Irma Melati
Pusat Penelitian Limnologi LIPI
ABSTRAK
PENDAHULUAN
ioremediasi merupakan teknik remediasi tergantung pada kemampuan metabolisme mikroba
yang bertujuan untuk mendegradasi atau dalam menurunkan/ mendetoksifikasi atau
mendetoksifikasi baik itu polutan organik mengubah polutan, yang juga dipengaruhi oleh
maupun anorganik dengan menggunakan agen aksesibilitas dan bioavailabilitas polutan.
biologi seperti ganggang, cendawan, bakteri dan Sedangkan efektivitas mikroorgansime dipengaruhi
tanaman. Bioremediasi dikenal sebagai teknik oleh kondisi lingkungan seperti subtrat (jenis dan
remediasi yang ramah lingkungan dan lebih tife senyawa yang didegradasi), suhu dan
ekonomis dibanding teknik lain seperti fisika dan kelembaban. Dalam proses bioremediasi, reaksi-
kimia. Dalam proses bioremediasi, limbah atau reaksi biologis yang utama adalah reaksi
polutan diubah atau didegradasi secara lengkap metabolisme sel. Senyawa polutan yang berbahaya
dengan produk akhir senyawa anorganik seperti dapat didegradasi oleh mikroorganisme baik di
karbon dioksida, air, dan metana (Lukic et al. dalam ataupun diluar sel melaui reaksi redoks.
2017). Bioremediasi adalah proses yang Reaksi ini dikatalisis oleh enzim-enzim mikrobial
menggunakan mekanisme biologi untuk yang dihasilkan mikroorganisme (Rahayu
mengurangi 2005).
konsentrasi polutan atau zat pencemar ke level Berdasarkan situs aplikasinya, secara umum
tidak berbahaya baik melalui proses degradasi, teknik bioremediasi dapat dibagi menjadi dua
detoksifikasi, mineralisasi ataupun transformasi katergori yaitu eks situ dan in situ. Beberapa hal
(Azubuike et al. 2016). Efektivitas bioremediasi yang harus dipertimbangkan dalam memilih teknik
272
Teknik Bioremediasi : Keuntungan, Keterbatasan....
bioremediasi yang tepat untuk diaplikasikan yaitu Padahal pemahaman tentang jenis teknik
sifat polutan, kedalaman dan tingkat polusi, jenis bioremediasi menjadi penting dalam menentukan
kebijakan lingkungan, lokasi, biaya, dan keberhasilan bioremediasi itu sendiri. Tujuan
lingkungan (Frutos et al. 2012; Smith et al. makalan ini adalah memaparkan beberapa
2015). Keberhasilan bioremediasi dipengaruhi oleh teknik bioremediasi in situ (Natural
konsentrasi oksigen dan nutrisi, suhu, pH, dan attenuation, fitoremediasi, bioventing,
faktor abiotik lainnya. Bioremediasi telah banyak bioaugmentasi dan biosparging) dan eks-situ
digunakan di sejumlah negara di seluruh dunia (bioreaktor, landfarming dan vermicomposting),
termasuk Indonesia. Berdasarkan beberapa hasil menyoroti keuntungan dan keterbatasan, serta
penelitian menunjukkan kemampuan bioremediasi kemungkinan prospek riset yang bisa dilakukan
dalam menangani berbagai jenis polutan, namun dari teknik-teknik bioremediasi tersebut di atas
sayang masih sedikit in formasi tentang prinsip (gambar 1).
dasar, teknik-teknik, kelebihan dan keterbatasan
dari masing-masing teknik dalam bioremediasi.
273
Irma Melati
minyak di lokasi terpencil atau tidak dapat sebagian besar dari minyak yang terdampar
diakses dengan tingkat penghilangan alami di dalam sedimen lingkungan laut dan / atau
cepat, atau tumpahan di situs sensitif di air tawar.
mana tindakan pembersihan dapat menyebabkan
lebih banyak kerusakan daripada perbaikan. Teknik natural attenuation mempunyai
Perlu juga dicatat bahwa ketika teknik ini beberapa keterbatasan yaitu proses bioremediasi
diterapkan, program pemantauan masih berlangsung cukup lama karena keberadaan
diperlukan untuk menilai kinerja proses ini. Zhu mikrob pendegradasi polutan dalam tanah hanya
et al. (2001) menjelaskan beberapa mekanisme 10% dari total mikroba yang ada. Hal penting
yang bisa terjadi pada teknik bioremediasi lain yang harus diingat dari aplikasi natural
natural attenuation pada tumpahan minyak attenuation adalah karena proses pembersihan
yaitu: berjalan cukup lambat sehingga jika ada target
a. Evaporasi (Penguapan). lain yang lebih penting dari pembersihan
Penguapan adalah proses pembersihan polutan seperti untuk melindungi habitat
alami yang paling penting pada tahap tertentu atau sumber daya vital dari dampak
awal tumpahan minyak. Proses ini minyak maka proses ini tidak bisa diambil (Zhu
menghasilkan penghilangan komponen et al. 2001). Metode ini mungkin tepat
berbobot lebih ringan dalam minyak. digunakan jika latar belakang konsentrasi
Bergantung pada komposisi tumpahan nutrisi cukup tinggi sehingga biodegradasi
minyak, hingga 50 persen komponen yang intrinsik dapat terjadi mendekati tingkat
lebih beracun dan lebih ringan dari minyak maksimum yang diharapkan. Untuk mengatasi
dapat menguap dalam 12 jam pertama hal tersebut berkembanglah teknik bioremediasi
setelah tumpahan. melalui beberapa peningkatan.
274
Teknik Bioremediasi : Keuntungan, Keterbatasan....
(Prescott et al. 2002). Keberhasilan Trapa natans, Lemna minor, Helianthus annuus,
fitoremediasi tergantung pada interaksi eksudat Phaseolus vulgaris, Brassica juncea, dan
akar dan mikroorganisme in-situ. Terdapat lima Helianthus annus (Tiwari et al. 2019; Lee et al.
mekanisme fitoremediasi sebagai berikut : 2019; Prescott et al. 2002; Dushenkov et al.
A. Fitroektraksi 1995).
Fitoekstraksi adalah suatu proses penyerapan
logam berat oleh akar tanaman dan D. Fitidegradasi
mengakumulasi logam berat tersebut ke bagian- Fitodegradasi adalah penguraian
bagian tanaman seperti akar, batang dan daun. kontaminan dengan bantuan protein atau
Fitoekstraksi biasanya berperan dalam enzim yang dihasilkan dari interaksi tanaman
penghilangan logam berat seperti Cd, Pb, Zn, Ar dan mikroorgasnisme yang ada di rhizosphere.
dan lain- lain dan mengakumulasi logam-logam Mekanisme ini biasanya terjadi pada degradasi
tersebut pada bagian-bagian tanaman. Beberapa polutan organik seperti DDT (Cheng et al.
Jenis-jenis tanaman yang di,aporkan 2014). Beberapa jenis tanaman yang dilaporkan
menggunakan mekanisme fitoekstraksi adalah mempunyai kemmapuan fitodegradasi adalah
Viola baoshanensis Sedum alfredii, Rumex Elodea canadensis dan Pueraria thunbergiana
crispus, dan Z. marina. (Lee et al. 2019; (Prescott et al. 2002; Garrison et al. 2000).
Zhuang et al. 2007; Prescott et al. 2002; Raskin
& Ensley 2000; Macek et al. 2000). E. Fitovolatilisasi
Fitovolatilisasi adalah kemampuan tanaman
B. Fitostabilisasi dalam megambil polutan organik (contoh Se,
Fitostabilisasi adalah proses atau mekanisme CCl4, EDB, TCE) dari air dan
yang digunakan oleh tanaman untuk menguapkannya ke udara (Cheng 2014).
menurunkan mobilitas dan bioavaibilitas Tanaman seperti Stanleya pinnata and Zea
polutan (biasanya logam berat) dari lingkungan mays dilaporkan mempunyai kemampuan
dengan cara mengeluarkan suatu senyawa fitovolatilisasi (Ayotamuno et al. 2007).
kimia tertentu untuk mengimobilisasi logam Terdapat beberapa keuntungan penggunaan
bera t di daerah rizosfer (Lee et al. 2019, Cheng teknik fitoremediasi yaitu ekonomis, ramah
et al. ). Beberapa jenis tanaman yang dilaporkan lingkugan, bisa diaplikasikan dalam skala besar,
menggunakan mekanisme fitostabilisasi adalah rendahnya biaya instalsasi dan pemeliharaan,
Z. marina, Anthyllis vulneraria, Festuca melindungi struktur tanah, menjegah erosi dan
arvernensis dan Koeleria vallesiana (Frerot et al. pencucian logam. Selain itu fitoremediasi bisa
2006; Vasquez et al. 2006; Prescott et al. 2002;) meningkatkan kesuburan dari tanah yang
tercemar karena adanya masukan bahan organik.
C. Rhizofiltrasi Meskipun demikian ada beberapa
Rhizofiltrasi adalah mekanisme keterbatasan pada teknik ini yaitu dibutuhkan
penghilangan polutan (terutama logam berat) waktu pemulihan yang cukup lama, toksisitas
dari lingkungan perairan atau limbah cair dan bioavaibiltas tanaman, kedalaman akar
melalui akar tanaman. Akar tanaman akan tanaman dan rendahnya pertumbuhan tanaman
menyerap, mengendapkan, mengakumulasi (Azubeike et al. 2016). Sebagai tambahan,
logam berat tersebut dari situs yang untuk beberapa kasus dibutuhkan biaya lebih
terkontaminasi. Beberapa tanaman telah untuk memanen tanaman dan kemungkinan
dilaporkan mempunyai kemampuan rhizofiltrasi terjadinya akumulasi polutan yang mungkin bisa
seperti Helianthus annuus L., Phaseolus dipindahkan sepanjang rantai makanan. Hal lain
vulgaris L. var. vulgaris , Eichhornia yang bisa menjadi keterbatasan teknik ini juga
crassipes, Phragmites australis, Pistia adalah rendahnya enzim katabolik yang dimiliki
stratiotes, Arundo donax, Salvinia molesta, tanaman sehingga sangat susah untuk
275
Irma Melati
276
Teknik Bioremediasi : Keuntungan, Keterbatasan....
mencapai standar pembersihan yang sangat sehingga efektivitasnya tidak terlihat. Selain itu
rendah, dan hanya bisa diterapkan untuk fakor protozoan grazing, infeksi bakteriofage,
mengolah tanah pada zona tak jenuh sehingga dan ukuran inokulum bisa menjadim faktor
metode lain mungkin juga diperlukan untuk pembatas dalam teknik ini (Nzila et al2016).
mengolah tanah pada zona jenuh dan air tanah Teknik bioaugmentasi disarankan bisa
(EPA 2019). dikerjakan secara efektif ketika kondisi
lingkungan terkontrol dengan baik, tetapi tidak
Bioagmentasi ada jaminan jika metode ini digunakan skala
Bioaugmentasi adalah teknikbioremdiasi lapangan. Beberapa penelitian menyarankan
yang menambahakan mikroba (bakteri, fungi pemanfaatan mikroba hasil rekayasa genetika
ataupun alga) pada situs tercemar yang dalam proses bioaugmentasi tetapi hal inipun
berfungsi sebagai pembersih kontaminan yang masih menjadi dilema karena daya tahan
ada di daerah tersebut. Pendekatan mikroba hasil rekaysa genetik di lingkungan
bioaugmentasi digunakan jika populasi mikroba masih dipertanyakan. Hal yang paling penting
indigenous pendegradasi polutan dilingkungan adalah isu keselamatan dan potensi kerusakan
tersebut rendah, polutan tersebar cukup banyak ekologi, serta persepsi publik tentang
dan merupakan senyawa komplek sehingga mikroorganisme hasil rekayasa genetik (Zhu et
mikroba indigenous tak mampu mendegradasi al. 2001).
secara sempurna dan ketika kecepatan
biodegradasi merupakan kunci kesuskesan, dan Biosparging
biaugmentasi dapat mempersingkat proses Teknik ini sangat mirip dengan
bioremediasi. Secara umum proses bioventing dimana udara disuntikkan ke bawah
bioaugmentasi dapat di lihat pada Gambar 2. permukaan tanah untuk merangsang aktivitas
mikroba untuk meningkatkan kecepatan
degradasi polutan dari situs tercemar. Namun,
tidak seperti bioventing, udara disuntikkan ke
zona jenuh, yang dapat menyebabkan
pergerakan senyawa organik yang mudah
menguap ke atas menuju zona tak jenuh.
Efektivitas biosparging tergantung pada dua
faktor utama yaitu: permeabilitas tanah, yang
menentukan bioavailabilitas polutan untuk
mikroorganisme, dan biodegradabilitas polutan
(Philp dan Atlas 2005). Biosparging merupakan
Gambar 2 Proses bioaugmentasi (Goswani et al. teknologi populer untuk memperbaiki situs yang
2018). terkontaminasi hidrokarbon (Paul et al. 2001).
Teknik bioaugmentasi dilaporkan telah Kao et al. (2008) melaporkan bahwa
berhasil menyisihkan berbagai jenis polutan biosparging akifer yang terkontaminasi
seperti senyawa terklorinasi dan terflorinasi, benzena, toluena, etilbenzena, dan xilen
lignin, quinolin dan piridin, pewarna sintetik, (BTEX) menghasilkan pergeseran dari kondisi
sianida, nicotin, Diethylene Glycol Monobutyl anaerob ke aerob. Hal ini dibuktikan dengan
Ether (DGBE), dan Polycyclic Aromatic adanya peningkatan oksigen terlarut, potensial
Hydrocarbons (PAHs). Meskipun demikian, redoks, nitrat, sulfat, dan mikrob heterotrof .
terdapat beberapa keterbatasan dari teknik ini, Kondisi ini seiring dengan penurunan besi
yang paling umum adalah terkadang terlarut, sulfida, metana dan total mikrob
mikroorganisme yang ditambahkan tidak bisa anaerob dan methanogen. Secara keseluruhan
berkompetisi dengan mikroba indigenous penurunan BTEX (70%), menunjukkan bahwa
277
Irma Melati
biosparging dapat digunakan untuk itu volatilitas rendah kecuali senyawa aerobik
meremediasi air tanah yang terkontaminasi biodegradable. Semivolatile kontaminan
BTEX. Namun keterbatasan teknik dengan biodegradabilitas aerobik rendah
bisosparging, adalah bagaimana memprediksi tidak diobati secara efektif dengan
arah aliran udara. pengepresan udara.
Menurut Papadopoulos dan Vatseris 2. Situs yang mengandung kontaminan
(2005) biosparging mempunyai beberapa yang bisa dihilangkan secara efektif
keuntungan yaitu 1). Teknologi ini sederhana melalui biodegradasi, tapi tidak
dan relatif murah karena hanya membutuhkan penguapan, diatasi perlahan karena
peralatan komersial yang banyak tersedia seperti tingkat biodegradasi yang relatif lambat.
polivinil klorida [PVC], kompresor atau blower, 3. Kondisi geologi lokasi seperti stratifikasi,
dan lain-lain. Peralatannya mudah dipasang heterogenitas, dan anisotropi, akan
dan menyebabkan gangguan minimal pada mencegahnya aliran udara seragam
pengoperasian situs.; 2). Setelah sistem melalui medium untuk mengurangi
dipasang di suatu lokasi, dibutuhkan efektifitas pengepakan udara.
pengawasan operasional minimal yang relatif 4. Produk bebas (cairan fase nonaque
terhadap tanah sistem ekstraksi uap (SVE), yang [NAPL]) dalam jumlah banyak
menuntut pemantauan ekstensif.; 3). Tidak ada mungkin terbatas kontak dengan udara
aliran limbah yang dihasilkan yang memerlukan yang disuntikkan Ini mungkin menjadi
perawatan karena aliran udara yang keluar bisa perhatian khusus dengan fasa berair padat
dilepaskan langsung ke atmosfer; 4). Di lokasi cairan (DNAPLs) yang akan tenggelam ke
dimana kontaminasi zona smear telah dasar akuifer, sehingga membatasi
berkembang karena adanya air berfluktuasi, keefektifannya dari sparging udara.
sparging efektif dalam merawat zona smear 5. Ada potensi migrasi kontaminan volatil ke
karena udara bergerak vertikal ke atas melalui bangunan dan bangunan lainnya
wilayah.; 5). Teknologi ini efektif dalam (akuntansi untuk migrasi uap dalam
mengolah sumber –sumber kontaminasi, perancangan sistem seringkali dapat
sehingga membatasi off-site migrasi meringankan masalah ini).
kontaminan terlarut.; 6). Teknologi ini 6. Bila pengepresan udara diterapkan untuk
kompatibel dengan teknologi remediasi lainnya mengandung fasa fase terlarut, zona
seperti SVE dan bioventing; 7). Karena hidrolik tereduksi konduktivitas bisa
biodegradasi merupakan komponen proses terbentuk dan, jika tidak dikelola dengan
pengapuran udara, teknologi ini memiliki baik, bisa membiarkan asap membesar
potensi untuk mineralisasi kontaminan daripada zona pengaruh pengapungan udara.
hanya mentransfer kontaminan medium yang 7. Aliran udara efektif di atas area yang
lain. ditentukan, mungkin membutuhkan
Meskpiun biosparging merupakan sejumlah besar sumur untuk diperoleh
teknologi yang memiliki banyak keuntungan aliran udara yang memadai melalui daerah
dan bisa berkompetisi dengan teknologi lain, yang terkontaminasi .
tidak berarti teknologi ini tidak mempunyai 8. Kesulitan dalam memprediksi arah aliran
keterbatasan. Papadopoulos dan Vatseris udara.
(2005) dan Kao et al (2008) menjelaskan
beberapa keterbatasan Biosparging sebagai
berikut: Teknik Bioremediasi Eks Situ
1. Teknologi ini tidak cocok untuk Teknik bioremediasi eks situ melibatkan
mengobati kontaminan dengan nilai-nilai penggalian polutan dari situs yang tercemar
rendah Hukum Henry konstanta atau untuk dibawa ke tempat lain untuk melakukan
278
Teknik Bioremediasi : Keuntungan, Keterbatasan....
proses remediasi. Hal yang bisa menjadi Istilah bioreaktor digunakan untuk
pertimbangan teknik bioremediasi eks situ menggambarkan tempat yang digunakan untuk
adalah biaya perawatan, kedalaman polusi, jenismengkonversi suatu bahan baku menjadi produk
polutan, tingkat polusi, lokasi geografis dan spesifik dengan mengikuti serangkaian reaksi
geologi situs yang tercemar (Philp dan Atlas biologi. Bioreaktor dibutuhkan untuk
2005). Salah satu keuntungan yang utama dari menciptakan kondisi lingkungan yang optimal
bioremediasi eks situ yaitu tidak membutuhkan dan terkendali sehingga sel dapat melakukan
penilaian pendahuluan situs terpolusi yang interaksi dengan lingkungan dan nutrisi
ekstensif sebelum remediasi. Hal ini membuat didalamnya. Terdapat beberapa jenis biorekator
tahap pendahuluan menjadi lebih pendek dan yaitu batch, fed-batch, batch sequencing,
lebih murah. Adanya proses penggalian yang kontinyu dan bertingkat. Kondisi dalam
terkait dengan bioremediasi eks situ
bioreaktor mendukung proses alami sel dengan
menyebabkan ketidakhomogenan polutan
cara menciptaan kondisi yang mirip dengan
sebagai akibat dari kedalaman, konsentrasi dan alaminya sekaligus mempertahankan kondisi
distribusi yang tidak seragam, dapat dengan tersebut sehingga dapat memberikan kondisi
mudah diatasi dengan mengoptimalkan pertumbuhan optimum untuk sel. Sampel yang
beberapa proses parameter (suhu, pH, terpolusi bisa dimasukkan ke dalam bioreaktor
pencampuran) secara efektif dari setiap teknik baik dalam bentuk bahan kering atau bubur.
eks situ untuk meningkatkan proses Penggunaan teknik bioreaktor mempunyai
bioremediasi. Teknik-teknik eks situ
beberapa keuntungan dibandingkan teknik
memungkinkan modifikasi kondisi biologis,
bioremediasi eks situ lainnya yaitu kita bisa
kimia dan fisikokimia dan parameter yang mengontrol, mengendalikan dan memanipulasi
diperlukan supaya bioremediasi berjalan secara dengan baik semua parameter yang terlibat
efektif dan efisien. Secara umum terdapat dalam proses seperti suhu, pH, agitasi dan laju
beberapa kelamahan dari teknik bioremediasi aerasi, konsentrasi substrat dan inokulum
eks situ yaitu teknik ini tidak mungkin sehingga dapat meningkatkan efektiftas proses
digunakan di beberapa situs seperti di bawah bioremediasi. Selain itu teknik bioreaktor
bangunan, pusat kota dan lokasi kerja (Philp dan
menjadikan bioremediasi menjadi lebih efisisen
Atlas 2005). Di sisi lain, proses penggalian karena bioaugmentasi yang terkontrol,
dalam bioremediasi eks situ cenderung penambahan nutrisi, peningkatan bioavaibilitas
mengganggu struktur tanah sehingga polutan polutan, dan transfer masa (interaksi antara
dan situs sekitarnya sama-sama mengalami polutan dengan mikroba) yang merupakan
lebih banyak gangguan. Dalam kebanyakan faktor pembatas pada proses bioremediasi
kasus, teknik bioremediasi eks situ
umumnya dapat diatasi dengan adanya teknik
membutuhkan ruang operasi yang cukup besar. ini. Lebih jauh lagi teknik bioreaktor dapat
Mesipun demikian secara umum, teknik digunakan untuk mengolah tanah atau air yang
bioremediasi eks situ cenderung lebih cepat, tercemar volatile organic compounds (VOCs)
lebih mudah dikendalikan dan dapat digunakan termasuk benzene, toluene, ethylbenzene and
untuk treatmen berbagai polutan (Prokop et al. xylenes (BTEX). Fleksibilitas dari desain
2000). Dalam makalah ini akan dipaparkan bioreaktor memungkinkan degradasi biologis
beberapa teknik bioremediasi eks situ yaitu maksimum dan meminimalkan kerugian
bioreaktor, landfarming dan vermicomposting. abiotik (Mohan et al. 2004). Beberapa contoh
aplikasi biorekator dalam prose remediasi dapat
Bioreaktor dilihat pada Tabel. 1
Tabel 1. Pengilangan beberapa polutan menggunakan bioremdiasi berbasis bioreactor (Azubuike et
al. 2016)
279
Irma Melati
280
Teknik Bioremediasi : Keuntungan, Keterbatasan....
baku dan penerimaan publik. Prinsip yang kerja dan energi tambahan (Lukic et al., 2017;
mendasari proses landfarming adalah Azubuike et al. 2016).
penggunaan komunitas mikroba untuk Beberapa penelitian melaporkan bahwa
menghilangkan kontaminan organik dikonversi ketika polutan terletak <1 m di bawah
menjadi CO2 dan air dengan mekanisme utama permukaan tanah, bioremediasi dapat dilakukan
adalah volatilisasi Volatil Organic Compouds tanpa penggalian, sementara lapisan polutan >
(VOCs), biodegradasi dan adsoption (Maila& 1,7 m perlu dilakukan penggalian dan
Cloeta 2004) pengangkutan ke permukaan tanah untuk
Dalam kebanyakan kasus, landfarming peningkatan proses bioremediasi
dikategorikan sebagai teknik bioremediasi eks (Nikolopoulou et al. 2013). Umumnya, tanah
situ, sementara dalam beberapa kasus, dianggap tercemar yang digali dijaga kondisinya supaya
seperti teknik bioremediasi in situ. Hal ini lapisan penyangga tetap di atas permukaan
tergantng dimana dilakukannya treatmen. tanah untuk memungkinkan biodegradasi
Kedalaman polutan menjadi kunci penting polutan secara aerob oleh autochthonous
apakah landfarming dapat dilakukan secara eks mikroorganisme (Philp dan Atlas 2005; Paudyn
situ atau in situ. Dalam teknik landfarming et al. 2008; Volpe et al. 2012; Silva-Castro et al.
tanah yang tercemar biasanya digali, tetapi situs 2015). Teknik landfarming dilaporkan sukses
atau tempat treatmen tampaknya menentukan diterapkan secara komersial dalam skala besar
jenis bioremediasi. Ketika tanah yang tercemar dalam menghilangkan kontaminan PAHs dan
digali dan di treatmen di tempat, itu bisa tumpahan minyak pada tanah dan sedimen
dianggap sebagai in situ, jika tidak, maka (Lukic et al. 2017). Kesuksesan landfarming
dikategorikan itu eks situ landfarming. In situ tergantung kepada kondisi spesifik seperti
landfarming cocok diterapkan ketika tanah yang seperti drainase tanah yang baik,
terkontaminasi dangkal dan terbatas di bawah biodegradabilitas polutan oleh mikroorganisme
lapisan tanah liat atau tanah kedap air. yang ada dan keberadaan mikroorganisme yang
Keberhasilan landfarming secara in situ sangat melimpah. Selain itu kondisi tempat yang
tergantung pada karakteristik tanah (tekstur tertutup seperti rumah kaca diperlukan untuk
tanah, kadar air, jumlah mikroorganisme, pH) meminimalkan erosi tanah dan limpasan air
dan kondisi iklim (curah hujan, angin, dan hujan serta mengontrol emisi udara. Kondisi
suhu). Meskipun demikian terdapat beberapa lingkungan yang sesuai termasuk nilai pH,
kerugian dari metode ini yaitu infeasibility of ketersediaan nutrisi, dan kadar air juga menjadi
kontrol proses yang ketat, waktu eksekusi yang faktor penting untuk kesuksesan landfarming
lama, dan efektivitas rendah di tanah yang tidak (Maila dan Cloete 2004).
tembus cahaya. Hal berbeda dengan Meskipun landfarming dikenal sebagai
landfarming eks situ, teknik ini membutuhkan teknik bioremediasi paling sederhana, tetapi
waktu perawatan yang lebih singkat, lebih seperti halnya teknik bioremediasi eks situ
mudah dikendalikan, dan bisa diaplikasikan lainnya teknik ini mempunyai beberapa
untuk kisaran kontaminan yang lebih luas keterbatasan yaitu membutuhkan tempat yang
dibandingkan dengan teknik landfarming in situ. cukup besar untuk pelaksanaannya, terjadi
Namun, teknik landfarming eks situ pengurangan aktivitas mikroba disebabkan
membutuhkan tambahan biaya untuk penggalian kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan,
dan transportasi untuk pemindahan material diperlukannya biaya tambahan karena adanya
terkontaminasi serta biaya modal untuk proses penggaliandan transfortasi, dan
membangun dan melengkapi struktur perawatan berkurangnya efisiensi penghilangan polutan
yang pada akhirnya dibutuhkan biaya tenaga anorganik (Khan et al. 2004; Maila dan Cloete
2004). Lebih jauh lagi teknik ini tidak cocok
281
Irma Melati
untuk mentreatmen tanah yang tercemar dengan fosfor, magnesium, belerang, dan kalium (Silva
senyawa toksik yang bersifat volatil. et al. 2019; Aalok et al.2008). Telah banyak
Keterbatasan ini membuat teknik landfarming penelitian yang melaporkan kemempuan
menjadi teknik bioremediasi yang memakan teknik vermicomposting dalam mendegradasi
waktu dan kurang efisien dibandingkan dengan limbah padat organik khususnya PAHs
teknik bioremediasi eks situ lainnya (Azubuike (Polycyclic Aromatic Hydrocarbons) dan
et al. 2016). logam berat (Silva et al. 2019; Karmegam et
al. 2019; Hee et al. 2016; Hua et al. 2008).
Vermicomposting Beberapa jenis cacing tanah yang
Teknik composting merupakan teknik dipalorkan banyak digunakan dalam
bioremediasi eks situ yang melakukan vervikomposting adalah Eisenia fetida, Eisenia
kombinasi antara tanah terkontaminasi dengan andreii, Eudrilus eugeniae, Amynthas gracilus
tanah yang mengandung pupuk (kompos) atau dan Perionyx excavates; Lumbricus rubellus
senyawa organik yang dapat meningkatkan (Gambar 3). Teknis bioremediasi
populasi mikroorganisme. sehingga terjadi vermicomposting memberikan beberapa
proses biodegradasi bahan organik yang ada keuntungan yaitu ekonomis dan ramah
di dalam campuran bahan tersebut. lingkungan, metode cukup sederhana,
Komposting atau vermicomposting adalah menghasilkan produk samping (kompos) yang
teknik yang ideal untuk mentransformasi bisa dimanfaatkan lebih lanjut untuk pertanian
bahan organik yang diinginkan dengan cepat dan cacing tanah yang bisa dijual untuk
dan untuk menciptakan lingkungan yang berbagai kepentingan (kesehatan (obat) ,
optimal untuk biodegradasi. Vermicomposting kecantikan, dll). Selain itu teknik ini juga
dianggap sebagai bioteknologi inovatif memeberikan keuntungan untuk tanah yang
vermikultur yang menyediakan pengelolaan diremediasi yaitu meingkatkan infiltrasi dan
limbah yang hemat biaya secara berkelanjutan. fermemibialitas tanah yang terkontaminasi,
Meskipun mikroorganisme bertanggung jawab menurunkan erosi dan ruoff, meningkatkan
untuk sebagian besar degradasi biokimia bahan kapasitas penahanan air sehingga meminimalisis
organik, proses degradasi biokimia yang kehilangan air, menyediakan berbagai jenis
dikenal sebagai vermicomposting dipengaruhi makro dan mikronutrien. Meskipun demikian
terutama oleh biokimia dan aktivitas fisik ada beberapa keterbatasan dari teknik ini yaitu
cacing tanah. Cacing tanah menelan bahan bagaimana menjaga kondisi lingkungan yang
organik dengan cepat, membuat kompos ccocok untuk pertumbuahn cacing dan
berkualitas lebih tinggi daripada kebanyakan dibutuhkan pemisahan polutan (Karmegam et
metode pengomposan tradisional dan al. 2019; Wafler 2016; Dhakal 2014).
menghasilkan bahan yang kaya akan unsur-
unsur penting untuk tanaman seperti nitrogen,
282
Teknik Bioremediasi : Keuntungan, Keterbatasan....
284
Teknik Bioremediasi : Keuntungan, Keterbatasan....