Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH

ACARA VIII
PENENTUAN TEKSTUR TANAH

Dosen Pengampu:
Bagus Setiabudi Wiwoho S. Si, M. Si

Oleh:

Nama : Nuke Aulia Saputri


NIM : 210722611261
Off/Tahun : G / 2021
Asisten Praktikum : Safira Arum Arysandi

Hyundra Zakiya Putri Wahyu

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI

2022
ACARA VIII

PENENTUAN TEKSTUR TANAH

I. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu melakukan uji penentuan tekstur pada sampel tanah utuh.
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi perbedaan tekstur tanah antara pasir dan liat
pada beberapa tanah

II. DASAR TEORI

Kondisi geologi dan iklim mempengaruhi suatu lapisan tanah. Tanah tersusun atas
massa lepas yang berupa fragmen dan lapuk batuan (rock) bercampur bahan organik.
Berbeda dengan mineral, tumbuhan dan hewan, tanah bukanlah entitas yang berbeda. Di
pedosfer ada tumpang tindih (everlap) dan interaksi (interaksi) antara litosfer, atmosfer,
hidrosfer dan biosfer. Jadi daratan bisa disebut sebagai fenomena lintas batas antara
berbagai fenomena alam di permukaan bumi. Tanah berasal dari hasil transformasi,
translokasi mineral dan zat organik yang berlangsung di permukaan tanah. Hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang membentuk organisasi dan morfologi tertentu
(Schroeder, 1984).

Persistensi nematoda entomopatogen yang biasanya terletak didalam tanah


dipengaruhi oleh faktor abiotic yaitu derajat asam basa (pH), oksigen (O2), suhu (derajat
temperature) dan kelembapan di dalam tanah (Kung, 1990). Efektivitas NEP juga
dipengaruhi oleh faktor abiotic lain yaitu tekstur tanah (Sucipto, 2008). Tekstur tanah
digunakan untuk menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Terdapat perbedaan
penting lainnya antara pasir dan liat pada beberapa tanah yang dihubungkan dengan
kemampuan tanah tertentu untuk menyediakan elemen-elemen tanaman esensial
(kesuburan tanah).

Hasil penelitian Chaerani dkk (2007) menunjukkan bahwa Heterorhabditis


ditemukan pada tanah pantai dengan tekstur tanah pasir dan kelembapan tanah yang
tinggi dan Steinernema ditemukan pada tanah pantai dengan tekstur tanah pasir yang
lembap dan pada habitat pertanian dengan tekstur tanah lempung berpasir yang lembap,
sedangkan pada tekstur tanah pasir bercampur kerikil dan kelembapan tanah yang kering,
lempung basah, lempung lembap, dan pasir agak kering tidak ditemukan Heterorhabditis
maupun Steinernema. Oleh karena itu, untuk mendukung penggunaan NEP sebagai
pengendalian hama serangga tanah dilakukan suatu penelitian eksperimental untuk
mengetahui efektivitas Steinernema sp. dalam pengendalian hama serangga tanah pada
berbagai tekstur tanah.

Fraksi dibagi menjadi empat yaitu fraksi kerikil yang memiliki ukuran diameter
diatas > 2 mm, sedangkan dikatakan fraksi pasir apabila memiliki diameter antara 0,02 –
2 mm ( Dibagi lagi menjadi fraksi pasir kasar dan halus ). Fraksi selanjutnya Fraksi Debu
memiliki ukuran diameter antara 0,0002 – 0,02. Dan fraksi terkecil yakni fraksi liat
memiliki ukuran kurang dari 0,0002. (diambil dari klasifikasi tanah menurut system
ISSL). Luas permukaan debu jauh lebih besar dari permukaan pasir, dimana tingkat
pelapukan dan pembebasan unsur hara untuk diserapakar lebih besar dari pasir. Tanah
yang memiliki kemampuan besar dalam menyerap air adalah Fraksi Liat. Jadi semakin
kecil ukuran diameter fraksi maka semakin baik dalam memegang air.

Tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat, yaitu
partikel tanah yang diameter efektifnya 2 mm. Di dalam analisis tekstur, fraksi bahan
organik tidak diperhitungkan. Bahan organik terlebih dahulu didestruksi dengan hidrogen
peroksida (H2O2). Tekstur tanah dapat dinilai secara kualitatif dan kuantitatif. Cara
kualitatif biasa digunakan surveyor tanah dalam menetapkan kelas tekstur tanah di
lapangan. Cara perhitungan mencari tekstur tanah dapat menggunakan rumus :
III. ALAT DAN BAHAN

 Alat

1. Tabung erlenmeyer 800 ml


2. Penyaring Berkefeld
3. Ayakan 50 mikron
4. Gelas ukur 500 ml
5. Pipet 20 m
6. Cawan
7. Dispenser 50 ml
8. Gelas ukur 200 ml
9. Stop watch
10. Oven berkipas
11. Pemanas listrik
12. Neraca analitik ketelitian empat desimal

 Bahan

a. H2O2 30%
b. H2O2 10%
c. H2O2 30% diencerkan tiga kali dengan air aquades.
d. HCl 2N
e. Encerkan 170 ml HCl 37% teknis dengan air aquades dan diimpitkan hingga 1 l.
f. Larutan Na4P2O7 4%
g. Larutkan 40 g Na4P2O7.10 H2O dengan H2O dan diimpitkan hingga 1 l.
IV. LANGKAH KERJA

1. Tumbuk tanah hingga halus. Lalu timbang 10 g


2. masukkan ke dalam tabung erlenmeyer 800 ml
3. Tambahkan 50 ml H2O2 10% kemudian dibiarkan semalam.
4. Keesokan harinya ditambah 25 ml H2O2 30% lalu dipanaskan sampai tidak berbusa
5. Selanjutnya ditambahkan 180 ml air aquades dan 20 ml HCl 2N. Didihkan di atas
pemanas listrik selama lebih kurang 10 menit.
6. Angkat dan setelah agak dingin diencerkan dengan air aquades menjadi 700 ml. Lalu
tunggu hingga mengendap
7. Jika sudah terendapkan, buang airnya. Jangan sampai tanah endapan terbuang,
lakukan tahap ini sebanyak dua kali
8. Dicuci dengan air aquades menggunakan penyaring Berkefield atau dienap-tuangkan
sampai bebas asam, kemudian ditambah 10 ml larutan peptisator Na4P2O7 4%.

Pemisahan pasir

1. Suspensi tanah yang telah diberi peptisator diayak dengan ayakan 50 mikron sambil
dicuci dengan air aquades. Filtrat ditampung dalam gelas ukur 500 ml untuk
pemisahan debu dan liat.
2. Butiran yang tertahan ayakan dipindahkan ke dalam cawan (yang telah diketahui
bobotnya) dengan air aquades menggunakan botol semprot.
3. Keringkan (hingga bebas air) dalam oven pada suhu 105oC (1 malam)
4. Dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat pasir = A g).

Pemisahan debu

1. Filtrat dalam gelas ukur diencerkan menjadi 500 ml


2. Lalu diaduk selama 1 menit dan segera dipipet sebanyak 20 ml ke dalam cawan.
3. Filtrat dikeringkan pada suhu 105 C (1 malam)
4. Dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat debu + liat + peptisator = B g).

Pemisahan liat

1. Untuk pemisahan liat diaduk lagi selama 1 menit lalu dibiarkan selama 3 jam 30
menit pada suhu kamar.
2. Suspensi liat dipipet sebanyak 20 ml pada ke alaman 5,2 cm dari permukaan cairan
dan dimasukkan ke cawan.
3. Suspensi liat dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C (1 malam)
4. Dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat liat + peptisator = C g).
V. HASIL PRAKTIKUM

Diketahui :
A = 2,5 gr
B = 0,2 + 0 +0,0095 = 0,2095 gr
C = 0 + 0,0095 = 0,0095

1. Perhitungan Tekstur Tanah Tiga Fraksi

a. Fraksi Pasir = A = 2,5 gr

b. Fraksi Debu = 25 x ( B – C )
= 25 x ( 0,2095 – 0,0095)
= 25 x ( 0,1145 )
= 5 gr

c. Fraksi Liat = 25 x ( C – 0,0095 )


= 25 x ( 0,0095 – 0,0095 )
= 0 gr

d. Jumlah Fraksi = A + 25 x ( B – 0,0095 )


= 2,5 + 25 x ( 0,2095 – 0,0095 )
= 2,5 + ( 5,2375 – 0,2375 )
= 2,5 + 5
= 7,5 gr

2. Perhitungan Persentase Tekstur Tanah Tiga Fraksi

a. Presentase Pasir = A / { A + 25 ( B – 0,0095 )} x 100 %


= 2,5 / 7,5 x 100 = 33,33 %

b. Presentase Debu = { 25 ( B – C ) } / { A + 25 ( B – 0,0095 ) } x 100 %


= 2,8625 / 7,5 x 100 % = 66,67 %

c. Presentase Liat = { 25 ( C – 0,0095) } / { A + 25 ( B – 0,0095) }


= 0 / 7,5 x 100 % = 0 %
3. Tabel Rekapitulasi Berat Fraksi Tanah

Fraksi Berat (gr) Presentase (%)

Pasir 2,5 33,33


Debu 5 66,67
Liat 0 0

4. Segitiga Penentuan Tekstur tanah


A. PEMBAHASAN

Penentuan tekstur tanah sangat penting sebab tekstur tanah berhubungan erat
dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas didalam tanah, berat
volume tanah, luas permukaan spesifik (specific surface), kemudahan tanah memadat
(Hillel, 1982). Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sering dicari. Tekstur
tanah berhubungan dengan partikel besar kecilnya butir butir tanah.
Pada praktikum kali ini mahasiswa diharuskan menentukan tekstur tanah dari
sampel tanah utuh. Kami melakukan uji tekstur tanah dengan menggunakan metode
kuantitatif menggunakan rumus yang telah diberikan. Kami menghitung persentase ketiga
fraksi yakni pasir, debu dan liat. Hasil dari Fraksi pasir memiliki berat 2,5 gr dengan
persentase fraksi pasir 33,33 %. Fraksi pasir dibedakan lagi oleh dua jenis yaitu fraksi
pasir kasar dan fraksi pasir halus. Perbedaan fraksi pasir kasar dan halus dilihat dari
ukuran diameter butiran. Fraksi pasir kasar memiliki diameter sekitar 0,2 – 2 mm,
sedangkan fraksi pasir halus memiliki diameter sekitar 0,02 – 0,2 mm. Fraksi pasir
biasanya didominasi oleh mineral kuarsa (SiO2) yang sangat tahan terhadap proses
pelapukan
Hasil yang didapatkan dari fraksi debu ialah, fraksi debu memiliki berat 5 gr dan
mendapat persentase fraksi sekitar 66,67 %. Fraksi debu memiliki diameter butiran
sekitar 0,002 – 0,02 mm. fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar dan mika
yang cepat lapuk, dan pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah hara,
sehingga tanah bertekstur debu umumnya lebih subur dibandingkan tanah bertekstur
pasir.
Fraksi liat memiliki ukuran diameter paling kecil yaitu dibawah 0,002 mm. Fraksi
liat memiliki berat 0 gr dan persentase 0 %. Umumnya, semakin kecil diameter butiran
fraksi maka semakin baik dalam menangkap air. Fraksi liat mengandung listrik yang aktif
sebagai tempat pertukaran anion atau kation, maka fraksi liat lebih berperan secara
kimiawi dari pada secara fisik.
Tekstur tanah dapat ditentukan dan dibedakan secara manual dengan memijit
tanah di lapangan, tapi untuk mendapat hasil yang lebih efektif maka dilakukan pengujian
tekstur tanah secara kuantitatif di laboratorium. Tekstur tanah tertuju pada butir-butir
mineral terutama pada perbandingan mineral relatif berbagai golongan dari tanah
tertentu. Penentuan tekstur tanah digunakan untuk melihat banyaknya kandungan hara
didalam tanah, tingkat kesubura tanah, kandungan udara dan air yang bisa diserap tanah.
B. KESIMPULAN

Semakin kecil ukuran fraksi maka semakin baik menangkap air dan memiliki
keuntungan mengandung zat hara lebih banyak. Freksi liat lebih mudah untuk
menangkap air. Dari praktikum diatas hasil dari Fraksi pasir memiliki berat 2,5 gr
dengan persentase fraksi pasir 33,33 %. Sedangkan, fraksi debu memiliki berat 5 gr
dan mendapat persentase fraksi sekitar 66,67 %. Fraksi debu memiliki diameter
butiran sekitar 0,002 – 0,02 mm. Dan yang terakhir fraksi liat memiliki ukuran
diameter paling kecil yaitu dibawah 0,002 mm. Fraksi liat memiliki berat 0 gr dan
persentase 0 %.
C. DAFTAR PUSTAKA

Chaerani dan Nurbaeti B, 2007. Uji Efektivitas Nematoda Entomopatogen (Rhabditida:


Steinernema dan Heterorhabditis) sebagai Musuh Alami Non-Endemik Penggerek
Batang Padi Kuning (Scirpophaga incertulas). J.HPT Tropika. 7(2): 71 - 79.

Kung SP, Gaugler R, Kaya HK, 1990. Influence of Soil pH and Oxygen on Persistence of
Steinernema spp. Journal of Nematology. 22(4):440-445.

Narka, I W. 2003. Korelasi antara Fraksi Pasir Debu dan Liat dengan Kadar Bahan
Organik, Nitrogen dan Kadar Air Tanah dari Beberapa Contoh Tanah di Bali.
AGRITROP (Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian). 22. (2) : 67 - 72.

Sucipto. 2008. Persistensi Nematoda Entomopatogen Heterorhabditis (All Strain) Isolat


Lokal Madura terhadap Pengendalian Rayap Tanah Macrotermes sp. (Isoptera :
Termitidae) di Lapang. J Embryo. 5(2): 138- 155.
LAMPIRAN

Plagiarisme Dasar teori :

Pembahasan dan kesimpulan:

Anda mungkin juga menyukai