Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Hari/Tanggal: Jumat/ 8 Mei 2020

m.k Kimia air dan Tanah Kelompok : II


Waktu : 14.00 s.d. 18.00 WIB
Dosen : Henry Kasman Hadi S, S. Pi, M.Si
Asisten : Fauziyyah Hanifah, A. Md
M. S. Hamka S.Pi, M.Sc
Nabilla Putri E., A. Md

ANALISA FISIKA KIMIA TANAH (Tekstur dan pH Tanah)

Disusun oleh:

Agnesia Fitriani U. J3H119003


Lazuardi El Haq J3H119034
Nurul Mashita J3H119046
Rahma Halikha J3H119052
Ahmad Hafizh J3H219094
Elsa Sofnia J3H219102
Fatimatul Zahro J3H219105
Jibal Rizki Akbar Arzi J3H219112

PROGAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI DAN


MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
1 PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Faktor lingkungan lain yang harus diperhatikan selain kualitas air bagi
perikanan adalah kualitas tanah. Kualitas tanah harus dipertimbangkan dalam
evaluasi kesesuaian lahan untuk budidaya (Mustafa et al., 2008). Tanah pada
dasar kolam adalah faktor penting bagi budidaya ikan karena akan berpengaruh
terhadap kualitas mutu air kolam. Kualitas mutu air kolam secara langsung akan
memberi pengaruh terhadap produktivitas ikan. Hal ini yang menyebabkan
kualitas tanah harus terkontrol.
Evaluasi lahan bagi akuakultur penting dilakukan karena lahan memiliki
sifat fisik, sosial, ekonomi, dan geografi yang bervariasi (Rossiter, 1996).
Kesesuaian lahan menjadi kunci sukses dalam akuakultur. Manfaat dari evaluasi
kesesuaian lahan yaitu untuk menilai kesesuaian untuk penggunaan tertentu dan
memprediksi resiko yang dapat terjadi, serta mengetahui faktor pembatas terhadap
lahan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pengelolaan dan evaluasi lahan yang
tepat dapat meningkatkan produktivitas budidaya dengan penggunaan masukan
yang seminimum mungkin dan tidak menyebabkan terjadinya degradasi
lingkungan.
Kolam tanah bagi akuakultur bermanfaat bagi ikan itu sendiri. Tanah
mempengaruhi pH, kandungan mineral, kesuburan mikroorganisme, dan sumber
mikro atau makro nutrien bagi ikan. Tanah berperan dalam menjaga parameter
kualitas air seperti parameter fisika, kimia, dan biologi. Kualitas air secara
langsung akan mempengaruhi produktivitas ikan. Sonnenholzner dan Boyd (2000)
mengatakan bahwa kolam yang berpotensi untuk menghasilkan ikan yang baik
dipengaruhi oleh pH dan bahan organik, nitrogen dan fosfor di dalam tanah.

I.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisa kelaikan hasil analisa tekstur
dan pH tanah terhadap kegiatan budidaya.
2 METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Jumat, 8 Mei 2020 pukul 14.00 -18.00
WIB.

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan yaitu ring sampel, plastik, bor tanah, saringan
2micron, mortar, gelas piala, saringan bertingkat (saringan 0.425micron dan
saringan 0.063 micron), timbangan, 4 cawan penguap, tabung sedimentasi, pipet
mohr, desikator, oven, pH meter, dan segitiga millar. Adapun bahan yang
digunakan yaitu tanah, air, akuades, dan larutan peptisator Na2P2O7

2.3. Prosedur
2.3.1. Prosedur di lapangan
2.3.1.1. Penentuan titik sampling dan pengambilan sampel tanah
Tentukan lokasi yang akan dibuat kolam dan plotkan titik-titik
pengambilan, tanah diambil pada permukaan, kedalaman 30 cm dan 70 cm.
Pengambilan sampel tanah permukaan digunakan ring sampel. Pada tanah
kedalaman 30 cm dan 70 cm pengambilan sampel dilakukan dengan bor tanah.

2.3.1.1. Penetapan profil tanah


Plastik berukuran 50 x 120 cm disiapkan, lalu diberikan tanda di setiap
ketinggian 10 cm hingga 100 cm. Tanah dimasukkan kedalam plastik hingga
ketinggian 50 cm. Air dimasukkan hingga mencapai ketinggian 100 cm, plastik
tersebut diikat hingga erat. Bolak-balik tanah di dalam plastik selama 15 menit,
bolak-balik dilakukan untuk menghomogenkan tanah dan air di dalam plastik.
Diamkan selama 20 menit, lalu ketinggian lempung, pasir, dan bahan organik,
diukur kemudian catat hasilnya.

2.3.2. Prosedur di laboratorium


2.3.2.1. Penetapan tekstur tanah.
Tanah dikeringkan di sinar matahari/oven. Tanah yang sudah kering
dihaluskan dengan mortar. Tanah yang sudah halus di ayak dengan saringan 2
micron. Tanah yang telah di ayak ditimbang sebanyak 10 g lalu dimasukkan ke
dalam gelas piala. Tambahkan 20 ml air, aduk merata. Larutan tanah tersebut
dimasukkan pada saringan bertingkat (saringan 0,425 micron dan saringan 0,063
micron). Sebanyak 4 cawan penguap kosong ditimbang, catat hasilnya lalu
masukkan fraksi pasir kasar yang tertahan pada saringan 0,425 micron ke cawan
penguap A, fraksi pasir halus yang tertahan pada saringan 0,063 micron ke cawan
penguap B. Fraksi debu dan lempung yang tertahan pada cawan penampung
dipindahkan ke tabung sedimentasi 1.000 mL. Pastikan semua fraksi debu dan
lempung tidak tertinggal di cawan penampug, lalu disemprot dengan botol
penyemprot jika perlu. Air pada tabung sedimentasi dimasukkan hingga
ketinggian 975 mL, kemudian ditambahkan larutan peptisator Na2P2O7 1 N
sebanyak 25 mL. Larutan peptisator digunakan untuk memisahkan debu dan
lempung yang sudah terlarut. Tabung sedimentasi ditutup lalu bolak balik hingga
semua larutan homogen. Larutan dalam tabung sedimentasi dipipet sebanyak 25
ml ke cawan penguap C dengan posisi pipet berada pada batas 500 mL, lakukan
kurang dari 4 detik agar debu dan lempung tidak mengendap. Larutan tersebut
didiamkan selama 41 menit. Tabung sedimentasi dibolak balik hingga larutan
homogen, lalu larutan dalam tabung sedimentasi di pipet sebanyak 25 mL ke
cawan penguap D dengan posisi pipet berada 1 cm di atas permukaan larutan.
Semua cawan penguap dimasukkan ke dalam oven, tunggu hingga semua airnya
menguap. Dinginkan dalam desikator, lalu ditimbang bobot akhir setiap cawan
penguap. Hasil penimbangan di plotkan pada segitiga millar dan tentukan tekstur
tanahnya.

2.3.2.2. Penetapan tekstur tanah.


Tanah dikeringkan dengan sinar matahari atau oven. Tanah yang sudah
kering dihaluskan sebanyak 10 g. Tanah dimasukkan pada gelas piala. Tanah diisi
dengan akuades 20 mL kemuadian diaduk. Tanah didiamkan selama 5 menit
sampai tanahnya mengendap. pH meter dicelupkan pada larutan tanah untuk
mengukur pH tanah tersebut.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil yang didapatkan dari praktikum sebagai berikut:
Tabel 1. Data pada segitiga Millar

Berdasarkan hasil mengolah data yang kemudian dianalisa didapatkan bahwa


tanah tersebut termasuk ke dalam jenis tanah liat berpasir.

3.2 Pembahasan
Tekstur tanah yang baik untuk tambak adalah: liat, lempung berliat,
lempung liat berdebu, lempung berdebu, lempung, dan lempung liat berpasir
(Ilyas et al., 1987). Dikatakan oleh Boyd (1995) bahwa suatu material tanah yang
merupakan campuran dari partikel yang berbeda ukuran dan mengandung
minimum 30% liat adalah ideal untuk konstruksi tambak.
Tekstur tanah liat berpasir tergolong tekstur tanah yang layak digunakan
untuk kolam tanah budi daya. Dikatakan layak digunakan untuk kolam tanah budi
daya karena tanah liat pasir memiliki plastisitas dan tidak porous. Sifat yang
plastis dan tidak porous inilah yang menjadikan tanah liat berpasir mampu
berperan sebagai pematang untuk menahan volume air. Seperti yang kita ketahui
bahwa pemeliharaan ikan dikolam sangat terpengaruh pada pematang untuk
menahan volume air. Ketinggian air kolam baru dapat dipertahankan ketika tanah
dasar dan pematang dapat menahan air dan tidak porous. 
4 KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari data yang diperoleh, struktur tanahnya tersebut termasuk
tanagh lempung liat berpasir. Jenis tanah ini bagus untuk pembuatan kolam tanah
karena mempunyai sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu
menahan air. Maka dari itu jenis tanah ini banyak digunakan sebagai pematang
pematang kolam.

IV.2 Saran
Dalam mengolah hasil praktikum, para praktikan diharapkan untuk teliti
serta cermat dalam mengolah data dan menarik garis pada segitigiga millar untuk
menentukan jenis struktur tanahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mustafa A, Paena M, Tarunamulia, Sammut J. 2008. Hubungan antara faktor kondisi


lingkungan dan produktivitas tambak untuk penajaman kriteria kesesuaian
lahan: 2 kualitas tanah. Jurnal Riset Akuakultur. 3(1): 105-121.
Boyd CE. 1995. Bottom soils, sediment, and pond aquaculture. New York (ID):
Chapman and Hall.
Ilyas S, Cholik F, Poernomo A, Ismail W, Arifudin R., Daulay T, Ismail A,
Koesoemadinata S, Rabegnatar INS, Soepriyadi H, Suharto HH, Azwar,
ZI, & Ekowardoyo S. 1987. Petunjuk teknis bagi pengoperasian unit
usaha pembesaran udang windu. Jakarta (ID): Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan.
Rossiter DG. 1996. A theoretical framework for land evaluation. Geoderma, 72: 165-202.
Sonnenholzner S, Boyd CE. 2000. Chemical and Physical Properties of Shrimp Pond
Bottom Soil in Ecuador. Journal of the World Aquaculture Society. 31(3): 358-
375.
LAMPIRAN

Gambar 1. Tanah laterit, Gambar 2. Tanah grumusaol


berwarna merah bata karena merupakan tanah yang terbentuk dari
mengandung zat besi dan pelapukan batuan kapur dan vulkanik
alumunium. serta memiliki kandungan organik yang
rendah. 

Gambar 3. Tanah latosol merupakan Gambar 4. Tanah aluvial merupakan tanah


tanah yang terbentuk dari pelapukan yang terbentuk akibat dari adanya endapan
batuan sedimen dan metamorf. lumpur. 
Perhitungan Persentase Partikel Tanah

Diketahui: pH tanah= 7,0


Bobot Cawan Kosong= 18,15 g
Bobot Cawan A= 38,26 g
Bobot Cawan B= 36,17 g
Bobot Cawan C= 40,22 g
Bobot Cawan D= 19,02 g

Ditanya: a. Tentukan tekstur tanahnya!


b. Tuliskan rekomendasi anda setelah menemukan tekstur tanah di
lahan tersebut, apakah layak dibuat kolam tanah?

Jawab: P = Bobot cawan pasir (A+B) – Bobot cawan kosong


= (38,26+36,17) g – 18,15 g
= 56,28 g
L = (Bobot cawan liat (D) – Bobot cawan kosong) × 1000/25
= (19,02 – 18,15) g × 1000/25
= 0,87 g × 40
= 34,8 g
D = Bobot cawan debu dan liat (C) – L
= 40,22 g – 34,8 g
= 5,42 g

%pasir = [P/(P+L+D)] × 100


= [56,28/(56,28+34,8+5,42)] × 100
= [56,28/96,5] × 100
= 58,32 %
%liat = [L/(P+L+D)] × 100
= [34,8/(56,28+34,8+5,42)] × 100
= [34,8/96,5] × 100
= 36,06 %
%debu = [D/(P+L+D)] × 100
= [5,42/(56,28+34,8+5,42)] × 100
= [5,42/96,5] × 100
= 5,61 %
RINCIAN KERJA

Pendahuluan: Agnesia Fitriani U. dan Jibal Rizki Akbar Arzi


Tujuan: Rahma Halikha
Metode: Elsa Sofnia
Hasil dan pembahasan : Nurul Mashita dan Ahmad Hafizh
Kesimpulan dan saran: Fatimatul Zahro
Lampiran dan editor: Lazuardi El Haq

Anda mungkin juga menyukai