Oleh:
RAHEL JOSELIN SIAHAAN
KELAS: IX-7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Bioremediasi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membuang sampah tidak pada tempatnya serta tidak tepatnya penanganan
limbah toksik menyebabkan terkontaminasinya lingkungan darat maupun laut.
Beberapa cara kimia, fisika dan biologi telah dikembangkan guna mengatasi
cemaran bahan kimia rekalsitran. Bioremediasi saat ini diyakini merupakan
cara terbaik dengan resiko paling kecil. Sejak tahun 1900-an, orang-orang
sudah menggunakan mikroorganisme untuk mengolah air pada saluran air.
Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan
yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang
biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Misalnya Industri tahu yang
pada umumnya beroperasi dalam bentuk usaha rumah tangga, dan limbah
yang dihasilkannya pada dasarnya tidak dikelola dan dialirkan lansung ke
dalam perairan terdekat. Sehingga hal ini berdampak pada perairan terdekat
seperti sungai misalnya. Apabila ini terus berlangsung secara berkala maka
akan berdampak pada biota atau mikrorganisme yang hidup didalam sungai,
yang berperan penting dalam mengatur keseimbangan biologis air, bukan
hanya itu sungai akan tercemar dan berbau tidak sedap. oleh karena itu
penanganan limbah cair secara dini mutlak perlu dilakukan. Selain
mengganggu perairan industri yang juga menyebabkan pencemaran
lingkungan yang biasa dikenal dengan polusi
Polusi bukanlah hal baru, bahkan tidak sedikit dari kita yang sudah
memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pencemaran atau polusi
lingkungan terhadap kelangsungan dan keseimbangan ekosistem. Oleh karena
itu penanganan limbah cair secara dini mutlak perlu dilakukan. Bioremediasi
adalah salah satu pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan
memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran. Diharapkan
dengan adanya bioremediasi pencemaran terutama limbah cair dapat
berkurang dan tidak mencemari lingkungan.
3
4
B.Rumusan Masalah
1. Pengertian Bioremediasi
2. Tujuan Bioremediasi
4. Jenis-jenis Bioremediasi
BAB II
5
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioremediasi
Bioremediasi berasal dari dua kata yaitu bio dan remediasi yang dapat diartikan sebagai
proses dalam menyelesaikan masalah. “Bio” yang dimaksud adalah organisme hidup,
terutama mikroorganisme yang digunakan dalam pemanfaatan pemecahan atau
degradasi bahan pencemar lingkungan menjadi bentuk yang lebih sederhana dan aman
bagi lingkungan tersebut. Bioremediasi merupakan pengembangan dari bidang
bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan
pencemaran atau polutan. Yang termasuk dalam polutan antara lain logam-logam berat,
petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida,
herbisida, dan lain-lain. Bioremediasi mempunyai potensi menjadi salah satu teknologi
lingkungan yang bersih, alami, dan paling murah untuk mengantisipasi masalah-masalah
lingkungan.
(gambar bioremediasi)
B. Tujuan Bioremediasi
Tujuan dari bioremediasi adalah untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air) atau
mengontrol dan mereduksi bahan pencemar dari lingkungan. Bioremediasi telah
memberikan manfaat yang luar biasa pada berbagai bidang, diantaranya yaitu sebagai
berikut:
1. Bidang Lingkungan
Pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah limbah tersebut
menjadi ramah lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan yakni telah
membantu mengurangi pencemaran dari limbah pabrik, misalnya pencemaran limbah
oli di laut Alaska berhasil diminimalisir dengan bantuan bakteri yang mampu
mendegradasi oli tersebut.
2. Bidang Industri
7
3. Bidang Ekonomi
Karena bioremediasi menggunakan bahan-bahan alami yang hasilnya ramah lingkungan,
sedangkan mesin-mesin yang digunakan dalam pengolahan limbah memerlukan modal
dan biaya yang jauh lebih, sehingga bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang lebih
baik.
4. Bidang Pendidikan
Penggunaan mikroorganisme dalam bioremediasi dapat membantu penelitiaterhadap
mikroorganisme yang masih belum diketahui secara jelas. Pengetahuan ini akan
memberikan sumbangan yang besar bagi dunia pendidikan sains.
Mikrooganisme Bioremediasi
a. Bakteri Nictobacter
8
Bakteri ini merupakan bakteri probioaktif yang mampu bekerja menguraikan bahan
organik protein,karbohidrat,dan lemak secara biologis.Bermanfaat dalam menguraikan
NH3 dan NO pada sampah,tinja,dan kotoran hewan ternak,dan dapat menekan populasi
bakteri patogen pada penampung tinja yang menyebabkan sumber air tanah akan
terkontaminasi jika air remebesan tinja bercampur dengan sumber air tanah.
b. Bakteri Pseudomonas
Salah satu faktor yang sering membatasi kemampuan bakteri pseudomonas dalam
mendegradasi senyawa hidrokarbon adalah sifat kelarutannya yang rendah, sehingga
sulit mencapai sel bakteri. Oleh karena itu, untungnya, bakteri pseudomonas dapat
memproduksi biosurfaktan. Kemampuan bakteri Pseudomonas dalam memproduksi
biosurfaktan berkaitan dengan keberadaan enzim regulatori yang berperan dalam
sintesis biosurfaktan. Ada 2 macam biosurfaktan yang dihasilkan bakteri Pseudomonas :
Tidak hanya mengendalikan senyawa amoniak dan nitrit, teknik bioremediasi dengan
menggunakan bakteri endogenus juga bertujuan untuk mengendalikan senyawa H2S
yang banyak menumpuk di sedimen tambak.Dengan menggunakan bakteri fotosintetik
dari jenis Rhodobakter untuk menghilangkan senyawa H2S. “Hasilnya H2S tidak
terdeteksi sama sekali di tambak,”Untuk mengatasinya dia menggunakan bakteri dari
jenis Bacillus. “Karena bakteri Bacillus yang di gunakan merupakan bakteri endogenous,
maka efektivitasnya lebih baik jika dibandingkan dengan produk bioremediasi dengan
menggunakan bakteri dari luar Indonesia,”
c. Bakteri Nitrifikasi
e. Archtobacter
Pada kultur yang masih muda Arthrobacter berbentuk batang yang tidak teratur 0,8 –
1,2 x 1 – 8 mikrometer. Pada proses pertumbuhan batang segmentasinya berbentuk
cocus kecil dengan diameter 0,6 – 1 mikrometer. Gram positif, tidak berspora, tidak suka
asam, aerobik, kemoorganotropik. Memproduksi sedikit atau tidak sama sekali asam dan
10
gas yang berasal dari glukosa atau karbohidrat lainnya. Katalase positif, temperatur
optimum 25 – 30oC.
f. Acinetobacter
Memiliki bentuk seperti batang dengan diameter 0,9 – 1,6 mikrometer dan panjang 1,5-
2,5 mikrometer. Berbentuk bulat panjang pada fase stasioner pertumbuhannya. Bakteri
ini tidak dapat membentuk spora. Tipe selnya adalah gram negatif, tetapi sulit untuk
diwarnai. Bakteri ini bersifat aerobik, sangat memerlukan oksigen sebagai terminal
elektron pada metabolisme. Semua tipe bakteri ini tumbuh pada suhu 20-300 C, dan
tumbuh optimum pada suhu 33-350 C. Bersifat oksidasi negatif dan katalase positif.
Bakteri ini memiliki kemampuan untuk menggunakan rantai hidrokarbon sebagai
sumber nutrisi, sehingga mampu meremidiasi tanah yang tercemar oleh minyak. Bakteri
ini bisa menggunakan amonium dan garam nitrit sebagai sumber nitrogen, akan tetapi
tidak memiliki pengaruh yang signifikan. D-glukosa adalah satu-satunya golongan
heksosa yang bisa digunakan oleh bakteri ini, sedangkan pentosa D-ribosa, D-silosa, dan
L-arabinosa juga bisa digunakan sebagai sumber karbon oleh beberapa strain.
g. Bacillus
Umumnya bakteri ini merupakan mikroorganisme sel tunggal, berbentuk batang pendek
(biasanya rantai panjang). Mempunyai ukuran lebar 1,0-1,2 m dan panjang 3-5m.
Merupakan bakteri gram positif dan bersifat aerob. Adapun suhu pertumbuhan
maksimumnya yaitu 30-50oC dan minimumnya 5-20oC dengan pH pertumbuhan 4,3-9,3.
Bakteri ini mempunyai kemampuan dalam mendegradasi minyak bumi, dimana bakteri
ini menggunakan minyak bumi sebagai satu-satunya sumber karbon untuk menghasilkan
energi dan pertumbuhannya. Pada konsentrasi yang rendah, bakteri ini dapat
merombak hidrokarbon minyak bumi dengan cepat. Jenis Bacillus sp. yang umumnya
digunakan seperti Bacillus subtilis, Bacillus cereus, Bacillus laterospor.
h. Jamur
11
Selain dari golongan bakteri, mikroba pendegradasi hidrokarbon juga dapat dilakukan
oleh fungi. Fungi pendegradasi hidrokarbon umumnya berasal dari genus
Phanerochaete, Cunninghamella, Penicillium, Candida, Sporobolomyces, Cladosporium.
Jamur dari genus ini mendegradasi hidrokarbon polisiklik aromatik. Jamur
Phanerochaete chrysosporium mampu mendegradasi berbagai senyawa hidrofobik
pencemar tanah yang persisten. Adapun oksidasi dan pelarutan hidrokarbon polisiklik
aromatik oleh Phanerochaete chrysosporium menggunakan enzim lignin peroksidase.
Bila terdapat H2O2, enzim lignin peroksidase yang dihasilkan akan menarik satu elektron
dari PAH yang selanjutnya membentuk senyawa kuinon yang merupakan hasil
metabolisme. Cincin benzena yang sudah terlepas dari PAH selanjutnya dioksidasi
menjadi molekul-molekul lain dan digunakan oleh sel mikroba sebagai sumber energi
misalnya CO2.
1. Biostimulasi
Biostimulasi adalah suatu proses yang dilakukan melalui
tumbuh dan beraktivitas lebih baik. Nutrien dan oksigen dalam bentuk cair
atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk
di dalam air atau tanah tersebut. Namun sebaliknya, jika kondisi yang
mati.
2. Bioaugmentasi.
3. Bioremediasi Intrinsik.
2. Bioremediasi ex-situ
yaitu bioremediasi yang dilakukan dengan mengambil limbah di suatu lokasi lalu
ditreatment di tempat lain, setelah itu baru dikembalikan ke tempat asal. Kemudian
diberi perlakuan khusus dengan memakai mikroba. Bioremediasi ini bisa lebih cepat dan
mudah dikontrol dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis kontaminan dan
jenis tanah yang lebih beragam.
-Lingkungan
Proses biodegradasi memerlukan tipe tanah yang dapat mendukung
kelancaran aliran nutrient, enzim-enzim mikrobial dan air. Terhentinya
aliran tersebut akan mengakibatkan terbentuknya kondisi anaerob sehingga
proses biodegradasi aerobik menjadi tidak efektif. Karakteristik tanah
yang cocok untuk bioremediasi in situ adalah mengandung butiran pasir
ataupun kerikil kasar sehingga dispersi oksigen dan nutrient dapat
berlangsung dengan baik. Kelembaban tanah juga penting untuk menjamin
kelancaran sirkulasi nutrien dan substrat di dalam tanah.
15
-Temperatur
Temperatur yang optimal untuk degradasi hidrokaron adalah 30-40˚C.
Temperatur yang digunakan pada suhu 38˚C bukan pilihan yang valid
karena tidak sesuai dengan kondisi di Inggris untuk mengontrol
mikroorganisme patogen. Pada temperatur yang rendah, viskositas minyak
akan meningkat mengakibatkan volatilitas alkana rantai pendek yang
bersifat toksik menurun dan kelarutannya di air akan meningkat sehingga
proses biodegradasi akan terhambat. Suhu sangat berpengaruh terhadap
lokasi tempat dilaksanakannya bioremediasi.
-Oksigen
Langkah awal katabolisme senyawa hidrokaron oleh bakteri maupun
kapang adalah oksidasi substrat dengan katalis enzim oksidase, dengan
demikian tersedianya oksigen merupakan syarat keberhasilan degradasi
hidrokarbon minyak. Ketersediaan oksigen di tanah tergantung pada (a)
kecepatan konsumsi oleh mikroorganisme tanah, (b) tipe tanah dan (c)
kehadiran substrat lain yang juga bereaksi dengan oksigen. Terbatasnya
oksigen, merupakan salah satu faktor pembatas dalam biodegradasi
hidrokarbon minyak.
-pH
Pada tanah umumnya merupakan lingkungan asam, alkali sangat jarang
namun ada yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dari 4,5
menjadi 7,4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak
menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat merubah kelarutan,
bioavailabilitas, bentuk senyawa kimia polutan, dan makro & mikro
nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akan turun,
sedangkan penurunan pH menurunkan ketersediaan NO3– dan Cl–.
Cendawan yang lebih dikenal tahan terhadap asam akan lebih berperan
dibandingkan bakteri asam.
16
Kelebihan bioremediasi
1. Bioremediasi sangat aman digunakan karena menggunakan mikroba
yang secara alamiah sudah ada
Kelemahan bioremediasi
A. Kesimpulan
[
KESIMPULAN
Darikumpulantulisanyangdirangkumpadapaperinidapatditarik
beberapakesimpulanseperti:
1.Bioremediasisuatucarapenggunaanorganismedalamupaya
penyehatankembalilingkunganyangsudahrusakatautercemar.
2.Atasdasarketerlibatanmikroorganismabioremediasidibedakan
menjadi:biostimulasi,bioaugmentasi,danbioremediasiintrinsik.
3.Atasdasarlokasiremediasibioremediasidibedakanmenjadi
bioremediasiinsitudanexsitu.
4.Adabeberapafaktorlingkunganyangsecaradominanmempengaruhi
prosesbioremediasiseperti:tanah,temperatu,oksigen,nutrisidan
interaksiantarpolutan.
5.Prosesbioremediasisifatnyaadalahdilakukanolehmikroorganisma
18
19
spesifik,yaitubahwamikroorganismapenghancursuatusenyawa
tertentuakanberbedadenganmikroorganismepenghancursenyawa
lainnya(contoh:mikroorganismayangmendegradasisenyawa
hidrokarbonadalahberbedadenganmikroorganismapendegradasi
logam),meskipunadabeberapamikroorganismayangsamasanggup
melakukanprosesdegradasidariberbagaiunsuryangberbeda.
6.Pendekatanumumyangdilakukanuntukmeningkatkankecepatan
biotransformasiataupunbiodegradasiadalahdengancara:
1.Seeding,ataumengoptimalkanpopulasidanaktivitasmikroba
ndigenous(bioremediasiinstrinsik)dan/ataupenambahan
Mikroorganismeexogenous(bioaugmentasi)dan
indigenous(bioremediasiinstrinsik)dan/ataupenambahan
mikroorganismeexogenous(bioaugmentasi)dan
2.Feeding,ataudenganmemodifikasilingkungandenganpenambahan
nutrisi(biostimulasi)danaerasi(bioventing)
7.Kelebihandariteknologibioremediasi,antaralain:a.Bioremediasi
alamiahsudahadadilingkungan; b.Bioremediasitidakmenggunakan
20
ataumenambahkanbahankimiaberbahaya(ramahlingkungan); c.Tidak
melakukanprosespengangkatanpolutan; d.Teknikpengolahannya
mudahditerapkandanmurahbiaya ; e.Dapatdilaksanakandilokasiatau
diluarlokasi;vf.Menghapusresikojangkapanjang.
8.Kelemahandalamteknologibioremediasiseperti: a.Tidaksemua
bahankimiadapatdiolahsecarabioremediasi; b.Membutuhkan
pemantauanyangintensif; c.Berpotensimenghasilkanprodukyang
tidakdikenal; d.Membutuhkanlokasitertentu
9.Hasil-hasilpenelitianyangadamendukungbahwateknologi
bioremediasiinimerupakansatucaradalampencapaianpengelolaan
lingkunganyangramahlingkungan.