Anda di halaman 1dari 52

FITOTERAPI

Hipersensitivitas
(Alergi)

Fitri zakiah
Apa itu alergi...
Reaksi tubuh manusia yang berlebihan
terhadap lingkungan atau bahan-bahan
yang oleh tubuh dianggap asing dan
berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk
orang-orang yang tidak bersifat atopik

Berdasarkan data statistik hampir 15% manusia


menderita Alergi dan beberapa kasus merupakan alergi
yang serius. Alergi disebakan oleh sistem kekebalan
tubuh yang hipersensitif.
Hipersensitivitas (alergi)

Suatu imun respon yang tidak diinginkan yang


dapat menyebabkan kerusakan jaringan
sebagai akibat paparan (antigen) terhadap
substrat yang sebenarnya secara intrinsik
adalah tidak berbahaya.

(Kimball,J.W.”Introduction to Immunology”Macmilan Publishing Company, New York, 1983)


Oleh Coobs dan Gell reaksi hipersensitif
dikelompokkan menjadi empat kelas (tipe I – IV)
berdasarkan mekanisme yang ikut serta dan lama waktu
reaksi hipersensitif.
Penyebab...

1. Eksternal
Alergi timbul bila ada kontak terhadap
zat tertentu yang biasanya, pada
orang normal tidak menimbulkan
reaksi.
2. Internal
a.Genetik
b.Imaturitas Usus
c. Pajanan Alergi
Alergen yang paling sering dijumpai :

Kutu Debu Serbuk Sari Hewan Peliharaan Makanan Polusi Udara

Alergen adalah zat asing non parasit yang dapat menyebabkan reaksi kekebalan tertentu
dalam tubuh ketika masuk ke dalam tubuh. Kondisi yang disebabkan oleh alergen disebut
alergi.
Allergen...

Serbuk tanaman, jenis rumput tertentu, jenis


pohon yang berkulit halus dan tipis, serbuk
spora, penisilin, seafood, telur, kacang panjang,
kacang tanah, kacang kedelai dan kacang-
kacangan lainnya, susu, jagung dan tepung
jagung, sengatan insekta, bulu binatang, kecoa,
debu, kutu, zat aditif pada makanan, penyedap,
pewarna dan pengawet.
Gejala dan Tanda
❑ Sistem Pencernaan Nyeri perut, sering diare,
kembung, muntah, sulit berak (tidak berak setiap
hari), sering buang angin , sariawan, mulut
berbau,
❑ Kulit Sering gatal, dermatitis, urticaria, bengkak
di bibir, lebam biru kehitaman, bekas hitam
seperti digigit nyamuk, kulit timbul bercak putih
(seperti panu), pernah alergi obat.
❑ Sistem Saluran Kemih dan Genitalia Sering
kencing terutama malam hari, nyeri kencing,
vagina: keluar cairan, bengkak, kemerahan,
nyeri, sakit bila berhubungan, keputihan.
❑ Sistem Pernapasan Batuk (terutama malam hari dan
pagi hari) lama dan berulang, BRONKITIS KRONIS,
sesak(astma). Sering berdehem (batuk kecil)
❑ Sistem Telinga Hidung Tenggorok Sering nyeri
tenggorokkan, sering berdahak, pilek, bersin, hidung
buntu, sinusitis, polip, “hidung bengkok”. Telinga
gatal, nyeri atau berair.
❑ Sistem Pembuluh Darah dan jantung Palpitasi
(berdebar-debar), flushing (muka ke merahan), nyeri
dada HEART ATTACK LIKE SYMPTOMS, colaps (jatuh),
pingsan, tekanan darah rendah, arhitmia (denyut
jantung tidak teratur)
Cara Menentukan Penyebab Alergi...
1. Menghindari zat yang dicurigai sebagai
allergen
2. Melakukan tes alergi dan melihat riwayat
keluarga serta riwayat frekuensi serangan
terjadi.
Abnormal immune
respons
 Hipersensitivity reaction
 Autoimmunity
 Immmunodeficiency disease
Reaksi Hipersensitivitas dibagi menjadi 4
tipe :

Diperantarai oleh antibodi : Diperantarai oleh sel

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4


Tipe hipersensitivitas

 Tipe I – III: immediate/segera


 Waktu kurang dari 24 jam
 Antibody mediated imunity (AMI)

 Tipe IV: delayed/tertunda


 Waktu lebih dari 24 jam
 Sel T dan makrifag (CMI)
HIPERSENSITIVITAS
Tipe 1
Diakibatkan oleh antibodi IgE yang
diadsorbsi pada sel mast atau basofil Terjadi melalui 2 tahap
Vasalidatusi
Merupakan respons jaringan yang kebocoran vaskular, spasme
cepat ( hanya dalam hitungan menit ) otot polos

Reaksi berupa rhinitis musiman, asma


Infiltrasi eosinophil hancurnya
bahkan anafilaksis (gangguan sistemik jaringan seperti rusaknya sel
yang fatal epitel mukosa

Gejala:
Kulit→ urtikaria, eksem Reaksi 15-30 mn sejak terpapar,
Mata→konjungtivitis kadang 10-12 jam
nasofaring →rinitis, rinorea
bronko pulmonari→asma Hipersensitif immediate/
saluran cerna→gastro-enteritis anaphylactic hypersensitivity
Diagnosis dan pengobatan

 Diagnosis:
 Uji intradermal
 Uji ELISA→mengukur total IgE

 Pengobatan:
 Antihistamin
 Sodium kromalin→mencegah
degranulasi mast sel
 hiposensitisasi
HIPERSENSITIVITAS
Tipe 2
Disebabkan oleh antibodi IgE yang di arahkan untuk melawan antigen target pada
permukaan sel atau koponen jaringan

Lisis langsung : terjadi setelah pada sitotoksitas yang di per-antarai komplemen, antibodi
terikat pada antigen permukaan sel yang
Melalui 2 menyebabkan membran sel terserang
mekanisme :
Opsonizasi : sel yang diselubungi antibodi dan fragmen komplemen
(teropsonizasi) rentan terhadap fagositosis. Umumnya, sel yang paling
sering dirusak melalui mekanisme ini adalah sel darah
 Primer antibody mediated (IgM/IgG)
 Hipersensitivitas sitotoksik
 Penyebab endogenous
 Penyebab eksogenous
Bahan kimia/ hapten
 Dalam waktu bbrp menit-bbrp jam
 Gejala:
Hemolitik anemia
Granulositopenia
trombositopenia
HIPERSENSITIVITAS TIPE 3

Diperantarai oleh
pengendapan kompleks
antigen-antibodi (imun),
dengan aktivasi komplemen
Penjelasan
dan akumulasi leukosit
polimorfonuklear Kompleks antigen-antibodi terbentuk
selama berlangsungnya berbagai
respons imun dan menunjukkan
pembersihan antigen yang normal.
Jejas akibat kompleks imun ini
terbentuk dalam sirkulasi yang
mengendap pada organ tertentu
seperti ginjal, sendi, dan
 Hipersensitivitas imun komplek
 Reaksinya umum/sistemik
 Lupus (kulit, ginjal)
 Arthus

 Persendian (RA)
 Poliarteritis (pembuluh darah)

 Reaksi
3-10 jam setelah pemaparan
antigen
 Eksogenous (bakteri, virus, parasit)
 Endogen (nonspesifik, autoimunitas)
HIPERSENSITIVITAS TIPE 4
Reaksi tipe IV disebut juga reaksi hipersensitivitas lambat, Cell
Mediated Immunity (CMI), Delayed Type Hypersensitivity (DTH) atau
reaksi tuberkolin yang timbul lebih dari 24 jam setelah tubuh terpapar
dengan antigen.

Reaksi terjadi karena respon sel T yang sudah disensitisasi terhadap antigen
tertentu. Di sini tidak ada peranan antibodi. Akibat sensitisasi tersebut, sel T
melepaskan limfokin, antara lain Macrophage Inhibition Factor (MIF) dan
Macrophage Activation Factor (MAF). Makrofag yang diaktifkan dapat
menimbulkan kerusakan jaringan
 Delay hipersensitivitas
 Reaksi 48 jam setelah pemaparan antigen
 (tes Mantoux/tuberkulin)

Tabel 8.3. Bentuk hipersensitiviti tipe IV menurut penyebab dan reaksi yang terjadi
Jenis Waktu Reaksi Sel Penyebab
Kontak 48-72 jam Eczema Lymposit Epidermal (kimia
Makrofag, organik, racun,
edema logam berat dsb)
epidermis
Tuberkulin 48-72 jam Indurasi lokal Lymposit Intradermal
Monosit (tuberkulin,lepromin
Makrofag dsb)
Granuloma 21-28 hari Pengerasan Makrofag, Persisten antigen
epitheloid dan atau benda asing
giant sel, (tuberkulosis,
fibrosis leprosi)
Tabel 7.4. Perbandingan beberapa tipe hipersensitiviti menurut reaksi yang timbul
Parameter Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV
(anafilaktik) (sitotoksik) (imun komplek) (delay)
Antibodi IgE IgG, IgM IgG, IgM Absen
Antigen Exogenous Permukaan sel Agen mudah larut Jaringan/organ
/biologik
Waktu respon 15-30 menit menit- jam 3-8 jam 48-72 jam

Gejala Kemerahan, Lysis dan erithema, edema, Erythema dan


seperti terbakar nekrosis nekrosis pembengkakan

Histologi Basofil dan Antibodi dan komplemen dan Monosit dan


eosinofil komplemen neutrofil limposit
Sel-T
Ditransfer dg Antibodi Antibodi
Contoh Allergik, Eritroblastosis, antibodi Tes
asthma, hay nefritis SLE, penyk paru tuberkulin,
fever racun
tanaman,
granuloma
Terapi alergi
 Antihistamin
 Kortikosteroid
 CysLT reseptor antagonis (zafirlukast)
 Leukotrien reseptor antagonis ( montelukast)
 5-LO inhibitor (Zileuton) : asma, rinitis alergi
 Kombinasi AH + antileukotrien : RA
 Anti IgE ( recombinant humanized monoclonal
antibody , Omalizumab ) : subkutan 3- 4 mgg
 Fosfodiesterase inhibitor : m’hbt degradasi sAMP
 Vaksinasi dg peptide
 Immunoterapi
Terapi non farmakologi
• Menjaga kebersihan lingkungan rumah. karena
banyak terdapat debu, kutu, dan tungau bertebaran
• Jangan membiarkan hewan berbulu memasuki rumah
• Hindari pemakaian kain yang terbuat dari wool atau
bulu
• HIndari tanaman yang menghasilkan
serbuk/polen
lebih banyak.
• Tidak lupa untuk menggunakan masker saat
berkendara.
•Jika memiliki alergi terhadap makanan, hindari
makanan yang dapat menyebabkan alergen
•Rajinlah berolahraga agar suhu tubuh tetap hangat.
•Konsumsi jahe dengan madu. Karena jahe merupakan
antihistamin alami.
•Kondisikan suhu ruangan untuk tetap stabil
Immunomodulator

 munomodulator adalah zat yang dapat memodulasi


(mengubah atau memengaruhi) sistem imun tubuh
menjadi ke arah normal.
 Imunomodulator berperan menguatkan sistem imun
tubuh (imuno stimulator) atau menekan reaksi sistem
imun yang berlebihan (imuno suppressan)
 Terdapat tiga jenis immunomodulator yaitu imuno-
stimulan yang dapat meningkatkan fungsi dan
aktivitas sistem imun, immunoregulator yang dapat
mengatur sistem imun dan imunosupresor yang dapat
menekan sistem imun (Block and Mead, 2003)
Sistem Imun ➔ melindungi tubuh terhadap unsur-
unsur patogen, seperti bakteri, virus, fungus,
dan parasit :
• menghancurkan unsur patogen dengan proses
fagositosis makrofag
• proliferasi dan diferensiasi limfosit sehingga menjadi
sel yang mampu bereaksi dengan unsur-unsur
patogen
• Mengendalikan respons imun ➔ mediator-mediator
(sitokin), a.l. Interleukin (IL) dan interferon (IFN)
yang diproduksi oleh sel T.
IMUNOSTIMULAN
 Imunostimulan atau imunostimulator
adalah substansi (obat dan nutrien) yang
menstimulasi sistem imun dengan
meningkatkan aktivitas komponen sistem
imun untuk melawan infeksi dan penyakit.
 Terdapat beberapa imunostimulan yang
digunakan dalam bidang
dermatologivenereologi, meliputi
levamisol, simetidin, isoprinosin, talidomid,
sitokin rekombinan, dan vaksin BCG
IMUNOSTIMULAN

 2 main categories of immunostimulants:


immunostimulants ➔ vaccines & antigen.
 Specific
 Non-specific immunostimulants ➔ adjuvants and
non-specific immunostimulator (prolactin, growth
hormone and vitamin D)

 Herbal immunostimulants ?
 Sambiloto, bawang putih, meniran, lidah buaya, jintan hitam,
kelor, katuk, ciplukan
Immunosupresan
Obat imunosupresif atau imunosupresan adalah golongan obat
yang digunakan untuk menekan atau menurunkan sistem
kekebalan tubuh.
Golongan obat ini diberikan pada pasien yang menjalani
transplantasi organ, misalnya pada transplantasi ginjal atau hati

 Glucocorticoids - Prednisolone.
 Calcineurin inhibitors
 – Cyclosporine
 – Tacrolimus
 Antiproliferative / antimetabolic agents
 – Sirolimus
 – Everolimus
 – Azathioprine
 – Mycophenolate Mofetil
 – Others – methotrexate, cyclophosphamide,
 thalidomide and chlorambucil , Interfero
Arctium lappa Linne extract:

 Reduce release inflammatory mediators


(inhibit degranulation/leukotriene release)
 Inhibit acute skin response
in mice
(anti-allergic treatment)
Ginkgo biloba
• < Platelet Activating Factor (triggering allergies, asthma
& inflammation

Rose hips, Licorice


• Anti-inflammatory effects
• moderate the production of histamine
→ quick relief allergy symptoms
Garlic (Allium sativum) &
Onion (Allium cepa)

< inflammatory reactions


Herbal Tea
Herbal Tea
• Reduce overactive immune system

Herbal tea:
- Calendula flowers
- Lavender flowers
- Eyebright flowers
- German chamomile
Herbal & Asthma

Butterbur
• Treatment of asthma & reduce mucus
• Effective & less sedating than cetirizine
Herbal & Allergic Rhinitis

Echinacea
• Reduce inflammation

Evening Primrose (Oenothera biennis)


• Relieve allergy symptoms/allergic rhinitis.

Stinging nettle (Urtica dioica)


• treat allergic nasal symptoms
& respiratory troubles.
Herbal: Itching
Camomile (Matricaria recutita)
 Anti-inflammatory
 Anti-allergic properties
Echinacea

• Habitat asli: Amerika Utara Spesies


• Salah satu herbal yang 1. Echinacea purpurea
paling banyak digunakan
2. Echinacea angustifolia
3. Echinacea pallida
4. Echinacea atrorubens
5. Echinacea laevigata
6. Echinacea paradoxa
7. Echinacea sanguinea
8. Echinacea simulata
9. Echinacea tennesseensis
Efek farmakologis Echinacea
• Kandungan bioaktif Echinacea
• Polisakarida
• Glikoprotein
• Caffeic acid derivatives (CADs)
• Alkilamida

• Glikoprotein, polisakarida dan CADs imunostimulan


• Mengaktifkan makrofag dan NKC dan aktifitas anti-virus
• Alkamida:
• memobilisasi leukosit, dan meningkatkan produksi beberapa
sitokin, seperti IL-1, IL-6, IL-10, dan TNF-alpha, serta memicu
proliferasi limfosit
• Anti-inflamasi
• Up-regulator transkripsi mRNA TNF
Pegagan

Kandungan : tritepenoid dan flavonoid sebagai


imunostimulan
Kapasitas makrofag pada
dosis pegagan 125 dan 250 mg/kg BB
masing-masing 144,12±11,73 dan
201±5,21 per 50 sel makrofag
Aloe vera

Kandungan acemanan dan aloctin A


Meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag
Jus aloe vera menstimulasi aktivitas makrofag
dengan mensekresi IL-2 dan memacu sel T CD4 yang
mensekresi IFN gama
Ekstrak aloe vera 150 mg mampu menstimulasi
respon imun seluler dan humoral
Phylantus niruri

 Meningkatkan fagositosis dan kemotaksis


makrofag
 Ekstrak air dosis 0,975 mg/20 g mencit dan etanol
dosis 0,0195 g/20 g mencit herba meniran
menurunkan persentase eosinofil pada model
dermatitis alergi
Legundi (Vitex

trifolia
Memiliki efek tracheospasmolitik flavonoid yang berupa
viteksikarpin dari daun legundi pada dosis 1,3 x 10-4M
 Ekstrak air daun Vitex trifolia dilaporkan memiliki aktivitas
antiinflamasi dengan penghambatan sintesis INOS, interleukin
IL-6, IL-1β
 Ekstrak daun legundi berefek menghambat degranulasi
histamin dari sel mast menggunakan kultur sel RBL-2H3 yang
diinduksi dengan DNP-BSA sebagai antigen sebesar
81,58±0,24% , memiliki aktivitas menghambat kontraksi trakea
yang diinduksi histamin pada metode organ terisolasi dan
dapat menghambat kontraksi trakea tersensitisasi yang
diinduksi oleh ovalbumin sebagai antigen
 Efek kombinasi ekstrak etanolik daun legundi dan rimpang
temulawak pada dosis 0,25 mg/ml menunjukkan efek
antialergi melalui penghambatan kontraksi otot polos trakea
marmut terisolasi yang diinduksi histamin sebesar 59,70%
Temulawak

 Kurkumin yang terkandung dalam temulawak telah diteliti


sebagai penghambat konstriksi dan hiperaktivitas saluran
pernafasan pada marmut setelah diinduksi dengan
ovalbumin sebagai alergen
 Secara invitro juga memiliki aktivitas antiinflamasi
imunologis melalui penghambatan jalur extracellular signal-
regulated kinase (ERK) yang mengaktifkan enzim protein
kinase C (PKC)
 Kombinasi temulawak dengan legundi komposisi 1:1 bisa
menghambat degranulasi sel mast dan dapat
menghambat inflamasi imunologi akibat reaksi anafikaksis
kutaneus aktif pada tikus dengan daya hambat inflamasi
sebesar 57±5,81%
 Kurkumin pada dosis 20 mg/kg BB dilaporkan memiliki
kemampuan menghambat kontraksi trakea marmut yang
diinduksi histamin sebesar 64%
Curcuma
mangga
 Ekstrak etanol C. mangga dapat digunakan
sebagai anti alergi terkait dengan pengaruhnya
dalam menurunkan degranulasi mastosit yang
tersensitisasi aktif.
 C. mangga dosis 400 µg/ml menunjukkan persen
degranulasi mastosit yang lebih kecil yaitu 30,18%
dibandingkan dengan C. manggadosis 200 µg/ml
(42,76%), dosis 100 µg/ml (55,76%), dosis 50 µg/ml
(75,85%), 25 µg/ml (84,74%).
AKTIVITAS ANTI-INFLAMASI KURKUMINOID

stimulus

Kerusakan Membran Sel

Fosfolipid

Posfolipasi

Asam Arakidonat

COX II NO
Lipo-oksigenase Siklo-oksigenase

Leukotrin
Prostaglandin Trombosan Prostasiklin

Kolagenase, elastase, hyaluronidase

Interferon, TNF, IL-12

: Menunjukkan inhibisi oleh kurkumin


Jinten hitam

 Kandungan : thymoquinone, suatu senyawa


golongan monoterpenoid keton ini dapat
meningkatkan sistem imun penderita asma bronkial
akibat alergi, disamping khasiat utamanya sebagai
antialergi dan antiinflamasi
 Pemberian ekstrak etanol biji jintan hitam (Nigella sativa
Linn.) dapat meningkatkan titer antibodi pada dosis 50
mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 200 mg/kgBB dan dapat
meningkatkan jumlah limfosit, dan monosit sangat
signifikan, menurunkan jumlah neutrofil segmen
sangat signifikan, sedangkan sel eusinofil dan
neutrofil batang tidak signifikan.
Contoh ramuan :
•Amomi fructus ( kapulaga )
•Foeniculli fructus ( adas )
•Isorae fructus ( kayu ulet )
•Myristicae semen ( pala )
•Burmanni cortex ( manis jangan )
•Centellae herba ( pegagan )
•Caryophilli folium ( daun cengkeh )
•Parkiae semen ( kedawung )
•Oryza sativa ( beras )
•Menthae arvensitis herba ( daun poko )
•Zingiberis rhizoma ( jahe )
•Usnae thallus ( kayu angin )
Beberapa kandungan TA

Amomi fructus (kapulaga) Anti-inflamasi, penghangat


Foeniculi fructus (minyak adas) Anti-inflamasi, anti-mikroba
Myristicae semen (pala) Anti-inflamasi, nafsu makan
Centellae herba (pegagan) Anti-tumor, tonik
Parkiae semen (kedawung) Tonik, obat luka
Menthae arventis (daun mint) Anti-bakteri, anti-virus
Zingiberis rhizoma (jahe merah) Meningkatkan imunitas
Panax Radix Extract (ginseng) Anti-virus, penghangat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai