Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Teknologi
Manajemen Kesehatan Ikan dari Ibu Qurrota A’yunin S.Pi., M.Sc
Disusun oleh :
Salma 165080500111044
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kesehatan Ikan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan.
Kami menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen Kesehatan Ikan yang telah membimbing kami dengan pemberian
materi serta semua pihak yang telah membantu menyiapkan, memberikan
masukan dalam menyusun makalah ini.
Dengan segala keterbatasan serta pengetahuan, kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang dapat dijadikan
masukan dalam menyempurnakan kekurangan kami dan semoga makalah kami
dapat bermanfaat.
Penyaji
I
PENDAHULUAN
Peningkatan jumlah limbah yang mengandung logam berat yang tidak terkendali
terutama untuk orang-orang tinggal di dekat daerah itu. Hal ini dikarenakan limbah
pertanian dan melalui rantai makanan mempengaruhi manusia dan hewan, serta
menggunakan bakteri merupakan alternatif yang dapat dilakukan untuk masa yang
akan datang dan merupakan rekayasa yang cukup menjanjikan, sebab secara
yang tidak mempunyai inti sejati (inti yang tidak dikelilingi membran inti),
yang dapat kita jumpai di berbagai tempat dengan berbagai kondisi di alam ini.
Mulai dari padang pasir yang panas, sampai kutub utara yang beku kita masih
dapat menjumpai bakteri. Namun bakteri juga memiliki batasan suhu tertentu dia
bisa tetap bertahan hidup. Secara sederhana proses bioremediasi bagi lingkungan
dapat dilakukan dengan mengaktifkan bakteri alami pengurai limbah baik organik
maupun anorganik yang akan ditangani. Bakteri-bakteri akan menguraikan limbah
tersebut yang telah sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup
bakteri tersebut. Dalam waktu tertentu, bakteri yang telah ditebarkan pada
dekontaminasi air dan tanah dari senyawa yang berbahaya, seperti hidrokarbon,
kondisi terkontrol menjadi suatu bahan yang tidak berbahaya atau konsentrasinya
ini ditinjau dari aspek komersil adalah relatif lebih ramah lingkungan, biaya
penanganan yang relatif lebih murah dan bersifat fleksibel. Bioremediasi pada
PEMBAHASAN
limbah berbahaya menjadi zat yang tidak berbahaya seperti karbon dioksida, air
intrinsik), tetapi dalam banyak kasus dapat memakan waktu beberapa tahun.
sebagai biosorben karena memiliki toleransi yang tinggi terhadap logam berat dan
tidak memiliki proteksi khusus untuk masuknya logam berat ke dalam sel.
yang tidak dapat terdeteksi, tidak toksik atau dapat diterima dalam batas yang
herbisida maupun nutrisi dalam air seperti nitrogen dan fosfat pada perairan
detritus organik. Namun, habitat alami adalah sedimen. Setiap kali Bacillus dalam
jumlah yang cukup, mereka dapat membuat dampak. Mereka bersaing dengan
flora bakteri yang secara alami ada untuk bahan organik yang tersedia, seperti
pakan yang larut atau berlebih dan kotoran udang. Sebagai bagian dari bio-
augmentasi, Bacillus dapat diproduksi, dicampur dengan tanah liat dan disiarkan
Bacillus untuk memecah detritus organik. Bakteri ini menghasilkan berbagai enzim
yang memecah protein dan pati menjadi molekul kecil, yang diambil sebagai
Menurut Riandi, et al. (2017), polimer plastik merupakan limbah yang dapat
(DOP), vynil khlorida, akri lonitril, meta crylonitril venylidine chloride serta
plastik tersebut, baik secara fisik, kimiawis maupun biologis. Dari ketiga metode
tersebut telah terbukti bahwa metode biologis lebih efektif, efisien dan ramah
dan Ochrobactrum.
cara sampel tanah dan sampah plastic yang telah diperoleh dari lokasi TPA dan
yang telah diisi dengan 90 mL larutan salin 0,85%, kemudian suspensi disimpan
pada inkubator sheaker dengan suhu 37ºC selama 30 menit. Setelah proses
dan dituang dalam cawan Petri steril, lalu masing-masing dituangkan media King’s
single colonies dan diidentifikasi biokimia untuk mengetahui genus awal dari isolat
bakteri. Metode isolasi biokimia meliputi uji katalase, uji produksi gas (oksidase),
uji motilitas, uji produksi Indol dan Hidrogen Sulfida (H2S), uji pewarnaan Gram
uji potensi bakteri yang berperan pada pengolahan air limbah yang mengandung
Sampel ditanam secara pour plate pada media NA (Nutrient agar) pada
pengenceran 10-5- 10-8. Koloni yang mempunyai ciri makroskopis yang berbeda
selanjutnya dimurnikan dengan cara streak for single colony. Ciri makroskopis
bakteri yang diamati adalah warna, bentuk dan tekstur permukaan koloni bakteri.
Karakter mikroskopis koloni bakteri dengan pewarnaan Gram dan bentuk sel
bakteri di bawah mikroskop. Media cair yang mengandung Rhodamin B dan nutrisi
konsentrasi Rhodamin B 20 ppm yang diambil dari larutan baku 100 ppm.
Kemudian 1ml suspensi bakteri yang telah diinkubasi selama 24 jam pada media
Nutrient Broth pada suhu 37ºC ditanam pada media cair selama 7 hari. Sementara
volume 1,67 µl. Selanjutnya hasil perombakan diambil untuk disentrifuge 2000 rpm
selama 20 menit. Diukur konsentrasi Rhodamin-B pada media cair pada hari ke 7
limbah, yang terdiri dari sisa metabolisme dimana dapat merusakan kualitas air
perairan, organik terlarut, dan bahan tersuspensi dimana yang mengandung rantai
karbon dan banyak tersedia untuk mikroba dan gangga. Bioremediasi yang baik
harus mengandung mikroba yang mampu membersihkan limbah karbon dari air.
Aplikasi bioremediasi dalam budidaya yaitu probiotik. Bakteri pada probiotik yaitu
sp. untuk memecah detritus organik. Bakteri ini menghasilkan berbagai enzim
yang memecah protein dan pati menjadi kecil Molekul, yang kemudian diambil
bakteriosin, hidrogen peroksida, asam organik dan enzim. seperti lisozim dan
proliferasi patogen.
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Riandi, M. I., R. Kawuri dan S. K. Sudirga. 2017. Potensi bakteri Pseudomonas sp.
an Ochrobactrum sp. yang di isolasi dari berbagai sampel tanah dalam
mendegradasi limbah polimer plastik berbahan dasar High Density
Polyethylene (HDPE) dan Low Density Polyethylene (LDPE). Jurnal
Simbiosis. 2:58-63.