Disusun oleh:
Anggia Nurhamidah (H1081151005)
Rika Antonia (H1081151044)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Bioaugmentasi dan Biostimulasi untuk
Bioremediasi Tumpahan Minyak Mentah”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah bioremediasi.
Makalah ini membahas teknik bioaugmentasi dan biostimulasi untuk bioremediasi
tumpahan minyak mentah serta proses percobaan bioremediasi yang dilakukan di
laboratorium. Selain itu, juga membahas sampling, aklimatisasi bakteri, reaktor dan
suplemen dan juga membandingkan proses bioremediasi secara alami (atenuasi alami),
penambahan mikroba (bioaugmentasi) dan penambahan nutrisi serta memperhatikan
faktor lainnya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
bioremediasi. Demikianlah harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah
salanjutnya sangat dihargai, kami ucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
BAB 2. PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1 Bioremediasi ................................................................................ 3
2.2 Bioaugmentasi .............................................................................. 3
2.3 Biostimulasi ................................................................................. 4
2.4 Bahan dan Metode........................................................................ 4
2.4.1 Sampling............................................................................... 4
2.4.2 Aklimatisasi Bakteri ............................................................. 5
2.4.3 Reaktor dan Suplemen.......................................................... 5
2.5 Hasil dan Pembahasan.................................................................. 6
2.5.1 Atenuasi Alami ..................................................................... 6
2.5.2 Biostimulasi dan Bioaugmentasi .......................................... 7
2.5.3 Efisiensi Bioaugmentasi ....................................................... 9
BAB 3. PENUTUP ...................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12
iii
DAFTAR TABEL
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
penambahan mikroba untuk melengkapi populasi mikroba yang telah ada untuk
menurunkan minyak dan hidrokarbon lainnya dan meningkatkan laju degradasi
polutan (bioaugmentasi) sebagaimana dikatakan dalam beberapa laporan
bioremediasi (Qiao et al, 2014; Mohajeri et al., 2013; Tsai et al, 2009; Zhou et al.,
2008; Wang et al., 2008; Bento et al., 2005). Pemilihan pendekatan bioremediasi
harus tepat dalam kasus tumpahan minyak di lingkungan laut, perlunya pengetahuan
tentang penerapan biostimulasi dan bioaugmentasi untuk membersihkan kontaminan
yang ada pada sedimen pantai.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas mengenai
bioremediasi secara alami, bioaugmentasi, dan biostimulasi untuk bioremediasi
minyak mentah dengan menggunakan sampel sedimen yang ada di pantai. Dalam
penelitian ini, studi laboratorium dilakukan pada bioremediasi sampel sedimen pantai
yang terkontaminasi minyak mentah dengan teknik bioaugmentasi dan biostimulasi
untuk menghilangkan total petroleum hydrocarbons (TPH) dalam 90 hari percobaan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BIOREMEDIASI
Ada banyak cara yang berbeda agar tumpahan minyak dapat dibersihkan.
Metode yang dipilih untuk membersihkan tumpahan minyak ditentukan berdasarkan
pada jenis minyak yang tumpah dan faktor lingkungan lainnya (EPA Ch 8). Ada
metode biologi, fisika, dan kimia. Metode biologi adalah penggunaan mikroba dan
nutrisi untuk meningkatkan laju biodegradasi kontaminan. Ini memungkinkan daerah
kontaminan pulih secara alami dan lebih murah dari pada metode lainnya.
Penggunaan mikroorganisme, jamur atau bakteri, untuk menguraikan polutan
menjadi senyawa sederhana disebut bioremediasi. Proses mikroba memecah zat yang
berbeda ke dalam air, karbon dioksida, dan senyawa lain disebut degradasi.
Bioremediasi merupakan alternatif yang efektif biaya tetapi proses yang
sangat lambat, kadang-kadang perlu waktu untuk mendapatkan hasil. Keuntungan
bioremediasi adalah mikroba mampu menghancurkan senyawa hidrokarbon yang
beracun dan mentransfernya ke daerah lain. Tujuan utama dari bioremediasi adalah
untuk menciptakan lingkungan yang optimal agar mikroba dapat mendegradasi
polutan. Ada dua jenis bioremedias yaitu tipe pertama, bioaugmentasi, adalah
penyemaian air yang berarti menambah mikroba ke daerah kontaminan. Yang kedua
adalah biostimulasi, dengan menambahkan pupuk dan nutrisi ke air untuk
meningkatkan kemampuan mikroba.
2.2 BIOAUGMENTASI
Bioaugmentasi adalah penambahan mikroba untuk melengkapi populasi
mikroba yang telah ada untuk menurunkan minyak dan hidrokarbon lainnya. Hal ini
biasanya tidak diperlukan, karena mikroba ada hampir di setiap lokasi. Mikroba
mungkin perlu ditambahkan jika ada kontaminan tertentu ketika populasi mikroba
yang telah ada tidak dapat menurunkan kontaminan (Venosa). Dalam proses
pemanfaatan mikroba, pertama-tama penting untuk menemukan jenis mikroba yang
mampu mendegradasi minyak dan menentukan nutrisi untuk mikroba tersebut dan
persyaratan lingkungan lainnya.
Ada 70 genera mikroba yang dikenal untuk menurunkan hidrokarbon.
Mikroba yang digunakan di dalam bioremediasi yang umum mampu menurunkan
hidrokarbon (Gordon, 1994). Bakteri: Achromobbacter, Acinetobacter, Actinomyces,
Aeromonas, Alcaligenes, Arthrobacter, Bacillus, Beneckea, Brevebacterium,
Coryneforms, Erwinia, Flavobacterium, Klebsiella, Lactobacillus, Leucothrix,
Moraxella, Nocardia, Peptococcus, Psedomonas, Sarcina Rhodotorula, Spherotilus,
Spirillum, Streptomyces, Vibrio dan Xanthomyces.Jamur: Allesheria, Aspergillus,
4
2.3 BIOSTIMULASI
Biostimulasi adalah penambahan nutrisi untuk mikroba yang telah ada.
Nutrisi utama yang diperlukan bagi kebanyakan mikroba termasuk karbon, nitrogen,
fosfor, oksigen, dan air. variabel lain yang perlu dipertimbangkan termasuk tekanan,
suhu, salinitas, pH, dan konsentrasi (Gordon, 1994). Dari jumlah tersebut, elemen
yang paling penting adalah oksigen dan suhu. Tanpa oksigen, mikroba tidak dapat
melakukan degradasi diperlukan. Mikroba dapat menurunkan minyak di berbagai
suhu, suhu yang sangat rendah atau suhu yang sangat tinggi akan mengurangi
efektivitas dan kecepatan degradasi (Gordon, 1994).
berkala dikumpulkan dari tempat yang sama. Sifat sampel air laut yang ditampilkan
pada Tabel 2.
tabel 3. Minyak mentah terdegradasi menurut (Mills et al., 2004; Page et al.,
2002). NH4Cl dan K2HPO4 digunakan serta N dan P ditambahkan ke reaktor
24 jam setelah penambahan minyak. Percobaan bioremediasi dilakukan pada
suhu kamar (28±2° C). Reaktor secara manual dicampur setiap hari untuk
meningkatkan oksigenasi dan tetap lembab selama waktu percobaan dengan
penambahan air laut beroksigen. TPHs diukur di hari 0, 7, 14, 28, 50, 70 dan
90 setelah pengenalan nutrisi dan bakteri untuk memantau proses bioremediasi.
Tabel 4. menunjukkan reaktor dan kondisi untuk proses bioremediasi.
lebih konstan dan penghilangan oleh atenuasi alami menurun dengan meningkatnya
konsentrasi minyak. Tidak ada hidrokarbon yang diamati dalam reaktor kontrol.
bioaugmentasi (EAug) penting untuk memilih strategi remediasi yang paling tepat.
Rumus berikut digunakan untuk memperkirakan persentase EAug:
Keterangan:
RAug: persen penghilangan oleh bioaugmentasi
RStm: persen penghilangan oleh biostimulasi
RAtt: persen penghilangan oleh atenuasi alami.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian makan dapat disimpulkan bahwa degradasi
minyak dengan atenuasi alami tanpa suplementasi nutrisi atau penambahan bakteri
jauh lebih lambat dibandingkan dengan biostimulasi dan bioaugmentasi.
pengurangan TPH dalam reaktor yang ditambah dengan nutrisi dan bakteri secara
signifikan lebih tinggi dari pada reaktor tanpa suplemen.
Bioaugmentasi menunjukan tindakan cepat dari uji coba awal dan menjadi
lambat setelah 50 hari. Laju degradasi hidrokarbon rendah pada biostimulasi dan
atenuasi alami selama minggu pertama karena bakteri tidak beradaptasi dengan
lingkungan baru, laju degradasi berkembang menjadi cepat sampai akhir 90 hari
eksperimen. Meskipun demikian, biostimulasi menunjukkan degradasi yang cukup
dalam lama
Percobaan Proses biostimulasi menunjukkan degradasi minyak 52,11, 58,36
dan 43,02%, sedangkan uji coba bioaugmentasi menunjukkan degradasi minyak
73,89, 73,76 dan 58,31% untuk konsentrasi minyak adalah 3, 30 dan 60 g per kg
sedimen. Teknik Bioaugmentasi direkomendasikan untuk bioremediasi tanah yang
terkontaminasi minyak mentah.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bento, F.M., Camargo, F.A.O., Okeke, B.C., and Frankenberger, W.T. (2005).
Comparative bioremediation of soils contaminated with diesel oil by natural
attenuation, biostimulation and bioaugmentation. J Bioresource Technology.
96(9), 1049-1055.
Chen, Sh., Chen, S., and Fang, H. (2005). Study on EDTA-degrading bacterium
Burkholderia cepacia YL-6 for bioaugmentation. J Bioresource Technology.
96(16), 1782-1787.
Del'Arco, J.P., and De França, F.P. (2001). Influence of oil contamination levels on
hydrocarbon biodegradation in sandy sediment. J Environmental Pollution.
112(3): 515-519.
Gogoi BK, Dutta NN, Goswani P, Mohan TRK. (2003). A Case Study of
Bioremediation of Petroleum Hydrocarbon Contaminated Soil at a Crude Oil
Spill Site. Advances in Environmental Research, 7: 767–782.
Gordon, Ray. (1994). “Bioremediation and its Application to Exxon Valdez Oil Spill
in Alaska.”
Kim, S., Choi, D., Sim, D., and Oh, Y. (2005). Evaluation of bioremediation
effectiveness on crude oil-contaminated sand. J Chemosphere. 59(6), 845-
852.
13
Lepo, J. E., Cripe, C. R., Kavanaugh, J. L., Zhang, S., and Norton, G. P. (2003). The
effect of amount of crude oil on extent of its biodegradation in open water-
and sandy beach- laboratory simulations. J Environmental Technology.
24(10), 1291-1302.
Laffon, B., Rábade, T., Pásaro, E., and Méndez, J. (2006). Monitoring of the impact
of Prestige oil spill on Mytilus galloprovincialis from Galician coast. J
Environment International. 32(3), 342-348.
Lee K. and E. M. Levy. (1987). Enhanced biodegradation of a light crude oil in sandy
beaches. Proceedings of 1987 International Oil Spill Conference. American
Petroleum Institute Pub. No. 4452., p. 411-416. Washington DC. USA.
Mathew, M., Tan, L.R., Su, Q., Yang, X., Baxter, M., and Senior, E. (2006).
Bioremediation of 6% [w/w] diesel-contaminated mainland soil in Singapore:
Comparison of different biostimulation and bioaugmentation treatments. J
Engineering in Life Sciences. 6 (1), 63-67.
Milic, J. S., Beskoski, V. P., Ilic, M. V., Ali, S., Gojgic-cvijovic, G D., and Vrvic,
M. M. (2009). Bioremediation of soil heavily contaminated with crude oil and
its products: composition of the microbial consortium. J Serb. Chem. Soc. 74
(4), 455-460.
Mills, M. A., Bonner, J. S., McDonald, T. J., and Page, C. A., (2004). Autenrieth, R.
L. Intrinsic bioremediation of a petroleum-impacted wetland. Marine
Pollution Bulletin. 46(7), 887-899.
Pezeshki SR, Hester MW, Lin Q, Nyman JA. (2000). The Effects of Oil Spill and
Clean-up on Dominant US Gulf Coast Marsh Macrophytes: A Review.
Environmental Pollution 108: 129–139.
Qiao, J., Zhang, Ch., Luo, Sh., and Chen, W. (2014). Bioremediation of highly
contaminated oilfield soil: Bioaugmentation for enhancing aromatic
compounds removal. J Frontiers of Environmental Science & Engineering, 8
(2), 293-304.
Satoha, H., Okabe, S., Yamaguchic, Y., and Watanabe, Y. (2003). Evaluation of the
impact of bioaugmentation and biostimulation by in situ hybridization and
microelectrode. Water Research. 37(9), 2206-2216.
Si-Zhong, Y., Hui-Jun, J., Zhi, W., Rui-Xia, H., Yan-Jun, J., Xiu-Mei, L., and Shao-
Peng, Y. (2009). Bioremediation of Oil Spills in Cold Environments: A
Review. Pedosphere. 19(3), 371-381.
Trindade, P. V. O., Leite, S.G.F., Sobral, L. G., Rizzo, A. C. L., Lemos, J. L. S.,
Millioli, V. S., and Soriano, A.U., (2002). Evaluation of biostimulation and
bioaugmentation techniques in the bioremediation's process of petroleum
hydrocarbons contaminated soil. 9th International Petroleum Environmental
Conference, Albuquerque, New Mexico, USA.
Venosa, Albert D. “NRT Fact Sheet: Bioremediation in Oil Spill Response.” EPA,
Cincinatti, OH.
Zhu, X., Venosa, A.D., Suidan, M.T., and lee, k. (2001). Guidelines for the
bioremediation of marine shorelines and freshwaters US. Environmental
Protection Agency Office of Research and Development National Risk
Management Research Laboratory Land Remediation and Pollution Control
Division. Cincinnati, OH.