Anda di halaman 1dari 33

IMMUNODEFICIENCY 2

TS
HIV AND AIDS
HIV
• HIV : Human Immunodeficiency Virus
• Viruses that can cause decreased
immunity in humans
• Pertama kali kasus ditemukan tahun 1987
• Perkembangan tajam mulai tahu 1993
• Setiap hari kasus bertambah kita-kira 8.500
kasus
• Bayi yang lahir HIV + lebih dari 400.000 bayi
• Untuk orang dewasa bertambah kira-kira 7000
kasus setiap hari
• Sampai akhir tahun 2002 ada 28,7 juta kasus
• 60% kasus adalah usia produktif
PATOGENESIS
• Perjalan infeksi HIV
• Stadium-stadium yang terjadi antara lain :
– Infeksi primer (8-12 minggu)
– Penyebaran virus ke organ-organ limfoid
– Masa laten klinik (bisa sampai 10 tahun )
– Infeksi opurtonustik (AIDS)
– Kematian
• Lama waktu antara infeksi primer dan perkembangan
penyakit klinik rata-rata sekitar 10 tahun
• Kematian biasanya terjadi dalam 2 tahun setelah
timbul mulai gejala
• Infeksi Oportunistik :
• Infeksi yang muncul lebih sering dan lebih
parah disebabkan oleh kondisi imunosupresi
pada pasien dengan HIV
– Banyak pasien HIV tidak sadar statusnya dan baru
ke dokter saat IO muncul
– Yang sudah sadar status HIV namun tak berobat
karena masalah psikososioekonomi
– Sudah sadar, sudah ARV (Antiretroviral), namun
gagal terapi karena pelayanan yang tidak
konsisten, kepatuhan buruk, efek samping obat
yang tidak menyenangkan, dll
DERMATITIS ATOPIK
• Peradangan kulit
• Gejala utama gatal
• Hilang timbul
• Kulit kering
• Lesi eksematosa
• Mekanisme terjadinya lesi dikaitkan
dengan keadaan atopi
• Adalah keadaan peradangan kulit kronis
dan residif, disertai gatal yang umumnya
sering terjadi selama masa bayi dan anak-
anak, sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum dan
riwayat atopi pada keluarga atau penderita
(dermatitis atopi, rhinitis alergi, asma
bronkial dan konjungtivitis alergica)
ETIOLOGI
• Belum diketahui dengan
pasti
• Interaksi berbagai faktor :
genetik, imunologik,
farmakologik, lingkungan.
• 80% penderita DA memiliki
kadar IgE dan eosinofil
yang meningkat.
• Terdapat defisiensi
imunologik, karena fungsi
sel-T menurun
Reaksi Autoimun
• Kelainan pada fungsi sistem kekebalan yang
ditandai dengan sel-sel atau jaringan tubuh
yang dikenali sebagai benda asing (antigen)
dan diserang oleh sel-sel T sehingga terjadi
reaksi autoimun.
• Ada sejumlah besar penyakit yang hampir
dipastikan merupakan reaksi autoimun,
diantaranya adalah penyakit lupus, demam
reumatik, miastenia gravis, multipel sklerosis,
anemia pernisiosa.
Penyakit Lupus
Multiple Sklerosis
• Pada MS, tubuh menyerang mielin yaitu selubung
yang melindungi serabut saraf pada sistem saraf
pusat. Hasilnya adalah beberapa (multiple)
cedera  yang menimbulkan bekas luka
(sclerosis = pengerasan).
• Mielin berfungsi mempercepat transfer informasi.
Tanpa selubung ini, transmisi informasi saraf dari
otak ke seluruh tubuh secara bertahap melambat
atau terhambat.  Hal ini menyebabkan gangguan
saraf motorik dan saraf sensorik.
Multiple sclerosis
Alergi

• Alergi adalah suatu reaksi antigen-antibodi yang


terjadi pada individu tertentu akibat terpapar
bahan-bahan yang dalam kadar tertentu tidak
berbahaya bagi individu lain dalam kondisi yang
sama.
• Orang yang menderita alergi memiliki terlampau
banyak antibodi (IgE). Pembentukan antibodi
spesifik itu distimulasi dan menghasilkan reaksi
antigen-antibodi yang memicu pelepasan
histamin.
• Pemberian obat antihistamin dapat
meminimalkan tanda-tanda alergi.
REAKSI HIPERSENSITIVITAS
Definisi
• apabila sistem kekebalan tubuh bereaksi
keliru atau berlebihan terhadap adanya
antigen, sehingga menimbulkan efek yang
merugikan/tidak diinginkan oleh tubuh.
REAKSI HIPERSENSITIFITAS

• REAKSI TIPE I
(reaksi cepat)
• REAKSI TIPE II
(reaksi sitotoksik)
• REAKSI TIPE III
(reaksi komplek imun)
• REAKSI TIPE IV
(reaksi hipersensitifitas lambat)
REAKSI TIPE I

• Dikenal sebagai reaksi alergi


• Timbul segera sesudah alergen masuk
• Patogenesis
antigen ditangkap fagosit -> dipresentasikan ke sel Th2 -> Th2
melepas sitokin yang merangsang sel B menghasilkan IgE -> IgE
diikat sel Mast.
Bila alergen yang sama masuk tubuh -> alergen di ikat IgE yang
terikat sel Mast -> sel Mast mengalami degranulasi -> dikeluarkan
mediator inflamasi -> reaksi tipe I
• Penyakit : asma bronkhiale, rhinitis,
urtikaria, dermatitis atopik
REAKSI TIPE II

• REAKSI SITOTOKSIK
• ANTIBODI IgG DAN IgM MENGIKAT ANTIGEN
YG MERUPAKAN BAGIAN TUBUH
• PATOGENESIS
antibodi mengikat antigen milik tubuh -> mengaktifkan sistim
komplemen -> lisisnya sel atau jaringan tubuh.
• CONTOH : DESTRUKSI ERITROSIT PADA REAKSI
TRANSFUSI, MIASTENIA GRAVIS, TIROTOKSIKOSIS
REAKSI TIPE III

• REAKSI KOMPLEK IMUN


• ANTIBODI : IgG dan IgM
• ANTIGEN : KUMAN PATOGEN, JARINGAN TUBUH SENDIRI,
BAHAN TERHIRUP
• KOMPLEK Ag-Ab TIDAK BISA DIHILANGKAN
SEPENUHNYA AKIBAT GANGGUAN FUNGSI
FAGOSIT
• PATOGENESIS
antigen membentuk komplek Ag-Ab -> menempel pada jaringan atau
pembuluh darah -> mengaktifkan komplemen -> melepaskan
macrophage chemotactic factor -> makrofag datang ke komplek Ag-Ab
-> makrofag merusak jaringan
• CONT0H : PENYAKIT AUTOIMUN
REAKSI TIPE IV
• HIPERSENSITIFITAS LAMBAT (>24 jam)
• DIBAGI MENJADI :
- Delayed Type Hypersensitivity (melalui CD 4+)
- T sel Mediated Cytolysis (melalui CD 8+)
• PATOGENESIS DTH
antigen merangsang T CD4+ menjadi Th1 -> Th1 melepaskan
INFalfa -> mengaktifkan makrofag -> makrofag melepaskan enzim
hidrolitik, oksigen reaktif, oksida nitrat dan sitokin proinflamasi ->
kerusakan jaringan
Contoh : reaksi granuloma, dermatitis kontak
• PATOGENESIS T Cell Mediated Cytolysis
SEL CD8+ berubah CTL -> bertemu dengan jaringan tubuh yang
dikenal sebagai musuh -> kerusakan jaringan
Contoh : penyakit autoimun
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai