Oleh :
Muhammad Rizal
1710513310008
Ilmu Tanah
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................... i
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
ISI ….………................................................................................................... 2
Kesimpulan.............................................................................................. 6
Saran........................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
asam tambang (AAT). Air asam tambang terbentuk akibat oksidasi mineral-
mineral sulfida, terutama pirit (FeS2) yang banyak terkandung pada lapisan
batuan penutup maupun lapisan batubara dan berasosiasi dengan bijih logam atau
mineral. Pada saat material tersebut terangkat ke permukaan bumi, maka mineral
pirit teroksidasi menghasilkan asam sulfat yang sangat masam (pH rendah) dan
AAT mengalir ke ekosistem akuatik dapat menjadi polutan yang meracuni ikan
dan organisme akuatik lainnya. Air tercemar AAT juga dapat mengakibatkan
irigasi atau air minum dan air menjadi tidak layak konsumsi. Jika terbentuk atau
lingkungan yang lebih luas. Demikian juga upaya remediasi AAT yang sudah
(Munawar, 2017)
ISI
sistem pengolahan terencana atau terkontrol yang telah didesain dan dibangun
Sistem lahan basah buatan yang dikembangkan saat ini yaitu Free Water
System (FWS) dan Sub-surface Flow System (SSF). Free Water System (FWS)
System (SSF) merupakan sistem dengan aliran di bawah permukaan tanah. Air
limbah yang melewati lahan basah buatan mengalir melalui tanaman yang
ditanam pada media yang berpori. secara ekonomis, konsep FWS baik untuk
diterapkan pada pemukiman skala besar dan sistem industri. Namun secara
konsep SSF baik bila diterapkan pada skala yang kecil seperti perumahan
individual, komunal, taman, sekolah dan fasilitas publik serta area komrsial.
Karena pengaliran air di bawah permukaan batuan, larva dan nyamuk tidak dapat
berkembang biak (Metcalf & Eddy, 2003, Crites dan Tchobanoglous, 1998)
pengolahan yang efektif dan bangunan yang kokoh, hemat energi, biaya lebih
yang cocok untuk pengolahan limbah belum ada, karena sistem yang berbeda
memiliki tujuan dan standar yang berbeda. Hal yang patut dipertimbangkan
dalam limbah. Tumbuhan timbul dan tumbuhan mengapung lebih banyak dipilih
Contoh pengelolaan AAT dengan LBB yang telah berhasil adalah sebagai
berikut :
2.3.1 Pengaruh Pemberian Dosis Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Pada
penanganan seperti sistem aktif dan sistem pasif. Sistem aktif menggunakan
bahan kimia yang bersifat basa untuk menetralisir keasaman air dengan bahan
Nalcolyte) dilakukan pada saat limbah cair sebelum dialirkan. Sistem pasif
mengalirkan air asam tambang ke areal lahan basah baik secara alami atau buatan.
4
Metode untuk mengurangi dampak air asam tambang ialah dengan metode lahan
mengolah limbah, membersihkan air dengan proses alami. Kelebihan dari metode
penanganan pasif adalah lebih mudah, ramah lingkungan, dan biaya yang
Priatmadi, 2015). Tanah, pasir, batuan atau bahan-bahan organik seperti tandan
kosong kelapa sawit (TKKS), serbuk gergaji merupakan media yang digunakan
pada sistem lahan basah buatan. Penelitian ini menggunakan TKKS sebagai media
Kompos TKKS juga mampu memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi
tanah. Jika diberikan dalam jumlah banyak maka akan semakin baik dalam
sumber pupuk organik yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. TKKS memiliki
sampel dari abu TKKS yaitu memiliki pH 10,9 yang menunjukkan bahwa sampel
tersebut bersifat basa dimana kompos TKKS dapat memperbaiki pH tanah, nilai
memiliki kandungan serat yang tinggi seperti selulosa, lignin dan unsur organik
TKKS pada media lahan basah buatan terhadap pH, Fe, Mn untuk pengelolaan air
asam tambang yang sesuai dengan baku mutu limbah cair pertambangan Sistem
dengan dosis TKKS berpengaruh sangat nyata, dimana hasil analisa awal
5
kandungan Mn air asam tambang yaitu 2,78 ppm, sedangkan setelah diaplikasikan
tandan kosong kelapa sawit (TKKS) pada media lahan basah buatan (constructed
wetland) memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kenaikan pH, Fe, Mn dalam
air dibandingkan perlakuan kontrol. Dosis yang efektif untuk pengelolaan air
asam tambang yaitu TK 2 (TKKS 200 gr + pupuk kandang 100 gr), dimana nilai
1
Nurul Syamsiah, Bambang Joko P, Abdul Hadi. 2020. Pengaruh Pemberian Dosis Tandan Kosong
Kelapa Sawit (TKKS) Pada Media Lahan Basah Buatan (Constructed Wetland) Terhadap pH, Fe,
Mn Untuk Pengelolaan Air Asam Tambang di PT Jorong Barutama Prosiding Seminar Nasional
6
Kesimpulan
maju di Eropa, Amerika Utara, dan Australia, masih banyak persoalan lingkungan
terkait dengan AAT yang belum terpecahkan dengan baik, termasuk di Indonesia.
Oleh karena itu penelitian bidang pengelolaan AAT di Indonesia masih sangat
diperlukan pada saat ini dan di masa yang akan datang. Selama masih ada bahan
terdedah ke atmosfer dan air, maka selama itu pula AAT akan terbentuk.
berlangsung sangat lama, jauh setelah tambang ditutup bahkan sampai berabad-
abad lamanya.
Saran
Masa pandemic yang luar biasa Panjang sangat menuntut mahasiswa lebih
Kent, Donald M. 2001. Applied Wetlands Science and Technology. CRC Press,
Boca Raton, Florida.
Metcalf & Eddy. 2003. Wastewater Engineering Treatment and Reuse. Fourth
Edition. MC Graw Hill International, New York.