Anda di halaman 1dari 35

Bioteknologi Terapan

“Bioremediasi”

Kelompok 5
Nurlaila (17177026)
Restu Quslam Fulta (17177028)
Gustriyani (17177046)
1. Pengertian Bioremediasi

2. Tujuan dan Manfaat dilakukan Bioremediasi

3. Jenis Polutan yang dapat diproses dengan Bioremediasi

4. Jenis Bioremediasi

5. Tahap-Tahap Pelaksanaan Bioremediasi

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bioremediasi

7. Kelebihan dan Kekurangan Bioremediasi

8. Teknik Bioremediasi

9. Aplikasi Bioremediasi
1. Pengertian Bioremediasi

Proses menghilangkan polutan dan komponen kimia yang


bersifat toksik di lingkungan menggunakan mikroorganisme
(bakteri, alga, dan fungi uniseluler/multiseluler) ataupun
tumbuhan. (Astuti, 2016: 5)
Ilustrasi konsep dasar Bioremediasi

Mikroorganime memecahkan toksin tertentu, kemudian meninggalkan hasil


sampingan metabolik yang tidak berbahaya, seperti karbon dioksida dan
klorida (Solomon, dkk., 2011:531).
2. Tujuan dan Manfaat dilakukan Bioremediasi

Tujuan Manfaat
Memecah atau mendegradasi zat



Bidang Lingkungan
pencemar menjadi zat kurang beracun
atau tidak beracun (CO2 dan H2O)

Bidang Industri
atau mengontrol dan mereduksi bahan

Bidang Ekonomi
pencemar dari lingkungan ●
Bidang Pendidikan
3. Jenis Polutan yang dapat diproses dengan Bioremediasi

Organik An-organik

1. Hidrokarbon Logam Berat yang


2. Limbah Cair berasal dari berbagai
kegiatan manusia.
4. Jenis Bioremediasi Berdasarkan
Berdasarkan
Tempat
Prosesnya berlangsungnya

Biostimulasi

Bioremediasi

Bioaugmentasi In-Situ

Bioremediasi ●
Bioremediasi
instrinsik Ex-Situ
Berdasarkan
Prosesnya
proses penambahan suatu nutrisi dan
oksigen ke dalam suatu situs atau tempat
Biostimulasi yang tercemar yang bertujuan untuk
mendukung pertumbuhan dan aktifitas
bakteri yang ada di dalam tempat
tercemar itu.

Proses pemasukkan mikroorganisme yang


Bioaugmentasi alami ataupun yang telah direkayasa
genetika ke lingkungan tercemar (Astuti,
2016: 13).

Bioremediasi instrinsik Proses yang terjadi secara alami


tanpa bantuan manusia.
Berdasarkan Tempat
berlangsungnya

Proses bioremediasi ini


mengandalkan pada mikroorganisme
Bioremediasi In-Situ yang ada ditempat aslinya untuk
mengremediasi lingkungan tersebut
(Gibson, D.T. 1984).

proses bioremediasi yang dilakukan


diluar tempat asli mikroba
(terjadinya pengisolasian mikroba)
Bioremediasi Ex-Situ yang dilakukan dengan mengambil
limbah di suatu lokasi kemudian
dilakukan treatment di tempat lain,
setelah itu baru dikembalikan ke
tempat asal.
5. Tahap-Tahap Pelaksanaan Bioremediasi

Bioremediasi
Bioremediasi
skala
skala Lapangan
laboratorium

1. Persiapan ●
1. Analisis lingkungan

2. Prosedur

2. Bakteri diidentifikasi &
diperbanyak
Eksperimen ●
3. Penambahan nutrisi
bioremediasi ●
4. Pengamatan secara

3. Perbanyakan bakteri berkala
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Bioremediasi
Karakteristik lokasi bioremediasi

Faktor lingkungan

Sifat dari kontaminan

Ada atau tidaknya gen yang mampu mendegradasi

Bioavailabilitas
7. Kelebihan dan Kekurangan
Bioremediasi

Kelebihan

Proses reduksi
Tidak
bisa dilakukan Dapat dilakukan merusak
Efektif dan ramah
lingkungan
terus menerus secara insitu dan tempat yang
selama nutrisi eksitu
akan
masih terpenuhi.
deremediasi
8. Teknik Bioremediasi

• Dengan mikroorganisme
Bioremediasi bisa sukses jika mekanisme
pengontrolan pertumbuhan dan respon
mikroorganisme terhadap perubahan
lingkungan dipahami
Fungi
• Biosorpsi merupakan proses yang melibatkan
afinitas (daya tarik menarik) yang tinggi antara
biosorben terhadap sorbet (ion logam) yang
berlanjut hingga terjadinya keseimbangan dari
kedua komponen.
• Saccharomyces cereviceae berperan sebagai
biosorben dalam pembuangan Zn(II) dan Cd(II)
melalui mekanisme pertukaran ion
Bakteri
• Dua mekanisme utama dalam perkembangan bakteri resisten

1. Detoksifikasi dan
2. Mengaktifkan pompa logam berat keluar sel.

Reaksi redoks dalam proses detoksifikasi ini terjadi antara


mikroorganisme dengan logam berat.
Mikroorganisme berperan sebagai agen oksidasi sehingga
mikroorganisme kehilangan elektron, karena elektron diterima
oleh penerima elektron alternative (nitrat, sulfat, dan ferric oxide)
Beberapa jenis tumbuhan yang terlibat dalam remediasi logam
berat
Teknik genetika dalam proses bioremediasi
• Genetically engineered microorganism (GEM)
merupakan organisme yang memiliki materi genetik
setelah melalui proses rekombinan DNA sehingga
memiliki sifat spesifik untuk proses bioremediasi,
baik pada tanah, air, dan lumpur, dengan tujuan
untuk memiliki kemampuan mendegradasi
kontaminan yang luas
Genetically engineered microorganism (GEM) untuk bioremediasi
9. Aplikasi Bioremediasi

Bioremediasi Limbah Plastik

Salah satu jenis plastik adalah PET, PETE (Polyethylene


terephtalate)
Umumnya digunakan untuk kemasan makanan dan
minuman.
Monomer PET
1. Ethylene Glycol (EG)
2. Terephtalate Acid (TPA)

Plastik dibuat dari resin minyak


bumi

dengan penambahan zat ‘aditif’


plasticizer,
penstabil/stabilizer,
pewarna, pelumas,
pengawet,
antioksidan,
bahan antistatik
Penelitian sebenarnya telah menemukan fungi untuk degradasi
PET, tapi fungi sensitif terhadap lingkungan

Penelitian yang baru dipublikasikan oleh Jepang pada April 2016,


menyatakan telah menemukan bakteri pendegradasi PET
Ideonella sakaiensis

I. sakaiensis menggunakan material


plastik sebagai sumber karbon dan
sumber energi utama, dibuktikan
dengan mengkulturkan bakteri
pada 4 medium berbeda
Bagaimana bisa didegradasi?
I. sakaiensis menghasilkan dua enzim, yaitu PETase dan MHETase

Gambar. Metabolisme PET oleh I. sakaiensis Jalur degradasi PET


oleh I. sakaiensis. Pertama, lokasi PETase dan MHETase. Hidrolisis
PET oleh PETase menjadi MHET. MHETase, menghidrolisis MHET
menjadi TPA (terephtalic acid) dan EG (etilen glikol).
Degradasi PET selama 6 minggu pada
suhu 30oC

Idenoella sakaiensis, pada


gambar C dan D

Terlihat adanya tautan antara


sel bakteri dengan PET, yang
membantu dalam penyaluran
enzim dari bakteri untuk
mendegradasi PET
Bioremediasi Petroleum
Hidrokarbon (Minyak Bumi)

Petroleum (minyak bumi) terdiri dari gasolin, heavy oil,


lubricating oil dan lainnya, dengan komposisi kimia berikut.
Minyak bumi membutuhkan zat tambahan dalam proses bioremediasi,
yaitu surfaktan.
Surfaktan bersifat Hidrofobik-hidrofilil

Surfaktan berfungsi untuk mendispersi petroleum, artinya surfaktan


akan menurunkan tegangan permukaan diantara petroleum sehingga
menjadi bagian yang lebih kecil, dan memperbesar kesempatan
organisme untuk mendegradasinya.
Surfaktan
-biosurfaktan
Surfaktan memberi peluang lebih besar
pada mikroorganisme untuk berikatan
dengan rantai hirokarbon dari minyak
bumi, sehingga memungkinkan terjadinya
proses bioremediasi yang lebih besar.

Proses biodegradasi dengan surfaktan


dihasilkan dari kemampuan asimilasi
katabolik mikroorganisme dalam
penggunaannya sebagai karbon dan
sumber energi
Bioremediasi tanah tercemar
tumpahan Oli dan Minyak Bumi

Dilakukan secara ex-situ


Tanah dengan TPH (Total Petroleum Hydrocarbon)
15% diangkut ke fasilitas bioremediasi
Dijuji sekali dalam 2 minggu
Hingga TPH 1%, bioremediasi dikatakan berhasil
Tanah bisa dimanfaatkan kembali.
Tumpahan oli dan minyak bumi dapat dibioremediasi oleh beberapa
jenis bakteri Yaitu :
1. Providencia vermicola,
2. Burkholderi acepacia
3. Myroides odoratimimus
4. Pseudomonas alcaligens,
5. Alcaligens facealis
6. Acinetobacter sp
7. Arthrobacter sp
8. Micrococcussp
9. Pseudomonas sp.
10. Bacillus sp.
11. Corinebacterium sp.
12. Achromobacter sp.
13. Azotobacter sp.
14. Alcaligenes sp.
15. Chromobacterium sp.
16. Planococcussp. dan
17. Micrococcussp
Bioremediasi Logam Berat (Heavy
Metal)

 Logam berbeda dengan senyawa beracun


lainnya karena logam tidak dapat dihancurkan
dalam tubuh manusia
 Beberapa jenis logam yang sangat dibutuhkan
untuk proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia meskipun dalam dalam jumlah sedikit.
Bioremediasi Lingkungan Tercemar
Merkuri/raksa (Hg)
Tambang emas ilegal di Sumatera Barat, umumnya
menggunakan MERKURI/RAKSA (Hg) untuk pemurnian emas

Bentuk merkuri di atmosfer adalah bentuk elemennya, yaitu Hg (Hg0)


(pengisi termometer)

Merkuri akan berbahaya jika telah membentuk metilmerkuri (Hg2+), bisa masuk ke
dalam rantai makanan

BIOAKUMULASI
(tragedi minamata)
Isolasi bakteri resisten merkuri dari bekas
tambang emas ilegal di Sijunjung

• Kultivasi isolat lima


bakteri pada
medium Nutrient
Broth dengan
penambahan 200,
2500 pp HgCl2.
• Diinkubasi selama
12 hari pada suhu
27-30oC

Nilai Optical Dencity


(OD) dengan ICPE
Shimadzu (Inductively
Coupled Plasma)
Bakteri resisten merkuri memiliki mer operon
• Mer operon mengandung gen metaloregulator (merR),
• gen transport merkuri (merT, merP, merC),
• gen reduktase merkuri (merA), dan
• liase organomerkuri (merB).

• narrow spectrum.,hanya punya merA


• broad spectrum, punya protein (merA) dan (merB) yang berfungsi memutus ikatan merkuri-
karbon sehingga menjadi komponen organik dan ion Hg.
THANK YOU
FOR YOU ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai