Anda di halaman 1dari 33

Agregat

Dr. Emil Azmanajaya, ST., MT.


TS – Poltekba - 2018
Peraturan Terkait
• PBI 1971 NI 2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)
SNI-03-2847-2002 (Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung)
• SNI-03-2461-1991/2002 (Spesifikasi Agregat Ringan Untuk
Beton Ringan Struktural)
• SNI 03-1749-1990 ( Agregat untuk Aduk dan Beton, Cara
Penentuan Besar Butir)
• SNI 03-1750-1990 ( Agregat beton, Mutu dan Cara Uji)
• SII.0052-80 (Mutu dan Cara Uji Agregat Beton)
• ASTM C-33 (Specification For Concrete Aggregates)
• ACI 318 (Building Code Requirements for Structural Concrete)
Peraturan Terkait Agregat Halus
• SNI-1970-2008 (Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus)
SNI 03-2816-1992 (Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk
Campuran Mortar atau Beton)
• SNI-3407-2008 (Cara Uji Sifat Kekekalan Agregat Dengan Cara Perendaman
Menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat)
• SNI 03-1756-1990 (Pasir untuk Aduk dan Beton, Cara Penentuan
Kekerasan)
• ASTM C136 (Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse
Aggregates)
• ASTM C40 / C40M (Standard Test Method for Organic Impurities in Fine
Aggregates for Concrete)
• ASTM C70 (Standard Test Method for Surface Moisture in Fine Aggregate)
Peraturan Terkait Agregat Halus (2)
• ASTM C88 (Standard Test Method for Soundness of
Aggregates by Use of Sodium Sulfate or Magnesium Sulfate)
• ASTM C123 / C123M (Standard Test Method for Lightweight
Particles in Aggregate)
• ASTM C-117 (Standard Test Method for Materials Finer than
75-μm (No. 200) Sieve in Mineral Aggregates by Washing)
• ASTM C142 / C142M (Standard Test Method for Clay Lumps
and Friable Particles in Aggregates)
• ASTM C128 (Standard Test Method for Density, Relative
Density (Specific Gravity), and Absorption of Fine Aggregate)
• ASTM C566 (Standard Test Method for Total Evaporable
Moisture Content of Aggregate by Drying)
Agregat menempati 70 – 75 % dr total volume beton,
kualitas agregat sangat berpengaruh thd kualitas bet
on.

Pengaruh Sifat Agregat pd Sifat Beton

Sifat Agregat Pengaruh pada Sifat Beton


Bentuk, tekstur, gradasi Beton cair Kelecakan
Pengikatan & pengerasan
Sifat fisik, sifat kimia, mineral Beton keras Kekuatan, kekerasan,
ketahanan (durability)
• SII 0052-80 : “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”.
• PBI 89 menyebutkan ASTM C33 : “Standard Specificat
ion for Concrete Aggregate”.
Jenis2 Agregat
a) Ukuran & Produksi
• Agg halus : ukuran < 5 mm (ayakan 5 mm / 3/16”).
• Agg kasar : > 5 mm.
b) Kepadatan
Jenis Agregat Berdasarkan Kepadatannya

Jenis Kepadatan
(kg/m3)
Ringan 300 – 1800
Sedang 2400 – 3000
Berat >4000
c) Petrologi
• BS 812 : artifisial, basalt, flint, gabbro, granit, gritston
e, hornfels, batu kapur, prophyry, quartzite, & schist.
d) Mineralogi
• ASTM C294 : feldspar, mineral2 silika, karbon, sulfat,
besi sulfida, besi magnesia, zeolit, oksida besi, & min
eral tanah liat.
Gradasi Senjang (Gap Grading)
• = gradasi dimana satu /lebih ukuran bagian tengah td
k ada yg dihilangkan.
• Menyusun 3 butir agregat diameter sama, mk ukuran
butir selanjutnya yg dibutuhkan = sekecil lubang yg a
da. Perbedaan cukup besar. Ada ukuran yg dilompati
= gap grading.
• Kelemahan : beton cenderung memisah krn butir hal
us sedikit. Dlm praktek, agregat tdk berdempetan, td
k mungkin dikerjakan. Perlu mortar sbg pelumas yg
membungkus butir agregat besar.
• Gradasi senjang dpt dilakukan bila kondisi pengecora
n dpt diatur sebaik mungkin.
• Dilakukan pd beton pracetak, terutama pd balok prat
ekan.
• Pemisahan /segregasi dpt dihindari dgn memakai slu
mp terendah & campuran beton yg cukup kaku.
• Perlu konsolidasi dgn vibrasi & perlu tambahan air en
train.
• Pasir = 25 – 65 % volume dr total agregat.
• Persentase rendah utk batu bulat. Persentasi tinggi u
tk batu pecah.
• Pemadatan yg baik, volume matriks (udara, air, seme
n, & agregat halus) = 45 - 50 % volume, tergantung a
ngularity agregat kasar.
• Agregat bulat = 45 – 48 % matriks. Batu pecah = 48 –
51 %. Beton tergradasi = 55 % /lebih.
Undersanded & Oversanded

• Undersanded = campuran beton dgn agregat halus te


rlalu sedikit.
• Pasta tdk cukup mengisi ruang2 kosong, campuran m
udah terpisah (segregate), & sukar dikerjakan.
• Oversanded = campuran beton dgn agregat halus terl
alu banyak.
• Campuran kohesif, tdk terlalu lecak. Membutuhkan ai
r lbh banyak, lebih mahal, membutuhkan semen lebi
h banyak.
• Bila memakai pasir sangat halus (zona 4) dgn kerikil b
esar (zona 1).
Ukuran Butir Maksimum
• Yg dipakai = agregat yg maksimum ukurannya, krn pal
ing ekonomis (luas permukaan kecil, ruang kosong ke
cil, pasta semen yg dibutuhkan sedikit), & susut krn p
engeringan dpt dikurangi.
• Bbrp faktor : tebal elemen beton yg bersangkutan (1/
5 dr dimensi minimum), jarak tulangan, alat pengadu
k & alat penuang yg dipakai.
• Bendungan besar = batu pecah 15 cm />. Fondasi = u
kuran 4 cm /8 cm. Bangunan tdk masif = membatasi
ukurannya.
• Diameter > 40 mm, terjadi pengurangan kekuatan kr
n terjadi lekatan tidak merata akibat pendarahan (ble
eding).
Koreksi
a) Koreksi undersize /oversize
• Proporsi mix design dikoreksi.
• Diayak, kemudian dipecah sampai ukuran yg benar.
b) Koreksi membengkaknya pasir (bulking)
• Disebabkan lapisan tipis air menekan diantara partike
l pasir shg tumpukan pasir tsb mengembang.
• Pasir halus mempunyai permukaan lebih luas drpd p
asir kasar shg air diserap semakin besar.
• Pencampuran beton dgn perbandingan volume, mk p
enimbangan (batching) dikoreksi.
• Besar pengembangan tergantung kadar kelembaban
& kehalusan.
Absorpsi & Kadar Air
• Air yg terkandung dlm agregat : mempengaruhi jumla
h air yg diperlukan dlm campuran.
• Agregat basah : membuat campuran lebih basah & m
eningkatkan faktor air semen.
• Agregat kering : menyerap air campuran & menurunk
an kelecakan beton.
• Kandungan air dlm agregat harus diketahui.
• Perubahan kadar air tergantung dr : pengiriman, cuac
a, & lama pengiriman.
• Pasir yg ditumpuk & mengering selama 16 jam : mem
punyai kadar air 5 %. Dalam keadaan basah : 7 – 10 %
, kadang s.d 15 %.
• Pasir lembab : kadar air 2 % berat, pasir terasa basah
& sedikit membasahi tangan, membentuk bola di tan
gan.
• Kadar air 4 % berat : pasir sangat basah, air sampai m
enetes ketika diangkut, semakin membasahi tangan
& mengkilat.
4 kondisi kandungan air dlm agregat :
a) Kering kerontang (bone dry /oven dry = od)
• Dgn memasukkan agregat kedlm oven 24 jam, 105 –
110ᴼ C.
b) Kering udara (air dry = ad)
• Bagian luar kering, bagian dalam mengandung air. Ke
adaan agregat di lapangan apabila terjemur.
c) Saturated surface dry (SSD)
• Keadaan teoritis ideal : butir di dalamnya jenuh air (s
aturated), bagian luar kering.
• Kondisi ini sbg dasar perhitungan mix design.
d) Lembab (moist /wet)
• Bagian dalam jenuh air, bagian luar basah.
• Dgn merendam agregat 24 jam.
• Jumlah air total = 10 kali air yg ada, didlm pori /di lua
r butir.
• Kadar air total = persentase jumlah air thd berat agre
gat kering.
• Kadar air bebas = persentase jumlah air di luar butir.
Sbg dasar perencanaan campuran krn agregat dlm ke
adaan SSD.
Kekuatan Beton

• Tergantung pd : kekuatan agregat ; kekuatan semen ;


kekuatan lekatan antara semen & agregat.
• Yg paling menentukan : dilihat dr bidang pecahan dr
kubus /silinder beton.
• Agregat paling lemah : terlihat agregat yg hancur.
• Paling lemah ikatannya : ikatan mengelupas.
• Agregat lemah, rapuh, getas, flaky, shale, batu dilapis
i shale, cherts, hrs dihindari.
Kekerasan Beton

• Ketahanan abrasi sbg indeks kualitas agregat.


• Kekerasan (hardness) perlawanan thd keausan.
• Percobaan bejana tekan Los Angeles, Rudolf, Leighto
n Buzzard /Rockwell.
• Kekerasan = persen bagian hancur yg halus, melewati
ayakan 1,7 – 2 mm. Dibatasi 14 – 16 % pd Rudolf & 2
7 % pd Los Angeles (SII).
• Keuletan (toughness) = ketahanan thd benturan. Dgn
Los Angeles Test.
• Pengujian kekerasan agregat halus : dgn membuat co
ntoh & membandingkan dgn pasir standar. SII mema
kai pasir Bangka. Angka pembanding tidak boleh > 2,
20.
• Agregat kasar : digores dgn batang tembaga, bagian y
g lemah maks 5 %.
• Agregat ringan : syarat sendiri oleh ASTM C330-80.
Substansi Pelunak pd Agregat
Agregat kadang2 mengandung bahan tdk dikehendaki.
• 2 kelompok :
a. Kelompok fisik : mengganggu secara mekanis : kotora
n dr tanah liat, lumpur, debu halus.
• Kotoran berlebihan : melapisi permukaan agregat, m
engurangi lekatan pasta semen. Apalg gumpalan
• Batu pecahan mesin : kotoran lebih sedikit drpd kerik
il alam /batu pecahan tangan.
• Kadar lumpur /butir < 70 mikron maks 5 % utk agreg
at halus ; 1 % utk agregat kasar (SII). Gumpalan tanah
liat & partikel mudah diserpihkan maks 3 % (ASTM).
b. Kelompok kimiawi : mengganggu reaksi hidrasi /keta
hanan beton.
• Kotoran organik spt gula : memperlambat pengikatan
• Kotoran spt humus & serpihan kayu : menyebabkan b
ercak pd permukaan.
• Kadar zat organik diuji dgn larutan natrium sulfat. Wa
rna lebih tua dr standar, hrs ditolak (ASTM), kecuali w
arna gelap disebabkan arang /lignit.
• Dgn percobaan perbandingan kekuatan mortar. Keku
atan tdk kurang dr 95 % thd mortar dgn pasir standar
• Arang & lignit maks 0,5 – 1 % (ASTM).
• Kotoran lain : mengganggu ketahanan (durability) ; m
enguraikan kembali (dekomposisi) hasil hidrasi ; bere
aksi menghasilkan produk yg mengembang.
• Kestabilan kimiawi : agregat tdk akan bereaksi secara
kimia dgn semen /akan terpengaruh secara kimia ole
h pengaruh luar lain.
• Kekekalan diuji dgn larutan garam sulfat.
• Garam : korosi pd tulangan, terutama kualitas beton j
elek.
• Ketahanan thd pembekuan & pencairan : penting utk
beton ekspose, menghadapi 4 musim.
ASTM & SII : bagian yg hancur maksimum.

Maksimum persentase larut yg diijinkan

Natrium Sulfat Magnesium Sulfat


Agregat halus 10 % 15 %
Agregat kasar 12 % 18 %
Sifat Termis

• = Koefisien muai & panas jenis agregat.


• Bila terjadi perbedaan temperatur cukup tinggi & bila
agregat terdiri dr bermacam2 jenis batu yg koefisien
muainya berbeda.
• Menyebabkan perbedaan regangan, mengakibatkan t
egangan dalam tambahan & menyebabkan lepasnya i
katan.
Kualitas diharapkan
Agregat kasar :
• Kekuatan, bentuk butir, gradasi. Ruang kosong hrs mi
nimum.
• Contoh : beton dibuat dr kerikil mempunyai ruang ko
song 34 %. Dibuat dr batu pecah 39 %.
Agregat halus :
• Sound secara fisik : tahan pengaruh beku-cair.
• Bentuk baik : bentuk kubikal /bulat lebih baik drpd sa
ngat bulat /pipih.
• Pemakaian pasir hasil penggilingan : menambah keku
atan tekan /lentur.
• Tergradasi dgn baik : mempunyai persentase ruang k
osong minimal & luas permukaan minimal.
• Masalah pd beton : disebabkan agregat halus terkont
aminasi & kurva gradasi mempunyai puncak /lembah
: indikasi pasir mengalami pendarahan (bleeding san
d).
Kegunaan agregat halus :
• Mengisi ruang antara butir agregat kasar.
• Memberikan kelecakan, berfungsi sbg hall bearing. K
elecakan = menambah mobilitas shg mengurangi frik
si antar butir agregat kasar. Makin banyak makin baik
, tetapi menyebabkan kebutuhan semen semakin ba
nyak.
Agregat halus terlalu banyak :
• Total luas permukaan melonjak, menyebabkan kuran
g pasta semen.
• Agregat halus dgn modulus kehalusan 2,75 = luas per
mukaan 3,9 m3/kg.
• Agregat kasar luas permukaan = 0,14 m3/kg.
• Kebutuhan air bertambah utk slump (kelecakan) yg di
syaratkan.
• Hubungan antara gradasi agregat halus & pendaraha
n pd beton, terjadi secara ekstrem, disebabkan grada
si pasir jelek.
Benefikasi

• Agregat tdk memenuhi spesifikasi : menolak agregat


tsb /melakukan benefikasi.
• Proses benefikasi : memecah ; pemisahan menurut b
erat jenis /pemisahan elastis.
• Material unsound (tidak padat /kokoh) : dibuang.
• Benefikasi dilakukan bila agregat tsb satu2nya yg ters
edia.
• Penghancuran dilakukan dgn impact crusher : mengh
ancurkan butir yg lunak & gembur.
• Proses ini mahal.
Jenis-jenis Pengolahan Agregat

Pengolahan Yang Dibuang


Penghancuran Butir lunak
Pemisahan media – berat Butir ringan
Aliran udara /air balik Butir ringan
Ayakan hidraulis Butir ringan
Pemisahan elastic Butir ringan
Mencuci & menyeka Lapisan permukaan
Menggali, menghancurkan, & Pengendalian /membuang
mencampur selektif komponen berbahaya
Penanganan & Penyimpanan Agregat

• Diletakkan pd tempat yg kering. Jk tdk ada, buat lanta


i kerja, jk tdk, sedikitnya 30 cm akan terbanam dlm lu
mpur. Agar mesin pengeruk tdk mengeruk lumpur.
• Ditumpuk di belakang mesin pengaduk & ditumpuk b
erdekatan.
• Ukuran yg berbeda perlu utk dipisah, supaya terjadi p
emisahan.
• Jangan menjadikan tumpukan agregat sbg tempat sa
mpah.

Anda mungkin juga menyukai