Anda di halaman 1dari 199

MATERIAL B

BAB 3 AG
TEKNOLOGI B
EKA SASMIT

BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. BATU ALAM
BAB III. AGREGAT
BAB IV. BAHAN PEREKAT HIDROLIS
BAB V. AIR
BAB VI. ADMIXTURE
BAB VII. LOGAM
BAB VIII. KERAMIK BANGUNAN
BAB IX . KAYU DAN BAMBU
TOTAL
WAKTU BELAJAR 6 MINGGU, PE
BAB 3 AG
3.1 PENDAHULUAN
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi seb

Agregat menempati sebanyak kurang lebih 70 % dari


volume beton atau mortar

3.2 KLASIFIKASI AGREG

3.2. KLASIFIKASI AGREGAT


Berdasarkan Sumber/Asalnya, agregat digolongkan menja
a. Agregat alam
Agregat yang menggunakan bahan baku dari batu al
Jenis batuan yang baik digunakan untuk agregat har
Agregat alam terdiri dari :
(1) kerikil dan pasir alam, agregat yang berasal dari
ditemukan di sekitar sungai atau di daratan. Agregat
besar, baik dari batuan beku, sedimen maupun met
kotoran dan tanah liat. Oleh karena itu jika digunaka
(2) Agregat batu pecah, yaitu agregat yang terbuat

Berdasarkan Sumber/Asalnya, agregat digolo


b. Agregat Buatan
Agregat yang dibuat dengan tujuan penggun
kekurangan agregat alam.
Biasanya agregat buatan adalah agregat ringan. Co
• Klinker dan breeze yang berasal dari limbah pe
• agregat yang berasal dari tanah liat yang dibak
Clay Agregate),
• cook breeze berasal dari limbah sisa pembakar
• hydite berasal dari tanah liat (shale) yang dibak
• lelite terbuat dari batu metamorphore atau
kemudian dipecah dan dibakar pada tungku vertik
Berdasarkan Berat Jenisnya, agregat digolon
a. Agregat berat: agregat yang mempunyai berat jeni
sinar radiasi sinar X. Contoh agregat berat: Magnetit, b

b. Agregat Normal: agregat yang mempunyai berat je


Beton dengan agregat normal akan memiliki berat jeni
Agregat normal terdiri dari: kerikil, pasir, batu pecah (b

c. Agregat ringan: agregat yang mempunyai berat jenis ku


membuat beton ringan. Terdiri dari: batu apung, asbes, ber
yang dikembangkan dengan pembakaran, lempung bekah, d
(agregat buatan).
BERAT JENIS DAN PENY
• Berat jenis bulk (bulk specific gravity), adalah berat jenis dengan
volume agregat
• Berat jenis kering permukaan (saturated surface dry), adalah ber
permukaan, jadi merupakan berat agregat kering + berat air yang da
• Berat jenis semu (apparent specific gravity), adalah berat jenis de
agregat yang tak dapat diresapi oleh air
• Penyerapan adalah kemampuan agregat untuk menyerap air dari

Berdasarkan Ukuran Butirannya:


• Batu merupakan agregat yang mempunyai besar bu
• Kerikil merupakan agregat yang mempunyai besar b
• Pasir merupakan agregat yang mempunyai besar bu
• Debu (silt) merupakan agregat yang mempunyai bes
Fungsi agregat di dalam beton:
• Menghemat penggunaan semen Portland
• Menghasilkan kekuatan yang besar pada
beton
• Mengurangi penyusustan pada beton
• Menghasilkan beton yang padat bila
gradasinya baik

Berdasarkan Bentuk agregat


3.3.PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN AGREGAT
Teknik penambangan agregat disesuaikan dengan jenis
diinginkan dan rencana pemanfaatannya
a. Endapan agregat kuarter/resen
Pada jenis endapan ini, tanah penutup belum terbent
endapannya masih lepas sehingga teknik penambang
sekop dan cangkul. Hasil yang diperoleh diangkut dengan
produksi agregat yang sangat terbatas. Apabila diingink
penggalian/pengambilan dilakukan dengan showel dan ba
dan kerikil) dilakukan secara semi mekanis dengan sar
dengan truk ungkit dengan showel ke tempat penimbuna
sepanjang Sungai Boyong Gunung Merapi dan Sung

b. Endapan agregat yang telah membent


Tipe endapan ini telah tertutup oleh tanah/
clearing/pembersihan tanah penutup. Endap
tercampur dengan lumpur/lempung dan z
dari lempung dan zat organic, system pe
tekan/pompa semprot bertekanan tinggi dan
dilakukan di daerah desa Lebak Mekar, kab. Ci
G. Muria Kab. Kudus

c. Produksi Agregat Dari Batu Pecah


Agregat batu pecah diproduksi dari b
andesit dan basalt), kemudian dipecah la
untuk disesuaikan ukurannya denga
pembuatan agregat batu pecah terdiri d
pengolahan ini berupa batu pecah deng
mm. Proses produksi agregat batu pecah dis
3.4. PENIMBUNAN DAN PENYIMPANAN AGREGA
• Penimbunan agregat di lapangan, harus diberi alas
ditutup dengan terpal agar terhindar dari hujan, karen
air semennya pada waktu membuat adukan.
• Penimbunan pasir harus lebih tinggi dari permukaa
• Penumpukan pasir hendaknya sedekat mungkin de

3.5. SIFAT-SIFAT FISIK DAN PENGUJIAN AGREGAT


a. Bentuk butiran dan keadaan permukaan
Bentuk butiran berpengaruh pada:
• Luas permukaan agregat
• Jumlah air pengaduk pada beton
• Kestabilan/ketahanan (durabilitas) pada beton
• Kelecakan (workability)
• Kekuatan beton

Keadaan permukaan agregat berpengaruh


permukaan kasar, mempunyai ikatan yang kuat
lemah.

b. Kekuatan Agregat
• Kekuatan Agregat adalah Kemampuan agregat untuk me
• Kemampuan agregat meliputi: kekuatan tarik, tekan, len
adalah kekuatan tekan dan elastisitas.
• Kekuatan dan elastisitas agregat dipengaruhi oleh :
a) jenis batuannya
b) susunan mineral agregat
c) struktur/kristal butiran
d) porositas
e) ikatan antar butiran

• Pengujian kekuatan agregat meliputi:


a) Pengujian kuat tekan
b) Pengujian kekerasan agregat dengan goresan batang tem
Rudellof
c) Pengujian keausan dengan mesin aus LOS ANGELES

c. Berat jenis agregat


Berat jenis adalah perbandingan berat suatu benda dengan b
volume yang sama pada suhu tertentu.
Berat jenis agregat tergantung pada jenis batuan, susunan m
struktur butiran dan porositas batuan
Berat jenis agregat ada 3, yaitu:
1) berat jenis SSD, yaitu berat jenis agregat dala
2) Berat jenis semu, berat jenis agregat yang memper
dalam keadaan kering dan volume agregat dalam keadaan
3) Berat Jenis Bulk, berat jenis agregat yang mempe
volume agregat.

d. Bobot Isi (Bulk Density)


• Bobot isi adalah perbandingan antara berat suatu benda
• Bobot isi ada dua: bobot isi padat dan gembur.
• Bobot isi agregat pada beton berfungsi untuk klasifik
perencanaan campuran beton.

e. Porositas, kadar air dan daya serap air


• Porositas merupakan jumlah kadar pori-pori yang ada pada a
dinyatakan dengan % terhadap volume agregat. Porositas a
serap air, sifat kedap air dan modulus elastisitas
AL BANGUNAN
AB 3 AGREGAT
NOLOGI BAHAN 1 BY
A SASMITA MULYA

4 hal
16 hal
54 hal
42 hal
6 hal
10 hal
12 hal
28 hal
38 hal
210 hal
GU, PERMINGGU 35 HAL
3 AGREGAT

fungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton atau mortar.

% dari

GREGAT
SUMBER AGREGAT/ASALNYA

UKURAN/DIAMETER BUTIRAN

BERAT JENIS AGREGAT

BENTUK AGREGAT

kan menjadi:
ari batu alam atau penghancurannya.
gregat harus keras, kompak, kekal dan tidak pipih.
erasal dari penghancuran oleh alam dari batuan induknya. Biasanya
n. Agregat beton alami berasal dari pelapukan atau disintegrasi dari batuan
upun metamorf. Bentukya bulat tetapi biasanya banyak tercampur dengan
a digunakan untuk beton harus dilakukan pencucian terlebih dahulu.
g terbuat dari batu alam yang dipecah dengan ukuran tertentu.

t digolongkan menjadi:

penggunaan khusus (tertentu) karena


ringan. Contoh agregat buatan adalah :
imbah pembangkit tenaga uap,
ang dibakar (leca = Lightweight Expanded

pembakaran arang,
yang dibakar pada tungku putar,
ore atau shale yang mengandung karbon,
gku vertikal pada suhu tinggi
digolongkan menjadi :
berat jenis lebih dari 2,8. Biasanya digunakan untuk beton yang terkena
agnetit, butiran besi

ai berat jenis 2,50 – 2,70.


berat jenis sekitar 2,3 dengan kuat tekan 15 MPa – 40 MPa.
u pecah (berasal dari alam), klingker, terak dapur tinggi (agregat buatan).

rat jenis kurang dari 2,0. Biasanya digunakan untuk


asbes, berbagai serat alam (alam), terak dapur tinggi dg gelembung udara, perlit
ng bekah, dll
PENYERAPAN AIR
nis dengan memperhitungkan berat agregat dalam keadaan kering dan seluruh
Berat Jenis
adalah berat jenis dengan memperhitungkan berat agregat dalam keadaan kering
air yang dapat meresap ke dalam pori agregat, dan seluruh volume agregat
rat jenis dengan memperhitungkan berat agregat dalam keadaan kering, dan volume

Berat
rap air dari kondisi jenis
kering ssdsampai menjadi jenuh kering permukaan .
mutlak

Berat jenis semu

Penyerapan air

besar butiran > 40 mm


ai besar butiran 4,8 mm – 40 mm
i besar butiran 0,15 mm – 4,8 mm (lolos saringan/ayakan No.4 (4,75-4,8 mm
punyai besar butiran < 0,15 mm
GREGAT
gan jenis endapan, produksi yang
m terbentuk. Endapan didapatkan di sepanjang alur sungai. Keadaan
enambangan permukaan dapat dilakukan dengan alat sederhana seperti
ut dengan truk untuk dipasarkan. Teknik penambangan ini menghasilkan
la diinginkan produksi dalam jumlah banyak, maka
wel dan backhoe. Pemilahan besar butir (untuk memisahkan ukuran pasir
engan saringan pasir. Hasil yang sudah dipisahkan kemudian diangkut
enimbunan di luar alur sungai. Teknik penambangan ini dapat dijumpai di
dan Sungai Cikunir Gunung Galunggung.

membentuk formasi
eh tanah/soil. Pekerjaan awal dilakukan dengan land
tup. Endapan agregat jenis ini biasanya sudah agak keras dan
ng dan zat-zat organic lain. Untuk mendapatkan agregat yang bersih
stem penambangan dilakukan dengan cara menggunakan pompa
tinggi dan dilakukan pencucian. Model penambangan seperti ini
ar, kab. Cirebon dan di lereng

ecah
i dari bongkahan-bongkahan batuan hasil peledakan (biasanya batuan
ipecah lagi dengan palu atau alat mekanis (breaker/crusher)
dengan kebutuhan konsumen. Secara umum, kegiatan
terdiri dari peremukan, pengayakan dan pengangkutan. Hasil dari
cah dengan ukuran ≤ 10 mm, 10 – 20 mm, 20 – 30 mm, 30 – 50 mm, 50 – 75
pecah disajikan pada Gambar 3.1
AGREGAT
diberi alas agar tidak bercampur dengan tanah dan Lumpur. Di atasnya
ujan, karena agregat yang terlalu basah akan sulit untuk menentukan kadar
.
permukaan tanah agar terhindar dari aliran air ketika hujan.
mungkin dengan lokasi pekerjaan agar lebih mudah mengambilnya.

AGREGAT
mukaan

a beton

engaruh pada daya ikat antara agregat dengan semen. Agregat dengan
yang kuat, sedangkan permukaan agregat yang licin mempunyai ikatan
untuk menahan beban dari luar.
tekan, lentur, geser dan elastisitas. Yang paling dominant dan diperhatikan

leh :

batang tembaga atau bejana


GELES

a dengan berat air murni pada

susunan mineral agregat,


egat dalam kondisi jenuh kering permukaan,
g memperhitungkan berat agregat
m keadaan kering,
g memperhitungkan berat agregat dalam keadaan kering dan seluruh

tu benda dengan volume benda tersebut.

k klasifikasi perhitungan

ada pada agregat, baik pori-pori yang dapat tembus air maupun tidak yang
orositas agregat erat hubungannya dengan berat jenis agregat, daya
UNAN

210 hal
35 HAL
alam campuran beton atau mortar.

/ASALNYA

R BUTIRAN

GAT
annya.
kal dan tidak pipih.
alam dari batuan induknya. Biasanya
dari pelapukan atau disintegrasi dari batuan
at tetapi biasanya banyak tercampur dengan
dilakukan pencucian terlebih dahulu.
dipecah dengan ukuran tertentu.

tu) karena
n adalah :
p,
t Expanded

r,
ndung karbon,
anya digunakan untuk beton yang terkena

kuat tekan 15 MPa – 40 MPa.


ngker, terak dapur tinggi (agregat buatan).

digunakan untuk
, terak dapur tinggi dg gelembung udara, perlit
AN AIR
at agregat dalam keadaan kering dan seluruh

erhitungkan berat agregat dalam keadaan kering


pori agregat, dan seluruh volume agregat
an berat agregat dalam keadaan kering, dan volume

ampai menjadi jenuh kering permukaan .

mu

mm
mm (lolos saringan/ayakan No.4 (4,75-4,8 mm)
m
ang
tkan di sepanjang alur sungai. Keadaan
at dilakukan dengan alat sederhana seperti
an. Teknik penambangan ini menghasilkan
m jumlah banyak, maka
esar butir (untuk memisahkan ukuran pasir
ng sudah dipisahkan kemudian diangkut
Teknik penambangan ini dapat dijumpai di
Galunggung.

l dilakukan dengan land


ini biasanya sudah agak keras dan
Untuk mendapatkan agregat yang bersih
ukan dengan cara menggunakan pompa
ian. Model penambangan seperti ini
an batuan hasil peledakan (biasanya batuan
atau alat mekanis (breaker/crusher)
men. Secara umum, kegiatan
ngayakan dan pengangkutan. Hasil dari
10 – 20 mm, 20 – 30 mm, 30 – 50 mm, 50 – 75
3.1
ur dengan tanah dan Lumpur. Di atasnya
lu basah akan sulit untuk menentukan kadar

dar dari aliran air ketika hujan.


n agar lebih mudah mengambilnya.

tara agregat dengan semen. Agregat dengan


aan agregat yang licin mempunyai ikatan
ar.
itas. Yang paling dominant dan diperhatikan
ering permukaan,
regat
gregat dalam keadaan kering dan seluruh

nda tersebut.

ri yang dapat tembus air maupun tidak yang


annya dengan berat jenis agregat, daya
UNIT WEIGHT & VOIDS
LOSS UNIT WEIGHT
COMPACTED UNIT WEIGHT

esasmul2022

e. Porositas, kadar air dan daya serap air


• Kadar air agregat adalah banyaknya air yang terkandung dalam
Ada 4 jenis kadar air dalam agregat, yaitu:
1) kadar air kering tungku, yaitu agregat yang benar-benar
2) Kadar air kering udara, yaitu kondisi agregat yan
porinya sehingga masih dapat menyerap air.
3) Kadar air jenuh kering permukaan (saturated surface
terdapat air tetapi di dalam butirannya sudah jenuh air. Pad
atau mengurangi jumlah air yang terdapat dalam adukan be
4) Kondisi basah, yaitu kondisi dimana di dalam butiran ma
menyebabkan penambahan jumlah air pada adukan beto

e. Porositas, kadar air dan daya serap air


• Daya serap air
adalah kemampuan agregat dalam menyerap air sampai dalam kea
Daya serap air agregat merupakan jumlah air yang terdapat d
keadaan jenuh dan dinyatakan dalam %.
Daya serap air berhubungan dengan pengontrolan kualitas bet
f. Sifat Kekal Agregat
Sifat kekal agregat merupakan kemampuan agregat untuk
volumenya yang berlebihan akibat adanya perubahan kondisi fisik.
Penyebab perubahan fisik adalah adanya perubahan cuaca dar
Apabila agregat mempunyai sifat tidak kekal, akibat fisik yang
retak-retak pada permukaan beton, pecah pada beton yang da
Sifat tidak kekal pada agregat ditimbulkan oleh adanya sifat p

g. Reaksi Alkali Agregat


Reaksi alkali agregat merupakan reaksi antara alkali (Na2O, K2
terkandung dalam agregat.
Reaksi alkali hidroksida dengan silika aktif pada agregat akan
gelembung di permukaan agregat.
Gelembung bersifat mengikat air yg selanjutnya volume gelemb
Pada konstruksi beton yang selalu berhubungan dengan air (b
h. Sifat Termal
Sifat termal meliputi koefisien pengembangan linier, panas jenis, d
pertimbangan pada konstruksi beton dengan kondisi suhu yang be
Sebaiknya koefisien pengembangan linier agregat sama dengan se
Panas jenis dan daya hantar panas sebagai pertimbangan pada be

i. Gradasi Agregat
Pada beton, gradasi agregat berhubungan dengan keleca
3.6.SYARAT AGREGAT MENURUT SII, ASTM
3.6.1. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton SK SNI S
a. Agregat Halus (pasir):
1) Butirannya tajam, kuat dan keras
2) Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur kar
3) Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jen
a. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang h
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yan
4) Agregat halus tidak boleh mengandung Lu
%. Apabila lebih dari 5 % maka pasir harus dicu

a. Agregat Halus (pasir):


5) Tidak boleh mengandung zat organik, karena akan mem
cairan di atas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna la
6) Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) ya
kehalusan antara 1,5-3,8.
Apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan
susunan butir menurut zone 1, 2, 3 atau 4 dan harus meme
a. sisa di atas ayakan 4,8 mm, mak 2 % dari bera
b. sisa di atas ayakan 1,2 mm, mak 10 % dari bera
c. sisa di atas ayakan 0,30 mm, mak 15 % dari bera

7) Tidak boleh mengandung garam


b. Agregat Kasar (Kerikil) :
1. Butirannya tajam, kuat dan keras
2. Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur karena penga
3. Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam
a. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maks
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur m

4. Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur (bagi


ayakan 0,060 mm atau 0,075 mm lebih dari 1 %) Apabila

b. Agregat Kasar (Kerikil) :


5. Tidak boleh mengandung zat organik dan bahan a
6. Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi)
kehalusan antara 6 – 7,10 dan harus memenuhi sy
a. sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0 % dari berat
b. sisa di atas ayakan 4,8 mm, 90 % - 98 % dari berat
c. Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayaka

7. Tidak boleh mengandung garam.


3.6.1. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton
SII 0052-80
a. Agregat Halus
1) Susunan besar butir mempunyai modulus kehalu
2) Kadar Lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 7
3) Kadar zat organic ditentukan dengan larutan Na-
daripada warna standar.
4) Kekerasan butir jika dibandingkan dengan kekera
memberikan angka hasil bagi tidak lebih dari 2,20.
5) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulf
a. Jika dipakai Natrium Sulfat , bagian yang hancur
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hanc

SII 0052-80
b. Agregat Kasar
1) Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan a
2) Kadar Lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mik
3) Kadar bagian yang lemah diuji dengan goresan batang
4) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :
a. Jika dipakai Natrium Sulfat , bagian yg hancur
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur

5) Tidak bersifat reaktif alkali, jika di dalam beton denga


lebih besar dari 0,6 %.
6) Tidak boleh mengandung butiran panjang dan pipih le
KEPIPIHAN
• Agregat yang pipih harus dihindarkan dalam pembu
maupun dalam pengecoran.
• Pada beton keras akan banyak terdapat sarang-sara
dan penampilan pada beton, maka dari itu agregat yan
• Untuk menguji banyak agregat yang pipih dapat diu

b. Agregat Kasar
7) Kekerasan butir ditentukan dengan bejana Rudellof dan denga
3.6.1. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton
ASTM C33-86
a. Agregat Halus
1) Kadar Lumpur atau bagaian butir lebih kecil dari 75 mikron
 Untuk beton yang mengalami abrasi : 3,0
 Untuk jenis beton lainnya : 5,0
2) Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mud
3) Kandungan arang dan lignit:
 Bila tampak, permukaan beton dipandang penting
 Untuk beton jenis lainnya 1,0 %.

a. Agregat Halus
4) Agregat halus bebas dari pengotoran zat organic yang me
Bila diuji dengan larutan Natrium Sulfat dan dibandingkan den

Jika warna lebih tua maka agregat halus itu harus ditolak
a. Warna lebih tua timbul oleh adanya sedikit arang lign
b. Diuji dengan cara melakukan percobaan perbandi
terhadap kuat tekan mortar yang memakai pasir standar s
95 % kuat tekan mortar memakai pasir standar.
Uji kuat tekan mortar harus dilakukan sesuai dengan cara

a. Agregat Halus
5) Agregat halus yang akan dipergunakan untuk mem
menerus atau yang berhubungan dengan tanah basa
alkali dalam semen, yang jumlahnya cukup dapat men
beton.
Agregat yang reaktif terhadap alkali boleh dipakai
dihitung sebagai setara Natrium Oksida (Na2O +
yang dapat mencegah terjadinya pemuaian yang

esasmul2022

a. Agregat Halus
6) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh
Garam-Sulfat:
a. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur mak 10 %
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat,
bagian yang hancur mak 15 %.

7) Susunan besar butir (gradasi). Agregat halus harus mempunyai s

CATATAN :
• Agregat halus tidak boleh lebih mengandung
ayakan dan tertahan pada ayakan berikutnya.
• Modulus kehalusan = angka kehalusan

Angka kehalusan yang baik untuk agregat halus ada


Menurut SII No. 52 tahun 1980 = 1.5 – 3.8
Menurut ASTM C 33 – 73 = 2.3 – 3.0
3.6.1. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton
ASTM C33-86

b. Agregat Kasar
1) Agregat kasar yang akan dipergunakan untuk m
basah dan lembab terus menerus atau yang berhub
yang bersifat reaktif terhadap alkali dalam semen,
berlebihan di dalam beton.
2) Agregat yang reaktif terhadap alkali boleh dipakai
dihitung sebagai setara Natrium Oksida (Na2O + 0,6
dapat mencegah terjadinya pemuaian yang membahay
3) Syarat yang lain untuk agregat kasar seperti pada S

3.6.2. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton Aspal Men


3.6.3. Pengujian Sifat-Sifat Agregat
A. Agregat Halus
Cara-cara memeriksa sifat-sifat pasir:
1. Untuk mengetahui kandungan tanah liat/Lumpu
menggenggam pasir dengan tangan. Bila pasir
berarti pasir banyak mengandung Lumpur.
2. Kandungan Lumpur dapat pula dilakukan d
pasir ke dalam gelas. Setelah diaduk dan didiamk
Lumpur akan terlihat mengendap di atasnya.
3. Pemeriksaan kandungan zat organic dilakukan
Hidroksida (NaOH) 3 %. Setelah diaduk dan didiam
pembanding.
4. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam Nat

SAND EQUIVALEN
Nilai Sand Equivalen
( SKALA PASIR / SKA

B. Agregat Kasar
Untuk memeriksa agregat kasar, kerikil alam, d
ditambah dengan pemeriksaan kekerasan dan ketah
a) Pemeriksaan Kekerasan kerikil dilakukan de
mm) tidak boleh lebih dari 32 %
b) Pemeriksaan ketahanan aus dilakukan dengan
“LOS ANGELES”, bagian yang hancur tidak boleh lebih
c) Pemeriksaan Berat Jenis dan Daya Serap Air Agre
NIT WEIGHT & VOIDS
LOSS UNIT WEIGHT
COMPACTED UNIT WEIGHT
VOIDS

tas, kadar air dan daya serap air


ar air agregat adalah banyaknya air yang terkandung dalam agregat.
nis kadar air dalam agregat, yaitu:
1) kadar air kering tungku, yaitu agregat yang benar-benar kering tanpa air.
2) Kadar air kering udara, yaitu kondisi agregat yang permukaannya
porinya sehingga masih dapat menyerap air.
3) Kadar air jenuh kering permukaan (saturated surface-dry = SSD), dim
erdapat air tetapi di dalam butirannya sudah jenuh air. Pada kondisi ini air y
atau mengurangi jumlah air yang terdapat dalam adukan beton.
4) Kondisi basah, yaitu kondisi dimana di dalam butiran maupun permukaan
menyebabkan penambahan jumlah air pada adukan beton.

tas, kadar air dan daya serap air


a serap air
kemampuan agregat dalam menyerap air sampai dalam keadaan jenuh
erap air agregat merupakan jumlah air yang terdapat dalam agregat dih
n jenuh dan dinyatakan dalam %.
erap air berhubungan dengan pengontrolan kualitas beton dan jumlah a
Kekal Agregat
ekal agregat merupakan kemampuan agregat untuk menahan terjadi
nya yang berlebihan akibat adanya perubahan kondisi fisik.
ab perubahan fisik adalah adanya perubahan cuaca dari panas-dingin, b
agregat mempunyai sifat tidak kekal, akibat fisik yang ditimbulkan pad
tak pada permukaan beton, pecah pada beton yang dapat membahayak
ak kekal pada agregat ditimbulkan oleh adanya sifat porous pada agreg

aksi Alkali Agregat


alkali agregat merupakan reaksi antara alkali (Na2O, K2O) yang terdapa
dung dalam agregat.
alkali hidroksida dengan silika aktif pada agregat akan membentuk alka
bung di permukaan agregat.
bung bersifat mengikat air yg selanjutnya volume gelembung akan mengem
onstruksi beton yang selalu berhubungan dengan air (basah) perlu dipe
at Termal
rmal meliputi koefisien pengembangan linier, panas jenis, dan daya hantar p
bangan pada konstruksi beton dengan kondisi suhu yang berubah-ubah.
nya koefisien pengembangan linier agregat sama dengan semen.
enis dan daya hantar panas sebagai pertimbangan pada beton untuk isolasi

radasi Agregat
a beton, gradasi agregat berhubungan dengan kelecakan beton sega
6.SYARAT AGREGAT MENURUT SII, ASTM DAN SK SNI
3.6.1. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton SK SNI S–04–1989–F
a. Agregat Halus (pasir):
1) Butirannya tajam, kuat dan keras
2) Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur karena pengaruh cu
3) Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat s
a. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksim
4) Agregat halus tidak boleh mengandung Lumpur ( bagian yan
%. Apabila lebih dari 5 % maka pasir harus dicuci.

gregat Halus (pasir):


5) Tidak boleh mengandung zat organik, karena akan mempengaruhi mutu
cairan di atas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan pembandin
6) Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik, sehing
kehalusan antara 1,5-3,8.
Apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan, harus masuk sa
susunan butir menurut zone 1, 2, 3 atau 4 dan harus memenuhi syarat sebag
a. sisa di atas ayakan 4,8 mm, mak 2 % dari berat
b. sisa di atas ayakan 1,2 mm, mak 10 % dari berat
c. sisa di atas ayakan 0,30 mm, mak 15 % dari berat

7) Tidak boleh mengandung garam


Agregat Kasar (Kerikil) :
1. Butirannya tajam, kuat dan keras
2. Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur karena pengaruh cuaca.
3. Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai ber
a. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12 %
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 %

4. Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur (bagian yang dapat me


ayakan 0,060 mm atau 0,075 mm lebih dari 1 %) Apabila lebih dari 1 % ma

Agregat Kasar (Kerikil) :


5. Tidak boleh mengandung zat organik dan bahan alkali yang dapat m
6. Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik, sehing
kehalusan antara 6 – 7,10 dan harus memenuhi syarat sebagai beri
a. sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0 % dari berat
b. sisa di atas ayakan 4,8 mm, 90 % - 98 % dari berat
c. Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan,

7. Tidak boleh mengandung garam.


.1. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton
0052-80
a. Agregat Halus
1) Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 2,50 –
2) Kadar Lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, mak 5 %
3) Kadar zat organic ditentukan dengan larutan Na-Sulfat 3 %, jika dib
daripada warna standar.
4) Kekerasan butir jika dibandingkan dengan kekerasan butir pasir pe
memberikan angka hasil bagi tidak lebih dari 2,20.
5) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :
a. Jika dipakai Natrium Sulfat , bagian yang hancur mak 10 %.
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur mak 15 %

52-80
Agregat Kasar
1) Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 6,0 – 7,00
2) Kadar Lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, mak
3) Kadar bagian yang lemah diuji dengan goresan batang tembaga, mak
4) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :
a. Jika dipakai Natrium Sulfat , bagian yg hancur mak 12 %.
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur mak 18 %.

5) Tidak bersifat reaktif alkali, jika di dalam beton dengan agregat ini men
lebih besar dari 0,6 %.
6) Tidak boleh mengandung butiran panjang dan pipih lebih dari 20 % ber
KEPIPIHAN
• Agregat yang pipih harus dihindarkan dalam pembuatan beton, kare
maupun dalam pengecoran.
• Pada beton keras akan banyak terdapat sarang-sarang kerikil atau k
dan penampilan pada beton, maka dari itu agregat yang pipih sangat d
• Untuk menguji banyak agregat yang pipih dapat diuji dengan metod

regat Kasar
erasan butir ditentukan dengan bejana Rudellof dan dengan bejana Los Ang
.1. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton
TM C33-86
Agregat Halus
Kadar Lumpur atau bagaian butir lebih kecil dari 75 mikron atau 0.075 mm (a
Untuk beton yang mengalami abrasi : 3,0
Untuk jenis beton lainnya : 5,0
2) Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah dihancurkan : m
3) Kandungan arang dan lignit:
 Bila tampak, permukaan beton dipandang penting kandungan : mak
 Untuk beton jenis lainnya 1,0 %.

regat Halus
Agregat halus bebas dari pengotoran zat organic yang merugikan beton.
a diuji dengan larutan Natrium Sulfat dan dibandingkan dengan warna standa

Jika warna lebih tua maka agregat halus itu harus ditolak, kecuali apabila:
a. Warna lebih tua timbul oleh adanya sedikit arang lignit atau yg sejenis
b. Diuji dengan cara melakukan percobaan perbandingan kuat tekan
terhadap kuat tekan mortar yang memakai pasir standar silika, menunjukk
95 % kuat tekan mortar memakai pasir standar.
Uji kuat tekan mortar harus dilakukan sesuai dengan cara ASTM C87.

regat Halus
5) Agregat halus yang akan dipergunakan untuk membuat beton yang
menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh me
alkali dalam semen, yang jumlahnya cukup dapat menimbulkan pemua
beton.
Agregat yang reaktif terhadap alkali boleh dipakai untuk membuat
dihitung sebagai setara Natrium Oksida (Na2O + 0,658 K2O) tida
yang dapat mencegah terjadinya pemuaian yang membahayakan a

egat Halus
Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh
ram-Sulfat:
Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur mak 10 %.
Jika dipakai Magnesium Sulfat,
gian yang hancur mak 15 %.

Susunan besar butir (gradasi). Agregat halus harus mempunyai susunan besar butir

CATATAN :
• Agregat halus tidak boleh lebih mengandung bagian yang lo
ayakan dan tertahan pada ayakan berikutnya.
• Modulus kehalusan = angka kehalusan

Angka kehalusan yang baik untuk agregat halus adalah


Menurut SII No. 52 tahun 1980 = 1.5 – 3.8
Menurut ASTM C 33 – 73 = 2.3 – 3.0
Syarat Mutu Agregat Untuk Beton
C33-86

b. Agregat Kasar
1) Agregat kasar yang akan dipergunakan untuk membuat beton y
basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan t
yang bersifat reaktif terhadap alkali dalam semen, yang jumlahnya c
berlebihan di dalam beton.
2) Agregat yang reaktif terhadap alkali boleh dipakai untuk membuat b
dihitung sebagai setara Natrium Oksida (Na2O + 0,658 K2O) tidak le
dapat mencegah terjadinya pemuaian yang membahayakan akibat reaks
3) Syarat yang lain untuk agregat kasar seperti pada SII.

.2. Syarat Mutu Agregat Untuk Beton Aspal Menurut SNI 1737–
.3. Pengujian Sifat-Sifat Agregat
A. Agregat Halus
Cara-cara memeriksa sifat-sifat pasir:
1. Untuk mengetahui kandungan tanah liat/Lumpur pada pasir dilak
menggenggam pasir dengan tangan. Bila pasir masih terlihat b
berarti pasir banyak mengandung Lumpur.
2. Kandungan Lumpur dapat pula dilakukan dengan mengisi
pasir ke dalam gelas. Setelah diaduk dan didiamkan beberapa saa
Lumpur akan terlihat mengendap di atasnya.
3. Pemeriksaan kandungan zat organic dilakukan dengan cara m
Hidroksida (NaOH) 3 %. Setelah diaduk dan didiamkan selama 24 ja
pembanding.
4. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam Natrium Sulfat atau M

SAND EQUIVALENT
Nilai Sand Equivalent =
( SKALA PASIR / SKALA LUMPUR) X 1

B. Agregat Kasar
Untuk memeriksa agregat kasar, kerikil alam, dan batu pecah d
ditambah dengan pemeriksaan kekerasan dan ketahanan aus.
a) Pemeriksaan Kekerasan kerikil dilakukan dengan bejana Ru
mm) tidak boleh lebih dari 32 %
b) Pemeriksaan ketahanan aus dilakukan dengan mesin uji aus
“LOS ANGELES”, bagian yang hancur tidak boleh lebih dari 50 %.
c) Pemeriksaan Berat Jenis dan Daya Serap Air Agregat kasar.
KEKUATAN AGREGA

Pengujian Konstruksi Konstr. sedang


berat Beton K-125
Beton > K 225 s.d K 225
Kuat tekan min 1200 Kgf/cm2 800 Kgf/cm2

Kekerasan dgn < 0.80 < 0.70


indeks Rudellof
Ketahanan aus <27 27 - 40
dgn Los
angeles

Relation between the compressive streng


value of aggregate obtain
Tujuan dari pemeriksaan BJ
• untuk menentukan jumlah agregat (volume padat
dalam suatu campuran beton.

Pemeriksaan Berat jenis agregat dilakukan dengan cara:


1. Contoh agregat kasar ditimbang sebesar 5 kg, kem
2. Contoh agregat kemudian dikeringkan/dioven pada suh
dinginkan pada suhu kamar selama 1 – 3 jam dan ditimbang (A
3. Setelah dingin, contoh tadi direndam dalam air selama
kemudian dilap dengan kain sampai semua air yang melekat p
terjadi penguapan melalui pori-pori agregat (dalam kondisi SS
4. Contoh uji ditimbang dalam kondisi jenuh permukaan kerin
dry condition) = (B).
5. Kemudian contoh uji ditimbang dalam air, sambil diusa
AN AGREGAT

LOS ANGELES

Konstruksi
ringan
Beton < K 125
600 Kgf/cm2

< 0.60

40 - 50

tween the compressive strength of the parent rock and the crushing
value of aggregate obtained from the same rock
agregat (volume padat)
.

dilakukan dengan cara:


bang sebesar 5 kg, kemudian agregat dicuci untuk menghilangkan lu
keringkan/dioven pada suhu 100°C – 110°C sampai mencapai berat tetap
a 1 – 3 jam dan ditimbang (A).
irendam dalam air selama 24 jam. Selanjutnya contoh dikeluarkan dari dal
ai semua air yang melekat pada permukaan agregat tidak tampak lagi, usaha
ri agregat (dalam kondisi SSD)
ndisi jenuh permukaan kering (SSD = saturated surface
ng dalam air, sambil diusahakan tidak ada udara yang tersekap di dalam
REGATBEJANA RUDELOFF

S ANGELES
KUAT TEKAN

sive strength of the parent rock and the crushing


ate obtained from the same rock
me padat)

cara:
kg, kemudian agregat dicuci untuk menghilangkan lumpur.
pada suhu 100°C – 110°C sampai mencapai berat tetap, kemudian
timbang (A).
selama 24 jam. Selanjutnya contoh dikeluarkan dari dalam air rendaman
melekat pada permukaan agregat tidak tampak lagi, usahakan agar tidak
kondisi SSD)
kaan kering (SSD = saturated surface
mbil diusahakan tidak ada udara yang tersekap di dalamnya (C).
Pemeriksaan Berat jenis agregat dilakukan dengan cara:
6. Setelah ditimbang dalam air, contoh dikeringkan dalam oven
sampai beratnya tetap, kemudian timbang.
7. Berat Jenis Bulk = 𝐴⋅
8. Berat Jenis SSD = 𝐵 −𝐵𝐶
9. Berat Jenis Semu = 𝐴
10. Daya Serap Air = × 100 %
𝐵 −𝐴𝐶

𝐴−𝐶

𝐵−𝐴

Dimana :
A = Berat Contoh Kering Oven
B = Berat Contoh dalam Kondisi SSD
C = Berat dalam Air
kukan dengan cara:
ontoh dikeringkan dalam oven pada suhu 100°C – 110°C
timbang.
𝐴⋅
𝐵 −𝐵𝐶
𝐴
× 100 %
𝐵 −𝐴𝐶

𝐴−𝐶

𝐵−𝐴
PENGUJIAN BERAT JENIS A
RENDAM AGREGAT DALAM AIR
SELAMA 24 JAM
Lap permukaan agregat (SSD
TIMBANG SSD ( B gram )

esasmul2022
Masukkan dalam keranjang
BERAT JENIS AGREGAT KASAR
REGAT DALAM AIR
JAM

Masukkan dalam oven sampai berat tetap,


timbang (A gram)
an dalam keranjang
R

Timbang agregat
dalam air (C gram)
KONDISI SSD PADA AG
AGREGAT KASAR
3.6.4. Bahan-Bahan Yang Merugikan Agregat
Bahan-bahan yang merugikan agregat adalah bahan
beton, mengurangi kekuatan serta berat isi
ketahanan beton terhadap karat.
Bahan-bahan tersebut adalah:
a. Bahan-bahan padat yang menetap, seperti: lem
dalam agregat dalam jumlah banyak, maka akan a
campuran beton, sehingga mutu beton menjadi jel
pengikatan antara semen dan agregat.

b. Bahan organic dan humus, seperti: daun-daun


bahan ini akan mengganggu proses hidrasi pada be

3.6.4. Bahan-Bahan Yang Merugikan Agregat


c. Garam, seperti: Chlorida, sulfat, Karbonat dan Fosfat.
memperlambat atau merubah proses pengikatan semen, menu
Apabila agregat mengandung Chlorida lebih dari 2 % maka Chlo
• menyerap air dalam udara sehingga meninggalkan noda puti
• menyebabkan karat pada tulangan sehingga retak-retak pad
• menyebabkan terurainya beton yang bersangkutan.

Pada kondisi yang demikian, beton tidak dapat di


karat oleh Chlorida berlangsung terus menerus tidak
d. Agregat yang reaktif terhadap alkali, yaitu agregat ya
cherts, batu kapur dan beberapa jenis batuan beku. Je
semen dan membentuk gel-silika, sehingga agrega
retak serta penguraian beton.
BAHAN MERUGIKAN
Agregat reaktif
alkali
3.7. GRADASI (SUSUNAN BUTIRAN) AGREG
Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari a
• Agregat yang mempunyai ukuran seragam (sama
• Agregat yang mempunyai ukuran bervariasi mem
diantara butiran besar sehingga pori-porinya menjad

Pada beton, dibutuhkan agregat yang mempunyai kemam


sehingga volume porinya kecil, maka dibutuhkan bah
(bahan ikat mengisi pori diantara butiran agregat)
Gradasi agregat akan mempengaruhi sifat-sifat be
a. Pada beton segar, gradasi agregat akan mempengaruhi
1. kelecakan (workability),
2. jumlah air pencampur,
3. sifat kohesif,
4. jumlah semen yang diperlukan,
5. segregasi dan bleeding.
b. Pada beton kaku (beton keras), akan mempengaruhi
1. kekuatan beton
2. keawetannya (durabilitas).

Untuk mengetahui gradasi agregat dilakukan dengan cara


satu set Ayakan dengan ukuran bukaan paling besar dilet
sebelum pan
Tabel 3.4 Ukuran Bukaan dan Ukuran Saringan dar
Satu Set Ayakan
Ayakan standar yang biasa digunakan untuk
agregat beton adalah standar ASTM, British
Standar (BS) dan ISO
3.7.1 Modulus Kehalusan Butir (Fineness Modulus
Modulus kehalusan butir (angka kehalusan) adalah jum
dari suatu seri ayakan yang ukuran lubangnya berband
mm, dibagi 100.
Makin besar nilai Modulus Halus Butir (MHB) suatu agre
• Campuran agregat halus dan kasar sebesar = 5,00 –
Angka kehalusan yang baik untuk agregat kasar adalah
•Menurut SII No. 52 tahun 1980 = 6.00 – 7.00
= 5.00 - 8.00

Angka kehalusan yang baik untuk agregat halus adalah M


Menurut ASTM C 33 – 73 = 2.3 – 3.0

Contoh perhitungan MHB agregat halus dan Kasar dapat


Dari hasil analisa ayak agregat kasar dan halus diperoleh
PADA AGREGAT
ugikan Agregat
an agregat adalah bahan-bahan yang mengganggu proses pengikatan d
uatan serta berat isi beton, menyebabkan terkelupasnya beton dan m
arat.
ah:
ang menetap, seperti: lempung, Lumpur dan abu. Bahan- bahan ini apa
lah banyak, maka akan ada kecenderungan penggunaan air yang banyak
a mutu beton menjadi jelek. Selain itu, bahan-bahan ini juga akan meng
an agregat.

umus, seperti: daun-daun yang membusuk, humus, asam untuk menyam


gu proses hidrasi pada beton

gregat
at, Karbonat dan Fosfat. Bahan-bahan ini dapat bereaksi secara kimiawi s
s pengikatan semen, menurunkan kekuatan bahkan menghancurkan beton.
da lebih dari 2 % maka Chlorida tersebut akan:
gga meninggalkan noda putih pada permukaan beton.
an sehingga retak-retak pada beton
ang bersangkutan.

ian, beton tidak dapat diperbaiki lagi, karena serangan


gsung terus menerus tidak dapat dicegah.
dap alkali, yaitu agregat yang mengandung silika reaktif, biasanya terdapat
rapa jenis batuan beku. Jenis agregat ini dapat bereaksi dengan alkali y
silika, sehingga agregat mengembang/membengkak dan menyebab
MERUGIKAN DALAM AGREGAT
BAHAN ORGANIK

TANAH LIAT

LUMPUR ( LOLOS
SARINGAN 0.075 mm
at reaktif terhadap
N BUTIRAN) AGREGAT KASAR DAN HALUS
ibusi ukuran butiran dari agregat, baik agregat kasar maupun halus.
ai ukuran seragam (sama) akan menghasilkan volume pori antar butiran
ai ukuran bervariasi mempunyai volume pori kecil, dimana butiran keci
ingga pori-porinya menjadi sedikit (kemampatannya tinggi).

ng mempunyai kemampatan tinggi


maka dibutuhkan bahan ikat sedikit
utiran agregat)
engaruhi sifat-sifat beton, baik beton segar maupun beton kak
gat akan mempengaruhi

n,

akan mempengaruhi

at dilakukan dengan cara menggunakan hasil analisis pemeriksaan denga


bukaan paling besar diletakkan paling atas dan yang paling halus diletakkan

n Ukuran Saringan dari


tir (Fineness Modulus = FM)
gka kehalusan) adalah jumlah persen tertinggal/tertahan komulatif pada ti
ukuran lubangnya berbanding dua kali lipat, dimulai dari ayakan berukuran

alus Butir (MHB) suatu agregat berarti semakin besar butiran agregatnya (sem
dan kasar sebesar = 5,00 – 6,0.
k untuk agregat kasar adalah
1980 = 6.00 – 7.00

k untuk agregat halus adalah Menurut SII No. 52 tahun 1980 = 1.5 – 3.8
= 2.3 – 3.0

egat halus dan Kasar dapat dilihat pada Tabel 3.6 dan 3.7.
kasar dan halus diperoleh data sebagai berikut :
MHB = 2,6472
Artinya apa ???
Artinya apa ???

MHB = 7,4232
Artinya apa ???
Artinya apa ???
AGREGAT HALUS
engganggu proses pengikatan dan pengerasan
abkan terkelupasnya beton dan mempengaruhi
dan abu. Bahan- bahan ini apabila terdapat
an penggunaan air yang banyak dalam
bahan-bahan ini juga akan menghalangi

uk, humus, asam untuk menyamak, dll. Bahan-

ni dapat bereaksi secara kimiawi sehingga


n bahkan menghancurkan beton.
an:
aan beton.

arena serangan

silika reaktif, biasanya terdapat pada batuan


dapat bereaksi dengan alkali yang ada dalam
g/membengkak dan menyebabkan timbulnya
M AGREGAT
RGANIK

AT

OLOS
.075 mm
dap
DAN HALUS
gat kasar maupun halus.
silkan volume pori antar butiran menjadi besar.
e pori kecil, dimana butiran kecil mengisi pori
mpatannya tinggi).
on segar maupun beton kaku, yaitu:

hasil analisis pemeriksaan dengan menggunakan


s dan yang paling halus diletakkan paling bawah
tinggal/tertahan komulatif pada tiap-tiap ayakan
t, dimulai dari ayakan berukuran lubang 0,15

akin besar butiran agregatnya (semakin kasar).


2 tahun 1980 = 1.5 – 3.8

el 3.6 dan 3.7.


rikut :
MHB = 2,6472
rtinya apa ???
Artinya apa ???

MHB = 7,4232
rtinya apa ???
Artinya apa ???
3.7.2 Syarat Gradasi Agregat Halus
Menurut British Standard (BS) memberikan
syarat gradasi untuk pasir.
Kekasaran pasir dibagi menjadi empat
kelompok menurut gradasinya, yaitu
• pasir halus (zone 4),
• agak halus (zone 3),
• agak kasar (zonBeS28)82: 1973
• kasar (zone 1)

3.7.2 Syarat Gradasi Agregat Halus (BS 882: 1973)


Gambar 3.8. Susunan Butiran Pasi
(BS 882: 1973)

BS 882: 1973)
an Butiran Pasir menurut British Standard (BS)
3.7.3 Syarat Gradasi Agregat Kasar
Tabel 3.10. Gradasi K

3.7.4 Gradasi Agr


Untuk campuran beton dengan diameter maksimum agregat seb
(campuran pasir dan kerikil ) harus berada di dalam batas-batas se
Tabel 3.11a. Persen Butiran Yang Lewat Ayakan
Tabel 3.11b. Persen Buti
(%) Untuk Agregat berd
Tabel 3.11c. Persen Butiran Lolos Ayakan (%) Untuk
Agregat berdiameter Mak 20 mm
2. % BERAT TERTAHAN
3. % TERTAHAN KOMULATIF
4. % LOLOS KOMULATIF
5. Modulus Halus Butir (ANGK
ANALISA SARINGAN
(BS 882: 1973)
el 3.10. Gradasi Kerikil Menurut BS

.4 Gradasi Agregat Campuran


mum agregat sebesar 40 mm, 30 mm, 20 mm dan 10 mm, maka gradasi agre
m batas-batas seperti yang tercantum dalam Tabel 3.11a, 3.11b, 3.11c dan 3
ng Lewat Ayakan (%) Untuk Agregat berdiameter Mak 40 mm
11b. Persen Butiran yang Lolos Ayakan
tuk Agregat berdiameter Mak 30 mm
Untuk
AN
MULATIF
TIF
tir (ANGKA KEHALUSAN)
INGAN
Contoh perhitungan analisa saringa
Lubang Berat Tertahan % Berat
Saringan (gr) Tertahan
(mm)

9.5 0 0
4.75 6.10 0.61
2.36 50.70 5.09
1.18 168.40 16.89
0.6 286.80 28.77
0.3 299.40 30.04
0.15 166.70 16.72
Pan 18.70 1.88
Jumlah 996.8 100
ungan analisa saringan
% Tertahan % Lolos Spec (Zone
Kumulatif Kumulatif 2)

0 100 100
0.61 99.39 90-100
5.70 94.30 75-100
22.59 77.41 55-90
51.36 48.64 35-59
81.40 18.60 8-30
98.12 1.88 0-10
100 0
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

0.15 0.3 0.6


GAMBAR GRAFIK GRAD
GRADING REQUIREMENTS F
ACCORDING TO ASTM S
BS and ASTM GRADING
FINE AGG
GRADING REQUIREMENTS FOR ALL-IN AC
BS 882: 1973
3.8. MENGGABUNGKAN AGREGAT
Susunan butiran agregat di pasaran kadang-kadang
pembuatan adukan beton maka diperlukan pencampu
beton yang mempunyai kuat tekan baik

Ada beberapa kemungkinan yang dapat dilaku


a. Menambah friksi (bagian) butiran agregat yang
b. Mengurangi jumlah butiran-butiran yang terlalu
c. Menggabungkan dua atau lebih jenis agre
3.8.1 Mencampur/menggabungkan Pasir
Gradasi pasir jauh lebih penting daripada gradasi keriki
Hal ini disebabkan mortar (campuran semen, pasir
menentukan sifat pengerjaan dan kohesi dari camp

Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai gradasi pas


1. Setiap jenis pasir yang lengkung gradasinya jatu
(zona) dianggap cocok untuk beton walaupun tidak
2. Apabila gradasi pasir jatuh dalam batas-batas grada
setiap saringan yang bukan saringan 0,60 mm, tetapi ti
jenis pasir terhalus (zona 4) atau lebih kasar dari batas

Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai gradasi pasir adalah:


3. Jenis pasir yang mempunyai gradasi yang memoto
beberapa daerah dianggap tidak cocok untuk produksi b
yang kasar, dimana bahan-bahan berukuran diantara
saling mengunci antar butirannya.
4. Jenis pasir dari zona 4 (sebagian besar butirnya lebih
apabila dipergunakan untuk produksi beton akan me
permasalahan:
• Pasir halus membutuhkan lebih banyak air dari
untuk menghasilkan kekuatan yang sama dibutuhk
• Terjadi segregasi pada beton muda karena pasir zo
kerikil akan terjadi gradasi celah (gap grading).
• Apabila mencampur 2 jenis pasir, diusahakan a
1.18 2.36 4.75 9.5
GRAFIK GRADASI AGREGAT HALUS
UIREMENTS FOR COARSE AGGREGATE
ING TO ASTM STANDARD C – 33-78
M GRADING REQUIREMENTS FOR
FINE AGGREGATE
R ALL-IN ACCORDING TO
EGAT
n kadang-kadang tidak memenuhi persyaratan. Oleh karena itu di dalam
erlukan pencampuran agregat agar gradasinya sesuai standard akan mengha
aik

ng dapat dilakukan untuk memperbaiki gradasi agregat, yaitu:


ran agregat yang kurang
utiran yang terlalu banyak
ebih jenis agregat agar diperoleh gradasi yang memenuhi syarat.
Pasir
ada gradasi kerikil.
an semen, pasir dan air) merupakan pelumas untuk adukan beton muda
ohesi dari campuran bersangkutan.

genai gradasi pasir adalah:


gradasinya jatuh seluruhnya dalam batas-batas gradasi dari salah satu
n walaupun tidak ideal.
batas-batas gradasi suatu daerah tertentu, diijinkan sebesar maksimum 5 %
0,60 mm, tetapi tidak boleh lebih halus dari batas gradasi yang ditunjukkan o
h kasar dari batas gradasi zona 1.

asi pasir adalah:


asi yang memotong satu daerah kemudian pindah ke daerah lain atau me
untuk produksi beton, karena jenis pasir ini menghasilkan campuran bet
ukuran diantara kasar dan halus jumlahnya berlebihan. Akibatnya timbul

ar butirnya lebih halus dari 0,6 mm).


si beton akan menimbulkan permasalahan-

banyak air daripada pasir kasar untuk sifat pengerjaan yang sama sehi
g sama dibutuhkan lebih banyak semen.
da karena pasir zona 4 jika digabung dengan
p grading).
sir, diusahakan agar menghasilkan pasir dari daerah (zone) 2.
Zone 2

GATE
FOR
atan. Oleh karena itu di dalam
ya sesuai standard akan menghasilkan

gradasi agregat, yaitu:

asi yang memenuhi syarat.


mas untuk adukan beton muda serta

s-batas gradasi dari salah satu daerah

diijinkan sebesar maksimum 5 % di atas


batas gradasi yang ditunjukkan oleh

n pindah ke daerah lain atau melalui


ni menghasilkan campuran beton
a berlebihan. Akibatnya timbul sifat
ifat pengerjaan yang sama sehingga

ari daerah (zone) 2.


Y  a ya  b yb
100 100

A. Cara analitis :
a + b + …..n = 100 %, dimana:
Y = ordinat dari grafik gradasi standar pada suatu
ya = ordinat dari grafik gradasi agregat a pada lub
pada lubang saringan yang sama Yn = ordinat dar
persentase agregat a
b = persentase agregat b
n = persentase agregat n

B. Cara Grafis :
Contoh Soal menggabungkan dua jenis pasir yang
(tidak memenuhi standar)
Dari hasil analisa ayakan diperoleh data
seperti pada Tabel 3.12 sebagai berikut:
Langkah perhitungan:
a. Misalnya gradasi pasir campuran yang diinginkan a
b. Usahakan lengkung gradasi pasir gabungan melewati ku

c. Ambil pada lubang ayakan 0,60. Titik persentase lolos komu


- 59 %. Misalnya dipilih nilai 55 %, sehingga ordinat Y = 55. Koordina

d. Masukkan ke dalam rumus menggabungkan pasir , sebagai berik


Sehingga untuk membuat pasir campuran yang memenuhi stand
sebanyak 49 % dan pasir B sebanyak 51 %
e. Selanjutnya masing-masing pasir dihitung harga Y ny
Untuk lebih jelas hitungan dimasukkan ke dalam Tabel 2.1
f. Gabungan II.
Misalnya dipilih ayakan 0,30. Titik persentase lolos komul
8 % - 30 %. Misalnya dipilih nilai 27 %, sehingga ordinat Y
g. Masukkan ke dalam rumus menggabungkan pasir, se

h. Sehingga untuk mem


yang memenuhi standar zone 2 diperlukan pa
h. Selanjutnya masing-masing pasir dihitung harga Y nya sesuai de
dalam Tab
3.8.2 Menggabungkan agregat kasar
Untuk menggabungkan agregat kasar dapat dilakuk
dengan gradasi standar yang dipakai adalah gradasi stan

3.8.3 Menggabungkan Agregat Kasar dan Agregat H


Untuk merancang campuran beton, proporsi optim
campuran minimum dapat diperoleh suatu campuran
memperlihatkan segregasi dan bleeding. Pemakaian p
diantara kerikil tidak dapat terisi dengan baik sehingga
beton yang dihasilkan keropos dan tidak awet.

Sebaliknya beton dengan pasir yang terlalu banyak akan


membutuhkan jumlah air dan semen yang terlalu banyak
Oleh karena itu di dalam praktek diperlukan suatu cam
gradasi campuran dapat masuk di dalam kurva standar sep

Untuk mendapatkan nilai perbandingan antara berat pasir d


dengan cara
A. Dengan menggunakan nilai Modulus Halus Butir (MHB) pa
Rumus yang digunakan adalah :
W : Persentase b
agregat kasar
K : Modulus Hal
C : Modulus Hal

Langkah-langkah mengggabungkan agregat cam


1) Hitung masing-masing MHB agregat yang akan dicamp
2) Tetapkan nilai MHB campuran, yaitu antara 5,0 – 6,0
3) Hitung persentase agregat halus terhadap campuran d
4) Hitung persentase untuk masing-masing ayakan
5) Plotkan hasil hitungan ke dalam kurva standar (Tabel 2
6) Jika tidak masuk standar, ulangi lagi langkah no 3
MENGGABUNGKAN AGREGA
A. Cara analitis :
a + b + …..n = 100 %, dimana:
= ordinat dari grafik gradasi standar pada suatu lubang saringan.
a = ordinat dari grafik gradasi agregat a pada lubang saringan yang sama yb
ada lubang saringan yang sama Yn = ordinat dari grafik gradasi agregat n pa
ersentase agregat a
= persentase agregat b
= persentase agregat n

a b n
Y  100 ya  100 yb...... 100 yn
B. Cara Grafis :
Soal menggabungkan dua jenis pasir yang mempunyai gradasi j
emenuhi standar)
l analisa ayakan diperoleh data
ada Tabel 3.12 sebagai berikut:
erhitungan:
nya gradasi pasir campuran yang diinginkan adalah masuk gradasi p
kan lengkung gradasi pasir gabungan melewati kurva pasir zone 2 pada lu

pada lubang ayakan 0,60. Titik persentase lolos komulatif yang disyaratkan pada
lnya dipilih nilai 55 %, sehingga ordinat Y = 55. Koordinat pasir A pada ayakan 0,6 ada

an ke dalam rumus menggabungkan pasir , sebagai berikut :


a untuk membuat pasir campuran yang memenuhi standar zone 2 diperlukan pasir A
ak 49 % dan pasir B sebanyak 51 %
lanjutnya masing-masing pasir dihitung harga Y nya sesuai dengan persentas
lebih jelas hitungan dimasukkan ke dalam Tabel 2.13.
bungan II.
ya dipilih ayakan 0,30. Titik persentase lolos komulatif yang disyaratkan pada
0 %. Misalnya dipilih nilai 27 %, sehingga ordinat Y = 27. Koordinat pasir A pa
asukkan ke dalam rumus menggabungkan pasir, sebagai berikut:

h. Sehingga untuk membuat pasir campuran


yang memenuhi standar zone 2 diperlukan pasir A sebanyak 51 % dan p
masing-masing pasir dihitung harga Y nya sesuai dengan persentasenya. Unt
dalam Tabel 2.13.
ggabungkan agregat kasar
menggabungkan agregat kasar dapat dilakukan seperti menggabung
n gradasi standar yang dipakai adalah gradasi standar untuk agregat kasar.

ggabungkan Agregat Kasar dan Agregat Halus


merancang campuran beton, proporsi optimum harus ditentukan s
uran minimum dapat diperoleh suatu campuran beton yang dapat dike
perlihatkan segregasi dan bleeding. Pemakaian pasir yang terlalu sedikit a
ara kerikil tidak dapat terisi dengan baik sehingga beton sukar dikerjakan
yang dihasilkan keropos dan tidak awet.

knya beton dengan pasir yang terlalu banyak akan menghasilkan beton yan
butuhkan jumlah air dan semen yang terlalu banyak sehingga penyusutan be
a itu di dalam praktek diperlukan suatu campuran pasir dan kerik
puran dapat masuk di dalam kurva standar seperti pada Tabel 2.11a s/d

dapatkan nilai perbandingan antara berat pasir dan kerikil yang tepat d

menggunakan nilai Modulus Halus Butir (MHB) pasir dan kerikil


digunakan adalah :
W : Persentase berat agregat halus (pasir)
agregat kasar
K : Modulus Halus Butir Kerikil P : Modulu
C : Modulus Halus Butir agregat campuran

ah-langkah mengggabungkan agregat campuran :


ung masing-masing MHB agregat yang akan dicampur (MHB pasir dan MHB k
apkan nilai MHB campuran, yaitu antara 5,0 – 6,0
ung persentase agregat halus terhadap campuran dengan rumus
ung persentase untuk masing-masing ayakan
tkan hasil hitungan ke dalam kurva standar (Tabel 2.11a s/d Tabel 2.11d)
tidak masuk standar, ulangi lagi langkah no 3
Contoh Soal :
• Gambarkan gradasi hasil
campuran (kolom g) ke dalam kurva standar, yaitu Gb. 2.1, 2.2, 2
Apabila hasil gradasi yang diperoleh di atas tidak masuk di dalam
sampai diperoleh gradasi yang memenuhi standar. (Trial
and Error)
B. Perhitungan campuran antara pasir dan kerikil d
cara coba-coba seperti pada contoh sebagai beriku
a) Tetapkan nilai banding antara berat pasir dan kerikil, m
b) Buat Tabel Seperti Tabel 1.7, dengan: Kolom 1 : Lubang
kerikil yang lewat (%) Kolom 4 : kolom 2 dikalikan P, P = 1 K
Kolom 7 : kolom 6 dibagi ( P + K )
c) Gambarkan gradasi hasil campuran (kolom7) ke dalam
1.5 atau 1.6. Apabila hasil gradasi yang diperoleh di atas tid
kerikil diulangi lagi, sampai diperoleh gradasi yang memen

Contoh Hitungan
Campuran Pasir
Dan Kerikil
RANGKUMAN:
• Fungsi agregat di dalam beton adalah untuk menghem
besar pada beton, mengurangi penyusustan pada beton, m
• Sifat – sifat agregat yang mempengaruhi mutu beton
Agregat, berat jenis agregat, bobot Isi (Bulk Density)
alkali agregat, sifat termal dan gradasi agregat.
• Gradasi agregat akan mempengaruhi sifat-sifat beton, bai
Beton segar, gradasi agregat akan mempengaruhi
a. kelecakan (workability),
b. jumlah air pencampur,
c. sifat kohesif,
d. jumlah semen yang diperlukan,
e. segregasi dan bleeding.
Beton kaku (beton keras), akan mempengaruhi kekuat
(durabilitas).

RANGKUMAN:
• Modulus kehalusan butir (angka kehalusan) adalah
tiap-tiap ayakan dari suatu seri ayakan yang ukuran luban
lubang 0,15 mm, dibagi 100.
• Menurut British Standard (BS) kekasaran pasir diba
gradasinya, yaitu
pasir halus (zone 4), agak halus (zone 3), agak kasar (zone
• Susunan butiran agregat di pasaran yang tidak me
maka agregat harus dicampur agar gradasinya s
tekan baik. Ada beberapa kemungkinan yang dapat dilaku
(bagian) butiran agregat yang kurang, mengurangi jumlah
lebih jenis agregat agar diperoleh gradasi yang memenuh

SOAL-SOAL LATIHAN:
1. Jelaskan apa yang akan terjadi pada beton segar maupu
seragam.
2. Dari hasil pengujian di laboratorium diperoleh data pen
Berat pasir dalam kondisi SSD : 505 gram
Berat pasir kering oven : 490 gram
Berat piknometer berisi air : 680 gram
Berat piknometer berisi air dan pasir : 998 gram
Hitung : Berat jenis SSD, Berat jenis bulk, Berat jenis s
3. Dari hasil pengujian agregat kasar diperoleh data penguj
Volume wadah : 2,623 liter
Berat wadah : 4700 gram
Berat wadah berisi agregat kasar dalam kondisi lepas :1
15,2 kg Hitung berat isi padat dan berat isi lepas dari agrega

4. Dari hasil uji ayak dari dua jenis pasir diperoleh data sebaga
Dar
a.
B.
b.
diha
c.
gab
THE END
• MHB campuran (C) misalnya ditetapkan sebes
• Jadi K = 7,42; P = 2,64; C = 6,0
• Persentase agregat halus (pasir) terhadap
campuran ,
dibulatkan menjadi 40%. Agregat kasar (kerikil) s
60% atau 1
: 1,5 Selanjutnya hitungan
ditabelkan
u Gb. 2.1, 2.2, 2.3 atau 2.4.
masuk di dalam kurva standar, maka proporsi antara pasir dan kerikil diulang
r. (Trial
dan kerikil dapat juga dilakukan dengan
ebagai berikut :
sir dan kerikil, missal Pasir : Kerikil = P : K = 1 : 3.
olom 1 : Lubang ayakan (mm) Kolom 2 : Berat pasir yang lewat (%) Kolom 3 :
kalikan P, P = 1 Kolom 5 : kolom 3 dikalikan K, K = 3 Kolom 6 : kolom 4 + kolom
om7) ke dalam kurva standar, yaitu Gb. 1.3, 1.4,
eroleh di atas tidak masuk di dalam kurva standar, maka proporsi antara pas
asi yang memenuhi standar
untuk menghemat penggunaan semen Portland, menghasilkan kekuatan y
n pada beton, menghasilkan beton yang padat bila gradasinya baik.
hi mutu beton terdiri dari: bentuk butiran dan keadaan permukaan, kek
(Bulk Density), porositas, kadar air dan daya serap air, sifat kekal agregat, r
t.
-sifat beton, baik beton segar maupun beton kaku, yaitu :
ruhi

ngaruhi kekuatan beton dan keawetannya


alusan) adalah jumlah persen tertinggal komulatif pada
ng ukuran lubangnya berbanding dua kali lipat, dimulai dari ayakan berukura

aran pasir dibagi menjadi empat kelompok menurut


gak kasar (zone 2) kasar (zone 1).
yang tidak memenuhi persyaratan di dalam pembuatan adukan beton
gradasinya sesuai standard akan menghasilkan beton yang mempuny
ang dapat dilakukan untuk memperbaiki gradasi agregat, yaitu : menambah f
ngurangi jumlah butiranbutiran yang terlalu banyak, menggabungkan dua ata
yang memenuhi syarat.
on segar maupun beton kaku apabila ukuran butiran agregatnya (gradasi)

eroleh data pengujian agregat halus sebagai berikut:


gram

am
, Berat jenis semu dan penyerapan air pasir tersebut
eh data pengujian sebagai berikut :

disi lepas : 14 kg Berat wadah berisi agregat kasar dalam keadaan padat
epas dari agregat kasar tersebu

oleh data sebagai berikut :


Dari data di atas Hitung:
a. Modulus Halus Butir Pasir A dan Pasir
B.
b. Gabungkan dua jenis pasir yang mempunyai gradasi berbed
dihasilkan agregat dengan gradasi optimum yang sesuai spesifika
c. Gambarkan kurva gradasi agregat
gabungan.

Anda mungkin juga menyukai