Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

BAHAN BANGUNAN I
PENGUJIAN PASIR

Dosen : Drs. AgusSantoso, M.Pd.

DisusunOleh :

1.) IlyahAifatusSulhi NIM


2.) GraciaVannesa NIM
3.) DanadaRamadhan NIM 19505241056
4.) RaflyKurniajati NIM
5.) EkaNurWahyu S NIM 19505241059

JURUSAN
PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
A. Judul : Pengujian Pasir
B. JenisPengujian :
1. Kadar Air Pasir Alam
2. Kadar Zat OrganikPasir Alam
3. Kadar Lumpur Pasir Alam
4. Modulus Kehalusan Pasir
5. Kadar Air Pasir SSD
6. Berat Jenis Pasir SSD
7. Bobot Isi Pasir
C. Alat dan Bahan yang digunakan:
1. Pengujian Kadar Air Pasir Alam
a. Alat : 1.)Splitter / quartering
2.)Timbangan
3.)Oven
4.)Piring seng
5.)Sendok
b. Bahan : Pasir alam 2 x 100 gr
2. Pengujian Kadar Zat Organik Pasir Alam
a. Alat :1.) Dot susu
2.)Indikator warna
3.)Gelas ukur
4.)Splitter
b. Bahan : 1.) Pasir alam 2 x 100 gr
2.) NaOH
3.) Air secukupnya
3. Pengujian Kadar Lumpur Pasir Alam
a. Alat : 1.)Splitter
2.)Gela sukur
3.)Oven
4.)Timbangan
5.)Piring seng
6.)Sendok
b. Bahan : 1.) Pasir alam 300 gr
2.) Air secukupnya
4. Pengujian Modulus KehalusanPasir
a. Alat : 1.) Mesin ayakan
2.) Piring Seng
3.) Timbangan
4.) Sendok
5.) Diagram Kartesius
b. Bahan :Pasir 1 kg
5. Pengujian Kadar Air Pasir SSD
a. Alat : 1.) Timbangan
2.) Oven
3.) Piring seng
4.) Cetok
5.) Sendok
b. Bahan : 1.) Pasir 2 x 100 gr
2.) Air secukupnya
6. Pengujian Berat Jenis Pasir SSD
a. Alat : 1.) Gelas ukur
2.) Sendok
b. Bahan : 1.) Pasir SSD 2 x 100 gr
2.) Air secukupnya
7. Pengujian Bobot Isi Pasir
a. Alat : 1.) Timbangan
2.) Bejana 2 buah
b. Bahan : Pasiralam

D. Langkah Kerja :
1. Kadar Air PasirAlam
a. Masukkan pasir ke dalam splitter
b. Timbang pasir sebanyak 2 x 100 gr
c. Letakkan masing-masing 100 gr di dua piring seng
d. Masukkan ke dalam oven
e. Tunggu selama minimal 24 jam dengan suhu105oC
f. Keluarkan pasi dari dalam oven lalu timbang (Misalkan B gram)
2. Kadar Zat Organik Pasir Alam
a. Siapkan larutan NaOH 3% (3 gr Kristal NaOH dengan 100 gr air)
b. Timbang 9 gr larutan NaOH 3%
c. Tuangkan ke dalam gelas ukur beserta 300 ml air
d. Masukkan 130 ml pasir yang diambil darisplitter ke dalam dot
e. Tuangkan cairan dalam gelas ukur ke dalam dot sampai berukuran 200 ml
f. Kocok dot selama 10 menit
g. Buatlah dua buah dot
h. Diamkan selama 24 jam
i. Ukur perubahan warna yang terjadi dengan indicator warna
3. Kadar Lumpur Pasir Alam
a. Ambil satu piring pasir daridalam splitter dengan berat +300 gr
b. Masukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105oC
c. Keluarkan pasir dari oven
d. Timbang pasir tersebut 2 x 100 gr
e. Siapkan gelas ukur yang sudah berisi air
f. Tuangkan pasir 100 gr kedalam gelas ukur yang berisi air
g. Buang air dari dalam gelas ukur
h. Lakukan berulang sampai warna air tetap jernih
i. Tuangkan pasir ke dalam piring
j. Masukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105oC
k. Keluarkan lalu timbang (Misalkan B gram)
4. Modulus Kehalusan Pasir
a. Siapkan mesin ayakan
b. Urutkan ayakan dari ukuran terkecil di bawah hingga terbesar
c. Masukkan 1 kg pasir ke dalam ayakan
d. Tempatkan ayakan di mesin lalu nyalakan
e. Lakukan ayakan selama 2 menit
f. Diamkan lalu putar 90o
g. Ayak lagi selama 2 menit
h. Siapkan 8 piring untuk setiap lubang ayakan
i. Timbang setiap piring
j. Berat yang tertera pada timbangan merupakan berat tertinggal
k. Untuk mencari zone, hitung % tembus kumulatif
l. Buat dengan diagram kartesius
5. Kadar Air Pasir SSD
a. Buat pasir SSD dengan cara merendam pasir sampai jenuh air
b. Angin-anginkan atau untuk mudahnya tuang airnya lalu gelar di lantai dan diorak-
arik hingga mencapai titik SSD dengan cetok
c. Timbang pasir 2 x 100 gr
d. Masukkan masing-masing 100 gr kedalam piring seng
e. Oven selama minimal 24 jam
f. Timbang lagi untuk menghitung kadar air (Misalkan B gram)
6. Berat Jenis Pasir SSD
a. Ambil pasir SSD 2 x 100 gr
b. Siapkan 100 ml air
c. Masukkan pasir kedalam air
d. Lihat pertambahan volume pada gelas ukur
e. Pertambahan volume ini adalah volume pasir
f. Hitung berat jenis pasir
7. Bobot Isi Pasir
a. Timbang satu persatu dua buah bejana
b. Isi keduanya dengan pasir penuh rata
c. Timbang kedua bejana setelah terisi pasir
d. Berat pasir adalah berat total dikurang berat bejana
e. Hitung bobot isi pasir
E. Kajian Teori
1. Kadar Air Pasir Alam
Kadar air pasir alam adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam
pasir dengan pasir dalam keadaan yang kering. Kadar air pasir alam dipengaruhi oleh
besar jumlah air yang terkandung pada pori-pori pasir, semakin besar selisih antara pasir
semula dengan pasir setelah kering oven maka semakin besar kadar air pasir maka
banyak pula air yang dikandung oleh pori-pori pasir tersebut dan sebaliknya sehingga
dapat sesuai untuk campuran beton.

Dari perumusan pencarian kadar air dinyatakan bahwa kadar air berbanding lurus
dengan berat kandungan air suatu agregat atau pasir dan berbanding terbalik terhadap
berat agregat atau pasir dalam kondisi semula atau kondisi kering tungku. Sehingga
makin besar nilai dari berat kandungan air pasir maka semakin besar nilai dari kadar air.
Sebaliknya, jika semakin kecil berat kandungan air dalam pasir maka semakin kecil juga
kadar air yang diperolehnya. Nilai kadar air sangat penting untuk menentukanj umlah air
dalam perancangan mix design beton.
Keadaan kandungan air untuk menghitung jumlah air dalam agregat atau dalam hal
ini pasir terbagi atas 4, yaitu:
a. Kering tungku
Kering tungku adalah kondisi ageregat benar-benar tidak berair secara
penuh akan menyerap air
b. Kering udara
Kering udara adalah kondisi agregat yang butir-butir kering permukaannya
tetapi mengandung sedikit air dalam pori-pori sehinga sedikit menghisap
jumlah air
c. Jenuh kering muka
Jenuh kering muka adalah kondisi agregat tidak ada air di pemukaan,
tetapi butir-butirnya berisi sejumlah air yang diserap sehingga butiran agregat
tidak menyerap dan menambah jumlah air dalam campuran beton
d. Basah
Basah adalah kondis agrega tdengan butirannyan banyak mengandung air
baik di permukaan maupun di dalam butirannya, jika dipakai dalam campuran
akan menambah air

2. Kadar Zat OrganikPasir Alam


Zat organik yang terkandung dalam agregat halus umumnya berasal dari
penghancuran tumbuh-tumbuhan, terutama yang berbentuk humus dan lumpur organik.
Zat organik yang merugikan diantaranya gula, minyak dan lemak. Gula dapat
menghambat pengikatan semen dan pengembangan kekuatan beton, sedangkan minyak
dan lemak dapat mengurangi daya ikat semen. Oleh sebab itu diperlukan pengujian
agregat untuk menentukan bisa atau tidaknya agregat digunakan dalam campuran
pembuatan beton.

3. Kadar Lumpur Pasir Alam


Beton sebagai bahan konstruksi punya beberapa keunggulan dibanding bahan
lain, yaitu mudah dibentuk sesuai kebutuhan, ketersediaan di alam sekitar cukup
melimpah dengan harga relatif murah, durabilitas tinggi (tahan lama), perawatan relative
lebih mudah dan ringan. Untuk menciptakan mutu beton yang baik (kuat tekan tinggi),
maka bahan penyusun beton harus memenuhi syarat teknis. Salah satu syarat teknis
adalah agregat halus (pasir) tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % berat pasir.
Kadar lumpur agregat normal yang diijinkan SK SNI S–04–1989–F untuk agregat halus
(pasir) maksimal 5% dan. Dalam campuran lumpur tidak dapat menjadi satu dengan
semen sehingga menghalangi penggabungan antara semen dengan agregat. Pada akhirnya
kekuatan tekan beton akan berkurang karena tidak adanya saling mengikat.
4. Modulus Kehalusan Pasir
5. Kadar Air Pasir SSD
6. Berat Jenis Pasir SSD
7. Bobot Isi Pasir
Berat isi agregat adalah perbandingan antara berat agregat dengan volume yang
ditempatinya. Hal ini dapat digunakan untuk mempermudah perhitungan campuran beton
bila kita menimbang agregat dengan ukuran volume, karena umumnya agregat tersebut
dalam keadaan padat, sedangkan pada kenyataan pada saat penimbangan agregat tidak
dilakukan dengan dolak (wadah untuk penakaran sehingga satuan volume agregat berada
dalam keadaan gembur, sehingga diperlukan adanya faktor konversi (faktor pengali).
Bobot isi agregat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

𝐶−𝐴
Bobot Isi = (gr/cm3 )
𝑉

Keterangan :
C = Berat agregat + berat bejana / container (gr)
A = Berat bejana / container (gr)
V = Volume bejana / container (cm3 )

F. Penyajian dan Analisis Data


G. Pembahasan
H. Kesimpulan
I. Saran-saran
J. Daftar Pustaka
K. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai