Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN AIR LIMBAH PROSES FLUE GAS


DESULPHURIZATION (FGD) DENGAN WET SCRUBBER
INDUSTRI KERTAS SEBAGAI MEDIUM PERTUMBUHAN
Spirulina platensis

Skripsi disusun oleh: Isni Nur Khairunnissa - 3211 12 1 004

Diajuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian Kimia

Oleh:
Issana Pramordha Wardhani
3211 14 1 037

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan yang pesat saat ini, khususnya dalam bidang industri yang

menggunakan bahan bakar fosil menyebabkan udara di atmosfer yang kita hirup menjadi

tercemar oleh gas-gas yang dihasilkan dari pembakaran. Menurut Wardhana (1999),

komponen yang sangat berpengaruh, yaitu CO, NOx, SOx, dan partikulat. Dampak

pencemaran udara saat ini menjadi masalah yang cukup serius di negara-negara industri.

Akibat yang ditimbulkan dari pencemaran udara ini sangat merugikan. Pencemaran udara

tersebut tidak hanya merugikan kesehatan manusia dan juga dapat berdampak pada

lingkungan. Contohnya, meningkatnya kadar CO2 di atmosfir mengakibatkan kenaikan suhu

bumi dan pemanasan global, sedangkan peningkatan NO x dan SOx di atmosfer dapat

mengakibatkan hujan asam (Rahmawaty, 2002).

Salah satu upaya yang dilakukan industri untuk mengendalikan pencemaran udara yang

berbahaya ini adalah dengan menggunakan sistem Flue Gas Desulphurization (FGD) jenis

wet scrubber. Proses FGD adalah suatu proses untuk menurunkan konsentrasi SOx dari gas

buang hasil pembakaran. Selain itu, wet scrubber dapat mengatasi polusi udara dengan cara

menghilangkan partikel debu dengan menangkapnya dalam tetesan cairan dan menghasilkan

gas buangan yang lebih bersih. Metoda ini menghasilkan limbah cair yang harus diolah.

Limbah cair dari proses FGD dengan wet scrubber ini bersifat asam sehingga pengelolaan air

limbah tersebut sebaiknya dilakukan dengan sistem tersendiri karena akan mengganggu

kehidupan mikroorganisme dalam air (Kusnoputranto, 1985).

Salah satu alternatif pengelolaan limbah cair tersebut adalah dengan memanfaatkannya

untuk budidaya mikroalga karena kandungan zat organik dan anorganik di dalamnya

(Hadiyanto & Azim, 2012). Namun, limbah cair tersebut mengandung gas SOx, NOx, dan CO2

2
yang terlarut yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroalga (Packer, 2009). Toleransi

mikroalga terhadap gas-gas tersebut sangat bervariasi tergantung spesiesnya. Menurut

Kumar, et al (2011) Spirulina platensis adalah salah satu mikroalga yang dapat toleran

terhadap gas SOx, NOx, dan gas CO2 yang konsentrasinya < 12%. S. platensis mudah

dibudidayakan karena memiliki tingkat reproduksi yang tinggi dan mudah beradaptasi pada

berbagai lingkungan (Promya, et al., 2008). Di Indonesia, S. platensis dikembangkan dan

diproduksi secara komersial dimanfaatkan sebagai suplemen makanan yang aman dikonsumsi

oleh manusia (Soni, 2010). Selain mudah dicerna, mikroalga ini mengandung senyawa-

senyawa yang diperlukan oleh tubuh, seperti protein, lipid, karbohidrat, asam lemak tidak

jenuh, vitamin-vitamin, mineral, asam amino, dan beberapa jenis pigmen yang sangat

bermanfaat.

Dalam budidaya S. platensis, salah satu kendala yang dihadapi adalah medium yang

baik dan mendukung untuk pertumbuhan S. platensis ini memiliki biaya yang cukup tinggi

(Setyaningsih & Saputra, 2011). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui potensi limbah cair proses FGD wet scrubber untuk kultivasi S. platensis dalam

rangka mengurangi beban IPAL dalam mengolah air limbah tersebut dan mengurangi biaya

media kultur S. platensis.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Terjadi pencemaran gas di udara dari hasil pembakaran menggunakan bahan bakar
fosil.
2. Limbah cair dari proses FGD dengan wet scrubber bersifat asam dan
harus diolah karena akan mengganggu kehidupan mikroorganisme
dalam air.

3
3. Limbah cair dari proses FGD tersebut mengandung gas SOx, NOx,
dan CO2 yang terlarut yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
mikroalga.
4. Salah satu kendala budidaya S. platensis yaitu biaya yang cukup tinggi untuk
pembuatan medium yang dapat mendukung pertumbuhan S. platensis.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan,


dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik air limbah proses FGD sistem wet scrubber?


2. Bagaimana potensi air limbah proses FGD sistem wet scrubber sebagai medium

pertumbuhan S. platensis?
3. Berapa konsentrasi optimum air limbah proses FGD wet srubber sebagai medium

pertumbuhan S. platensis?

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu memanfaatkan air limbah proses Flue Gas

Desulphurization (FGD) dengan Wet Scrubber pada industri kertas yang akan digunakan

sebagai medium pertumbuhan Spirulina Platensis. Penelitian ini dilaksanakan di

Laboratorium Balai Besar Pulp dan Kertas. Jl. Raya Dayeuh Kolot No.132 Bandung 40258,

pada bulan November 2015 - Juli 2016.

1.6 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memanfaatkan air limbah proses FGD sistem wet

scrubber sebagai medium pertumbuhan S. platensis. Dengan maksud tersebut maka tujuan

penelitian ini adalah untuk:

1. Mengidentifikasi karakteristik air limbah proses FGD sistem wet srubber.


2. Mengetahui potensi air limbah proses FGD sistem wet scrubber sebagai medium

pertumbuhan S. platensis.

4
3. Menentukan konsentrasi air limbah proses FGD sistem wet scrubber yang optimum

bagi pertumbuhan S. platensis.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah True Experiment. Penelitian dilakukan pada

skala laboratorium dengan tahapan sebagai berikut :


1. Pengambilan contoh dan karakterisasi air limbah wet scrubber
2. Pemeliharaan dan perbanyakan kultur S. platensis
3. Percobaan pemanfaatan air limbah wet scrubber
4. Pengamatan dan pengujian
5. Evaluasi data

DAFTAR PUSTAKA

5
Babu, T. S., Kumar, A., & Varma, A. K. 1991. Effect of Light Quality on Phycobilisome
Components of the Cyanobacterium Spirulina platensis. Plant Physiol, 95, 492497.
Hadiyanto, & Azim, M. 2012. Mikroalga Sumbr Pangan dan Energi Masa Depan (1st ed.).
Semarang: UPT UNDIP Press Semarang.
Kusnoputranto, H. 1985. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Packer, M. 2009. Algal capture of carbon dioxide; biomass generation as a tool for
greenhouse gas mitigation with reference to New Zealand energy strategy and policy.
Energy Policy, 37(9), 34283437.
Promya, J., Traichaiyaporn, S., & Deming, R. 2008. Phytoremediation of kitchen wastewater
by Spirulina platensis (Nordstedt) Geiteler: pigment content, production variable cost
and nutritional value. Journal of Science and Technology and Nutritional Value, 2(3),
159171.
Rahmawaty. 2002. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Tumbuhan.
Setyaningsih, I., & Saputra, A. T. 2011. Media Pupuk Chemical Composition and Pigment
Content of Spirulina fusiformis on the Different Harvesting Age in Fertilized Media,
XIV(1), 6369.
Soni, A. F. N. 2010. Budidaya Masal Spirulina platensis di Perairan Laut Jepara. Prosising
Simposium Nasional Bioteknologi, Bogor: Dep.
Wardhana, W. A. 1999. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai