Anda di halaman 1dari 42

TEKNOLOGI BETON

PARAMETER YANG MEMPENGARUHI


KEKUATAN BETON
 Kualitas Semen
 Proporsi terhadap campuran
 Kekuatan dan kebersihan agregat
 Intraksi adhesi antara pasta semen dengan agregat
 Pencampuran bahan yang cukup untuk campuran beton
 Pemadatan beton yang benar
 Perawatan beton
Definisi Beton
Secara umum beton didefinisikan adalah suatu
bahan yang bahan dasarnya yang terdiri dari
semen, pasir, krikil dan air.
Beton dapat didefinisikan ditinjau dari dua
terminologi materialnya (komposisi campuran
materialnya) dan cara pelaksanaannya (teknik
pelaksanaannya dan alat yang dipergunakan)
I. Definisi Beton Ditinjau Dari
Materialnya
1. Beton sederhana adalah beton yang bahan
dasarnya terdiri dari semen, pasir, kerikil,
dan air.
2. Beton modern adalah beton yang bahan
dasarnya terdiri dari semen, pasir, kerikil,
dan air ditambah bahan tambahan (additif
atau kimia beton)
II. Beton ditinjau dari pelaksanaan
pekerjaanya
1. Beton manual adalah beton yang dikerjakan
dilapangan pada saat pencampuran dengan
menggunakan peralatan yang sangat sederhana,
komposisi pencampuran materialnya tidak
merata
2. Beton masinal adalah beton yang dikerjakan
dilapangan pada saat pencampuran dengan
menggunakan peralatan modern (mesin),
komposisi pencampuran materialnya lebih
merata.
Kelebihan dan Keuntungan Beton
Dalam keadaan yang mengeras beton bagaikan
batu karang dengan kekuatan yang tinggi, dalam
keadaan segar beton dapat diberi bermacam-
macam bentuk yang mempunyai nilai seni yang
tinggi yang semata-mata untuk tujuan dekoratif.
Beton akan memberikan hasil akhir yang bagus jika
pengolahan akhir dilakukan dengan cara khusus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang dibuat (mix
design).
Kelebihan Beton
Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan
kebutuhan kontruksi
Mampu memikul beban berat
Relatif tahan terhadap temperatur yang tinggi
Biaya pemeliharaannya kecil
Tahan terhadap bangunan air (seperti;
bendungan, bangunan bagi, gorong-gorong dll)
Materialnya relatif mudah didapat
Kekurangan Beton
Bentuk yang telah dibuat sulit diubah
Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian
yang tinggi
Berat sendiri beton sangat berat
Daya pantul suara yang besar
Kuat tariknya rendah berkisar antara 9% s/d 15%
MATERIAL PENYUSUN BETON
 BAHAN PEMBENTUK BETON
1. SEMEN
2. AGREGAT
3. AIR
4. ADITIV/ BAHAN TAMBAHAN

 Untuk material tersebut agar dapat digunakan sabagai bahan


penyusun beton yang dapt menghasilkan kualitas beton yang cukup
bagus maka masing masing bahan tersebut harus lolos syarat uji
material yang telah ditetapkan
I. SEMEN
Semen adalah merupakan hasil industri yang sangat
komplek, dengan susunan yang berbeda – beda. Semen
dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1. Semen non hidrolis adalah semen yang tidak dapat
mengeras dan mengikat didalam air akan tetapi dapat
mengeras diudara contohnya kapur
2. Semen hidrolis adalah semen yang mempunyai
kemampuan untuk mengikat dan mengeras didalam air
contoh : kapur hidrolik, semen pozzolan, semen portland
tanur tinggi, semen alumina dan semen ekspasif. Contoh
lain adalah semen portland putih , semen warna, dan
semen – semen untuk keperluan khusus.
SIFAT DAN KARAKTERISTIK SEMEN PORTLAND
Semen yang satu dapat dibedakan dengan yang lainnya
dapat dibedakan berdasarkan sifat fisika dan sifat
kimianya.
1. Sifat fisika semen portland meliputi kehalusan butir
waktu pengikatan, kekekalan, kekuatan tekan,
pengikatan semu, panas hidrasi, dan perubahan
volume.
2. Sifat kimia merupakan perbedaan persentase senyawa
kimia akan menyebabkan perbedaan sifat semen,
kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam semen
akan membentuk karakteristik dan jenis semen.
PEMBAGIAN JENIS SEMEN PORTLAND (SNI T-15-
1990-03.22)
Tipe 1, adalah semen portland yang dalam penggunaannya tidak
memerlukan persyaratan khusus seperti jenis-jenis semen
lainnya.
Tipe 2, adalah semen portland yang dalam penggunaannya
memerlukan ketahanan terhadap sifat dan panas hidrasi sedang.
Tipe 3, adalah semen portland yang dalam pengguaannya
memerlukan kekuatan awal yang tinggi dalam parse permulaan
setelah pengikatan terjadi.
Tipe 4, adalah semen portland yang dalam penggunaannya
memerlukan panas hidrasi yang rendah
Tipe 5, adalah semen portland yang dalam penggunaannya
memerlukan ketahanan yang tinggi terhadap sulfat.
2. AGREGAT
Kandungan agregat dalam campuran beton adalah sangat tinggi, komposisi agregat
tersebut berkisar 60-70 % dari campuran beton, karena komposisinya cukup besar
agregat ini menjadi penting karena itu perlu dipelajari karakteristik agregat yang akan
menentukan sifat mortalatau beton yang dihasilkan.
Jika dilihat dari proses terbentuknya agregat, batuan sebagai mineral dapat
bibedakan menjadi 3 bagian :
a.Batuan Beku
Adalah batuan yang terbentuk dari proses pembekuan magma yang terdapat dalam
lapisan bumi dari hasil pembekuan magma yang keluar akibat letusan gunung merapi
b.Batuan sidimen
Batuan sidimen adalah sebagai batuan endapan karena terbentuk mengedapnya
bahan-bahan yang terurai sehingga terbentuk lapisan endapat yang padat yang
secara fisik diendapkan oleh angin, air atau es (pasir, lempung dll)
c.Batuan metamorf
Adalah batuan yang terjadi karena proses metaforposis yang dialami oleh batuan
karena perubahan temperatur dan tekanan.
MENGOLAH AGREGAT
Agregat diperoleh dari sumbeer material (quarry),
agregat kasar biasanya diperoleh dari gunung batu,
sungai, sedangkan agregat halus diperoleh dari
gunung pasir dan sungai.
Penambangan agregat kasar dan agregat halus
dengan cara pengeboran, peledakan, dan penggalian
kemudian agregat ini diangkut dan disimpan di
borrow pit.
AGREGAT HALUS (PASIR)
 Agregat halus adalah material yang memiliki ukuran
butiran kurang dari 5mm (lolos ayakan 4,76 mm)
 Dapat berupa pasir alam atau berupa pasir buatan yang
berasal dari sisa/limbah dari mesin pemecah batu
 Agar agregat halus tersebut dapat menghasilkan mutu
beton sesuai yang direncanakan maka harus dilakukan
penganaalisaan
 Analisa yang dilakukan
1. Analisa Ayakan (Penyebaran Butiran)
2. Berat jenis
3. Penyerapan
4. Berat Volume
5. Kadar Air
SYARAT AGREGAT HALUS
Tidak mengandung lumpur > 5%
Gradasi bisa menyebar cukup rata.(Well graded) harus
masuk pada zone gradasi yang telah ditentukan
Modulus Kehalusan (Finess Modulus) berkisar 2,3-3,1
(ASTM C35-37)
Analisa Ayakan
Analisa ayakan dilakukan untuk mengetahui penyebaran
ukuran butiran (gradasi) dari agregat halus
Agregat halus dapat terdiri dari partikel dgn ukuran
butiran yang bervariasi
Agregat yang bagus adalah jenis agregat yang distribusi
ukuran butiranya (gradasi) menyebar rata sehingga dapat
membentuk ikatan yang ckp bagus dlm mengisi pori
yang muncul saat pencampuran beton
METODE ANALISA AYAKAN
 Cara
1. Menyusun ayakan dari nomer
PERALATAN ayakan terkecil dibawah hingga
terbesar diatas
Timbangan
2. Menimbang Pasir
Satu set ayakan
3. Memasukkan dlm ayakan
Mesin Pengguncang
4. Menggetarkan ayakan
dll
5. Menimbang sisa material diatas
msg2 ayakan
6. Memploting sisa pasir pada grafik
zone ayakan
7. Menentukan fine modulus dan
zone pasir
Zone Agregat Halus
Untuk agregat Halus Jenis gradasi Pasir yang dapat
diijinkan sebagai bahan campuran beton
dibedakan menjadi 4 zoning

% lolos

Diameter ayakan
Analisa Berat Jenis
 Untuk mengetahui berat jenis curah dan berat jenis jenuh kering
permukaan dari agregat yang akan digunakan .
 Berat jenis curah adalah perbandingan antara agregat kering dan berat
air suling yang isinya sama dgn isi agregat dlm keadaan jenuh pd suhu
25o
 Berat jenis jenuh kering permukaan adalah perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling
 Berat jenis semu adalah perbandingan antaraberat agregat kering dgn
air suling.
Analisa Penyerapan Air Agregat Halus
Untuk mengetahui kadar penyerapan air dari agregat
halus
Merupakan perbandingan antara berat air yang dapat
diserap pori terhadap berat agregat kering (%)
Untuk agregat yang memiliki pori yang tinggi maka
kadar penyerapanya cukup besar dan ini dapat
menurunkan mutu beton
Berat Volume
Untuk mengetahui nilai berat isi dari agregat
Berat isi pasir adalah perbandingan antara berat pasir
dengan volume ukur
Nilai berat isi agregat dipengaruhi oleh gradasi butiran
agregat
Bila bentuk butiran agregat bulat, maka gesekan antara
butiran kecil dan nilai berat volume menjadi besar.
Begitu sebaliknya.
Kadar Air
Untuk mengetahui prosentase kadar air yang
dikandung agregat
Kandungan Air agregat :
1. Kandungan air serapan
kandungan air yg diserap pori
2. Kandungan air permukaan
kandungan air yang menempel di
permukaan
AGREGAT KASAR (KERIKIL)
Agregat halus adalah material yang memiliki ukuran
butiran lebih dari 5mm (tertahan ayakan 4,76 mm)
Analisa yang dilakukan
1. Analisa Ayakan
2. Berat Jenis
3. berat Volume
4. Penyerapan
5. Kadar Air
Berguna untuk proses mix desain
SYARAT AGREGAT KASAR
Tidak mengandung lumpur > 1%
Gradasi bisa menyebar cukup rata.(Well graded) harus
masuk pada zone gradasi yang telah ditentukan
Modulus Kehalusan (Finness Modulus) berkisar 7,49-9,55
(ASTM C35-37)
Analisa Ayakan Agregat Kasar
Metode penganalisaan Agregat Kasar sama dengan
penganalisaan agregat halus.
Perbedaan adalah pada dimensi ayakan, yaitu > 4,76 mm.
Dan berat material sampel lebih besar dari pasir (10 kg)
Sistem Zoning untuk agregat kasar terdiri dari 3 zoning
3. AIR
Air yang dapat digunakan dalam pembuatan
campuran beton adalah jenis air kerja yang tidak
boleh mengandung bahan yang membahayakan
seperti SO4 dll
Dimana ada pengujian yang dilakukan terhadap
kualitas air. Utk mengetahui berapakah
kandungan senyawa yang ada di dlm air.
Biasa digunakan air PDAM yang sdh teruji
kandungan zat2 yg berbahaya
4. BAHAN TAMBAH (KIMIA BETON)
Admixture adalah bahan-bahan yang
ditambahkan kedalam campuran beton
pada saat atau selama pencampuran
berlangsung. Fungsi dari bahan ini adalah
untuk mengubah sifat-sifat dari beton
agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan
tertentu, atau untuk menghemat biaya.
BEBERAPA ALASAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAH
 Memberikan kemudahan pekerjaan tanpa menambah dan
mengurangi kandunga air dengan sifat pekerjaan yang sama
 Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal dari
campuran beton.
 Mengurangi atau mencegah penurunan atau perubahan
volume beton
 Mengurangi segregasi
 Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetrasi dan
pemompaan beton segar
 Mengurangi kehilangan nilai slump.
JENIS-JENIS BAHAN TAMBAH
Pada dasarnya suatu bahan tambah harus
mampu memperlihatkan komposisi dan unjuk kerja
yang sama ssepanjang waktu pekerjaan selama
bahan tersebut digunakan dalam racikan beton
sesuai dengan pemilihan porporsinya.
Jenis-jenis bahan tambah :
-Tipe A, water reducing admixtures adalah bahan
tambah yang mengurangi air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu
 Tipe B, Retarding Admixtures adalah yang berfungsi untuk
menghambat waktu pengikatan beton
 Tipe C, Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi untuk mempercepat pengikatan dan pengembangan
awal beton.
 Tipe D, Water Reducing and Retarding Admixtures adalah
bahan tambah yang berfungsi ganda untuk mengurangi jumlah
air pencampur yang diperlukan dalam menghasilkan beton
dengan konsistensi tertentu dan menghambat waktu
pengikatan awal.
 Tipe E, Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah
bahan tambah yang berfungsi ganda untuk mengurangi jumlah
air penccampur yang diperlukan dalam menghasilkan beton
yang konsistensinya tertentu yang mempercepat pengikatan
awal beton.
- Tipe F, water reducing, High Range Admixtures
adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu sebanyak 12% atau lebih,
- Tipe G, Water Reducing, High Range Retarding
Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi
untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu sebanyak 12% atau libih dan
juga untuk menghambat pengikatan beton
BAHAN TAMBAHAN MINERAL
Bahan tambah mineral adalah bahan tambah yang berfungsi
untuk memperbaiki kinerja beton, bahan tambah mineral ini
banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja beton dan bahan
tambah ini cendrung bersifat penyemenan. Beberapa
keuntungan penggunaan bahan tambah mineral antara lain sbb:
 Memperbaiki kinerja workability dan mengurangi panas hidrasi
 Mempertinggi daya tahan sulfat dan serangan alkali
 Mempertinggi usia beton dan kekuatan tekan beton
 Mempertinggi keawetan dan mengurangi penyusutan
 Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton
Beberapa contoh bahan tambah mineral seperti abu terbang

batu bara, slag dan silika fume serta penghalus gradasi

Bahan tambah lainnya

Adalah air entraining, beton tanpa slump, poliner, bahan

pembantu untuk pengerasan beton, bahan pembantu kedap

air, bahan tambah pemberi warna dan bahan tambah untuk

memperkuat beton lama dengan beton baru.


Beton Sebagai Bahan Bangunan

Beton adalah material komposit yang rumit, beton dapat dibuat


dengan mudah bahkan oleh mereka yang tidak punya pengertian sama
sekali tentang beton teknologi, tetapi pengertian yang salah dari
kesederhanaan ini sering menghasilkan persoalan pada produk antara lain
reputasi jelek dari beton sebagai material bangunan. Beton sebagai bahan
bangunan dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kuat tekan beton mulai dari bahan penyusun, metode
pencampuran, perawatan dan keadaan pada saat pengecoran serta
pengaruhnya terhadap lingkungan setempat dan sifat-sifat fisis dari beton
tersebut.
Beton Segar
Beton segar adalah beton yang baru selesai dikerjakan dan nilai
slumpnya masih bisa diukur sesuai dengan yang telah
ditentukan. Dalam keadaan segar beton tersebut mudah
dibentuk sesuai dengan bentuk yang telah direncanakan,
dalam pengerjaan beton segar tiga sifat yang penting harus
selalu diperhatikan adalah kemudahan pekerjaan, segregation,
(sarang krikil) dan bleeding (naiknya air).

Beton Keras
beton, susut, langkak dan retak, ketahanan, kedap air,
kebakaran dan perbaikan. Beton keras adalah beton yang telah
dilakukan pengecoran sampai dengan umur beton yang telah
direncanakan dan tercapainya kekuatan tekan dari beton
tersebut.
Problematika Beton
Bila dilihat secara sepintas, beton tampaknya sederhana.
Namun kalau diamati dengan seksama, beton sebagai material
komposit mempunyai banyak permasalahan. Bayangkan kita
ingin mengaduk sesuatu campuran yang beragam seperti dawet
atau cendol, padahal menginginkan suatu bahan tercampur
merata baik. Campuran beton tersebut tidak bisa langsung
menjadi benda kaku (set), proses reaksi hidrasi air dengan
semen memakan waktu.
Penggunaan Beton Pada Bangunan Sipil
Beton jika dilihat dari kekuatannya tentu tidak sekuat baja,
namun demikian kenapa konstruksi beton sangat luas
digunakan. Pertama beten mempunyai daya tahan yang baik
terhadap air. Daya tahan ini terbukti pada penggunaan beton
pada konstruksi bangunan air seperti pelimpah pada
bangunan, bendung, bangunan air, saluran, pipa air bersih,
talang dan pilar jembatan. Kedua beton mudah dibentuk sesuai
dengan ukuran dan mengikuti bentuk cetakannya.
Penggunaan beton pada kontruksi bangunan diantaranya adalah sebagai
berikut :
Kontruksi Gedung
Beton digunakan dalam setiap konstrusi gedung karena sifat-sifat beton
yang kuat dan tahan lama yang menybahkan setiap konstruksi gedung
menggunakan beton sebagai bahan utama pembangunannya.
Kontruksi Jalan
Pada umumnya perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenus lapisan yang
tersusun pada kontruksi badan jalan dari lapisan tanah dasar sampai
dengan lapis permukaan.
Kontruksi Jembatan
Karena memiliki struktur yang kokoh beton juga digunakan dalam
sebuah konstruksi bangunan jembatan, Pada sebuah jembatan kekuatan
material penyusun jembatan harus lah material yang kokoh dan kuat
terdahap gaya tekan beban. Saat ini sangat banyak jembatan-jembatang
yang dibangun dengan bahan dasar beton,

Kontruksi Bangunan Air


Karena beton memiliki sifat tahan terhadap air, oleh karena itu beton juga
dapat digunakan sebagai bahan konstruksi bagunan Air
Kesimpulan

1. Beton merupakan bahan bangunan yang telah digunakan


sejak zaman dahulu, dan hingga saat ini beton belum dapat
tergantikan sebagai bahan utama dalam konstruksi
bangunan, kelebihan-kelebihan beton seperti, beton
memiliki kekuatan tekan yang tinggi, dalam keadaan segar
beton mudah dibentuk bahan penyusunnya yang mudah di
dapat, relatif tahan suhu dan air, dan hampir tidak
memerlukan perawatan khusus.
2. Beton cocok digunakan dalam berbagai konstruksi bangunan,
Disamping itu kekuatan yang dimiliki oleh beton tidak terlepas dari
beberapa faktor pendukung diantaranya, kualitas material penyusun,
perbandingan material, dan proporsi bahan-bahan penyusun beton.

3. Pada bangunan kontruksi teknik sipil beton banyak dipergunakan


pada pekerjaan kontruksi gedung dikota-kota besar seperti hotel,
kantor pemerintahan, pada kontruksi jalan dipergunakan kontruksi rigit
pavement. Kemudian dipergunakan pada kontruksi jembatan, seperti
jembatan laying, abutman, glagar jembatan dan bangunan air misalnya
bendungan.

Anda mungkin juga menyukai