Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

(Pengelohan Pencemaran Tanah Remediasi In Situ)

Oleh:
Kelompok II

Bela Pitaloka NIM. 2210661008


Pramesya RA NIM. 2210661007

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Yuvita Dian S.T M.T sebagai
dosen pengampu mata kuliah Kimia Lingkungan yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jember, 5 Juli 2023

Kelompok II

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 3
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Definisi Remediasi…………………........................................................ 4
2.1.1 Teknik/Cara kerja In Situ…………………………………………… 9
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah tercemar dan air tanah tercemar adalah masalah umum, terutama di daerah
industri dan perkotaan dengan paparan atmosfer dan manusia yang tinggi (Cheng et
al., 2016; Loureiro dan Hepp, 2020). Remediasi tanah dan air tanah biasanya dapat
dipisahkan berdasarkan lokasinya, baik secara Ex-situ maupun In-situ. Remediasi
tanah dan air tanah biasanya dapat dipisahkan berdasarkan lokasinya, baik secara Ex-
situ maupun In-situ . Masalah yang signifikan bagi negara-negara berkembang
adalah dalam hal pelaksanaan kebijakan lingkungan mereka. Tujuan utama remediasi
tanah dan air tanah adalah untuk mengurangi polusi ke tingkat yang sadar dan
berkelanjutan. Metode fisika, kimia, dan biologi telah dikembangkan untuk
membersihkan tanah dan air tanah. Secara umum, beberapa faktor, seperti sifat tanah
dan kontaminan, serta jenis teknik remediasi yang dipilih dan direncanakan,
memainkan peran penting dalam memilih proses remediasi tanah dan air tanah yang
optimal (Liu et al., 2020; Godheja et al., 2019).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Apa definisi remediasi In situ?
b. Bagaimana cara kerja remediasi In situ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui definisi remediasi In situ.
b. Untuk memahami teknik/cara kerjanya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Bioremediasi merupakan teknik remediasi yang bertujuan untuk


mendegradasi atau mendetoksifikasi baik itu polutan organik maupun anorganik
dengan menggunakan agen biologi seperti ganggang, cendawan, bakteri
dan tanaman. Bioremediasi dikenal sebagai teknik remediasi yang ramah lingkungan
dan lebih ekonomis dibanding teknik lain seperti fisika dan kimia (Irma Melati,
2020), bioremediasi adalah suatu proses alami untuk membersihkan bahan-bahan
kimia berbahaya. Efektivitas bioremediasi tergantung pada kemampuan
metabolisme mikroba dalam menurunkan/ mendetoksifikasi atau mengubah polutan,
yang juga dipengaruhi oleh aksesibilitas dan bioavailabilitas polutan. Sedangkan
efektivitas mikroorgansime dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti subtrat
(jenis dan tife senyawa yang didegradasi), suhu dan kelembaban. Dalam
proses bioremediasi, reaksi-reaksi biologis yang utama adalah reaksi metabolisme sel.
Senyawa polutan yang berbahaya dapat didegradasi oleh mikroorganisme baik di
dalam ataupun diluar sel melaui reaksi redoks (Irma Melati, 2020). Laju degradasi
mikroba terhadap logam berat tergantung pada beberapa faktor, yaitu aktivitas
mikroba, nutrisi, derajat keasaman dan faktor lingkungan.

2.1 Definisi Reemediasi In Situ


Teknik bioremediasi In situ melibatkan pengolahan polutan lansung di
tempatyang tercemar. Teknik ini umumnya lebih disenangi karena dianggap lebih
murahdibandingkan teknik bioremediasi eks situ karena tidak diperlukan
biaya tambahan untuk memindahkan dan mengeduk polutan. Meskipun demikian,
untukbeberapa kasus teknik ini tetap membutuhkan biaya yang tidak

5
sedikit untukdesain dan instalasi peralatan canggih dalam rangka
meningkatkan aktivitasmikrob selama remediasi di tempat yang tercemar.
Kesuksesan bioremediasi insitu dipengaruhi kondisi lingkungan seperti status
akseptor elektron, kelembaban,ketersediaan nutrisi, pH dan temperatur (Philp
and Atlas dalam Irma Melati,2020).

2.2 Teknik/Cara Kerja In Situ


Ada beberapa teknik dalam bioremediasi in situ yaitu natural
attenuation(pemulihan secara alami) dan melalui peningkatan (Fitoremediasi,
bioventing,bioaugmentasi dan biosparging).
1. Natural attenuation
Perbaikan secara alami (Natural attenuation) terkait dengan aktivitas
degradasi mikroorganisme indigenous. Beberapa keuntungan dari pengunaan
metode ini yaitu kerusakan habitat bisa dihindarkan, memungkinkan
ekosistem kembali ke kondisi aslinya dan memungkinkan detoksifikasi
senyawa beracun (Kaczorek 2013). Natural attenuation adalahopsi tanpa tindakan
yang memungkinkan polutan dihilangkan dan didegradasidengan cara alami.
a) Evaporasi (Penguapan)
Penguapan adalah proses pembersihan alami yang paling penting
padatahap awal tumpahan minyak. Proses ini menghasilkan
penghilangankomponen berbobot lebih ringan dalam minyak.
Bergantung padakomposisi tumpahan minyak, hingga 50 persen
komponen yang lebihberacun dan lebih ringan dari minyak dapat
menguap dalam 12 jampertama setelah tumpahan.
b) Fotooksidasi
Fotooksidasi terjadi ketika oksigen di bawah sinar matahari
bereaksidengan komponen minyak. Proses ini menyebabkan terjadinya
pemecahansenyawa yang lebih kompleks menjadi senyawa yang lebih

6
sederhana yangcenderung lebih ringan dan lebih mudah larut dalam
air, sehingga memungkinkan untuk dihilangkan lebih lanjut melalui proses
lain.
c) Biodegradasi
Proses ini melibatkan berbagai jenis mikroorganisme yang
mampumengoksidasi hidrokarbon minyak bumi. Mikroorganisme ini tersebar
luasdi alam. Biodegradasi adalah mekanisme yang sangat penting
untukmenghilangkan komponen minyak yang tidak mudah menguap
dari lingkungan.
Hal penting lain yang harus diingat dari aplikasi natural attenuation
adalahkarena proses pembersihan berjalan cukup lambat sehingga jika ada
target lainyang lebih penting dari pembersihan polutan seperti untuk
melindungi habitattertentu atau sumber daya vital dari dampak minyak maka
proses ini tidak bisadiambil (Zhu et al. 2001). Metode ini mungkin tepat
digunakan jika latar belakangkonsentrasi nutrisi cukup tinggi sehingga
biodegradasi intrinsik dapat terjadimendekati tingkat maksimum yang
diharapkan. Untuk mengatasi hal tersebutberkembanglah teknik
bioremediasi melalui beberapa peningkatan.
2. Perbaikan Melalui Peningkatan
Perbaikan dengan teknik ini melibatkancampur tangan manusia
dengan tujuan untuk mempercepat dan meningkatkanproses
bioremediasi. Adapun yang termasuk teknik ini adalah
Fitoremedisi,Bioventing, Bioaugmentasi dan Biosparging (Azubeike
et al. 2016).
a. FitoremediasiFitoremediasi adalah teknologi bioremediasi
dengan pemanfaatkan tanaman untuk menghilangkan
kontaminan dari tanah dan air (EPA 1999;EPA 2000).
Fitoremediasi dianggap sebagai teknologi yang effektif untuk

7
mengkonsentrat unsur atau senyawa seperti logam berat
dan polutanlainnya dari lingkungan dengan menggunakan
tanaman. Dalam ekosistemalami, tanaman bertindak
sebagai filter dan memetabolisme zat yangdihasilkan
oleh alam. Kadang- kadang, tanaman juga digunakan
untukmempercepat laju degradasi atau untuk menghilangkan
kontaminan, baiksendiri atau bersama dengan
mikroorganisme (Prescott et al. 2002).
b. Bioventing
Bioventing adalah suatu metode bioremediasi in situ dengan
menggunakan mikroba indigenous dalam mendegradasi
kontaminan organik dengan menambahkan nutrisi dan atau
tingkat udara untuk menyediakan oksigen agar proses
biodegradasi meningkat. Bioventing dikenal sebagai teknik
atau metode remediasi yang lowimpact karena hanya
menambahkan stimulan untuk meningkatkan kemampuan
biodegradasi mikroba indigenous. Bioventing adalah
teknologi remediasi in-situ yang menggunakan
mikroorganisme lokal untuk menguraikan kontaminan
organik yang terabsorbsi ke tanah di zona tak jenuh.
Tanah di zonacapillary fringe dan zona jenuh tidak
terpengaruh oleh proses ini.
Dalam bioventing, aktivitas bakteri secara alami
ditingkatkan dengan injeksiudara (atau oksigen) ke zona
tak jenuh (menggunakan sumur ekstraksiatau injeksi) dan
jika perlu dengan menambahkan nutrisi. Bioventing
adalah penggunaan induksi gerakan udara melalui tanah tak
jenuh, dengan atau tanpa nutrien. Definisi bioventing lainnya

8
adalah proses penyuntikan dan ekstraksi udara menuju
daerah vadose untuk menyediakn O2 yang diperlukan untuk
biodegredasi aerobik (Nugroho, 2006). Hasil penelitian
Frustos et al. (2010) menunjukan bahwa metode bioventing
terbukti efektifuntuk remediasi tanah yang terkontaminasi
fenantrena.
c. Bioagmentasi
Bioaugmentasi adalah teknik bioremdiasi yang
menambahakan mikroba(bakteri, fungi ataupun alga) pada
situs tercemar yang berfungsi sebagai pembersih kontaminan
yang ada di daerah tersebut. Pendekatan bioaugmentasi
digunakan jika populasi mikroba indigenous pendegradasi
polutan dilingkungan tersebut rendah, polutan tersebar cukup
banyak danmerupakan senyawa komplek sehingga mikroba
indigenous tak mampu mendegradasi secara sempurna dan
ketika kecepatan biodegradasi merupakan kunci
kesuskesan, dan biaugmentasi dapat mempersingkat
proses remediasi.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bioremediasi merupakan teknik remediasi yang bertujuan
untukmendegradasi atau mendetoksifikasi baik itu polutan organik maupun
anorganikdengan menggunakan agen biologi seperti ganggang, cendawan,
bakteri dan tanaman. Efektivitas bioremediasi tergantung pada kemampuan
metabolisme mikroba dalam menurunkan/ mendetoksifikasi atau mengubah polutan,
yang juga dipengaruhi oleh aksesibilitas dan bioavailabilitas polutan. Berdasarkan
situs aplikasinya, secara umum teknologi bioremediasi adadua jenis, yaitu ex-situ
dan in situ. Ex-situ adalah pengelolaan yang meliputi pemindahan secara fisik
bahan-bahan yang terkontaminasi ke suatu lokasi untuk penanganan lebih lanjut.
Keberhasilan bioremediasi dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan nutrisi,
suhu, pH, dan faktor abiotiklainnya. Teknik bioremediasi In situ melibatkan
pengolahan polutan lansung di tempatyang tercemar. Teknik ini umumnya lebih
disenangi karena dianggap lebih murahdibandingkan teknik bioremediasi eks
situ karena tidak diperlukan biaya tambahan untuk memindahkan dan mengeduk
polutan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Charlena. 2010. Produksi Gas Karbon Dioksida Selama Proses


Bioremediasi
Limbah Heavy Oil dengan Teknik Landfarming. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Eris, F.R. 2006. Pengembangan teknik bioremediasi dengan slurry
bioreaktoruntuk tanah tercemar minyak diesel [tesis]. Bogor : Program
Pascasarjana,Institut Pertanian Bogor.
Melati, I. 2020. Teknik Bioremediasi: Keuntungan, Keterbatasan Dan ProspekRiset.
Prosiding Seminar Nasional Biotik

11

Anda mungkin juga menyukai