BAB 3 AG
TEKNOLOGI B
EKA SASMIT
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. BATU ALAM
BAB III. AGREGAT
BAB IV. BAHAN PEREKAT HIDROLIS
BAB V. AIR
BAB VI. ADMIXTURE
BAB VII. LOGAM
BAB VIII. KERAMIK BANGUNAN
BAB IX . KAYU DAN BAMBU
TOTAL
WAKTU BELAJAR 6 MINGGU, PE
BAB 3 AG
3.1 PENDAHULUAN
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi seb
b. Kekuatan Agregat
• Kekuatan Agregat adalah Kemampuan agregat untuk me
• Kemampuan agregat meliputi: kekuatan tarik, tekan, len
adalah kekuatan tekan dan elastisitas.
• Kekuatan dan elastisitas agregat dipengaruhi oleh :
a) jenis batuannya
b) susunan mineral agregat
c) struktur/kristal butiran
d) porositas
e) ikatan antar butiran
4 hal
16 hal
54 hal
42 hal
6 hal
10 hal
12 hal
28 hal
38 hal
210 hal
GU, PERMINGGU 35 HAL
3 AGREGAT
% dari
GREGAT
SUMBER AGREGAT/ASALNYA
UKURAN/DIAMETER BUTIRAN
BENTUK AGREGAT
kan menjadi:
ari batu alam atau penghancurannya.
gregat harus keras, kompak, kekal dan tidak pipih.
erasal dari penghancuran oleh alam dari batuan induknya. Biasanya
n. Agregat beton alami berasal dari pelapukan atau disintegrasi dari batuan
upun metamorf. Bentukya bulat tetapi biasanya banyak tercampur dengan
a digunakan untuk beton harus dilakukan pencucian terlebih dahulu.
g terbuat dari batu alam yang dipecah dengan ukuran tertentu.
t digolongkan menjadi:
pembakaran arang,
yang dibakar pada tungku putar,
ore atau shale yang mengandung karbon,
gku vertikal pada suhu tinggi
digolongkan menjadi :
berat jenis lebih dari 2,8. Biasanya digunakan untuk beton yang terkena
agnetit, butiran besi
Berat
rap air dari kondisi jenis
kering ssdsampai menjadi jenuh kering permukaan .
mutlak
Penyerapan air
membentuk formasi
eh tanah/soil. Pekerjaan awal dilakukan dengan land
tup. Endapan agregat jenis ini biasanya sudah agak keras dan
ng dan zat-zat organic lain. Untuk mendapatkan agregat yang bersih
stem penambangan dilakukan dengan cara menggunakan pompa
tinggi dan dilakukan pencucian. Model penambangan seperti ini
ar, kab. Cirebon dan di lereng
ecah
i dari bongkahan-bongkahan batuan hasil peledakan (biasanya batuan
ipecah lagi dengan palu atau alat mekanis (breaker/crusher)
dengan kebutuhan konsumen. Secara umum, kegiatan
terdiri dari peremukan, pengayakan dan pengangkutan. Hasil dari
cah dengan ukuran ≤ 10 mm, 10 – 20 mm, 20 – 30 mm, 30 – 50 mm, 50 – 75
pecah disajikan pada Gambar 3.1
AGREGAT
diberi alas agar tidak bercampur dengan tanah dan Lumpur. Di atasnya
ujan, karena agregat yang terlalu basah akan sulit untuk menentukan kadar
.
permukaan tanah agar terhindar dari aliran air ketika hujan.
mungkin dengan lokasi pekerjaan agar lebih mudah mengambilnya.
AGREGAT
mukaan
a beton
engaruh pada daya ikat antara agregat dengan semen. Agregat dengan
yang kuat, sedangkan permukaan agregat yang licin mempunyai ikatan
untuk menahan beban dari luar.
tekan, lentur, geser dan elastisitas. Yang paling dominant dan diperhatikan
leh :
k klasifikasi perhitungan
ada pada agregat, baik pori-pori yang dapat tembus air maupun tidak yang
orositas agregat erat hubungannya dengan berat jenis agregat, daya
UNAN
210 hal
35 HAL
alam campuran beton atau mortar.
/ASALNYA
R BUTIRAN
GAT
annya.
kal dan tidak pipih.
alam dari batuan induknya. Biasanya
dari pelapukan atau disintegrasi dari batuan
at tetapi biasanya banyak tercampur dengan
dilakukan pencucian terlebih dahulu.
dipecah dengan ukuran tertentu.
tu) karena
n adalah :
p,
t Expanded
r,
ndung karbon,
anya digunakan untuk beton yang terkena
digunakan untuk
, terak dapur tinggi dg gelembung udara, perlit
AN AIR
at agregat dalam keadaan kering dan seluruh
mu
mm
mm (lolos saringan/ayakan No.4 (4,75-4,8 mm)
m
ang
tkan di sepanjang alur sungai. Keadaan
at dilakukan dengan alat sederhana seperti
an. Teknik penambangan ini menghasilkan
m jumlah banyak, maka
esar butir (untuk memisahkan ukuran pasir
ng sudah dipisahkan kemudian diangkut
Teknik penambangan ini dapat dijumpai di
Galunggung.
nda tersebut.
esasmul2022
i. Gradasi Agregat
Pada beton, gradasi agregat berhubungan dengan keleca
3.6.SYARAT AGREGAT MENURUT SII, ASTM
3.6.1. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton SK SNI S
a. Agregat Halus (pasir):
1) Butirannya tajam, kuat dan keras
2) Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur kar
3) Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jen
a. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang h
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yan
4) Agregat halus tidak boleh mengandung Lu
%. Apabila lebih dari 5 % maka pasir harus dicu
SII 0052-80
b. Agregat Kasar
1) Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan a
2) Kadar Lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mik
3) Kadar bagian yang lemah diuji dengan goresan batang
4) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :
a. Jika dipakai Natrium Sulfat , bagian yg hancur
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur
b. Agregat Kasar
7) Kekerasan butir ditentukan dengan bejana Rudellof dan denga
3.6.1. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton
ASTM C33-86
a. Agregat Halus
1) Kadar Lumpur atau bagaian butir lebih kecil dari 75 mikron
Untuk beton yang mengalami abrasi : 3,0
Untuk jenis beton lainnya : 5,0
2) Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mud
3) Kandungan arang dan lignit:
Bila tampak, permukaan beton dipandang penting
Untuk beton jenis lainnya 1,0 %.
a. Agregat Halus
4) Agregat halus bebas dari pengotoran zat organic yang me
Bila diuji dengan larutan Natrium Sulfat dan dibandingkan den
Jika warna lebih tua maka agregat halus itu harus ditolak
a. Warna lebih tua timbul oleh adanya sedikit arang lign
b. Diuji dengan cara melakukan percobaan perbandi
terhadap kuat tekan mortar yang memakai pasir standar s
95 % kuat tekan mortar memakai pasir standar.
Uji kuat tekan mortar harus dilakukan sesuai dengan cara
a. Agregat Halus
5) Agregat halus yang akan dipergunakan untuk mem
menerus atau yang berhubungan dengan tanah basa
alkali dalam semen, yang jumlahnya cukup dapat men
beton.
Agregat yang reaktif terhadap alkali boleh dipakai
dihitung sebagai setara Natrium Oksida (Na2O +
yang dapat mencegah terjadinya pemuaian yang
esasmul2022
a. Agregat Halus
6) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh
Garam-Sulfat:
a. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur mak 10 %
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat,
bagian yang hancur mak 15 %.
CATATAN :
• Agregat halus tidak boleh lebih mengandung
ayakan dan tertahan pada ayakan berikutnya.
• Modulus kehalusan = angka kehalusan
b. Agregat Kasar
1) Agregat kasar yang akan dipergunakan untuk m
basah dan lembab terus menerus atau yang berhub
yang bersifat reaktif terhadap alkali dalam semen,
berlebihan di dalam beton.
2) Agregat yang reaktif terhadap alkali boleh dipakai
dihitung sebagai setara Natrium Oksida (Na2O + 0,6
dapat mencegah terjadinya pemuaian yang membahay
3) Syarat yang lain untuk agregat kasar seperti pada S
SAND EQUIVALEN
Nilai Sand Equivalen
( SKALA PASIR / SKA
B. Agregat Kasar
Untuk memeriksa agregat kasar, kerikil alam, d
ditambah dengan pemeriksaan kekerasan dan ketah
a) Pemeriksaan Kekerasan kerikil dilakukan de
mm) tidak boleh lebih dari 32 %
b) Pemeriksaan ketahanan aus dilakukan dengan
“LOS ANGELES”, bagian yang hancur tidak boleh lebih
c) Pemeriksaan Berat Jenis dan Daya Serap Air Agre
NIT WEIGHT & VOIDS
LOSS UNIT WEIGHT
COMPACTED UNIT WEIGHT
VOIDS
radasi Agregat
a beton, gradasi agregat berhubungan dengan kelecakan beton sega
6.SYARAT AGREGAT MENURUT SII, ASTM DAN SK SNI
3.6.1. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton SK SNI S–04–1989–F
a. Agregat Halus (pasir):
1) Butirannya tajam, kuat dan keras
2) Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur karena pengaruh cu
3) Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat s
a. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksim
4) Agregat halus tidak boleh mengandung Lumpur ( bagian yan
%. Apabila lebih dari 5 % maka pasir harus dicuci.
52-80
Agregat Kasar
1) Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 6,0 – 7,00
2) Kadar Lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, mak
3) Kadar bagian yang lemah diuji dengan goresan batang tembaga, mak
4) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :
a. Jika dipakai Natrium Sulfat , bagian yg hancur mak 12 %.
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur mak 18 %.
5) Tidak bersifat reaktif alkali, jika di dalam beton dengan agregat ini men
lebih besar dari 0,6 %.
6) Tidak boleh mengandung butiran panjang dan pipih lebih dari 20 % ber
KEPIPIHAN
• Agregat yang pipih harus dihindarkan dalam pembuatan beton, kare
maupun dalam pengecoran.
• Pada beton keras akan banyak terdapat sarang-sarang kerikil atau k
dan penampilan pada beton, maka dari itu agregat yang pipih sangat d
• Untuk menguji banyak agregat yang pipih dapat diuji dengan metod
regat Kasar
erasan butir ditentukan dengan bejana Rudellof dan dengan bejana Los Ang
.1. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton
TM C33-86
Agregat Halus
Kadar Lumpur atau bagaian butir lebih kecil dari 75 mikron atau 0.075 mm (a
Untuk beton yang mengalami abrasi : 3,0
Untuk jenis beton lainnya : 5,0
2) Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah dihancurkan : m
3) Kandungan arang dan lignit:
Bila tampak, permukaan beton dipandang penting kandungan : mak
Untuk beton jenis lainnya 1,0 %.
regat Halus
Agregat halus bebas dari pengotoran zat organic yang merugikan beton.
a diuji dengan larutan Natrium Sulfat dan dibandingkan dengan warna standa
Jika warna lebih tua maka agregat halus itu harus ditolak, kecuali apabila:
a. Warna lebih tua timbul oleh adanya sedikit arang lignit atau yg sejenis
b. Diuji dengan cara melakukan percobaan perbandingan kuat tekan
terhadap kuat tekan mortar yang memakai pasir standar silika, menunjukk
95 % kuat tekan mortar memakai pasir standar.
Uji kuat tekan mortar harus dilakukan sesuai dengan cara ASTM C87.
regat Halus
5) Agregat halus yang akan dipergunakan untuk membuat beton yang
menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh me
alkali dalam semen, yang jumlahnya cukup dapat menimbulkan pemua
beton.
Agregat yang reaktif terhadap alkali boleh dipakai untuk membuat
dihitung sebagai setara Natrium Oksida (Na2O + 0,658 K2O) tida
yang dapat mencegah terjadinya pemuaian yang membahayakan a
egat Halus
Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh
ram-Sulfat:
Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur mak 10 %.
Jika dipakai Magnesium Sulfat,
gian yang hancur mak 15 %.
Susunan besar butir (gradasi). Agregat halus harus mempunyai susunan besar butir
CATATAN :
• Agregat halus tidak boleh lebih mengandung bagian yang lo
ayakan dan tertahan pada ayakan berikutnya.
• Modulus kehalusan = angka kehalusan
b. Agregat Kasar
1) Agregat kasar yang akan dipergunakan untuk membuat beton y
basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan t
yang bersifat reaktif terhadap alkali dalam semen, yang jumlahnya c
berlebihan di dalam beton.
2) Agregat yang reaktif terhadap alkali boleh dipakai untuk membuat b
dihitung sebagai setara Natrium Oksida (Na2O + 0,658 K2O) tidak le
dapat mencegah terjadinya pemuaian yang membahayakan akibat reaks
3) Syarat yang lain untuk agregat kasar seperti pada SII.
.2. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton Aspal Menurut SNI 1737–
.3. Pengujian Sifat-Sifat Agregat
A. Agregat Halus
Cara-cara memeriksa sifat-sifat pasir:
1. Untuk mengetahui kandungan tanah liat/Lumpur pada pasir dilak
menggenggam pasir dengan tangan. Bila pasir masih terlihat b
berarti pasir banyak mengandung Lumpur.
2. Kandungan Lumpur dapat pula dilakukan dengan mengisi
pasir ke dalam gelas. Setelah diaduk dan didiamkan beberapa saa
Lumpur akan terlihat mengendap di atasnya.
3. Pemeriksaan kandungan zat organic dilakukan dengan cara m
Hidroksida (NaOH) 3 %. Setelah diaduk dan didiamkan selama 24 ja
pembanding.
4. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam Natrium Sulfat atau M
SAND EQUIVALENT
Nilai Sand Equivalent =
( SKALA PASIR / SKALA LUMPUR) X 1
B. Agregat Kasar
Untuk memeriksa agregat kasar, kerikil alam, dan batu pecah d
ditambah dengan pemeriksaan kekerasan dan ketahanan aus.
a) Pemeriksaan Kekerasan kerikil dilakukan dengan bejana Ru
mm) tidak boleh lebih dari 32 %
b) Pemeriksaan ketahanan aus dilakukan dengan mesin uji aus
“LOS ANGELES”, bagian yang hancur tidak boleh lebih dari 50 %.
c) Pemeriksaan Berat Jenis dan Daya Serap Air Agregat kasar.
KEKUATAN AGREGA
LOS ANGELES
Konstruksi
ringan
Beton < K 125
600 Kgf/cm2
< 0.60
40 - 50
tween the compressive strength of the parent rock and the crushing
value of aggregate obtained from the same rock
agregat (volume padat)
.
S ANGELES
KUAT TEKAN
cara:
kg, kemudian agregat dicuci untuk menghilangkan lumpur.
pada suhu 100°C – 110°C sampai mencapai berat tetap, kemudian
timbang (A).
selama 24 jam. Selanjutnya contoh dikeluarkan dari dalam air rendaman
melekat pada permukaan agregat tidak tampak lagi, usahakan agar tidak
kondisi SSD)
kaan kering (SSD = saturated surface
mbil diusahakan tidak ada udara yang tersekap di dalamnya (C).
Pemeriksaan Berat jenis agregat dilakukan dengan cara:
6. Setelah ditimbang dalam air, contoh dikeringkan dalam oven
sampai beratnya tetap, kemudian timbang.
7. Berat Jenis Bulk = 𝐴⋅
8. Berat Jenis SSD = 𝐵 −𝐵𝐶
9. Berat Jenis Semu = 𝐴
10. Daya Serap Air = × 100 %
𝐵 −𝐴𝐶
𝐴−𝐶
𝐵−𝐴
Dimana :
A = Berat Contoh Kering Oven
B = Berat Contoh dalam Kondisi SSD
C = Berat dalam Air
kukan dengan cara:
ontoh dikeringkan dalam oven pada suhu 100°C – 110°C
timbang.
𝐴⋅
𝐵 −𝐵𝐶
𝐴
× 100 %
𝐵 −𝐴𝐶
𝐴−𝐶
𝐵−𝐴
PENGUJIAN BERAT JENIS A
RENDAM AGREGAT DALAM AIR
SELAMA 24 JAM
Lap permukaan agregat (SSD
TIMBANG SSD ( B gram )
esasmul2022
Masukkan dalam keranjang
BERAT JENIS AGREGAT KASAR
REGAT DALAM AIR
JAM
Timbang agregat
dalam air (C gram)
KONDISI SSD PADA AG
AGREGAT KASAR
3.6.4. Bahan-Bahan Yang Merugikan Agregat
Bahan-bahan yang merugikan agregat adalah bahan
beton, mengurangi kekuatan serta berat isi
ketahanan beton terhadap karat.
Bahan-bahan tersebut adalah:
a. Bahan-bahan padat yang menetap, seperti: lem
dalam agregat dalam jumlah banyak, maka akan a
campuran beton, sehingga mutu beton menjadi jel
pengikatan antara semen dan agregat.
gregat
at, Karbonat dan Fosfat. Bahan-bahan ini dapat bereaksi secara kimiawi s
s pengikatan semen, menurunkan kekuatan bahkan menghancurkan beton.
da lebih dari 2 % maka Chlorida tersebut akan:
gga meninggalkan noda putih pada permukaan beton.
an sehingga retak-retak pada beton
ang bersangkutan.
TANAH LIAT
LUMPUR ( LOLOS
SARINGAN 0.075 mm
at reaktif terhadap
N BUTIRAN) AGREGAT KASAR DAN HALUS
ibusi ukuran butiran dari agregat, baik agregat kasar maupun halus.
ai ukuran seragam (sama) akan menghasilkan volume pori antar butiran
ai ukuran bervariasi mempunyai volume pori kecil, dimana butiran keci
ingga pori-porinya menjadi sedikit (kemampatannya tinggi).
n,
akan mempengaruhi
alus Butir (MHB) suatu agregat berarti semakin besar butiran agregatnya (sem
dan kasar sebesar = 5,00 – 6,0.
k untuk agregat kasar adalah
1980 = 6.00 – 7.00
k untuk agregat halus adalah Menurut SII No. 52 tahun 1980 = 1.5 – 3.8
= 2.3 – 3.0
egat halus dan Kasar dapat dilihat pada Tabel 3.6 dan 3.7.
kasar dan halus diperoleh data sebagai berikut :
MHB = 2,6472
Artinya apa ???
Artinya apa ???
MHB = 7,4232
Artinya apa ???
Artinya apa ???
AGREGAT HALUS
engganggu proses pengikatan dan pengerasan
abkan terkelupasnya beton dan mempengaruhi
dan abu. Bahan- bahan ini apabila terdapat
an penggunaan air yang banyak dalam
bahan-bahan ini juga akan menghalangi
arena serangan
AT
OLOS
.075 mm
dap
DAN HALUS
gat kasar maupun halus.
silkan volume pori antar butiran menjadi besar.
e pori kecil, dimana butiran kecil mengisi pori
mpatannya tinggi).
on segar maupun beton kaku, yaitu:
MHB = 7,4232
rtinya apa ???
Artinya apa ???
3.7.2 Syarat Gradasi Agregat Halus
Menurut British Standard (BS) memberikan
syarat gradasi untuk pasir.
Kekasaran pasir dibagi menjadi empat
kelompok menurut gradasinya, yaitu
• pasir halus (zone 4),
• agak halus (zone 3),
• agak kasar (zonBeS28)82: 1973
• kasar (zone 1)
BS 882: 1973)
an Butiran Pasir menurut British Standard (BS)
3.7.3 Syarat Gradasi Agregat Kasar
Tabel 3.10. Gradasi K
9.5 0 0
4.75 6.10 0.61
2.36 50.70 5.09
1.18 168.40 16.89
0.6 286.80 28.77
0.3 299.40 30.04
0.15 166.70 16.72
Pan 18.70 1.88
Jumlah 996.8 100
ungan analisa saringan
% Tertahan % Lolos Spec (Zone
Kumulatif Kumulatif 2)
0 100 100
0.61 99.39 90-100
5.70 94.30 75-100
22.59 77.41 55-90
51.36 48.64 35-59
81.40 18.60 8-30
98.12 1.88 0-10
100 0
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
banyak air daripada pasir kasar untuk sifat pengerjaan yang sama sehi
g sama dibutuhkan lebih banyak semen.
da karena pasir zona 4 jika digabung dengan
p grading).
sir, diusahakan agar menghasilkan pasir dari daerah (zone) 2.
Zone 2
GATE
FOR
atan. Oleh karena itu di dalam
ya sesuai standard akan menghasilkan
A. Cara analitis :
a + b + …..n = 100 %, dimana:
Y = ordinat dari grafik gradasi standar pada suatu
ya = ordinat dari grafik gradasi agregat a pada lub
pada lubang saringan yang sama Yn = ordinat dar
persentase agregat a
b = persentase agregat b
n = persentase agregat n
B. Cara Grafis :
Contoh Soal menggabungkan dua jenis pasir yang
(tidak memenuhi standar)
Dari hasil analisa ayakan diperoleh data
seperti pada Tabel 3.12 sebagai berikut:
Langkah perhitungan:
a. Misalnya gradasi pasir campuran yang diinginkan a
b. Usahakan lengkung gradasi pasir gabungan melewati ku
a b n
Y 100 ya 100 yb...... 100 yn
B. Cara Grafis :
Soal menggabungkan dua jenis pasir yang mempunyai gradasi j
emenuhi standar)
l analisa ayakan diperoleh data
ada Tabel 3.12 sebagai berikut:
erhitungan:
nya gradasi pasir campuran yang diinginkan adalah masuk gradasi p
kan lengkung gradasi pasir gabungan melewati kurva pasir zone 2 pada lu
pada lubang ayakan 0,60. Titik persentase lolos komulatif yang disyaratkan pada
lnya dipilih nilai 55 %, sehingga ordinat Y = 55. Koordinat pasir A pada ayakan 0,6 ada
knya beton dengan pasir yang terlalu banyak akan menghasilkan beton yan
butuhkan jumlah air dan semen yang terlalu banyak sehingga penyusutan be
a itu di dalam praktek diperlukan suatu campuran pasir dan kerik
puran dapat masuk di dalam kurva standar seperti pada Tabel 2.11a s/d
dapatkan nilai perbandingan antara berat pasir dan kerikil yang tepat d
Contoh Hitungan
Campuran Pasir
Dan Kerikil
RANGKUMAN:
• Fungsi agregat di dalam beton adalah untuk menghem
besar pada beton, mengurangi penyusustan pada beton, m
• Sifat – sifat agregat yang mempengaruhi mutu beton
Agregat, berat jenis agregat, bobot Isi (Bulk Density)
alkali agregat, sifat termal dan gradasi agregat.
• Gradasi agregat akan mempengaruhi sifat-sifat beton, bai
Beton segar, gradasi agregat akan mempengaruhi
a. kelecakan (workability),
b. jumlah air pencampur,
c. sifat kohesif,
d. jumlah semen yang diperlukan,
e. segregasi dan bleeding.
Beton kaku (beton keras), akan mempengaruhi kekuat
(durabilitas).
RANGKUMAN:
• Modulus kehalusan butir (angka kehalusan) adalah
tiap-tiap ayakan dari suatu seri ayakan yang ukuran luban
lubang 0,15 mm, dibagi 100.
• Menurut British Standard (BS) kekasaran pasir diba
gradasinya, yaitu
pasir halus (zone 4), agak halus (zone 3), agak kasar (zone
• Susunan butiran agregat di pasaran yang tidak me
maka agregat harus dicampur agar gradasinya s
tekan baik. Ada beberapa kemungkinan yang dapat dilaku
(bagian) butiran agregat yang kurang, mengurangi jumlah
lebih jenis agregat agar diperoleh gradasi yang memenuh
SOAL-SOAL LATIHAN:
1. Jelaskan apa yang akan terjadi pada beton segar maupu
seragam.
2. Dari hasil pengujian di laboratorium diperoleh data pen
Berat pasir dalam kondisi SSD : 505 gram
Berat pasir kering oven : 490 gram
Berat piknometer berisi air : 680 gram
Berat piknometer berisi air dan pasir : 998 gram
Hitung : Berat jenis SSD, Berat jenis bulk, Berat jenis s
3. Dari hasil pengujian agregat kasar diperoleh data penguj
Volume wadah : 2,623 liter
Berat wadah : 4700 gram
Berat wadah berisi agregat kasar dalam kondisi lepas :1
15,2 kg Hitung berat isi padat dan berat isi lepas dari agrega
4. Dari hasil uji ayak dari dua jenis pasir diperoleh data sebaga
Dar
a.
B.
b.
diha
c.
gab
THE END
• MHB campuran (C) misalnya ditetapkan sebes
• Jadi K = 7,42; P = 2,64; C = 6,0
• Persentase agregat halus (pasir) terhadap
campuran ,
dibulatkan menjadi 40%. Agregat kasar (kerikil) s
60% atau 1
: 1,5 Selanjutnya hitungan
ditabelkan
u Gb. 2.1, 2.2, 2.3 atau 2.4.
masuk di dalam kurva standar, maka proporsi antara pasir dan kerikil diulang
r. (Trial
dan kerikil dapat juga dilakukan dengan
ebagai berikut :
sir dan kerikil, missal Pasir : Kerikil = P : K = 1 : 3.
olom 1 : Lubang ayakan (mm) Kolom 2 : Berat pasir yang lewat (%) Kolom 3 :
kalikan P, P = 1 Kolom 5 : kolom 3 dikalikan K, K = 3 Kolom 6 : kolom 4 + kolom
om7) ke dalam kurva standar, yaitu Gb. 1.3, 1.4,
eroleh di atas tidak masuk di dalam kurva standar, maka proporsi antara pas
asi yang memenuhi standar
untuk menghemat penggunaan semen Portland, menghasilkan kekuatan y
n pada beton, menghasilkan beton yang padat bila gradasinya baik.
hi mutu beton terdiri dari: bentuk butiran dan keadaan permukaan, kek
(Bulk Density), porositas, kadar air dan daya serap air, sifat kekal agregat, r
t.
-sifat beton, baik beton segar maupun beton kaku, yaitu :
ruhi
am
, Berat jenis semu dan penyerapan air pasir tersebut
eh data pengujian sebagai berikut :
disi lepas : 14 kg Berat wadah berisi agregat kasar dalam keadaan padat
epas dari agregat kasar tersebu