1
Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang
2
Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang
Email : sandifransisco12@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this research is to obtained the best bacterial formulatian and interaction
between bacteria and compost in process of bioremediation in contamination hydrocarbon
environment. In this research using isolate Pseudomonas sp. and Bacillus sp. from previous research
by Ahda and Fitri (2016). To increase the degradation activities using biostimulation by adding
riceraftingcompost (Oryza sativa L.) the type of this research is experimental with 2 factor and 3
repetition. The bacterial formulation is Pseudomonas sp, Bacillus sp, and consorsium. And compost
added by vary consentration of 10 g, 15 g, and 20 g. The result of this research show that in 15 days
incubationthe best degradation is on P6 (Bacillus + 20 g compost consentration) with rate 69,33
degradation. On 30 days incubation the best degradation is P6 (Bacillus + 20 g compost
consentration) with rate 93.66%. The result will be analyzed using ANOVA will show that the factor of
compost consentration by significant and error 5% and factor of bacterial formulation and compost
consentration. The Duncan show the best compost consentration is 20 g with degradation 91,88%.
The best bacterial formulationis Bacillus sp. with degradation rate 90.55%.
mL vitamin dan 1 mL larutan trace elemen. larutan n-heksana. Campuran dikocok pada
Medium ini digunakan sebagai medium corong pemisah selama 30 menit, lalu
pertumbuhan selektif bagi bakteri didiamkan sampai n-heksana terpisah.
hidrokarbon. Terdapat 3 lapisan yaitu minyak, n-heksana
Perbanyakan isolat bakteri dan air. Air dibuang, lapisan minyak dan n-
Isolat bakteri yang akan diinokulasikan heksana disaring dengan kertas saring. Minyak
ke tanah tercemar oli bekas terlebih dahulu dan n-heksana yang telah disaring dimasukkan
diperbanyak di laboratorium. Masing-masing dalam gelas kimia 50 ml yang sudah diketahui
isolat ditumbuhkan di media nutrient agar (NA) bobotnya, kemudian diuapkan pada suhu 70
0
selama 2 hari. Selanjutnya media Nutrient C sampai n-heksana habis . Lapisan minyak
Broth (NB) digunakan untuk perbanyakan awal yang tertinggal ditimbang beratnya. Kadar
sel. Koloni tunggal bakteri yang tumbuh di minyak terdegradasi yang dilaporkan adalah
media NA akan dipindahkan dengan ose ke kadar minyak yang dinyatakan dalam
media NB steril dalam erlenmeyer 30 ml persentase (%).
kemudian di inkubasi di atas shaker dengan Kadar minyak terdegradasi dihitung
kecepatan 150 rpm pada suhu 370C selama 24 dengan rumus :
jam hingga mencapai fase eksponensial.
Selanjutnya masing-masing kultur dipindahkan %TPH = A – B x 100%
ke dalam 450 ml medium MSM. A
Setting Bioremediasi dan Biostimulasi Keterangan :
Tanah sebanyak 300 g ditempatkan % TPH : Kadar minyak terdegradasi
dalam wadah berpori dan ditambahkan A : Kadar minyak awal (kontrol)(g)
masing-masing 15 g oli bekas, kemudian B : Kadar minyak terdegradasi (g)
diaduk sampai homogen. Dalam hal ini
konsentrasi oli bekas di tanah sebanyak 5%. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Biarkan pada suhu ruang selama 48 jam untuk Hasil pengamatan degradasi oli bekas
volatilisasi komponen-komponen racun dilakukan dalam rentang waktu 15 hari dan 30
minyak. hari. Data penurunan Total Petroleum
Setelah dua hari ditambahkan bahan Hydrocarbon (TPH) pada hari ke 15 dapat
nutrisi yang berasal dari kompos jerami padi ke dilihat pada Tabel 1.
tanah terkontaminasi dan diaduk sampai rata. Tabel 1. Rata-rata persentase
Bahan nutrisi yang ditambahkan dengan kadar penurunan TPH pada hari ke-15 (%)
10 g, 15 g dan 20 g. Isolat bakteri kemudian Konsentrasi Kompos
ditempatkan dalam masing-masing wadah Jenis Bakteri
10 g 15 g 20 g
tanah yang terkontaminasi oli bekas.
Pseudomonas 39.33 42.00 65.67
Kelembapan diatur sampai 60% kemampuan
tanah menyerap air dan diinkubasi pada suhu Bacillus 51.33 38.67 69.33
ruang (280 C). Kontrol yang digunakan adalah Konsorsium 33.00 41.00 65.33
tanah yang diberi oli bekas namun tidak
ditambahkan isolat bakteri maupun Tabel 1. menunjukkan penurunan TPH
biostimulasi. pada hari ke 15. Penurunan yang paling tinggi
Wadah diberi aerasi dan kelembapan adalah adalah P6 (Bacillus + Konsentrasi
dipelihara pada 60% dengan menambahkan air kompos 20g) dengan persen degradasi 69.33%,
setiap hari selama 30 hari. Sampling dari setiap P9 (Konsorsium Bacillus dan Pseudomonas +
perlakuan diambil secara periodik dalam Konsentrasi kompos 20g) dengan persen
selang waktu dua minggu dalam jangka waktu degradasi 65.33% dan P3 (Pseudomonas +
penelitian 30 hari Konsentrasi kompos 20g) dengan persen
Penentuan Total Petroleum Hidrokarbon degrasi 65.66%.
Kadar minyak terdegradasi (%TPH) Hasil ini sejalan dengan penelitian
dianalisis secara Gravimetri . Sebanyak 25 ml Fanani (2014) yang melakukan degradasi tanah
hasil perlakuan diekstrak dengan 25 ml lahan subotimal oleh Bacillus mycoides
indigenous. Penelitian tersebut menunjukkan
terjadi penurunan TPH selama 39,48% selama dan degradasi terendah sebesar 83%
14 hari inkubasi. Persen penurunan ini (Konsorsium Bacillus dan Pseudomonas +
membuktikan bahwa hasil yang didapatkan Konsentrasi kompos 10g).
merupakan tingkat degradasi yang baik pada Hasil analisis Anova, degradasi TPH
15 hari inkubasi[15]. pada hari ke 15 dinyatakan bahwa perlakuan
Data rata-rata persentase penurunan konsentrasi kompos jerami padi berbeda nyata
TPH pada hari ke 30 dapat dilihat pada Tabel 2. dengan uji Duncan pada taraf 5%. Selanjutnya
Tabel 2. Rata-rata persentase hasil analisis Anova degaradasi pada hari ke 30,
penurunan TPH pada hari ke 30 (%) perlakuan konsentrasi kompos jerami padi juga
Konsentrasi Kompos berbeda nyata dengan uji Duncan pada taraf
Jenis Bakteri 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa
10 g 15 g 20 g terdapat pengaruh pemberian isolat bakteri
Pseudomonas 86.00 89.00 92.00 dengan penambahan biostimulasi kompos
jerami padi (Oryza sativa) terhadap penurunan
Bacillus 86.00 92.00 93.67 TPH tanah tercemar oli bekas.
Konsorsium 83.00 86.67 90.00 Berdasarkan uji lanjut, dapat diketahui
bahwa pada hari ke 15 perlakuan konsentrasi
Tabel 2. menunjukkan penurunan TPH kompos 10 g dan 15 g berbeda nyata dengan
pada hari ke 30. Penurunan yang paling tinggi 20 g. Konsentrasi kompos terbaik pada hari ke
adalah adalah P6 (Bacillus + Konsentrasi 15 ini adalah 20 g dengan rata-rata penurunan
kompos 20g) dengan persen degradasi 93.66%, TPH sebesar 66.77%. Selanjutnya pada hari ke
P5 (Bacillus + Konsentrasi kompos 15g) dengan 30 perlakuan konsentrasi kompos 10 g
persen degradasi 92.00% dan P3 berbeda nyata dengan perlakuan konsentrasi
(Pseudomonas + Konsentrasi kompos 20g) kompos 15 g dan 20 g. Konsentrasi kompos
dengan persen degrasi 92.00%. Pengamatan terbaik pada hari ke 30 adalah 20 g dengan
pada hari ke 30 menunjukkan bahwa degradasi rata-rata penurunan TPH sebesar 91.88 %.
TPH telah mencapai 93.66%. Pada penelitian ini, penurunan TPH
Biodegradasi minyak bumi disebabkan oleh proses degradasi senyawa-
menggunakan biokompos dapat menurunkan senyawa hidrokarbon oleh bakteri yang telah
Total Petroleum Hidrokarbon sebesar 95,15% distimulasi dengan kompos jerami padi (Oryza
selama 35 hari perlakuan[16].Penelitian lainnya sativa).
dilakukan oleh Munawar (2007) yang meneliti Pemberian kompos jerami padi
pengaruh penambahan nutrien organik dengan mampu mendukung proses degradasi
metode biostimulasi pada tanah tercemar hidrokarbon minyak bumi. Komposisi kompos
minyak bumi di Surabaya. Dalam waktu 30 terbaik yang paling optimum dalam
hari, bioremediasi dengan metode biostimulasi meningkatkan aktivitas degradasi adalah
mampu mendegradasi hidrokarbon sampai 4%[17]. Perbedaan hasil TPH disebabkan oleh
88,25 %[12]. beberapa faktor, yaitu nutrien organik untuk
Hasil penelitian tersebut menunjukkan menstimulasi bakteri dan faktor lingkungan
bahwa bahan organik memberikan pengaruh yang mendukung keberlangsungan proses
yang baik untuk digunakan sebagai sumber degradasi hidrokarbon oleh bakteri[18]
nutrien bagi bagi bekteri pendegradasi Hasil analisis menunjukkan
hidrokarbon. peningkatan konsentrasi kompos yang
Mengacu pada penelitian sejenis di diberikan berbanding lurus dengan
atas serta analisis dari penelitian yang telah peningkatan degradasi TPH. Hal ini sejalan
dilakukan, proses degradasi selama 30 hari dengan penelitian Aliyanta (2011) yang
merupakan waktu yang efektif untuk degradasi menyatakan bahwa penambahan kompos
hidrokarbon dengan metode biostimulasi dapat meningkatkan efisiensi degradasi TPH
kompos jerami padi (Oryza sativa). Pemberian dan terdapat hubungan yang positif antara
perlakuan isolat bakteri dan kompos mampu penambahan jumlah kompos dengan
memberikan degradasi tertinggi sebesar peningkatan degradasi TPH[13].
93.67% (Bacillus + Konsentrasi kompos 20g)
[3] Zam, S. I. 2011.” Bioremediasi Tanah [11] P. Agamuthu, Y.S. Tan, S.H. Fauziah.
yang Tercemar Limbah Pengilangan 2013. “Bioremediation of hydrocarbon
Minyak Bumi secara In Vitro pada contaminated soil using selected
Konsentrasi pH Berbeda”. Jurnal wastes”. International Symposium on
Agroekoteknologi. 1(2): 1-8. Environmental Science and Technology.
694-702.
[4] Mishra S., Jyot J., Kuhad RC., Lal B. 2001.
Evaluation of inoculums addition to [12] Munawar, Mukhtasor, dan Tini S. 2007.
stimulate in situ bioremediation of oily- “BioremidiasiTumpahan Minyak Mentah
sludge-contaminated soil. Applied and Dengan MetodeBiostimulasi Nutrien
Environmental Microbiology; Organik di LingkunganPantai Surabaya
67(4):1675-1681. Timur”. Jurnal. Berk. Penel.Hayati: 13
(91-96). Surabaya: UPN “Veteran”Jawa
[5] Propost TL., Lochmiller RL., Qualls CW., Timur.
Mcbee K. 1999. In situ (mesocosm)
assessment of immunotoxicity risks to [13] Aliyanta, B. dkk. 2011Penggunaan
small mammals inhabiting Biokompos dalam Bioremediasi Lahan
petrochemical waste sites. Tercemar Limbah Minyak Bumi. Jurnal
Chemosphere; 38(5):1049-1067. Valensi.Vol. 2 No. 3.
[6] Llyold AC and Cackette TA. 2001. Diesel [14] Sitepu, Rosinta Br. 2013. “Pemanfaatan
engines: environmental impact and Jerami Padi sebagai Pupuk Organik
control. Journal of the Air and Waste untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan