Anda di halaman 1dari 6

LITERATURE RIVIEW : PENERAPAN

TEKNOLOGI BIODEGRADATION
PADA PENANGGULANAGAN
LIMBAH DAN POLUTAN
ARYA LESMANA CANIAGO (220510610045)

PENCEMARAN lingkungan berhubungan erat dengan limbah. Permasalahan


limbah timbul karena tidak seimbangnya produksi limbah dengan pengolahannya dan
semakin menurunnya daya dukung alam sebagai tempat pembuangan limbah. Menurut
penelitian yang dilakukan JICA (Japan International Cooperation Agency) bekerjasama
dengan Pemerintah Kota Surabaya tahun 1993 dan 2005, kegiatan yang dilakukan rumah
tangga (domestik) dan pasar menghasilkan limbah organik sebanyak 79,19%. Sekitar 90%
air limbah tersebut langsung dibuang ke badan air (sungai). Pengaruh utama limbah organik
yang masuk ke dalam air adalah menurunkan kandungan oksigen terlarut dan meningkatkan
Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended
Solid (TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS) yang merupakan parameter utama
pencemaran air
Salah satu teknologi pengolahan air limbah yang aman dan
berwawasanlingkungan adalah menggunakan bakteri yang berpotensi sebagai pengurai
dalam proses biodegradasi.Secara alamiah untuk memperoleh bakteri yang berpotensi
sebagai pengurai dapat dilakukan dengan mengisolasi limbah itu sendiri (bakteri indigen),
kemudian dikultur secara murni di dalam laboratorium secara in vitro. Optimalisasi kondisi
lingkungan dilakukan agar aktivitas metabolisme mikroba dapat terselenggara dengan baik.
Biodegradasi didefinisikan sebagai suatu proses oksidasi senyawa organik oleh mikroba
karena adanya proses metabolisme zat organik melalui enzim untuk menghasilkan karbon
dioksida, air dan energi yang akan digunakan dalam sintesis, mortalitas dan respirasi.
Alexander (1999) mendefinisikan biodegradasi sebagai reduksi yang dikatalisasi secara
biologis dalam sebuah kompleksitas bahan kimia. Biodegradasi sebagai reduksi berarti
terjadi proses transformasi dari bahan pencemar dengan molekul yang kompleks menjadi
lebih sederhana melalui sebuah proses biologis akibat aktivitas mikroorganisme, melalui
enzim yang dihasilkannya. Proses biologis ini merupakan sebuah proses yang bersifat
alamiah, dinamis dan kontinyu selama faktor-faktor yang berhubungan dengan kebutuhan
mikroorganisme dapat terpenuhi.
Biodegradasi merupakan salah satu pengolahan limbah secara biologi yang
sering dipilih karena efektif untuk pengolahan limbah organik terlarut dan membutuhkan
biaya yang sedikit. Namun keberhasilan pengolahan limbah secara biologi sangat
tergantung pada aktivitas dan kemampuan mikroorganisme pendegradasi bahan organik
dalam limbah. Prinsip pengolahan limbah secara biologi adalah pemanfaatan aktivitas
mikroorganisme seperti bakteri, fungi, dan protozoa. Mikroorganisme tersebut merombak
limbah organik menjadi senyawa organik sederhana dan mengkonversikannya menjadi gas
karbondioksida (CO2), air (H2O) dan energi untuk pertumbuhan dan reproduksinya.
Pengolahan Limbah Cair secara Biologi
Hampir semua junis limbah cair dapat diolah secara biologi bila dilakukan
melalui analisis dan kontrol lingkungan yang benar. Proses pengolahan biologi merupakan
proses pengolahan air limbah dengan memanfaatkan aktivitas pertumbuhan
mikroorganisme yang berkontak dengan air limbah, sehingga mikroorganisme tersebut
dapat menggunakan bakteri organik pencemar yang ada sebagai bahan makanan dalam
kondisi lingkungan tertentu dan mendegradasi atau menstabilisasinya menjadi bentuk yang
lebih sederhana. Umumnya bakteri merupakan mikroorganisme utama dalam proses
pengolahan biologi. Karakteristik mereka beragam dan kebutuhan lingkungan yang
sederhana membuat mereka dapat bertahan pada lingkungan air limbah. Perlu diperhartikan
bahwa mikroorganisme lain juga dapat ditemukan pada lingkungan pengolahan air limbah
namun peranannya dalam oksidasi materi organik relatif.
Proses pengolahan biologi juga dapat dibagi berdasarkan media pertumbuhan
mikroorganismenya, yaitu :
a. Suspended growth atau pertumbuhan tersuspensi.
mikroorganisme berada dalam keadaan tersuspensi di air limbah seperti pada reaktor
lumpur akif atau kolam oksidasi,
b.Attached growth atau pertumbuhan terlekat, mikroorganisme tumbuh terlekat pada media
pendukung yang berada di dalam air limbah. Media pendukung ini dapat 7 berupa media
pendukung yang bergerak (rotating biological contactor, fluidized bed, rotortogue), diam
(trickling filter, baffled reactor), terendam (fluidized bed) maupun tidak terendam (trickling
filter).
c. Kombinasi dari suspended dan attached growth. Secara keseluruhan, tujuan pengolahan
limbah secara biologis pada limbah domestik ialah (1) Mengubah (mengoksidasi) unsure
terlarut dan partikel biodegradable ke dalam bentuk akhir yang cocok (2) Menangkap dan
menggabungkan padatan tersuspensi dan padatan koloid yang sulit diendapkan pada
lapisan biofilm (3) Mengubah atau menghilngkan nutrien, seperti nitrogen dan fosfor (4).
Pada beberapa kasus, menghilangkan unsur dan senyawa trace organik spesifik

Dalam artikel yang berjudul Biodegradasi Batubara Subbituminus Hasil Iradiasi


Gamma Oleh Mikroba Air Formasi.Menjelaskan tentang biodegradasi merupakan teknologi
untuk mengkonversi padatan batubara menjadi gas dengan bantuan mikroorganisme.Pada
penelitian ini, biodegradasi batubara subbituminus dilakukan dengan menggunakan mikroba
air formasi.Tujuan dari penelitiannya adalah untukmengetahui pengaruh iradiasi gamma
terhadap komposisi gas hasil biodegradasi batubara lapuk oleh mikroba air formasi.Hasil
penelitiannya mengindikasikan bahwa terjadi proses degradasi batubara subbituminus oleh
mikroba air formasi selama waktu inkubasi 0 sampai 14 hari. Volume gas batubara pada
masing-masing perlakuan mengalami peningkatan hingga hari ke-14.Batubara iradiasi
menghasilkan volume gas yang lebih tinggi dibandingkan batubara mentah.
Adapun juga pada artikel yang berjudul ”Potensi Pengembangan Plastik
Biodegradable Berbasis Pati Sagu Dan Ubikayu Di Indonesia” menjelaskan bahwasanya
permasalahan plastik di indonesia semakin memburuk maka para peneliti dan ilmuwan terus
berupaya menghasilkan bahan kemasan plastik yang ramah lingkungan. Beberapa
penelitian telah menghasilkan teknologi pembuatan plastik dari bahan alami yang dapat
terdegradasi dalam waktu singkat yang disebut sebagai plastik biodegradable atau
bioplastic. Plastik biodegradable dibuat dari bahan nabati yang merupakan produk pertanian
yang dapat diperbaharui. Oleh karena itu, produksi bahan nabati dapat berkelanjutan dan
bioplastik dapat terdegradasi lebih cepat karena bersifat ramah lingkungan. Namun harga
plastik biodegradable lebih mahal daripada plastik kovensional karena teknologinya belum
berkembang luas. Keterbatasan bahan baku plastik konvensional berupa minyak bumi dan
meningkatnya tuntutan terhadap produk. Kata ramah lingkungan disini menjadi kata kunci
yang sangat penting, yang dimana teknologi biodegradable memiliki fungsi pada
penanggulan limbah
Pada artikel “Potensi Bakteri Indigen Dalam Mendegradasi Limbah Cair Pabrik
Kulit Secara In Vitro” menjelaskan Biodegradasi akan memaksimalkan proses penguraian
zat organik sehingga mengakibatkan penurunan kadar BOD, dikarenakan degradasi lemak
terus berjalan, sehingga kadar lemak akan semakin menurun. Dengan menurunnya kadar
lemak, maka jumlah oksigen yang dikonsumsi mikroba dalam proses penguraian akan
semakin menurun. Lalu pada penelitiannya teridentifikasi bakteri yang berpotensi dalam
biodegradasi Sebelum pelaksanaan identifikasi, terlebih dahulu ketiga isolat paling
berpotensi dalam degradasi lemak diamati dan dideskripsikan ciri-ciri makroskopis dan
mikroskopisnya. Deskripsi ciri-ciri makroskopis koloni bakteri meliputi bentuk koloni, warna
koloni, tepi koloni, elevasi koloni, mengkilat atau suramnya koloni, diameter koloni, tipe
pertumbuhan pada medium miring dan kepekatan koloni. Sedangkan deskripsi ciri-ciri
mikroskopis meliputi ciri sitologi dan fisiologi. Adapun ciri-ciri sitologi meliputi sifat Gram,
bentuk sel, dan ukuran sel, sedangkan ciri fisiologi menggunakan MicrobactTM GNB
12A/B/E, 24 E Identification Kits.

Karakterisasi spesies-spesies yang ditemukan disajikan dalam penjabaran berikut:


a.Spesies Staphylococcus aureus
Berdasarkan hasil pengamatan karakteristik ciri morfologi, spesies ini mempunyai warna
koloni kuning orange dan berbentuk bundar.Warna koloni S. aureus bervariasi antara lain
putih, kuning, atau kuning orange (Cream).Selberbentuk kokus dengan ukuran diameter 0,5-
1,5 µm, memiliki sifat Gram positif, dan termasuk bakteri aerob. Suhu optimum untuk
pertumbuhanberkisar antara 30- 370 C. Isolat ini bisa ditemukan dari makanan, debu, dan
air
b. Spesies Pseudomonas pseudomallei
Hasil pengamatan dari karakteristik morfologi, sitologi dan fisiologi isolat bakteri ini memiliki
sifat Gram negatif dengan bentuk sel basil. Warna koloni putih muda. Suhu optimum untuk
pertumbuhan berkisar antara 410. Spesies ini juga diketahui memiliki jumlah flagella >1.
Secara spesifik, spesies ini memiliki kemampuan dalam mendegradasi bahan organik selain
asam organik, dan hal ini dapat ditunjukkan dengan kemampuan degradasi kadar BOD yang
cukup signifikan.
c. Spesies Actinobacillus sp.
Hasil pengamatan dari karakteristik morfologis, sitologi dan fisiologi bakteri ini memiliki Gram
negatif dengan bentuk sel basil. Warna koloni kuning muda. Genus Actinobacillus memiliki
bentuk sel oval, spherical atau rod-shape, dengan kisaran ukuran 0.4 x 1.0 µm. Kebanyakan
sel merupakan basil tetapi diselingi dengan adanya unsurunsur kokus yang memberikan
karakteristik seperti bentuk kode morse. Spesies ini dapat bersifat parasit atau komensal
pada manusia, domba, kuda, babi, berbagai mamalia dan
Lalu ada pula sebuah jurnal yang berjudul “biodegradasi limbah oli bekas”
menjelaskan Biodegradasi senyawa hidrokarbon terbukti memerlukan keberadaan suatu
komunitas mikroba yang terdiri dari beberapa jenis mikroba. Lalu di uji mikroorganisme yang
mampu mendegrasai limbah oli bekas yang banyak terbuang secara ilegal di lokasi-lokasi
yang tidak ditujukan untuk pembuangan oli bekas. Setelah dilakukan identifikasi,isolasi, dan
uji kemampuan bakteri mikroba pada oli bekas bakteri yang diisolasi berdasarkan
kemampuannya tumbuh pada media Bushnell Hass yang mengandung oli bekas sebagai
sumber karbon. Dari 35 isolat yan tumbuh pada media Bushnell Hass, sebanyak 10 isolat
menunjukkan mampu mengkonsumsi oli bekas sebagai sumber karbon, , hasil analisa GC
oli bekas sebelum biodegradasi menunjukkan bahwa komponen oli bekas terdiri 47
senyawa. Senyawa-senyawa terse-but ditunjukkan oleh puncak-puncak nomor 1 sampai
dengan nomor 47 yang muncul pada waktu retensi menit ke-3 hingga menit ke-29.
Senyawa-senyawa tersebut terdiri hidrokarbon rantai pendek (≤ C9), hidrokarbon rantai
sedang (C10 - C24), dan hidrokarbon rantai panjang (≥C25) dalam bentuk linier maupun
siklik. Secara lengkap hasil analisa GC komponen senyawa hidrokarbon oli bekas sebelum
biodegradasi oli bekas dapat dilihat pada tabel 2. Gambar 2, menunjukkan hasil analisa GC
oli bekas setelah biodegradasi Lycinibacillus sphaericus TCP C 2.1. berlangsung selama 14
hari. Dari uraian dan pengujian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa Lycinibacillus
sphaericus TCP C 2.1 merupakan mikroba yang secara tunggal potensial untuk
mendegradasi limbah oli bekas.
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M. 1997. Biodegradation and Bioremediation: Second Edition. Department of Soil, Crop, and
Atmospheric Sciences, College of Agriculture and Life Science, Cornell University, Ithaca, New
York. New York: Academic Press

Shovitri, M.; Kuswytasari, N.D.; Paramita, P. 2012. Biodegrasi Limbah Organik Pasar dengan
Menggunakan Mikroorganisme Alami Tangi Septik. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1, Sept. 2012.
ISSN: 2301-928X

N.I. Milasari dan S.B. Ariyani. (2010). Pengolahan Limbah Cair Kadar COD Dan Fenol Tinggi Dengan
Proses Anaerob Dan Pengaruh Mikronutrient Cu: Kasus Limbah Industri Jamu Tradisional.
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

N. Pohan. “Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Dengan Proses Biofilter Aerobik”. Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, Medan (2008)

P. G. Smith, J. G. Scott, “Dictionary of Water and Waste Management”, Second Edition. Great Britain: IWA
Publishing 65 (2005).

Metcalf and Eddy (2004) Wastewater Engineering: Treatment and Reuse. 4th Edition, McGraw-Hill, New
York, 1558-1565, 1570-1578.

Sugoro, I. BIODEGRADASI BATUBARA SUBBITUMINUS HASIL IRADIASI GAMMA OLEH MIKROBA AIR
FORMASI.2013

Yuniarti, L.I., G.S. Hutomo, dan A. Rahim. 2014. Sintesis dan karakteriasi bioplastik berbasis pati sagu
(Metroxylon sp). e-J. Agrotekbis 2(1): 3846.

Susanti, Jasruddin, dan Subaer. 2015. Sintesis komposit bioplastic berbahan dasar tepung tapioka dengan
penguat serat bambu. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. 11(2): 179184.

Holt, J.G.; Krieg, N.R.; Sneath, P.H.A.; Staley, J.T.; dan William, S.T. 2000. Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology 10th Edition. New York: Williams and Wilkins Company

Hagwell, I.S., L.M. Delfino, J.J. Rao. 1992. Partitioning of Polycyclic Aroma¬tic Hydrocarbons from oil into
water. Environ. Sci. Technol. 26: 2104- 2110.

Syahputra, K. dan Witono, B., 2009. Isolasi dan Karakterisasi Mikroorganisme Pendegra-dasi Oli Bekas.
Laporan Penelitian HIbah Kompetitif. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian
Pendidikan Nasional.

R.Hasminar. "POTENSI BAKTERI INDIGEN DALAM MENDEGRADASI LIMBAH CAIR PABRIK KULIT
SECARA IN VITRO." Bioeksperimen, Maret 2017: Volume 3 No.1.

BASUKI, W. "Peneliti Pusat Teknologi Bioindustri." BIODEGRADASI LIMBAH OLI BEKAS, MEI 2011: Hal.
111 - 119.

K.Elmi. "Jurnal Litbang Pertanian." POTENSI PENGEMBANGAN PLASTIK BIODEGRADABLE


BERBASIS PATI SAGU DAN UBIKAYU DI INDONESIA, Desember 2017: 67-76.

P.Paramita, S.Maya N.D.Kuswytasari. "JURNAL SAINS DAN SENI ITS." Biodegradasi Limbah
Organik Pasar dengan Menggunakan Mikroorganisme Alami Tangki Septik Vol. 1
(September 2012

Anda mungkin juga menyukai