Anda di halaman 1dari 8

Saintek ITM, Volume 32, Nomor 1 Januari – Juni 2019

OPTIMASI KINERJA MEMBRAN PADA


PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU SECARA ULTRAFILTRASI

Aja Avriana Said1, Dedi Noviyandika2, Yogi Ramadhan3


1,2,3
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Medan
Jl. Gedung Arca No. 52, Medan
aja.avriana@yahoo.com
noviyandikadedi@gmail.com

ABSTRAK

Tahu merupakan makanan tradisional yang banyak digemari oleh masyarakat luas di Indonesia maka
untuk memenuhi kebutuhan tersebut di berbagai daerah banyak sekali ditemukan perusahaan tahu baik
berskala kecil maupun berskala besar. Dalam proses pembuatan tahu, perusahaan menghasilkan limbah padat,
cair, maupun gas. Pada umumnya limbah padat sudah banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai pakan ternak
namun penanganan untuk limbah cair umumnya belum dilakukan secara efektif karena itu teknologi pemisahan
membran dapat menjadi alternatif dalam pengolahannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimasi
membran pada proses pengolahan limbah cair tahu. Langkah awal adalah preparasi membran dengan bahan
yang digunakan adalah polisulfon, dimetil formamid dan aquadest. Polisulfon dan dimetil formamid
dicampurkan guna mendapatkan larutan dope 15%. Kemudian dilakukan debubbling pada temperatur 50 C
selama 24 jam. Lalu dilakukan pencetakan dengan waktu evaporasi 2 menit,dan dicelupkan ke dalam
bak koagulasi yang berisi aquadest. Kemudian dipanaskan dengan suhu 600 C dengan variasi waktu
annealing 30;60;90 menit. Membran yang dihasilkan kemudian dianalisa struktur morfologi dengan
Scanning Electron Microscopy (SEM) serta diuji kinerjanya menggunakan modul membran Ultrafiltrasi.
Membran optimum yang diperoleh dari pengolahan limbah cair tahu terdapat pada membran PSFDMF 15%
60 menit dengan kondisi operasi optimum yang diperoleh dari pengolahan limbah cair tahu terdapat pada
tekanan 20 psia dengan nilai fluks yaitu 4.40 x 10-3 cm3/cm2.det dan nilai rejeksi yaitu 91,68 %, sedangkan
kondisi parameter uji dari permeat yang dihasilkan yaitu pH = 7.4; BOD = 137 mg/L; COD = 284 mg/L; TSS
= 193 mg/L. Penelitian ini dianggap cukup efektif karena hasilnya sesuai standar baku mutu untuk buangan
limbah cair .

Kata Kunci : Limbah Cair Tahu, Membran, Annealing, Polisulfon.

ABSTRACT
Tofu is a traditional food that is widely favored by the wider community in Indonesia, so to meet these
needs in various regions many companies are found to know both small scale and large scale. In the process of
making tofu, the company produces solid, liquid and gas waste. In general, solid waste has been used by many
people as animal feed, but the handling of liquid waste has generally not been carried out effectively, therefore
membrane separation technology can be an alternative in its processing. The purpose of this study is to optimize
the membrane in the tofu wastewater treatment process. The first step was membrane preparation with the
materials used were polysulfone, dimethyl formamide and aquadest. Polysulfone and dimethyl formamide are
mixed to get a 15% dope solution. Then debubbling is carried out at a temperature of 50 C for 24 hours. Then
do the printing with evaporation time of 2 minutes, and dip it into a tub of coagulation containing aquadest.
Then heated to 600 C with annealing time variation of 30; 60; 90 minutes. The resulting membrane was
analyzed by morphological structure by Scanning Electron Microscopy (SEM) and its performance was tested
using the Ultrafiltration membrane module. The optimum membrane obtained from tofu wastewater treatment
was found on 15% 60 minute PSFDMF membrane with optimum operating conditions obtained from tofu liquid
waste treatment at a pressure of 20 psia with a flux value of 4.40 x 10-3 cm3 / cm2.det and rejection value
which is 91.68%, while the condition of the test parameters of the permeate is pH = 7.4; BOD = 137 mg / L;
COD = 284 mg / L; TSS = 193 mg / L. This research is considered to be quite effective because the results are
in accordance with the quality standards for liquid waste disposal.

Keywords: Tofu Liquid Waste, Membrane, Annealing, Polysulfone.

1
Saintek ITM, Volume 32, Nomor 1 Januari – Juni 2019

PENDAHULUAN mengoptimasi waktu annealing secara


ultrafiltrasi dengan analisis data yang tepat
Peningkatan jumlah industri tahu dan dan perhitungan yang akurat.
produksi tahu menyebabkan jumlah limbah Tujuan Umum dari penelitian ini
yang dihasilkan semakin banyak pula. adalah mengoptimasi waktu annealing
Limbah cair tahu mengandung polutan membran Ultrafiltrasi pada proses
organic yang cukup tinggi dan apabila pengolahan limbah cair tahu. Manfaat bagi
terbuang ke badan air dapat mengakibatkan mahasiswa adalah dapat mengenalkan dan
menurunya kualitas air dan daya dukung mempelajari teknologi pemisahan membran
lingkungan perairan di sekitar industri tahu. Ultrafiltrasi khususnya dengan perbedaan
Limbah cair tahu pada umumnya memiliki variabel waktu annealing terhadap kinerja
karakteristik berupa pH, TSS, COD, BOD, membran dan mengamati hasil pengolahan
amonia, nitrit, dan nitrat yang masih limbah cair tahu dengan menggunakan
melebihi baku mutu air limbah. Pada membran ultrafiltrasi, serta digunakan
umumnya limbah cair tahu yang dihasilkan sebagai salah satu modul penelitian
diolah melalui proses anaerobic. Dengan dilaboratorium Teknik Kimia Institut
proses tersebut efisiensi pengolahan sekitar Teknologi Medan. Manfaat bagi industri
60% - 70% , sehingga limbah yang diolah sebagai bahan untuk evaluasi serta solusi
masih mengandung kadar pencemar organic dalam pengambilan kebijakan yang efektif
cukup tinggi serta menimbulkan bau yang dan efisien untuk penanganan limbah cair
kurang sedap. Untuk itu diperlukan teknologi tahu. Bagi pemerintah Penelitian ini
yang lebih efektif dan efisien salah satu bermanfaat sebagai alternative maupun
alternatifnya adalah dengan memanfaatkan standar baru dalam penanganan limbah
teknologi pemurnian dengan membran sebelum dibuang kelingkungan.
ultrafiltrasi.
Membran ultrafiltrasi merupakan Tabel 1. Baku mutu lingkungan Peraturan Kementrian
Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2014
beberapa jenis dari teknologi membran yang
memiliki spesifikasi ukuran diameter Standar maximum pH BOD COD TSS
membran berturut-turut, 0.001-0.1 µm. limbah tahu yang
4,9 150 300 200
Secara umum ultrafiltrasi diaplikasikan dibuang ke sungai
dalam proses pemisahan unsur- unsur
partikulat dari larutannya dengan
memanfaatkan beda tekan dalam proses
METODE PENELITIAN
kerjanya. Secara umum, ultrafiltrasi
diaplikasikan dalam proses pemisahan unsur- Penelitian ini dilakukan
unsur partikulat, makromolekul (fraksionasi), dilaboratorium penelitian Jurusan Teknik
koloid, dan polimer organik maupun Kimia Institut Teknologi Medan Jl.Gedung
anorganik dari larutannya. Arca No.52 Medan, Sumatera Utara. Analisa
Berdasarkan penelitian yang telah SEM (Scanning Electron Microscopy)
dilakukan sebelumnya ( Asma dan kawan- dilaboratorium Fisika UNIMED, Analisa pH,
kawan, 2016) dengan judul “Optimasi TSS, BOD dan COD pada umpan serta
Kinerja Membran Ultrafiltrasi Untuk Proses permeat limbah cair tahu dilakukan di
Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Laboratorium FMIPA Pascasarjana Kimia
Sawit”. mengandung bahan organic yang USU.
tinggi, bila dibuang ke dalam air tanpa Polimer yang digunakan sebagai
pengolahan terlebih dahulu akan bahan membran adalah PSF (polisulfon) dan
menimbulkan dampak negatif berupa pelarut yang digunakan adalah DMF
penurunan kualitas air penerima. Dalam (Dimethylformamid). Untuk mengetahui
penelitian ini penulis mencoba melakukan kinerja membran Ultrafiltrasi, digunakan
pengelolahan limbah cair tahu dengan

2
Saintek ITM, Volume 32, Nomor 1 Januari – Juni 2019

sampel umpan limbah cair/buangan tahu temperatur 5oC dalam lemari es dengan
yang berasal dari fat fit effluent. tujuan untuk menghilangkan gelembung-
Pengambilan data dilakukan dengan cara gelembung udara pada dope akibat
pengamatan langsung terhadap objek pengadukan, kemudian dope dituang diatas
penelitian (membran); pengambilan data plat kaca (casting process) dan diratakan
fluks, koefisien permeabilitas dan rejeksi, menggunakan batang pengaduk hingga rata
sedangkan data analisa diperoleh dari hasil diseluruh permukaan kaca. Sebelumnya
analisa SEM, analisa awal terhadap sempel kedua pinggir kaca telah ditempel dengan
(kandungan pH, TSS, BOD, dan COD), selotip ( 2 lapis) untuk mengatur ketebalan
analisa permeat limbah cair tahu (kandungan membran. Lapisan tipis yang terbentuk
pH, TSS, BOD, dan COD). selanjutnya dibiarkan pada temperatur ruang
Peralatan operasi membran terdiri selama waktu Annealing yang telah
atas sebuah cell Ultrafiltrasi dan sebuah ditetapkan 30 ; 60 ; 90 menit, selanjutnya
tangki, untuk peralatan operasi ultrafiltrasi lapisan yang masih tertempel pada
terdiri atas sebuah cell ultrafiltrasi, sebuah permukaan kaca dicelupkan kedalam bak
tangki umpan untuk limbah cair tahu serta koagulasi yang berisi media presipitan
sebuah motor pengaduk agar campuran berupa air murni yang berfungsi sebagai non
umpan yang masuk homogen. Untuk pelarut. Proses ini dibiarkan beberapa lama
mengetahui besarnya tekanan yang melewati hingga lapisan membran terlepas dari plat
sistem membran, pada bagian awal dan akhir kaca. membran yang dihasilkan selanjutnya
membran dipasang pressure gauge atau alat dianalisa karakteristik morfologinya dengan
pengukur tekanan. Pompa digunakan untuk menggunakan metode Scanning Elektron
memberikan tekanan kedalam sistem hingga Microscopy (SEM) sehingga dapat diketahui
tekanan operasi. Pengaturan masuk dan distribusi pori yang terbentuk.
keluar fluida dari sistem dilengkapi dengan Prosedur kerja alat Ultrafiltrasi untuk
keran (valve). umpan limbah cair Tahu secara umum adalah
Peralatan lain yang digunakan adalah dengan pemasangan membran polimer pada
peralatan kaca yang umum digunakan di modul membran, larutan umpan berupa
laboratorium yang dalam hal ini digunakan limbah cair Tahu dan dimasukkan ke dalam
untuk proses pembuatan membran, sisi umpan modul membran dengan
seperangkat alat analisa COD, BOD, TSS, membuka valve umpan dan valve buangan
pH, kadar asam lemak, dan SEM. gas serta menutup baik “Drain Valve”
Proses pembuatan membran polimer maupun valve tekanan masuk, Umpan
dari polimer Polisulfon,pelarut DMF kemudian diaduk menggunakan motor stirer
mengikuti metode inversi fasa dan dengan kecepatan putaran tertentu.
pembentukannya dilakukan secara casting. Pengadukan ini dimaksudkan untuk
Membran yang terbentuk berupa flat menghomogenkan campuran, selanjutnya
(lembaran) dengan struktur yang valve gas buang ditutup dengan gas penekan
simetris/asimetris. Tahap pembuatan dari kompresor dengan membuka valve
membran polimer untuk membran tekanan masuk secara perlahan – lahan.
Ultrafiltrasi mengikuti prosedur adalah Tahap ini dibiarkan selama beberapa waktu
dengan pembuatan larutan cetak (dope) sehingga diperoleh tiga tetesan
dilakukan dengan mencampurkan polimer pertama.Tahap ini disebut tahap Kompaksi,
polisulfon (15%) kedalam pelarut DMF, selanjutnya tekanan diturunkan hingga
Selanjutnya campuran diaduk hingga larutan tekanan yang diamati dan dibiarkan lagi
dope homogen. Pengadukan dilakukan selama beberapa waktu hingga diperoleh
dengan menggunakan magnetik stirer dan aliran permeat, permeat ditampung dan
hasil pengadukan berupa larutan bening yang diukur laju volumetrik permeat dengan
selanjutnya disebut larutan dope polisulfon, mencatat waktu yang diperlukan untuk
Larutan dope kemudian di debubbling pada mencapai volume tertentu, pengambilan data

3
Saintek ITM, Volume 32, Nomor 1 Januari – Juni 2019

dihentikan setelah beberapa waktu dengan dari pada membran PSfDMF15% 60 menit,
membuka valve buangan gas secara perlahan dimana diameter pori rata-rata membran
– lahan. Kemudian “Drain Valve” dibuka PSfDMF15% 60 menit yaitu 0,7280 µm dan
untuk membuang campuran sisa dari dalam jarak antar pori rata-rata 0,0009 µm.
sisi umpan modul membran, proses yang
sama dilakukan untuk tekanan berikutnya.
Tekanan operasi yang diterapkan adalah 5 ;
10 ; 15 ; 20 Psia.

Analisa Awal
Limbah Cair Tahu
Pembuatan
(TSS,BOD , PH,
Membra dan COD)
m
0
Analisa
SEM
Gambar 2. Foto SEM membran PSfDMF15% 30
Uji Sampel menit
Kinerja Umpan
Operasi
Membran

Hasil Kinerja
Membran
(Fluks, rejeksi,
Permeabilitas, TSS,
PH, BOD, Dan
COD)

Interpreta
si data Gambar 3. Foto SEM membran PSfDMF15% 60
menit

Kesimpulan

Gambar 1. Flowchart Prosedur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisa SEM (Scanning


Electron Microscopy) pada Gambar 1
diperoleh struktur morfologi dari membran Gambar 4. Foto SEM membran PSfDMF15% 90
PSfDMF 15% 30 menit memiliki diameter menit
pori rata-rata 0,7033 µm dan jarak antar pori
rata-rata 0.0018 µm. Jika membran Berdasarkan analisa SEM (Scanning
PSfDMF15% 30 menit dibandingkan dengan Electron Microscopy) pada gambar
membran PSfDMF15% 60 menit pada diperoleh struktur morfologi dari membran
gambar , maka diameter pori rata-rata pada PSfDMF15% 60 menit memiliki diameter
membran PSfDMF15% 30 menit lebih kecil pori rata-rata 0,7280 µm dan jarak antar pori

4
Saintek ITM, Volume 32, Nomor 1 Januari – Juni 2019

rata-rata 0,0009 µm. Jika membran Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat


PSfDMF15% 60 menit dibandingkan dengan bahwa ketiga jenis membran dapat
membran PSfDMF15% 90 menit pada menurunkan pH, BOD, COD, TSS dengan
gambar, maka diameter pori rata-rata pada angka ideal dan dibawah angka maksimum
membran PSfDMF15% 60 menit juga lebih Baku mutu lingkungan sesuai peraturan
kecil dari pada membran PSfDMF15% 90 menteri negara lingkungan hidup No. 5 tahun
menit, dimana diameter pori rata-rata 2014. Dilihat juga dari Tabel 4 bahwa
membran PSfDMF15% 90 menit yaitu membran PSfDMF 15% 60 menit
0,7523 µm dan jarak antar pori rata-rata merupakan membran yang paling efisien
0,0008 µm. Jika dibandingkan ketiga gambar untuk pengolahan limbah cair Tahu. karena
tersebut maka dapat dilihat diameter pori memiliki nilai pH, TSS, BOD, dan COD
rata-rata dari membran PSfDMF15% 90 paling kecil yaitu pH = 7.4, BOD = 137
lebih besar dari pada PSfDMF15% 60 menit mg/L, COD = 284 mg/L dan TSS = 193
dan lebih besar dari PSfDMF15% 30 menit. mg/L dan membran yang kinerjanya palig
Data tersebut juga menunjukkan semakin tidak efisien adalah membran PSfDMF 15%
besarnya diameter pori rata-rata membran 30 menit dengan dilihat dari pH = 7.5, BOD
maka semakin pendek jarak antar pori rata- = 139 mg/L, COD = 288 mg/L, dan TSS =
rata membran yang disebabkan adanya 197 mg/L . meskipun begitu, jenis membran
perbedaan waktu annealing terhadap PSfDMF 15% 30 menit, PSfDMF 15% 60
pemanasan yang membuat diameter menit maupun PSfDMF 15% 90 menit
membran semakin memuai lebar. memiliki kinerja yang sangat efisien karena
dapat mencapai kurang dari batas maksimum
Pengaruh Tekanan Operasi Terhadap baku mutu lingkungan yang limbahnya
Fluks dan Rejeksi Pada Masing-Masing sebelum dibuang ke sungai/lingkungan yaitu
Membran pH = 4-9, BOD = 150 mg/L, COD = 300
mg/L, dan TSS = 200 mg/L.
Tabel 2. Fluks limbah cair tahu untuk masing-masing
membran Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa membran Ultrafiltrasi
Fluks Limbah Cair tahu J x 10-3
(cm3/cm2.det) dengan menggunakan polimer polisulfon
Jenis membran
P=5 P = 10 P = 15 P = 20 15% sebagai bahan dasar pembuatan
( Psia ) ( Psia ) ( Psia ) ( Psia )
PSfDMF 30 menit 4.56 4.34
membran terbilang cukup efektif untuk
7.17 5.30
PSfDMF 60 menit 9.18 7.42 5.44 4.40 digunakan pada pengolahan limbah cair
PSfDMF 90 menit 6.80 13.04 7.60 4.69 Tahu, karena hasil dari parameter limbahnya
sudah mencapai dengan standar baku mutu
Membran PSfDMF15% 30 menit yang ditetapkan pemerintah tahun 2014.
memiliki nilai fluks terendah pada tekanan
20 Psia yaitu 4.34 cm3/cm2.det 10-3, Pengaruh Tekanan Operasi Terhadap
sedangkan nilai fluks tertinggi pada tekanan Rejeksi
5 Psia yaitu 7,17 cm3/cm2.det 10-3. Untuk
umpan limbah cair tahu PSfDMF15% 60 Pada tabel dapat dilihat pengaruh
menit memiliki nilai fluks terendah pada rejeksi terhadap tekanan operasi pada
tekanan 20 Psia yaitu 4.40 cm3/cm2.det 10-3, masing-masing membran. Pada tabel tersebut
sedangkan nilai fluks tertinggi pada tekanan dapat dilihat kenaikan harga rejeksi seiring
5 Psia yaitu 9.18 cm3/cm2.det 10-3. Untuk dengan bertambahnya tekanan operasi.
umpan limbah cair Tahu PSfDMF15% 90 Tekanan operasi yang semakin tinggi dapat
menit memiliki nilai fluks terendah pada menyebabkan laju alir yang besar, ini
tekanan 20 Psia yaitu 4.69 cm3/cm2.det 10-3, disebabkan semakin laju aliran permeat
sedangkan nilai fluks tertinggi pada tekanan maka solute yang terkandung pada limbah
10 Psia yaitu 13.04 cm3/cm2.det 10-3 cair tahu juga semakin banyak yang rejek

5
Saintek ITM, Volume 32, Nomor 1 Januari – Juni 2019

dan menumpuk sehingga tidak dapat dapat terjadi pada saat larutan berdifusi
melewati membran. melewati membran.
Sampel yang diambil pada percobaan
ini adalah membran PSfDMF 15% 30 menit,
PSfDMF 15% 60 menit dan PSfDMF 15%
90 menit dengan kondisi operasi terendah
adalah 5 psia dan tekanan operasi tertinggi
pada 20 psia. Pada membran PSfDMF 15%
30 menit untuk umpan limbah cair Tahu
didapat nilai rejeksi tertinggi pada tekanan
operasi 20 psia yaitu 91,45 % dan nilai
rejeksi terendah pada tekanan operasi 5 psia
yaitu 91,35 %. Pada membran PSfDMF 15%
60 menit untuk umpan limbah cair Tahu
didapat nilai rejeksi tertinggi pada tekanan
operasi 20 psia yaitu 91,68 % dan nilai
rejeksi terendah pada tekanan operasi 5 psia Gambar 6. Grafik hubungan tekanan terhadap rejeksi
yaitu 91,46 % Pada membran PSfDMF 15%
90 menit untuk umpan limbah cair Tahu Berdasarkan Gambar 6 di atas dapat
didapat nilai rejeksi tertinggi pada tekanan dilihat hubungan fluks tidak berbanding
operasi 20 psia yaitu 91,56 % dan nilai lurus terhadap tekanan operasi dan
rejeksi terendah pada tekanan operasi 5 psia rejeksiberbanding lurus terhadap tekanan
yaitu 91,44 % seperti pada Gambar 5 berikut. operasi pada masing-masing membran.
Dapat juga dilihat garis linier dari masing-
masing membran. Garis linier antara tekanan
operasi terhadap fluks yang tertinggi adalah
garis linier membran PSfDMF 15% 60
menit, hal ini menunjukkan bahwa membran
PSfDMF 15% 60 menit merupakan membran
yang paling optimum dibandingkan dengan
membran yang lain. Dimana keadaan
tekanan operasi terhadap fluksi diperoleh
pada tekanan 20 psi dengan nilai fluksi yaitu
4.40x 10-3 cm3/cm2.det dan nilai rejeksi yaitu
91,68%.

KESIMPULAN

Gambar 5. Pengaruh tekanan terhadap nilai fluks dan Berdasarkan hasil penelitian yang
rejeksi dilakukan, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut ini.
Hasil yang diperoleh pada percobaan 1. Membran yang paling optimum diperoleh
ini tidak sesuai dengan teori yang pada membran PSfDMF15% 60 menit
menyatakan bahwa tekanan operasi yang memiliki diameter pori ratarata
berbanding terbalik dengan rejeksi. Oleh 0,7280 µm dengan jarak antar pori rata
karena itu, dengan bertambahnya tekanan rata 0,0009 µm;
operasi, maka dapat menyebabkan nilai 2. Kondisi operasi optimum yang diperoleh
rejeksi semakin kecil (Mulder, 1996). Hal ini dari pengolahan limbah cair Tahu dengan
disebabkan karena masih terjadinya sweeling membran PSfDMF15% 60 menit terdapat
(pembengkakan pori – pori membran) yang pada P = 20 psia dengan nilai fluks (J) =

6
Saintek ITM, Volume 32, Nomor 1 Januari – Juni 2019

4.4 x 10-3 cm3/cm2.det, dan nilai rejeksi Norman L.N. Dkk. 2008. Advanced
(R) = 91.68%. Sedangkan kondisi permeat Membrane Technology and
yang dihasilkan pada pengolahan limbah Applications. John Willey & Sons,
cair Tahu dengan membran PSfDMF15% Inc., Hoboken, New Jersey, Canada.
60 menit, yakni pada P = 20 psia dengan
pH = 7,5, TSS = 190 mg/L, BOD = 135 Perry, R.H. and D.W. Green, 2003, “Perry’s
mg/L, dan COD = 280 mg/L; Chemical Engineers Handbook”, 7th
3. Pengolahan limbah cair Tahu dengan Edition, McGraw Hill Companies Inc.,
menggunakan membran polisulfon pada United States Of America.
penelitian ini masih terbilang cukup
efektif, karena hasil dari beberapa Veronica, 1999, “Dasar-Dasar Teknologi
parameter sesuai dengan standar baku Membran”, ITB, Bandung.
mutu yang ditetapkan Yusra Dahnia dan Kawan-kawan, 2007
“Optimasi Kinerja Membran
Mikrofiltrasi Dengan Variasi Waktu
DAFTAR PUSTAKA Annealing Pada Proses Pemisahan”,
Laporan Penelitan ITM, Medan.
Said A A and Mustafa 2018 “ Annealling
Optimization in the Process of Making
Membrane PSFDMF19%DMFEVA2 Asma & Fatimah, 2016 , “Optimasi Kinerja
for Wastewater Treatment of Palm Oil Membran Ultrafiltrasi pada Proses
Mill Effluent”, IOP Conf. Series: Pengolahan Limbah Cair Kelapa
Material Science and Engineering Sawit”, Laporan Penelitian ITM.
309(2018’) , doi: 10.1088/1757- Medan
899X/309/1/012122.

Aja Avriana Said and Mustafa 2016


“Optimization The Annealing Time Of
Membrane PSFDMF19% for Palm Oil
Effluent Treatmnet”, Journal of
Engineering Research and Education 8
, University Malaysia Perlis, Malaysia.

Aspiy Anto,Sy Ahrul Alman Dan Sri


Moernia Ti,1995 Pembuatan dan
Karakterisasi. membran Osmosa Balik
Selulosa Asetat untuk Proses
Desalinasi Air Laut, Seminar
Nasional HKl,Yogyakarta, 11-13
Januari: 1995

Baker, W.R. 2004. Membrane technology


and Applications., 2nd edition.,
California: Jon Willey & Sons.

Mulder, M, 1996, ”Basic Principles Of


Membranes Technology”, Kluwer
Academic Publisher, London .

7
Saintek ITM, Volume 32, Nomor 1 Januari – Juni 2019

Tabel 3. Parameter analisa fluks dan rejeksi limbah cair tahu terhadap kinerja membran

Tekanan Jarak Diameter Rejeksi (%)


Jenis Operasi antar pori pori
No Psi Rata-rata Rata-rata
Membran
(µm) (µm) PH BOD COD TSS Rata–rata
5 7,5 95,96 96,87 81,23 91,35

10 7,5 95,96 96,87 81,32 91,38


PSfDMF
1.
30 0.0018 0.7033
15 7,6 95,99 96,88 81,32 91,39

20 7,7 96,04 96,90 81,42 91,45

5 7,4 95,99 96,88 81,51 91,46

10 7,4 96,02 96,91 81,61 91,51


PSfDMF
2.
60 0.0009 0.7280
15 7,5 96,04 96,91 81,61 91,52

20 7,5 96,10 96,97 81,99 91,68

5 7,4 96,02 96,88 81,42 91,44

10 7,5 96,04 96,90 81,51 91,48


PSfDMF
3.
90 0.0008 0.7523
15 7,5 96,04 96,91 81,61 91,52

20 7,6 96,07 96,93 81,70 91,56

Anda mungkin juga menyukai