b) Agregat Kasar (Split) : kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 70
Lumpur adalah bagian-bagian yang berasal dari agregat alam (kerikil dan pasir)
yang dapat melalui ayakan 0,075 mm, dengan berat jenis kurang dari 2,0 t/m3 (SK
yang telah diketahui yakni alkali dan sulfat.Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
menentukan kandungan lumpur yang terdapat dalam agregat halus. Benda uji
yang digunakan pada percobaan ini merupakan benda uji berupa pasir level kadar
lumpur pada agregat merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terganggunya
proses mengikat dan pengerasan beton. Kadar lumpur tidak bisa menyatu dengan semen
menyebabkan kuat tekan beton akan berkurang dengan tidak mengikat materi satu sama
lain. SK SNI S-04-1989-F, tingkat level kadar lumpur yang diijinkan maksimal 5% untuk
Dalam penelitian ini untuk mengetahui efek dari kadar lumpur pada isi agregat
halus pada kuat tekan beton pada lima variasi tingkat kategori kadar lumpur bersih
dengan kandungan 1% dan 2%, kadar lumpur 4% dan pasir kotor dengan tingkat
7% dan 11%, sedangkan untuk isi kadar lumpur kasar agregat 0,7%.
Untuk menciptakan mutu beton yang baik (kuat tekan tinggi), maka bahan
penyusun beton harus memenuhi syarat teknis. Salah satu syarat teknis adalah
agregat halus (pasir) tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % berat pasir.
Kadar lumpur agregat normal yang diijinkan SK SNI S–04–1989–F untuk agregat
halus (pasir) maksimal 5% dan untuk agregat kasar (split) maksimal 1%. Ada
penggabungan antara semen dengan agregat. Pada akhirnya kekuatan tekan beton
akan berkurang karena tidak adanya saling mengikat. Dala penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh kadar lumpur pada agregat halus (pasir) terhadap kuat tekan
beton dibuat lima variasi kadar lumpur yang terdapat pada agregat halus (pasir)
yaitu katagori pasir dengan kadar lumpur bersih (1% & 2%), pasir dengan kadar
lumpur sedang (4%) dan pasir dengan kadar lumpur kotor (7% & 11%) sedangkan
untuk kadar lumpur yang terdapat pada agregat kasar adalah 0.70% ( kurang dari
1%).
a) Signifikansi
Pengaruh kadar lumpur pada agregat halus dalam pembuatan mix design
beton mempengaruhi sifat sifat serta kuat tekan beton. Dalam penelitian
bervariasi dari yang kadar lumpurnya bersih, sedang sampai yang kadar
lumpurnya kotor (1%, 2%, 4%, 7%, 11%) terhadap workability, berat jenis
betonnya, berat betonnya sendiri serta kuat tekan beton yang dihasilkan.
b) Metode Penelitian
Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan. Agregat halus ini
mempunyai ukuran butir antara 1,5 - 3,8 atau butirannya menembus ayakan
ukuran kurang lebih 5,0 mm. Sedang agregat kasar adalah agregat berupa kerikil
sebagai hasil desintegrasi alami batu-batuan atau batu pecah yang ukuran
butirannya lebih besar dari 5,0 mm. Gradasi agregat merupakan distribusi ukuran
butiran agregat. Alat untuk mengukur besar butir agregat biasanya digunakan
ayakan atau saringan. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang seragam
volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butirnya bervariasi maka volume
Untuk pembuatan adukan beton atau mortar diperlukan suatu butiran yang
mempunyai volume pori sesedikit mungkin. Hal ini karena jika volume pori
agregat kecil membutuhkan volume perekat sedikit. Agregat halus untuk beton
dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau
berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat pemecah batu. Adapun syarat-
syarat dari agregat halus yang digunakan menurut PBI 1971, antara lain:
a. Pasir terdiri dari butir- butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya tidak
mudah lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
b. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian- bagian
yang bisa melewati ayakan 0,063 mm. Bila kadar lumpur lebih dari 5%.
Menurut peraturan yang dipakai saat ini ( SK SNI S -04 -1989-F dan SK SNI T-
15-1990-03 ) kekasaran agregat halus dibagi menjadi ampat zone yaitu pasir
halus, agak halus, agak kasar, dan kasar, demikian halnya dengan agregat kasar.
Sifat-sifat agregat yang mempengaruhi mutu beton salah satunya adalah bentuk
permukaan kasar, ada yang berbentuk pipih dan lonjong. Bentuk butiran
berpengaruh pada :
d. Kelecakan (workability)
b) Saringan no.200.
Hari Pertama :
1. Menimbang cawan/ wadah/pan anti karat yang ukurannya cukup besar,
dalam drying oven selama ±24 jam dengan suhu (100 ± 5)℃ (sampai
beratnya tetap).
Hari Kedua :
beberapa saat;
3. Kemudian memberikan air secukupnya pada benda uji (split/koral) yang ada
seluruhnya;
200 dengan hati-hati agar benda uji (split/koral) tidak ikut tertuang kedalam
seluruhnya;
saringan no. 200 dengan hati – hati agar benda uji (split/koral) tidak ikut
bahan benda uji (split/koral) ke dalam drying oven selama ±24 jam.
Hari Ketiga :
Agregat Halus
a) Cara I
Hari Pertama :
drying oven selama ±24 jam dengan suhu (100 ± 5)℃ (sampai beratnya
tetap).
Hari Kedua :
beberapa saat;
anti karat dan mencatat nilainya (W2). Jadi,berat benda uji (pasir) mula–
mula : A = W2 – W1;
9. Membuang seluruh air yang ada didalam gelas ukur dengan hati-hati agar
10. Ulangi percobaan point (4) sampai dengan (6) sampai air terlihat jernih;
12. Menuangkan bahan benda uji (pasir) ke dalam cawan yang telah
Hari Ketiga :
PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2019 KELOMPOK 6
BAB 4 KADAR LUMPUR AGREGAT
b) Cara II
1. Mengambil Agregat halus (pasir) apa adanya (alami);
pasir dan lumpurnya dan sudah tidak terjadi lagi penurunan butiran-butiran
pasir; Kemudian membaca skala volume untuk besaran pasir dan lumpur
Agregat Kasar
=458 – 158
= 300 gr
= 453 – 158
= 293 gr
A−B
Kadar Lumpur Agregat Kasar = ×100%
B
300−293
= ×100%
293
= 1,695 %
Agregat Halus
=601,5 – 166,5
= 500 gr
= 582 – 166,5
= 415,5 gr
A−B
Kadar Lumpur Agregat Halus = ×100%
B
500−415,5
= ×100%
415,5
= 20,337 %
V1(lumpur)
Kadar Lumpur Agregat halus = ×100%
V(total)
1
= ×100%
148
= 0,68 %
Gambar Alat Pengujian Kadar Lumpur Agregat kasar (Tabel 4.5 Terlampir)
Gambar Alat Pengujian Kadar Lumpur Agregat halus (Tabel 4.6 Terlampir)
4.8.1 Kesimpulan
PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2019 KELOMPOK 6
BAB 4 KADAR LUMPUR AGREGAT
Hasil SK-SNI-S-04-
Benda Uji Keterangan
Pengamatan 1989-F
Agregat Kasar Tidak memenuhi
1,695 % ≤1%
standar
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus
4.8.2 Saran
Dari data percobaan diperoleh beberapa saran dalam percobaan yaitu :
a. Perhatikan ketelitian dalam menimbang
b. Gunakan agregat sesuai dengan standar Dmaks yang ditentukan
c. Menghindari air cuka yang tumpah
d. Membaca nilai penimbangan dengan teliti