kemudian catat hasilnyan pada
table pemeriksaan berat jenis agregat halus, setelah ditimbang tuang
agregat halus pada ompreng dan campur dengan agregat halus lainnya.
2. Mengaduk agregat halus yang telah dicampur dengan agregat halus
lainnya pada sebuah ompreng besar menggunakan sekrop. Aduk serta
pastikan semua tercampur rata.

11
3. Menimbang berat bejana kosong pada neraca digital kemudian catat
hasilnya
4. Menimbang bejana kosong + tutup kaca pada neraca digital kemudian
catat hasilnya
5. Menyiapkan bejana kosong, kaca penutup , dan ompreng kecil.
6. Mengisi bejana dengan dengan agregat halus menggunakan cetok
kemudian ratakan permukaan atasnya menggunakan besi perata.
7. Menimbang Bejana + benda uji + tutup kaca , kemudian catat hasilnya.
8. Menuangkan agregat halus yang telah ditimbang pada ompreng yang
tadi, lalu bersihkan dengan lap atau kuas.
9. Mengisi bejana dengan air + tutup kaca, usahakan supaya tidak terdapat
air pada bejana lalu tutup dengan kaca penutup, dilap permukaan bejana
hingga tidak ada air di bagian luar bejana dan kaca
10. Menimbang bejana + air + kaca penutup pada neraca digital kemudian
catat hasilnya.

5.3. Langkah Kerja Pengujian Berat Volume Agregat Kasar

1. Mengambil agregat kasar yang telah dioven sebelumnya selama 24 jam,


kemudian timbang pada neraca ohaus kemudian catat hasilnyan pada
table pemeriksaan berat jenis agregat , setelah ditimbang tuang agregat
kasar pada ompreng dan campur dengan agregat kasar lainnya.
2. Mengaduk agregat kasar yang telah dicampur dengan agregat kasar
lainnya pada sebuah ompreng besar menggunakan sekrop. Aduk serta
pastikan semua tercampur rata.
3. Karena bejana dan tutup yang digunakan adalah sama, maka tidak perlu
lagi menimbang berat bejana lagi
4. Menngisi bejana dengan agregat kasar kemudian timbang dengan
penutup kacanya, kemudian catat hasilnya.
5. Menuangkan agregat kasar ke ompreng semula.

5.4. Langkah Kerja Pengujian Berat Volume Semen

1. Menuangkan semen pada ompreng besar

12
2. Mengisi bejana dengan semen kemudian ratakan permukaannya.
3. Sama seperti langkah sebelumnya, karena bejana dan tutup yang
digunakan adalah sama, maka tidak perlu lagi menimbang berat
bejananya
4. Menngisi bejana dengan semen kemudian timbang dengan penutup
kacanya, kemudian catat hasilnya.
5. Menuangkan semen ke ompreng semula.
6. Membersihkan alat alat yang telah dipakai kemudian taruh ditempat
semula.

13
VI. PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya KADAR LUMPUR


yang tercampur pada aggregate halus. Dengan diketahuinya kadar lumpur
tersebut maka dapat diputuskan apakah aggregat halus tersebut memenhi
syarat atau tidak untuk digunakan dalam membuat campuran beton.

6.1. Prosedur Pengujian


6.1.1. Peralatan
1) Tabung Ukur
2) Sekrop / cetok
3) Lap Kering
4) Pipet tetes
6.1.2. Benda Uji
1) ± 500 ml agregat halus (pasir)
6.2. Langkah Kerja
1. Menyiapkan tabung ukur, besihkan terlebih dahulu
2. Menyiapkan agregat halus pada wadah kecil.
3. Mengisi tabung ukur dengan agregat halus sebanyak ± 500ml,
menuangkannya menggunakan sendok khusus, usahakan supaya
tidak tercecer di lantai.
4. Mengisi tabung ukur dengan air kira-kira sebanyak setengan dari
tinggi tabung ukur
5. Mengocok tabung ukur dengan tangan, tujuaanya supaya agregat
halus tercampur merata dengan air. Usahakan pada saat
mengocok tidak ada air dan agregat halus yang tumpah keluar.
6. Mengisi penuh tabung ukur dengan air, kemudian diamkan
selama 24 jam. Tujuannya supaya lumpur mengendap dan
keesokan harinya kita dapat mengukur kadar lumpurnya.

14
VII. PENCAMPURAN ADUKAN & PEMBUATAN BENDA UJI BETON
(KUBUS BETON 150mm x 150mm x 150mm atau SILINDER Ø100 mm
tinggi 200 mm atau SILINDER Ø150 mm tinggi 300 mm.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat adukan berdasarkan


komposisi campuran yang diperoleh dari hasil analisa rancangan campuran
beton, dan nilai SLUMP yang direncanakan, serta memasukkan campuran
adukan beton yang telah sesuai rencana ke dalam cetakan untuk mendapatkan
benda uji beton sesuai bentuk cetakan yang digunakan.

7.1. Prosedur Pengerjaan

Peralatan :
1) Neraca duduk
2) Ompreng besar
3) Cetok
4) Kunci pas
5) Kerucut Abram + alas + besi rojok
6) Roskam
7) Kuas
8) Pelumas
9) Cetakan beton berbentuk KUBUS/ SILINDER
10) Gelas ukur 2000ml
11) Meteran

Bahan-Bahan :

1) Agregat kasar
2) Agregat halus
3) Semen
4) Air

15
7.2. Langkah Kerja :

1. Menimbang semen sesuai kebutuhan material yang telah dihitung


sebelumnya.
2. Menyiapkan air sesuai kebutuhan material yang telah dihitung juga.
3. Menyiapkan alat alat yang diperlukan seperti ompreng, setok
4. Menghitung kadar air penyerapan, sehingga didapat total air yang perlu
ditambah adalah 400ml.
5. Mencampur agregat halus, agregat kasar dan semen dalam ompreng.
6. Menambahkan air dalam campuran adukan hingga terlihat seperti bubur
sumsum.
7. Menyiapkan kerucut abram lengkap dengan alas dan besi rojoknya
8. Memasukan campuran kedalam kerucut hingga 1/3 bagian dan tumbuk
sebanyak 25kali, kembali masukan campuran kedalam kerucut hingga
2/3 bagian dan tumbuk lagi 25kali, kemudian isi penuh tumbuk sebanyak
25 kali, serta terakhir isi penuh dan ratakan.Bersihkan area sekitar
kerucut kemudian tahan Selama 30 detik.
9. Mengangkat kerucut abram, balikan kerucut dan taruh disamping
campuran tadi.
10. Apabila nilai slump kurang dari 7 ml tambahkan air (jumlah tambahan
air harus dicatat)
11. Ulangi kegiatan mengaduk dan ulangi mengukur nilai slumnya.
12. Mengukur tinggi campuran yang runtuh kemudian catat hasilnya.
13. Menyiapkan 2 besi cetakan beton da nisi penuh setiap cetakan dengan
campuran tadi.
14. Ratakan permukaan campuran yang telah di dimasukan kedalam cetakan
menggunakan Raskom.
15. Menaruh benda uji ditempat yang teduh dan aman.
16. Membersihkan alat alat yang telah selesai dipakai kemudia taruh
ditempat semula.

16
VIII. TEST KUAT TEKAN BETON.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui KUAT TEKAN setiap benda uji
KUBUS BETON atau SILINDER BETON yang dilakukan dengan menekan
benda uji pada mesin tekan pada tertentu. Hasil analisa kuat tekan beton yang
diperoleh sekaligus sebagai control terhadap kesesuaian KUAT TEKAN
BETON yang direncanakan pada perencanaan Rancangan campuran.

8.1. Prosedur Pengerjaan

Peralatan :
1) Kunci pas
2) Kuas serta oli
3) Cetok
4) Mesin uji kuat tekan beton
5) Kapur
Benda uji :
Silinder beton atau Kubus beton dengan jumlah tertentu.

8.2. Langkah Kerja :

1. Mengeluarkan beton dari cetakan


2. Membersihkan cetakan dan rapikan.
3. Menimbang benda uji kemudian catat hasilnya
4. Menyalakan mesin uji kuat tekan beton kemudian di setting sedemikian
rupa.
5. Memasukan satu persatu benda uji kedalam mesin kemudian pencet
tombol mesin.
6. Mencatat hasil yang ditunjukan pada layar monitor mesin.
7. Menaruh kembali benda uji pada tempatnya dengan rapi.

17
MEMBAGI DAN MEMPERSIAPKAN BAHAN

Menempatkan aggregate kasar pada ompreng besar

Persiapan membagi sampel aggregate kasar dengan spliter

18
Membagi aggregate kasar dengan spliter

Menempatkan aggregate halus pada ompreng besar

19
Membagi aggregate halus dengan spliter

Sampel uji aggregate haslus dan aggregate kasar

20
Proses pencucian dan perendaman aggregat kasar

Proses pengelapan permukaan aggregat kasar untuk mendapatkan kondisi SSD

21
Proses meniriskan air rendaman aggregat halus

Proses penjemuran aggregat halus untuk mencapai kondisi SSD

22
Proses penjemuran aggregat halus untuk mencapai kondisi SSD

Persiapan pengujian SSD aggregat halus

23
Pengujian SSD aggregat halus

Proses pengujian kadar lumpur aggregat halus

24
Nama Proyek :

Kondisi material :
Pemberi Tugas :

Asal Material :

ANALISA AYAKAN PASIR Hari / Tgl. : /

Berat SAMPEL SEBELUM DIAYAK (gr)


Ukuran Berat
I II III IV V
No. Ayakan Ayakan
(mm) (gram)
Berat Agg. Tertahan pada Ayakan + berat Ayakan (gram)

1 19.000
2 9.500
3 4.750
4 2.360
5 1.180
6 0.600
7 0.300
8 0.150
9 0.075
10 FAN

Berat Benda Uji setelah diayak (gram)

25
Nama Proyek :

Kondisi material :
Pemberi Tugas :

Asal Material :

ANALISA AYAKAN KERIKIL Hari / Tgl. : /

Berat SAMPEL SEBELUM DIAYAK (gr)


Ukuran Berat
I II III IV V
No. Ayakan Ayakan
(mm) (gram)
Berat Agg. Tertahan pada Ayakan + berat Ayakan (gram)

1 19.000
2 9.500
3 4.750
4 2.360
5 1.180
6 0.600
7 0.300
8 0.150
9 0.075
10 FAN

Berat Benda Uji setelah diayak (gram)

26
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN PASIR Hari / Tgl. : /

Pasir untuk Butiran yang tertahan pada saringan 4,75 mm

Hasil Pengujian SAMPEL


Simbul,
Keterangan Sat.
Formula
S.01 S.02 S.03 S.04 S.05

Berat benda uji di udara gr. W10ps

Berat benda uji dalam air gr. W11ps

Berat benda uji kering open gr. W12ps

Pasir untuk Butiran yang LOLOS saringan 4,75 mm

Hasil Pengujian SAMPEL


Simbul,
Keterangan Sat.
Formula
S.01 S.02 S.03 S.04 S.05

Berat (stoples + kaca


gr. W1ps
penutup)

Berat (stoples + BENDA UJI


gr. W2ps
SSD+kaca penutup)
Berat (stoples + kaca
penutup + benda uji dalam gr. W3ps
air + Air)
Berat (stoples + kaca
gr. W4ps
penutup + Air)

Berat benda uji kering open gr. W5ps

27
BERAT JENIS & PENYERAPAN KERIKIL Hari / Tgl. : /

KERIKIL untuk Butiran yang tertahan pada saringan 4,75 mm

Hasil Pengujian SAMPEL


Simbul,
Keterangan Sat.
Formula
S.01 S.02 S.03 S.04 S.05

Berat benda uji di udara gr. W10kr

Berat benda uji dalam air gr. W11kr

Berat benda uji kering open gr. W12kr

KERIKIL untuk Butiran yang LOLOS saringan 4,75 mm

Hasil Pengujian SAMPEL


Simbul,
Keterangan Sat.
Formula
S.01 S.02 S.03 S.04 S.05

Berat (stoples + kaca


gr. W1kr
penutup)

Berat (stoples + BENDA UJI


gr. W2kr
SSD+kaca penutup)
Berat (stoples + kaca
penutup + benda uji dalam gr. W3kr
air + Air)
Berat (stoples + kaca
gr. W4kr
penutup + Air)

Berat benda uji kering open gr. W5kr

28
Nama Proyek :

Kondisi material :
Pemberi Tugas :

Asal Material :

BERAT VOLUME PASIR Hari / Tgl. : /

Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbul / Formula
I II III
Berat bejana kosong gr. W14ps
Berat bejana + Benda uji gr. W15ps
Berat bejana kosong + tutup kaca gr. W16ps
Berat bejana + Air + tutup kaca gr. W17ps

BERAT VOLUME KERIKIL Hari / Tgl. : /

Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbul / Formula
I II III
Berat bejana kosong gr. W14kr
Berat bejana + Benda uji gr. W15kr
Berat bejana kosong + tutup kaca gr. W16kr
Berat bejana + Air + tutup kaca gr. W17kr

BERAT VOLUME SEMEN Hari / Tgl. : /

Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbul / Formula
I II III
Berat bejana kosong gr. W14pc
Berat bejana + Benda uji gr. W15pc
Berat bejana kosong + tutup kaca gr. W16pc
Berat bejana + Air + tutup kaca gr. W17pc

29
Nama Proyek :

Kondisi material :
Pemberi Tugas :

Asal Material :

KADAR LUMPUR PASIR Hari / Tgl. : /

Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbul / Formula
I II III

Pembacaan skala pasir cm3 SKLps

Pembacaan skala lumpur cm3 SKLlp

30
> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

Soal :
Rencanakan campuran beton untuk f’c 30MPa pada umur 28 hari berdasarkan SNI 03-2834-2000
dengan data bahan sebagai berikut :
1. Agregat kasar yang dipakai : batu pecah (alami)
2. Agregat halus yang dipakai : pasir
3. Diameter agregat maksimum : 20 mm
4. Tipe semen yang dipakai : tipe I
5. Struktur yang akan dibuat : pondasi telapak tidak bertulang
6. Keadaan : tidak terlindung
7. Dari hasil penelitian diperoleh :
Pasir Kerikil
Berat Jenis (SSD) 2,558 2,623
Kadar air 2,354 1,700
Resapan 3,094 2,765
Berat Volume 1554,692 1458,155

8. Diketahui hasil analisis saringan (sieve analysis) agregat sebagai berikut :


Agregat Halus (fine aggregate)
Ayakan Tertinggal Komulatif
Saringan no. Gram Prosentasi Tinggal Lolos
#9.5 (3/8 in) 0.000 0.000 0.000 100.000
#4.76 (no. 4) 40.000 4.100 4.100 95.900
#2.38 (no. 8) 94.500 9.687 13.788 86.212
#1.19 (no. 16) 188.000 19.272 33.060 66.940
#0.59 (no. 30) 276.000 28.293 61.353 38.647
#0.297 (no. 50) 272.000 27.883 89.236 10.764
#0.149 (no. 100) 65.000 6.663 95.900 4.100
#0.075 (no. 200) 35.000 3.588 99.487 0.513
Pan 5.000 0.000 0.000 0.000
Jumlah 975.500 396.925
Modulus kehalusan (fineness modulus), FM = 3.969
Zona gradasi agregat halus = 2

31
Agregat Kasar (coarse aggregate)
Ayakan Tertinggal Komulatif
Saringan no. Gram Prosentasi Tinggal Lolos
#76.2 (3 in) 0.000 0.000 0.000 100.000
#63.2 (2.5 in) 0.000 0.000 0.000 100.000
#50.8 (2 in) 0.000 0.000 0.000 100.000
#38.1 (1.5 in) 0.000 0.000 0.000 100.000
#25.4 (1 in) 858.000 8.572 8.572 91.428
#19.1 (3/4 in) 4899.000 48.944 57.515 42.485
#12.7 (1/2 in) 3695.000 36.915 94.430 5.570
#9.5 (3/8 in) 477.000 4.765 99.196 0.804
#4.76 (no. 4) 80.500 0.804 100.000 0.000
Jumlah 10009.500 859.713
Modulus kehalusan (fineness modulus), FM = 8.597
Zona gradasi agregat halus = 3

Hitung bahan-bahan yang diperlukan untuk 1m3 campuran beton.

Penyelesaian :
Dari kebutuhan di atas, diperoleh batasan berikut :
 Beton yang masuk ke dalam tanah, mengalami keadaan basah-kering berganti-ganti, maka
sesuai Tabel 3 diperoleh :
 Faktor air semen maksimum, FASmaks = 0,55
 Jumlah semen minimum per m3 beton = 325 kg

Tabel 3. Persyaratan FAS dan jumlah semen minimum untuk berbagai pembetonan dan lingkungan
khusus
Jumlah Semen nilai faktor
Jenis Pembetonan minimum m3 air semen
beton (kg) maksimum
Beton di dalam ruang bangunan :
a. keadaan keliling non-korosif 275 0.60
b. keadaan keliling korosif, disebabkan oleh kondensasi atau
325 0.52
uap korosif
Beton di luar ruang bangunan :
a. tidak terlindung oleh hujan dan terik matahari langsung 325 0.60
b. terlindung oleh hujan dan terik matahari langsung 275 0.60
Beton yang masuk ke dalam tanah :
a. mengalami keadaan basah-kering berganti-ganti 325 0.55
b. mendapat pengaruh sifat dan alkali dari tanah 375 Lihat tabel 5
Beton yang kontinyu berhubungan :
a. Air tawar 275 Lihat tabel 6
b. Air laut 375

32
 Pemilihan nilai standar deviasi = 7 MPa, yang di dapat dari percobaan benda uji sebelumnya di
lokasi konstruksi yang sama dengan metode dan bahan yang sama.
 Pemilihan nilai slump : sesuai Tabel 7 untuk elemen struktur pondasi telapak tidak bertulang,
kaison dan struktur bawah tanah, diambil slump antara minimum 2,5 s/d maksimum 9 mm,
maka diambil nilai rentang slump : 30 – 60 mm

Tabel 7. Penetapan nilai slump


Slump (cm)
Pemakaian Beton
Maksimum Minimum
Dinding, pelat pondasi dan pondasi telapak bertulang 12,5 5,0
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan struktur bawah tanah 9,0 2,5
Pelat, balok, kolom dan dinding 15,0 7,5
Perkerasan jalan 7,5 5,0
Pembetonan masal 7,5 2,5

Penjelasan pengisian Daftar Isian (Formulir) :


1. Kuat tekan karakteristik sudah ditetapkan 30 MPa untuk umur 28 hari.
2. Deviasi standar diketahui dari besarnya jumlah (volume) campuran beton yang akan dibuat,
dalam hal ini dianggap untuk pembuatan 1000 m3 beton sehingga nilai S = 7 N/mm2 = 7
MPa (Tabel 4.5.1. PBI 1971) atau tergantung dari kontrol yang ditetapkan seperti pada
Tabel 8.

Tabel 8. Mutu pelaksanaan, volume adukan dan deviasi standar


Volume Pekerjaan Deviasi Standar, Sd (MPa)
Volume Beton Mutu Pekerjaan
Sebutan
(m3) Baik Sekali Baik Dapat Diterima
Kecil < 1000 4.5 < Sd ≤ 5.5 5.5 < Sd ≤ 6.5 6.5 < Sd ≤ 8.5
Sedang 1000 – 3000 3.5 < Sd ≤ 4.5 4.5 < Sd ≤ 5.5 5.5 < Sd ≤ 7.5
Besar > 3000 2.5 < Sd ≤ 3.5 3.5 < Sd ≤ 4.5 4.5 < Sd ≤ 6.5

3. Nilai tambah kuat tekan = 1,64  7 = 11,48 MPa


4. fcr = 30 + 11,48 = 41,48 MPa
5. Jenis semen ditetapkan tipe I
6. Jenis agregat diketahui :
 Agregat halus berupa pasir alam (pasir kali)
 Agregat kasar berupa batu pecah (kerikil)
7. Faktor air semen bebas :
Dari Tabel 2 diketahui untuk agregat kasar batu pecah (kerikil) dan semen tipe I dengan
bentuk benda uji adalah silinder, maka perkiraan kuat tekan beton umur 28 hari dengan
faktor air semen 0,50 adalah 37 MPa (370 kg/cm2).

33
Tabel 2. Perkiraan kuat tekan beton (MPa) dengan FAS = 0,50
Kuat tekan pada umur (hari) Bentuk
Jenis Semen Jenis Agregat Kasar
3 7 28 91 benda uji
Semen Portland Batu tak dipecahkan 17 23 33 40
Silinder
tipe I Batu Pecah 19 27 37 45
Semen Tahan Batu tak dipecahkan 20 28 40 48
Kubus
Sulfat tipe II, V Batu Pecah 23 32 45 54
Batu tak dipecahkan 21 28 38 44
Silinder
Semen Portland Batu Pecah 25 33 44 48
tipe III Batu tak dipecahkan 25 31 46 53
Kubus
Batu Pecah 30 40 53 60

Harga ini dipakai untuk membuat kurva yang harus diikuti menurut Gambar 2 (Grafik 1)
dalam usaha untuk mencari faktor air semen untuk beton yang dirancang dengan cara
sebagai berikut :
a. Dari Tabel 2, diperoleh nilai prakiraan kuat tekan beton dengan benda uji berbentuk
silinder adalah 37 MPa.
b. Lihat Grafik 1 untuk benda uji silinder atau Grafik 2 untuk benda uji kubus.
c. Tarik garis tegak lurus ke atas melalui FAS 0,50 sampai memotong ordinat kuat tekan
beton pada poin (a) diatas, sehingga di dapat koordinat (fas , f’cr) = (0.50 , 37).
d. Tarik garis lengkung melalui koordinat tersebut membentuk kurva yang proposional
terhadap kurva lengkung dibawah dan diatasnya.
e. Tarik garis mendatar melalui kuat tekan, f’cr (41,48 MPa) sampai memotong kurva baru
yang ditentukan pada poin (d) diatas.
f. Tarik garis lurus kebawah dari perpotongan tersebut untuk mnedapatkan harga faktor air
semen yang diperlukan, yaitu : 0,454.
8. Faktor air semen maksimum, dalam hal ini ditetapkan 0,55 sesuai Tabel 3. Bila faktor air
semen yang diperoleh dari poin (7) tidak sama dengan faktor air semen maksimum, maka
diambil nilai FAS yang terkecil (0,454).

34
Gambar 2. Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (FAS)
(benda uji berbentuk silinder diameter 150mm, tinggi 300mm)

9. Slump ditetapkan setinggi : 30 – 60 mm (sesuai Tabel 7)


10. Ukuran agregat maksimum ditetapkan 20 mm (dilihat dari ukuran butiran maksimum pada
analisis gradasi ayakan).

35
11. Kadar air bebas
Untuk mendapatkan nilai kadar air bebas, periksalah Tabel 6 yang dibuat untuk agregat
gabungan alami yang berupa batu pecah. Untuk agregat gabungan yang berupa campuran
antara pasir alami dan kerikil (batu pecah), maka kadar air bebas harus diperhitungkan
antara 180 – 210 kg/m3 (kalau nilai slump antara 30 – 60 mm dan ukuran agregat maksimum
20 mm) menggunakan persamaan (hal. 53) :

Tabel 6. Perkiraan kebutuhan air per-meter kubik Beton


Ukuran maks. Jenis Slump (mm)
Agregat (mm) Batuan 0-10 10-30 30-60 60-180
Alami 150 180 205 225
10
Batu pecah 180 205 230 250
Alami 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Alami 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 205

12. Kadar semen : kg/m3

13. Kadar semen maksimum : tidak ditentukan, jadi dapat diabaikan.


14. Kadar semen minimum : ditetapkan berdasarkan Tabel 3 sebesar 325 kg/m3. Jika kadar
semen yang diperoleh dari perhitungan 12 belum mencapai syarat minimum yang
ditetapkan, maka harga minimum ini harus dipakai dan faktor air semen yang baru perlu
disesuaikan.
15. Faktor air semen yang disesuaikan (dalam hal ini dapat diabaikan, karena syarat minimum
kadar semen sudah dipenuhi).
16. Susunan butir gradasi agregat halus (dari hasil analisis ayakan didapat bahwa pasir berada
pada zona 2).
17. Prosentase agregat pasir (bahan yang lebih halus dari 4,8 mm), yangdicapai dalam Grafik
13 – 15 atau Gambar 14 untuk kelompok ukuran butir agregat maksimum 20 mm pada nilai
slump 30 – 60 mm dan nilai faktor air semen 0,454. Untuk agregat halus (pasir) yang
termasuk daerah susunan butir zona 2 diperoleh nilai antara 33 – 41. Nilai yang dipakai
dapat diambil antar kedua nilai ini (biasanya nilai rata-rata), dalam kasus ini diambil nilai
35%.

36
Gambar 14. Prosentase pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan
untuk ukuran butir maksimum 20 mm

18. Berat jenis relatif agregat adalah berat jenis agregat gabungan, artinya gabungan agregat
halus dan agregat kasar.
BJ agregat halus = 2,558
BJ agregat kasar = 2,623
BJ agregat gabungan halus dan kasar = (0,35  2,558) + (0,55  2,623)
= 2,338

19. Berat jenis beton, diperoleh dari Grafik 16 dengan jalan membuat grafik linier baru yang
sesuai dengan nilai berat jenis agregat gabungan yaitu 2,338. Titik potong grafik baru
ini sesuai dengan garis tegak lurus yang menunjukkan kadar air bebas (dalam kasus ini
194 kg/m3) akan menghasilkan nilai berat jenis beton yang direncanakan (diperoleh nilai
BJ beton = 2220 kg/m3).

37
Grafik 16. Hubungan kandungan air, berat jenis agregat campuran dan berat isi beton

20. Kadar agregat gabungan adalah berat jenis beton dikurangi jumlah kadar semen dan kadar
air = 2220 – 194 – 425,844 = 1600,156 kg/m3
21. Kadar agregat halus = 0,35 x 1600,156 = 560,055 kg/m3
22. Kadar agregat kasar = 1600,156 – 560,055 = 1040,101 kg/m3
Kebutuhan teoritis semen = 425,844 kg
Kebutuhan teoritis air = 194,000 kg
Kebutuhan teoritis pasir = 560,055 kg
Kebutuhan teoritis kerikil = 1040,101 kg
Rasio proporsi teoritis (dalam berat) = semen : air : pasir : kerikil
1,000 : 0,456 : 1,315 : 2,442

38
DAFTAR ISIAN (FORMULIR) PERENCANAAN CAMPURAN BETON
Tabel/grafik
No. Uraian Nilai
perhitungan
1 Kuat tekan yang Ditetapkan 30 MPa pada 28 hari, bagian tak
disyaratkan (28 hari, 5%) memenuhi syarat 5% (k=1,64)
2 Deviasi standar Diketahui 7 Mpa
3 Nilai tambah (margin) Diketahui 1,64 x 7 = 11,48 MPa
4 Kuat Tekan rata-rata target (1) + (3) 30 + 11,48 = 41,48 MPa
5 Jenis semen Ditetapkan Tipe I
6 Jenis Agregat Kasar Ditetapkan Batu pecah
Jenis Agregat Halus Ditetapkan Alami
7 Faktor air semen bebas Tabel 2, Grafik 1 0,454 (silinder)
8 Faktor air semen Ditetapkan 0,55
maksimum
9 Slump Ditetapkan 30 - 60 mm
10 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 20 mm
11 Kadar air bebas Tabel 3 194 kg/m3
12 Kadar semen (11) / (8) 425,844 kg/m3
13 Kadar semen maksimum Ditetapkan - kg/m3
14 Kadar semen minimum Ditetapkan 325 kg/m3
15 Faktor air semen - -
penyesuaian
16 Gradasi agregat halus Grafik 3 s/d 6 zona 2
17 Gradasi agregat kasar atau Tabel 7, Grafik 7 s/d 12
gabungan
18 Persen agregat halus Grafik 13 s/d 15 35%
19 Berat jenis relatif (ssd) Diketahui 2,338 kg/m3
20 Berat isi beton Grafik 13 2220 kg/m3
21 Kadar agregat gabungan (20)  (12)  (11) 1600,156 kg/m3
22 Kadar agregat halus (18)  (21) 560,055 kg/m3
23 Kadar agregat kasar (21) (22) 1040,101 kg/m3

Perhitungan kebutuhan aktual tiap m3 :


Kondisi ideal dari agregat adalah kondisi jenuh kering permukaan (SSD), dimana kondisi aktual
agregat biasanya tidak memenuhi syarat tersebut. Karenanya angka-angka teoritis diatas harus
dikoreksi terhadap resapan, kadar air dan temperature saat pengecoran.
Jumlah air yang terdapat dalam :
 Kerikil = (2,765 – 1,700) / 100 x 1040 = 11,076 kg
Sedangkan kebutuhan air yang diperlukan pasir untuk memenuhi kapasitas penyerapannya :
 Pasir = (3,093 – 2,354) / 100 x 560 = 4,138 kg

39
Dengan demikian susunan campuran aktual untuk tiap 1 m3 beton :
 Semen = 426 kg
 Pasir = 560 - 4,138 = 555,862 kg
 Kerikil = 1040 + 11,076 = 1051,076 kg
 Air = 194 + 4,138 - 11,076 = 187,062 kg

Cek jumlah campuran dalam berat :


Sebelum koreksi = Sesudah koreksi
426 +194 + 560 +1040 = 426 + 187 + 556 + 1051
2220 = 2220

Perbandingan/proporsi campuran dalam berat :


Semen : Air : Pasir : Kerikil
1 : 0,439 : 1,305 : 2,467

Perhitungan susunan campuran beton dalam volume :


 Volume semen = berat / berat volume semen = 426 / 1400 = 0,304
 Volume pasir = 556 / 1554,692 = 0,358
 Volume kerikil = 1051 / 1458,155 = 0,721
 Volume air = 187 / 1000 = 0,187

Perbandingan/proporsi campuran dalam volume :


Semen : Air : Pasir : Kerikil
1 : 0,615 : 1,178 : 2,372

40
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI
DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM MATERIAL TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BALI

ANALISIS KOMPOSISI CAMPURAN SILINDER BETON


KUAT TEKAN f'c 15 Mpa

Studi Eksperimen Pelat Beton Bertulang Pracetak Satu Arah


Laboratorium material Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali

Peneliti
I Nyoman Ardika

Material campuran :
PASIR ALAMI KARANGASEM
KERIKIL BATU PECAH KARANGASEM DIAMETER MAX. 20 mm.
SEMEN TONASA / TYPE I

86
HASIL PENGUJIAN MATERIAL

LOKASI PENGUJIAN :
LABORATORIUM MATERIAL JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BALI

Pelaksana Pengujian :
I Nyoman Ardika,
I Gusti Bagus Suadnyana, S.T, dan I Ketut Darmaja.

Identitas Penelitian :

Judul Penelitian : Studi Eksperimen Pelat Beton Bertulang Pracetak


Satu Arah Berpenampang “U” Sebagai Alternatif
Struktur Lantai

Lokasi Penelitian : Laboratorium material Teknik Sipil Politeknik


Negeri Bali
Nama peneleti : I Nyoman Ardika

Identitas Material yang Diuji :

SEMEN :
Merk / TYPE : TONASA / TYPE I

PASIR :
Asal material : KARANGASEM
Jenis aggregat : ALAMI
Kondisi material : SSD (Saturated Surface Dry / Kering Permukaan)

KERIKIL :
Asal material : : KARANGASEM
Jenis aggregat : BATU PECAH
Kondisi material : : SSD (Saturated Surface Dry / Kering Permukaan)

87
Perencanaan Campuran :
Kuat tekan Silinder
15 MPa.
beton
Nilai SLUMP 120 mm.
Deviasi standard 1.5 MPa.
Penggunaan F2 (dalam ruangan kondisi korosif).

Propertis Material Hasil Pengujian Laboratorium :

SEMEN :
Berat Volume SEMEN 1.096 Kg./m3.

PASIR :
Zone PASIR 2
Berat jenis SSD PASIR 2.468 Gr./Cm3.
Berat Volume PASIR 1.174 Kg./m3.
Rerata kandungan agg. KASAR dalam PASIR 7.321 %

KERIKIL :
Diameter butir KERIKIL max. 20 mm.
Berat jenis SSD KERIKIL 2.498 Gr./Cm3.
Berat Volume KERIKIL 1.298 Kg./m3.

Kebutuhan Material Untuk 1 M3 Beton………………. Kg. M3


Semen 294.889 0.269
Pasir 967.683 0.824
Kerikil 755.799 0.582
Air 225 0.225

Komposisi Campuran Beton……………………………. Kg. M3


Semen 1 1
Pasir 3.282 3.063
Kerikil 2.563 2.164
Air 0.763 0.836

88
Studi Eksperimen Pelat Beton Bertulang Pracetak Satu Arah
Berpenampang “U” Sebagai Alternatif Struktur Lantai

Tabel 6.1-1
Analisis Komposisi Campuran Beton
Benda Uji Berbentuk Silinder
Kuat Tekan f`c 15 Mpa

Hasil
No. Keterangan Satuan
Analisis

(01) Nilai tambah / Margin (M = 1.64 x SD) 2.46 MPa.

(02) Kekuatan SILINDER rata-rata yang ditargetkan (fc1 =17.46


f`c + M) MPa.
(04) Faktor air semen bebas (fas_bebas) 0.763
(05) Kadar air bebas 225 Kg.
(06) Jumlah Semen yang dipakai 294.889 Kg.

(07) Prosentase PASIR ideal 52.037 %

(08) Prosentase PASIR aktual 56.147 %

(09) Prosentase KERIKIL 43.853 %

(10) Berat Jenis Relatif Aggregat Gabungan 2.481 Gr/Cm3

(11) Berat Jenis BETON SEGAR 2243.371 Kg/M3

(12) Kadar Aggregat Gabungan 1723.482 Kg/M3

(13) Kadar Aggregat HALUS (PASIR) 967.683 Kg/M3

(14) Kadar Aggregat KASAR (KERIKIL) 755.799 Kg/M3

89
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI
DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM MATERIAL TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BALI

HASIL PENGUJIAN
DAN
HASIL PENGOLAHAN DATA LABORATORIUM

Pelaksana Pengujian :
I Nyoman Ardika,
I Gusti Bagus Suadnyana, S.T, dan I Ketut Darmaja.

Identitas Material yang Diuji :

SEMEN :
Merk / TYPE : TONASA / TYPE I

PASIR :
Asal material : KARANGASEM
Jenis aggregat : ALAMI
Kondisi material : SSD (Saturated Surface Dry / Kering Permukaan)

KERIKIL :
Asal material : : KARANGASEM
Jenis aggregat : BATU PECAH
Kondisi material : : SSD (Saturated Surface Dry / Kering Permukaan)

90
Studi Eksperimen Pelat Beton Bertulang Pracetak Satu Arah Berpenampang “U”
Sebagai Alternatif Struktur Lantai

Tabel 6.1-2
Analisis hasil ayakan pasir

Jenis material yang diayak : PASIR.


Berat Pasir 01 sebelum diayak = 898.5 gram.
Berat Pasir 02 sebelum diayak = 788.5 gram.

Berat AGGREGAT HALUS yang diayak = 1473 gram.

No. D W1 W2.1 W2.2 W3 k3 W4 W5 W6 %W6

1 19 410.5 410.5 410.5 0.0 0 0 0 1473 100


2 9.5 411.5 411.5 411.5 0.0 0 0 0 1473 100
3 4.75 411.0 476.5 469.0 123.5 0 123.5 0 1473 100
4 2.36 287.0 363.5 362.0 151.5 0 151.5 151.5 1321.5 89.7
5 1.18 301.5 416.0 415.5 228.5 0 228.5 380 1093 74.2
6 0.6 278.5 394.5 395.5 233.0 0 233 613 860 58.4
7 0.3 277.5 416.5 416.5 278.0 0 278 891 582 39.5
8 0.15 272.0 432.5 429.5 318.0 0 318 1209 264 17.9
9 0.075 265.0 448.0 346.0 264.0 0 264 1473 0 0
10 FAN 255.0 298.5 302.0 90.5 0 90.5

Jumlah 1687 0 1687

Keterangan :
D Ukuran Ayakan (mm)
W1 Berat Ayakan (gram)
W2.1 Berat Pasir 01 Tertahan pada Ayakan + berat Ayakan (gram)
W2.2 Berat Pasir 02 Tertahan pada Ayakan + berat Ayakan (gram)
W3 Berat PASIR Tertahan Pada Ayakan (gram)
k3 KOREKSI Berat PASIR Tertahan pd Ayakan (gram)
W4 Berat PASIR TERTAHAN Pada Ayakan Terkoreksi (gram)
W5 Komulatif Berat AGREGAT HALUS TERTAHAN pada Ayakan (gram)
W6 Berat AGGREGAT HALUS LOLOS Ayakan (gram)
%W6 % AGGREGAT HALUS LOLOS Ayakan (%)

91
Studi Eksperimen Pelat Beton Bertulang Pracetak Satu Arah
Berpenampang “U” Sebagai Alternatif Struktur Lantai

Tabel 6.1-3
Analisis hasil ayakan pasir

D ZONE-1 ZONE-2 ZONE-3 ZONE-4


% W5
[mm] Spek Ev Spek Ev Spek Ev Spek Ev

19 100 100 - 100 1 100 - 100 1 100 - 100 1 100 - 100 1


9.5 100 100 - 100 1 100 - 100 1 100 - 100 1 100 - 100 1
4.75 100 90 - 100 1 90 - 100 1 90 - 100 1 95 - 100 1
2.36 89.7 60 - 95 1 75 - 100 1 85 - 100 1 95 - 100 0
1.18 74.2 25 - 70 0 55 - 90 1 75 - 100 0 90 - 100 0
0.6 58.4 10 - 39 0 35 - 59 1 60 - 79 0 80 - 100 0
0.3 39.5 5 - 20 0 8 - 30 0 12 - 40 1 5 - 50 1
0.15 17.9 0 - 10 0 0 - 10 0 0 - 10 0 0 - 15 0
0.075 0 0-0 1 0-0 1 0-0 1 0-0 1

Jml.Ev 4 6 4 3

Keterangan :
Ev Evaluasi % pasir lolos ayakan terhadap spesifikasi Zone
Ev = 1, memenuhi syarat spesifikasi.
Ev = 0, tidak memenuhi syarat spesifikasi.
D Ukuran lubang ayakan, [mm]
%W5 % Pasir lolos ayakan
Jml. Ev Jumlah hasil evaluasi yang memenuhi persyaratan spesifikasi
untuk ukuran ayakan yang berurutan dimulai dari ukuran 19
mm.

ZONE PASIR ditentukan berdasarkan jumlah tertinggi hasil evaluasi % pasir


lolos ayakan terhadap spesifikasi, sehingga PASIR (AGGREGAT HALUS)
yang diuji masuk dalam ZONE : 2
Kandungan AGGREGAT KASAR dalam PASIR = 7.32 %.

92
Studi Eksperimen Pelat Beton Bertulang Pracetak Satu Arah Berpenampang
“U” Sebagai Alternatif Struktur Lantai

Tabel 6.1-4
Analisis Data Berat Pasir dan Volume Pasir

Data Pengujian
Keterangan Sat. Simbul
S.01 S.02

Data uji butiran Pasir yang Tertahan di Atas Saringan 4,75 mm.

Berat sampel di udara gr. W10ps 0.0 0.0


Berat sampel dalam air gr. W11ps 0.0 0.0
Berat sampel kering open gr. W12ps 0.0 0.0

ANALISIS Data uji butiran Pasir yang Tertahan di Atas Saringan 4,75 mm.

Volume sampel cm 3 V1 0.0 0.0


Berat air dalam aggregat gr. W13 0.0 0.0

Data uji butiran Pasir yang Lolos Saringan 4,75 mm.

Berat (stoples + tutup) gr. W1ps 653.5 720.5


Berat (stoples + SAMPEL SSD + tutup) gr. W2ps 1628 1648.5
Berat (stoples + tutup + sampel dalam air + Air) gr. W3ps 2361 2397.5
Berat (stoples + tutup + Air) gr. W4ps 1781.5 1845.5
Berat SAMPEL kering open gr. W5ps 949 903.5

ANALISIS Data uji butiran Pasir yang Lolos Saringan 4,75 mm.

Berat SAMPEL kering open gr. W6 974.5 928


Berat (stoples + tutup + Air) + sampel gr. W7 2756 2773.5
Berat air yang tumpah akibat dimasukkannya
gr. W8 395 376
sampel ke dalam air
Volume sampel cm 3 V 395 376
Berat air dalam aggregat gr. W9 25.5 24.5

93
Tabel 6.1-5
Analisis Berat Jenis, Penyerapan, dan Kadar Lumpur Pasir

Simbul, Data Pengujian


Keterangan Sat. Formul
a S.01 S.02

Berat Jenis ssd PASIR


Berat PASIR tertahan di atas saringan 4,75 mm. gr. W1a 0 0
Berat PASIR yang lolos saringan 4,75 mm. gr. W1b 974.5 928
Berat total PASIR. gr. W1ab 974.5 928
3
Volume PASIR tertahan di atas 4,75 mm. Cm V1a 0 0
3
Volume PASIR yang lolos saringan 4,75 mm. Cm V1b 395 376
3
Volume total PASIR. Cm V1ab 395 376
3
Berat jenis ssd PASIR gr/cm Bj 2.467 2.468
3
Berat jenis rata-rata benda uji PASIR (gr/cm ) 2.468
Penyerapan Pasir
Berat PASIR KERING OPEN yang tertahan di
gr. W5a 0 0
atas saringan 4,75 mm.
Berat PASIR KERING OPEN yang lolos
gr. W5b 949 903.5
saringan 4,75 mm.
Berat total PASIR KERING OPEN. gr. W5ab 949 903.5
Berat air dalam PASIR yang tertahan di atas
gr. W8a 0 0
saringan 4,75 mm.
Berat air dalam PASIR yang lolos saringan 4,75
gr. W8b 25.5 24.5
mm.
Berat total air dalam PASIR. gr. W8ab 25.5 24.5
Penyerapan PASIR % Pa 2.687 2.712

Penyerapan rata-rata PASIR (%) 2.700

Kadar Lumpur Pasir


3
Pembacaan skala pasir cm SKLps 400 426
3
Pembacaan skala lumpur cm SKLlp 440 475
Sand Equivalent (SE) % SE 90.909 89.684
Kadar lumpur % Kl 9.091 10.316
Kadar lumpur rata-rata PASIR % 9.704

94
Studi Eksperimen Pelat Beton Bertulang Pracetak Satu Arah
Berpenampang “U” Sebagai Alternatif Struktur Lantai

Tabel 6.1-6
Analisis Data Berat Kerikil dan Volume Kerikil

Data Pengujian
Keterangan Sat. Simbul
S.01 S.02

Data butiran Kerikil yang Tertahan di Atas Saringan 4,75 mm.

Berat sampel di udara gr. W10kr 642 721


Berat sampel dalam air gr. W11kr 387.5 429.5
Berat sampel kering open gr. W12kr 623.5 696.5

ANALISIS Data butiran Kerikil yang Tertahan di Atas Saringan 4,75 mm.

Volume sampel cm 3 V1 254.5 291.5


Berat air dalam aggregat gr. W13 18.5 24.5

Data butiran Kerikil yang Lolos Saringan 4,75 mm.

Berat (stoples + kaca penutup) gr. W1kr 0 0

Berat (stoples + sampel SSD+kaca penutup) gr. W2kr 0 0

Berat (stoples + kaca penutup + sampel


gr. W3kr 0 0
dalam air + Air)
Berat (stoples + kaca penutup + Air) gr. W4kr 0 0
Berat sampel kering open gr. W5kr 0 0

ANALISIS Data butiran Kerikil yang Lolos Saringan 4,75 mm.

Berat sampel gr. W6 0 0


Berat (stoples + kaca penutup + Air) +
gr. W7 0 0
Berat sampel
Berat air yang tumpah akibat
gr. W8 0 0
dimasukkannya sampel ke dalam air
Volume sampel cm 3 V 0 0
Berat air dalam aggregat gr. W9 0 0

95
Tabel 6.1-7
Analisis Berat Jenis dan Penyerapan Kerikil

Data Pengujian
Keterangan Sat. Simbul
S.01 S.02

Berat Jenis ssd KERIKIL


Berat KERIKIL yang tertahan diatas
gr. W1a 642 721
saringan 4,75 mm.
Berat KERIKIL yang lolos saringan 4,75
gr. W1b 0 0
mm.
Berat total KERIKIL. gr. W1ab 642 721
Volume KERIKIL yang tertahan pada
Cm3 V1a 254.5 291.5
saringan 4,75 mm.
Volume KERIKIL yang lolos saringan 4,75
Cm3 V1b 0 0
mm.
Volume total KERIKIL. Cm3 V1ab 254.5 291.5
3
Berat jenis SSD KERIKIL gr/cm Bj 2.5226 2.4734

Berat jenis SSD rata-rata KERIKIL (gr/cm3) 2.498

Penyerapan Kerikil
Berat KERIKIL KERING OPEN yang
gr. W5a 623.5 696.5
tertahan diatas saringan 4,75 mm.
Berat KERIKIL KERING OPEN yang lolos
gr. W5b 0 0
saringan 4,75 mm.

Berat total KERIKIL KERING OPEN. gr. W5ab 623.5 696.5


Berat air dalam KERIKIL yang tertahan
gr. W8a 18.5 24.5
diatas saringan 4,75 mm.
Berat air dalam KERIKIL yang lolos
gr. W8b 0 0
saringan 4,75 mm.

Berat total air dalam KERIKIL. gr. W8ab 18.5 24.5

Penyerapan KERIKIL % Pa 2.9671 3.5176

Penyerapan rata-rata KERIKIL (%) 3.242

96
Studi Eksperimen Pelat Beton Bertulang Pracetak Satu Arah
Berpenampang “U” Sebagai Alternatif Struktur Lantai
Tabel 6.1-8
Analisis Berat Volume Kerikil, Pasir, dan Semen

Data Pengujian
Keterangan Sat. Simbul
S1 S2

Berat bejana kosong gr. W14 2150 2150


Analisis berat volume PASIR
Berat bejana + Benda uji gr. W15ps 5800 5780
Berat bejana kosong + tutup kaca gr. W16ps 4350 4350
Berat bejana + Air + tutup kaca gr. W17ps 7450 7450
Berat SAMPEL uji gr. W18ps 3650 3630
3
Volume SAMPEL cm Vps 3100 3100
Berat Volume benda uji PASIR gr/cm 3 BVps 1.177 1.171
Berat Volume rata-rata PASIR 1.174
Analisis berat volume KERIKIL
Berat bejana + Benda uji gr. W15kr 6150 6200
Berat bejana kosong + tutup kaca gr. W16kr 4350 4350
Berat bejana + Air + tutup kaca gr. W17kr 7450 7450
Berat SAMPEL uji gr. W18kr 4000 4050
Volume SAMPEL cm3 Vkr 3100 3100
3
Berat Volume benda uji PASIR gr/cm BVkr 1.29 1.306
Berat Volume rata-rata KERIKIL 1.298
Analisis berat volume SEMEN
Berat bejana + Benda uji gr. W15pc 5550 5540
Berat bejana kosong + tutup kaca gr. W16pc 4400 4400
Berat bejana + Air + tutup kaca gr. W17pc 7500 7500
Berat SAMPEL uji gr. W18pc 3400 3390
3
Volume SAMPEL cm Vpc 3100 3100
Berat Volume benda uji PASIR gr/cm3 BVpc 1.097 1.094
Berat Volume rata-rata SEMEN 1.096

97
Hubungan Kuat Tekan Beton Dengan Faktor Air Semen (fas)
(Benda Uji Berbentuk Silinder Ø 150 mm, Tinggi 300 mm) Umur 28
Hari, Semen Type I, II, & V, Aggregat Alami

Sb.- X : Faktor air semen (fas)


Sb. -Y : Kuat tekan silinder beton (Mpa)

Gambar 6.1-1

98
Hubungan Kuat Tekan Beton Dengan Faktor Air Semen (fas)
(Benda Uji Berbentuk Silinder Ø 150 mm, Tinggi 300 mm) Umur 28
Hari, Semen Type I, II, & V, Aggregat Batu Pecah

Sb.- X : Faktor air semen (fas)


Sb. -Y : Kuat tekan silinder beton (Mpa)

Gambar 6.1-2

99
Hubungan Faktor Air Semen (fas) dengan Prosentase Aggregat Halus
terhadap Aggregat Gabungan
Diameter Butir Aggregat Max. 10 mm
Slump : 60 - 180 mm.

Sb.- X : Faktor air semen (fas)


Sb. -Y : Prosentase Aggregat Halus terhadap Aggregat Gabungan

Gambar 6.1-3

100
Hubungan Faktor Air Semen (fas) dengan Prosentase Aggregat Halus
terhadap Aggregat Gabungan
Diameter Butir Aggregat Max. 40 mm
Slump : 60 - 180 mm.

Sb.- X : Faktor air semen (fas)


Sb. -Y : Prosentase Aggregat Halus terhadap Aggregat Gabungan

Gambar 6.1-4

101
Hubungan Kadar air
bebas, Berat jenis
aggregat gabungan
dengan Berat jenis
beton segar

Sb.- X : Kadar air


bebas (Kg/m3);

Berat jenis beton segar


(Kg/m3)

Gambar 6.1-5

102
Tabel 6.1-9
Perkiraan Kekuatan Tekan (MPa) Beton Dengan Faktor Air Semen 0,5 Dan Jenis
Semen Serta Aggregat Kasar yang Biasa Dipakai Di Indonesia

Kekuatan Tekan (Mpa)


Junis Semen Jenis Aggregat Kasar Pada Umur (Hari) Bentuk
3 7 28 91 Benda Uji

Semen Portland Batu tak dipecahkan 17 23 33 40 Silinder


Tipe I atau Semen Batu pecah 19 27 37 45
tahan sulfat Tipe
Batu tak dipecahkan 20 28 40 48 Kubus
II, V
Batu pecah 23 32 45 54
Semen Portland Batu tak dipecahkan 21 28 38 44 Silinder
Tipe III Batu pecah 25 33 44 48
Batu tak dipecahkan 25 31 46 53 Kubus
Batu pecah 30 40 53 60

Tabel 6.1-10
Persyaratan Jumlah Semen Minimum Per M3 Beton dan Faktor Air Semen
Maksimum Untuk Berbagai Macam Pembetonan Dalam Lingkungan Khusus

Jml Semen Nilai fas


Lingkungan Pembetonan
Min. (Kg) Max.

Beton di dalam ruang bangunan :


a) Keadaan keliling non korosif 275 0,60
b) Keadaan keliling korosif disebabkan oleh kondensasi 325 0,52
atau uap korosif

Beton diluar ruangan bangunan :


a) Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari 325 0,60
langsung
b) Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 275 0,60
Beton yang masuk ke dalam tanah : 325 0,55

a) Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti lihat tabel 3


b) Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah. lihat tabel 4
Beton yang kontinyu berhubungan :
a) Air tawar
b) Air laut

103

Anda mungkin juga menyukai