SEBAGAI
BAKTERI PENDEGRADASI KONTAMINAN HIDROKARBON
PADA PROSES BIOREMEDIASI
ISOLATION AND IDENTIFICATION Bacillus sp. AS
DEGRADING BACTERIA FOR HYDROCARBON
CONTAMINANT IN THE BIOREMEDIATION PROCESS
Fahrudin Hendro Priyono1, Muhammad Nofal2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper, Kampus IPB
Dramaga, Bogor, 16680
adien.hendro@gmail.com, muhammadnofal23@gmail.com
Abstrak: Bioremediasi merujuk pada penggunaan secara produktif proses biodegradatif untuk
menghilangkan atau mendetoksi polutan yang mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan
masyarakat. Biasanya sebagai kontaminan tanah, air dan sedimen dengan memanfaatkan
mikroorganisme. Sebelum proses bioremediasi, isolasi dan seleksi awal akan menentukan bakteri
mana yang sesungguhnya berperan dan berpotensi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan secara
khusus dalam penanganan pencemaran minyak/lemak. Tujuan dari isolasi dan identifikasi Bacillus sp.
ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis uji biokimia yang digunakan, serta mengidentifikasi bakteri
Bacillus sp. sebagai bakteri pendegradasi kontaminan minyak pada proses bioremediasi. Uji biokimia
ini mencakup uji fermentasi karbohidrat, uji hidrolisis pati (amilolitik), uji lipolitik, uji methyl red, uji
Voges-Proskauer, uji oksidase, uji katalase, uji indol, uji sitrat, uji proteolitik, uji urease, uji hidrogen
sulfida (H2S), uji selulase dan uji protease. Mekanisme biodegradasi hidrokarbon minyak bumi
oleh bakteri Bacillus sp. menggunakan hidrokarbon minyak bumi sebagai sumber karbon dan
energi. Proses selanjutnya, bakteri memproduksi enzim yang dapat mendegradasi hidrokarbon
minyak bumi. Penambahan biosurfaktan dapat meningkatkan degradasi hidrokarbon, terutama
hidrokarbon dengan panjang rantai kurang dari 9 sulit didegradasi karena senyawa ini bersifat
toksik.
Kata kunci: Bacillus sp., Bioremediasi, Hidrokarbon, Isolasi, Uji Biokimia.
TINJAUAN PUSTAKA
Bioremediasi diartikan sebagai proses pendegradasian bahan organik berbahaya
secara biologis menjadi senyawa lain seperti CO2, metan, air dan senyawa semula
tersebut. Bioremediasi merujuk pada penggunaan secara produktif proses
biodegradatif untuk menghilangkan atau mendetoksi polutan yang mencemari
lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat. Biasanya sebagai kontaminan
tanah, air dan sedimen dengan memanfaatkan mikroorganisme (Triadmojo 1999).
Salah satu mikroorganisme yang sering digunakan dalam proses bioremediasi
dengan menggunakan mikroba yang paling dominan yang ditemukan pada
lingkungan hidrokarbon (Bossert et al 1984), yaitu bakteri yang memiliki
kemampuan mendegradasi senyawa hidrokarbon untuk keperluan metabolisme dan
perkembangbiakannya disebut bakteri hidrokarbonoklastik/bakteri petrofilik (Atlas
dan Bartha 1997). Prosedur isolasi bakteri yang lazim dilakukan biasanya hanya
dapat mengisolasi bakteri pendegradasi minyak bumi yang mendominasi kultur,
yaitu bakteri yang pertama mendegradasi minyak bumi dan mampu mencapai
konsentrasi sel tinggi dengan cepat (Walker dan Colwell 1974).
Isolat yang didapat selanjutnya dilakukan tahap identifikasi yang meliputi
pengamatan mikroskopis dan uji biokimia mengacu pada pedoman identifikasi
bakteri (Bergey’s Manual Determinative Bacteriology 1948) Pada pengamatan
mikroskopis didahului dengan melakukan pewarnaan gram, sehingga dapat dilihat
bentuk-bentuk bakteri dan kelompok bakteri gram positif atau negative. Sedangkan
uji biokimia meliputi fermentasi karbohidrat, uji hidrolisis pati (amilolitik), uji
lipolitik, uji methyl red, uji Voges-Proskauer , uji oksidase, uji katalase, uji indol, uji
sitrat, uji proteolitik, uji urease, uji hidrogen sulfida (H 2S), uji selulase dan uji
protease.
METODOLOGI PERCOBAAN
Pada praktikum ini reaktor batch skala laboratorium dibuat dalam dua
perlakuan yang berbeda. Perlakuan pertama adalah reaktor bioremediasi jenis
landfarming, ketika media tanah terkontaminasi limbah minyak bumi
dikombinasikan dengan penambahan konsorsium bakteri. Perlakuan kedua adalah
reaktor bioremediasi jenis biopile, ketika media tanah terkontaminasi minyak
bumi diberikan penambahan aerasi, bulking agent, dan konsorsium bakteri. Selain
itu, reaktor kontrol diperlukan guna mengetahui kondisi alami proses degradasi
kontaminan tanpa adanya perlakuan khusus. Melalui pengukuran Total Petroleum
Hydrocarbons (TPH) selama satu bulan, perbedaan pola laju penurunan TPH
pada kedua perlakuan dapat diketahui. Pengukuran konsentrasi TPH dilakukan
menggunakan metode gravimetri.
Praktikum ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut: Botol semprot
timbangan analitik, desikator, botol vial, waterbath, stiler, erlenmeyer, pipet, pinset,
kertas saring, oven, pH meter, turbidimeter, spektrofotometer, wadah plastik,
konsorsium Bacillus sp., tanah percobaan, limbah minyak bumi bekas, bulking agent
jenis sekam padi, pupuk urea dengan komposisi 46% N, Pupuk NPK (dengan
komposisi 16% N, 16% P, dan 16% K), n-hexane, akuades, na2so4 (dalam bentuk
serbuk).
SARAN
Fase-fase pertumbuhan mikroorganisme memang dapat terlihat. Namun, kurang
dapat diketahui lebih detail waktu perubahan jumlah populasinya. Mungkin selang
waktu pengukuran dapat lebih diperpendek, misalnya selang tiga hari dilakukan
pengukuran berkala.
DAFTAR PUSTAKA
Atlas RM dan Bartha R. 1997. Microbial Ecology: Fundamentals and Applications
4th ed. California: Benjamin Cumming Publishing Co, Inc.
Beer M R. 2011. Detection Of Nhea From Bacillus spp. In Food And Soil
Isolates Using Real-Time And Rep-Pcr. Thesis. Indiana: Faculty of
Biology. Ball State University Muncie. Unpublished.
Bossert ID, Kachel WM & Bartha R. 1984. Fate of Hydrocarbon During Oily
Sludge Disposal in Soil. Appl. Environ. Microbiol. 4: 763-767
Breed Se, EGD. Murray dan AP Hitchens. 1948. Bergey’s Manual Determinative
Bacteriology. Baltimore: The William and Wilkins Company.
Cooper et al. 1990. Sewage Treatment by Reed Bed System. Journal of institution
Water and Environmental Management 3 (1) 60.
Dwipayana, Ariesyady HD. 2005. Identification of Bacterial Diversity in Waste
Recycling Paint Sludge by Conventional Microbiological Technique.
Environmental Enggineering Study Program. Bandung: ANDI OFFSET.
Hatmanti A. 2000. Pengenalan Bacillus sp. Puslitbang Oseanologi LIPI. 25(1):
31-41.
Irawathi T. 2005. Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Minyak Bumi dengan
Menggunakan Bacillus popilliae ICBB 7859 di PT. Caltex Pasif Indonesia.
Bogor: IPB Press.
Pelczar MJ, Chan ECS. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Erlangga.
Satria R. 2005. Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Minyak Bumi oleh Bacillus sp.
dan Klebsiella sp. Bogor : IPB Press.
Schlegel H, Karin S. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: UGM Press.
Sudrajat. 1996. Karakeristik Limbah Minyak Bumi dan Pelaksanaan
Bioremediasi. PPLH. Samarinda: 1-89 hlm.
Sugiarto dan Anto T. 2003. Pengolahan Air Limbah. Pusat Penelitian KIM-LIPI.
Udiharto M. 1996. Bioremediasi Minyak Bumi. Prosiding Pelatihan dan
Lokakarya peranan Bioremediasi dalam Pengelolaan Lingkungan
Kerjasama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Hanss Seidel
Foundation (HSF) Jerman. Bogor.
Triatmodjo B.1999. Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset.
Walker JD and RR Colwell. 1974. Microbial Petroleum Degradation: Use of
Mixed Hydrocarbon Substrates. Appl. Microbiol 27(6), 1053-1060.
Aditiawati P, Pikoli RM, dan Indriani D. Isolasi Bertahap Bakteri Pendegradasi
Minyak Bumi Dari Sumur Bangko. proceeding simposium nasional IATMI
2001. Yogyakarta