Prepared by : TS
Definisi
• 2. Blotting basah
Blotting basah tidak menggunakan kertas saring diantara
gel poliakrilamid dan gel transfer, tetapi kedua gel tersebut
diimpitkan dan direndam dalam buffer transfer. Susunan
lapisan-lapisan pada blotting basah (Wenk dan Fernandis,
2007). Transfer dengan blotting basah dapat dilakukan 45
menit hingga 1 malam. Metode blotting basah lebih umum
digunakan karena fleksibilitas metode tersebut yang lebih
baik.
• Tahap ketiga merupakan deteksi protein
yang telah dipindahkan ke membran
transfer. Deteksi protein tersebut
memanfaatkan interaksi antara antigen
dan antibodi yang bersifat spesifik. Variasi
metode-metode tersebut terutama terletak
pada penggunaan antibodi primer dan
sekunder, serta penggunaan molekul
penanda.
• Berdasarkan penggunaan antibodi primer dan
antibodi sekunder, ada dua metode deteksi,
yaitu: metode langsung dan metode tidak
langsung. Metode langsung menggunakan
antibodi primer yang telah terkonjugasi
dengan molekul marker. Metode tidak
langsung menggunakan antibodi primer dan
antibodi sekunder. Antibodi primer berfunsi
mengikat protein target, sedangkan antibodi
sekunder berfungsi mengikat antibodi primer
dan terkonjugasi dengan molekul penanda.
• Molekul penanda yang digunakan juga
bervariasi. Molekul penanda yang umum
digunakan diantaranya adalah enzim alkalin
fosfatase (AP), enzim horsedish peroksidase
(HRP), immunogold, dan 125I. Masing-masing
molekul penanda tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangan. Molekul penanda
immunogold memiliki sensitifitas paling tinggi,
yaitu immunogold (1-25 pg). HRP, AP dan 125I
memiliki sensitivitas relatif rendah yaitu 10-20
pg, 10-50 pg, dan 50-100 pg (Bollag et al.,
1996).
Langkah-langkah dalam Western Blot :
d. Fluorescent detection
• Pelacak yang mmepunyai label yang dapat
mengalami fluorosensi lalu kemudian dideteksi
oleh fotosensor seperti kamera CCD yang
menangkap image digital dari western blot. Hasil
kemudian dapat dianalisi secara kuantitaif
maupun kualitatif
3. Northern Blot