Anda di halaman 1dari 29

Nilai

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR
(VII. Soil Conditioner)

Kelompok : Kelompok 1
Kelas/Hari/ Tanggal : Shift 1/ Jumat/ 9 November 2018
Nama & NPM : Aditya Bambang P. (240110150064)
Ananda Iskandarsyah P. (240110150110)
Mahardhika Urbach (240110160005)
Nina Nuraeni (240110160017)
Chaerul Amin (240110160066)
Kania Altiasari (240110160017)
Co. Ass : 1. Albert Affandi
2. Ade Sylvia Rosman
3. Ghani Faliq S.TP

LABOLATORIUM TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambahan penduduk yang terjadi tiap tahun meningkat, diiringi dengan
meningkatnya kebutuhan tempat tinggal dan bahan pangan.. Hal ini mendorong
penggunaan lahan-lahan kritis untuk diubah menjadi lahan yang dapat ditanami bahan
pangan dengan metode peningkatkan kualitas tanah, sehingga tanah kritis pun dapat
menghasilkan produk pertanian yang optimal. Salah satu cara untuk memperbaiki
struktur tanah yaitu dengan memberikan material pengkondisi tanah ke dalam tanah
itu sendiri.
Pengkondisi tanah atau soil conditioner dapat digunakan untuk mempercepat
pemulihan kualitas tanah. Penggunaan pengkondisi tanah utamanya ditujukan untuk
memperbaiki kualitas fisik, kimia, dan/atau biologi tanah, sehingga produktivitas
tanah menjadi tinggi. Pengkondisi tanah ada yang bersifat alami maupun buatan
(sintetis). Berdasarkan senyawa atau unsur pembentuk utamanya, pengkondisi tanah
bisa dibedakan sebagai pengkondisi tanah organik, hayati, dan mineral. Praktikum ini
akan melakukan perlakuan mengenai soil conditioner agar praktikan dapat
mengaplikasikan penggunaan pembenah tanah yang bersumber dari bahan organik
guna memperbaiki kualitas tanah dan produktivitas lahan. Perbaikan tanah ini akan
bersifat terbarukan, insitu, dan relatif murah yang bisa mendukung konservasi karbon
dalam tanah.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Praktikan dapat mengubah struktur tanah
2. Praktikan mampu mengubah nutrisi yang terkandung didalam tanah
3. Praktikan dapat mengubah kapasitas takar kation
4. Praktikan dapat mengubah retensi air

1.3 Metodologi Pengamatan dan Pengukuran


1.3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Gelar ukur;
2. Solder; dan
3. Timbangan analitik.
1.3.2 Bahan
1. Air;
2. Botol air mineral 1,5 liter;
3. Gelas ukur;
4. Kalsit;
5. Kompos; dan
6. Tanah.
1.3.2 Prosedur Pengukuran
Prosedur pelaksanaan dari praktikum kali ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menghitung massa tanah, kalsit dan kompos yang dibutuhkan.
3. Melubangi botol air mineral dengan solder yang telah dipanaskan.
4. Menimbang tanah, kalsit dan kompos sesuai kebutuhan yang didapat dari hasil
perhitungan.
5. Menyiapkan tiga jenis media tanam, yaitu tanah 100%, campuran tanah
70%+kalsit 30% dan campuran tanah 70%+kompos 30%.
6. Memasukkan masing-masing media tanam ke dalam wadah dari botol plastik.
7. Menimbang berat kering dari masing-masing media tanam.
8. Mencelupkan botol air mineral yang berisi media tanam ke dalam wadah berisi
air 500 ml hingga seluruh media tanam tercelup air.
9. Menaruh media tanam yang telah dicelupkan ke dalam wadah yang lain dan
menimbang massanya.
10. Menimbang sisa air pada wadah pertama.
11. Menunggu hingga air dari botol air mineral yang berisi media tanam tidak
menetes lagi.
12. Setelah airnya tidak ada lagi yang menetes, menimbang kembali media tanam
pada wadah botol air mineral (kapasitas lapang).
13. Mengulangi langkah 8 hingga 12 pada masing-masing media tanam.
14. Melakukan pengukuran selama 3 hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Soil Conditioner


Sebuah kondisioner tanah adalah produk yang ditambahkan ke tanah untuk
meningkatkan kualitas fisik tanah, terutama kemampuannya untuk menyediakan
nutrisi bagi tanaman. Dalam penggunaan umum, istilah "kondisioner tanah" sering
dianggap sebagai bagian dari amandemen kategori tanah, yang lebih sering
dipahami mencakup berbagai pupuk dan bahan non-organik. Kondisioner tanah
dapat digunakan untuk meningkatkan tanah yang miskin atau untuk membangun
kembali tanah yang telah rusak oleh manajemen yang tidak tepat. Mereka dapat
membuat tanah yang miskin lebih bermanfaat, dan dapat digunakan untuk
mempertahankan tanah dalam kondisi puncak.
Kondisioner tanah memperbaiki tanah yang rusak dan membantu menjaga
kualitas tanah untuk kehidupan tanaman. Seiring waktu tanah akan menjadi
kondisioner tanah dipadatkan membantu untuk melonggarkan tanah serta mengisi
dan menjaga nutrisi agar tanaman tumbuh subur. Untuk hasil terbaik adalah penting
untuk mencampur tanah dan kondisioner tanah sebelum tanam. Meskipun beberapa
kondisioner tanah yang bekerja lebih baik ketika ditempatkan di atas tanah setelah
tanam tanaman. Kondisioner tanah dapat terdiri dari bahan organik. Ini akan
menjadi tanaman dan hewan tetap yang berada dalam berbagai tahap dekomposisi,
biasanya disebut sebagai kompos. Ketika kompos ditambahkan ke tanah yang ada
dimulai membusuk segera karena menyediakan sumber makanan yang kaya
tambahan untuk mikroorganisme dalam tanah. Mikroorganisme memakan
tumbuhan dan hewan sisa-sisa dan akhirnya mati, sehingga menambah diri untuk
komposisi organik tanah (Usry, 2015).

2.2 Retensi Air


Retensi berarti penyimpanan atau daya tampung. Air tanah merupakan
sejumlah air yang terkandung atau ditahan (retained) dalam satu unit massa atau
volume tanah. Retensi air di dalam tanah disebabkan oleh gaya sebagai berikut:
1. Gaya kohesi, yaitu gaya tarik menarik antar molekul air.
2. Gaya adhesi, yaitu gaya tarik menarik antara molekul air dan tanah.
3. Gaya osmotik merupakan pengikatan air oleh garam terlarut di dalam
tanah.
4. Gaya gravitasi, yaitu gaya yang cenderung menarik air ke bawah akibat
gaya tarik bumi.
Daya retensi adalah kemampuan tanah dalam menampung atau menyimpan
air. Kemampuan tanah mengikat dan menyerap air adalah suatu ukuran jumlah air
atau nutrisi yang dapat diserap dan ditahan. Proses kehilangan air dan nutrisi dapat
terjadi karena pengaruh penguapan atau proses pencucian. Kemampuan tanah
menahan atau mengikat dan menyerap air tergantung pada struktur tanah dan
kandungan bahan organik (Putra, 2014).

2.3 Kapasitas Lapang


Kapasitas lapang adalah kondisi ketika komposisi air dan udara di dalam
tanah berimbang. Kondisi ini dapat kita lihat seperti pada contoh pot yang telah
disiram air hingga jenuh yang mengentaskan semua air hingga tak ada lagi air yang
keluar dari lubang yang terdapat pada bagian bawah pot. Hampir semua tanaman
menyukai tanah pada kondisi kapasitas lapang.
Dalam kondisi kapasitas lapang, udara menempati pori makro tanah
sedangkan air hanya terdapat dalam pori mikro tanah. Air yang terdapat dalam pori
mikro tanah tersebut dikenal dengan istilah air tersedia atau air perkolasi. Air
tersedia adalah air yang dapat diambil oleh tanaman, terdapat di antara kondisi
kapasitas lapang dan kondisi titik layu permanen. Air tersedia berbentuk larutan
yang mengandung berbagai unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman. Kemampuan tanah untuk menyimpan air tersedia sangat dipengaruhi oleh
struktur pembentuk tanah tersebut yakni liat, lempung, dan pasir.
Struktur tanah yang liat merupakan struktur tanah yang mampu menyimpan
air tersedia dalam jumlah yang paling banyak. Sedangkan struktur tanah yang pasir
merupakan struktur tanah yang hanya mampu menyimpan air tersedia dalam jumlah
yang sedikit. Untuk memperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan, kebanyakan
petani melakukan manipulasi iklim mikro tanah dengan mencampurkan tanah
struktur liat, pasir, dan kompos dengan perbandingan tertentu (Andriansyah, 2013).
2.4 Mineral Kalsit
Kalsit adalah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat yang paling
stabil. Kalsit merupakan mineral penyusun berbagai jenis batuan dengan rumus
CaCO3. Sangat umum ditemukan diseluruh dunia baik di dalam batuan sedimen,
batuan metamorf maupun batuan beku. Kalsit dapat digunakan sebagai bahan
kontruksi, material abrasif, pupuk pertanian, agregat untuk kontruksi bangunan,
pigmen, farmasi dan masih banyak kegunaan lainnya, kalsit memiliki lebih banyak
kegunaan dibandingkan mineral-mineral lainnya.
Kalsit memiliki kegunaan sebagai penetral asam. Orang-orang menggunakan
batu kapur dan marmer yang telah dihancurkan untuk menetralkan tingkat
keasaman suatu tanah. Prosesnya dengan cara menyebar bubuk hasil penghancuran
batu kapur atau marmer tersebut ke atas tanah. Terkadang juga
membakar/memanaskannya untuk menghasilkan kapur yang dapat bereaksi dengan
cepat dalam menetralkan keasaman tanah.
Pada zaman sekarang, bubuk kalsit tidak dihancurkan lagi secara manual
tetapi sudah diproses dengan modern dengan menambahkan unsur nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanah. Pemupukan tanah hasilnya akan optimum apabila keasaman
tanah dapat dikurangi dan tanah selalu mendapatkan suplai nutrisi yang cukup
(Geologi, 2016).

2.5 Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-
bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau
anaerobik. Sedangkan pengomposan adalah proses di mana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah
mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih
cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air
yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan ( Irfan,
2010). Manfaat kompos yang utama pada tanah yaitu untuk memperbaiki kondisi
fisik tanah dibandingkan untuk menyediakan unsur hara, walaupun dalam kompos
unsur hara sudah ada tetapi jumlahnya sedikit. Pupuk kompos berperan dalam
menjaga fungsi tanah agar unsur hara dalam tanah mudah dimanfaatkan oleh
tanaman.
Cara terbaik memanfaatkan kompos adalah mengembalikan kompos tersebut
pada tanaman yang bersangkutan. Sebagai contoh, daun-daunan dan ranting pohon
mangga yang gugut di tanah dikembalikan lagi ke pohon mangga dengan cara
ditimbun dalam tanah dekat pohon mangga agar menjadi kompos dan dapat
dimanfaatkan. Dengan cara ini saja tidaklah cukup untuk menyediakan unsur hara
bagi pohon mangga. Untuk itu perlu masukkan lain yang lebih banyak dengan cara
memanfaatkan kotoran hewan, sampah dapur atau pun bahan-bahan organik
lainnya dari luar yang diproses menjadi kompos( Irfan,2010).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil praktikum


3.1.1 Tabel Hasil Pengukuran
Tabel 1. Hasil Pengamatan Soil Conditioner
Hari 1 Hari 2 Hari ke-3
Kondisi Parameter
12-11-2018 13-11-2018 14-11-2018
Berat Awal 577 gr 679 gr 684 gr
Berat Basah 717 gr 739 gr 863 gr
Tanah 100% Kapasitas Lapang 702 gr 731 gr 679 gr
Sisa Air 125 ml 440 ml 181 ml
Berat Awal 480 gr 543 gr 524 gr
Tanah 70% Berat Basah 767 gr 553 gr 701 gr
Kalsit 30% Kapasitas Lapang 564 gr 551 gr 537 gr
Sisa Air 466 ml 490 ml 163 ml
Berat Awal 446 gr 556 gr 543 gr
Tanah 70% Berat Basah 595 gr 566 gr 610 gr
Kompos 30% Kapasitas Lapang 577 gr 575 gr 553 gr
Sisa Air 355 ml 490 ml 59 l

3.1.2 Perhitungan Kebutuhan Tanah, Kalsit, dan Kompos untuk Soil


Conditioner
a. Kebutuhan Tanah 70%
𝑔𝑟
= 0,7 × 500 × 1,2 𝑐𝑚3

=420 gr/cm3

b. Kebutuhan Kalsit 30%


= 0,3 × 500 × 0,7 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
= 105 gr/cm3
c. Kebutuhan Kompos 30%
= 0,3 × 500 × 0,475 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
= 71,25 gr/cm3

d. Kebutuhan Tanah 100%


= 1 × 500 × 1,2 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
= 600 gr/cm3
Aditya B. P.
240110150064
3.2 Pembahasan
Pada praktikum teknik konservasi tanah dan air kali ini, praktikan akan
melakukan pengukuran mengenai Soil Conditioner. Berasarkan literatur yang ada,
dikatakan bahwa Soil Conditioner adalah sebuah produk yang ditambahkan ke
tanah untuk meningkatkan kualitas fisik tanah, terutama kemampuannya untuk
menyediakan nutrisi bagi tanaman. Tanah yang dalam keadaan rusak atau miskin
dalam kondisi apapun bisa disebabkan oleh penanganan manajemen yang kurang
tepat. Penambahan Soil Conditioner dapat membuat tanah kembali pada kondisi
puncak. Penambahan Soil Conditioner yang baik dapat dilakukan ketika proses
pengolahan tanah sebelum penanaman. Hal tersebut dilakukan supaya saat proses
penanaman tanah sedang dalam kondisi maksimal.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tanah, kapur/kalsit,
serta kompos. Semua bahan tersebut nantinya akan diberikan tiga perlakuan,
pertama yaitu tanah dengan komposisi 100%, tanah 70% dengan berat 420 gram,
kemudian yang kedua menggunakan campuran kalsit 30% dengan berat 105 gram,
dan yang terahir dengan menggunakan campuran kompos 30% dengan berat 71,25
gram.
Pengukuran yang dilakukan adalah selama 3 hari dengan hasil yaitu tanah
100% dalam kondisi kering pada hari ketiga terjadi kenaikan berat sebesar 107
gram sedangkan dalam kondisi basah terdapat perbedaan 146 gram. Untuk
campuran tanah dengan kalsit dalam kondisi kering terjadi kenaikan pada hari
ketiga sebesar 44 gram dan dalam kondisi basah mengalami penurunan sebesar 66
gram. Tanah dengan tambahan material kompos pada hari ketiga pengukuran
mengalami kenaikan sebesar 97 gram dan pada kondisi basah terjadinya kenaikan
juga sebesar 15 gram.
Berdasarkan literatur diketahui bahwa kapasitas lapang adalah kondisi ketika
komposisi air dan udara di dalam tanah berimbang. Kondisi ini dapat kita lihat
seperti pada contoh pot yang telah disiram air hingga jenuh yang mengentaskan
semua air hingga tak ada lagi air yang keluar dari lubang yang terdapat pada bagian
bawah pot. Hampir semua tanaman menyukai tanah pada kondisi kapasitas lapang.
Pengukuran mengenai kapasitas lapang, pada hari pertama sampai dengan
hari ketiga pengukuran tidak terdapat perbedaan yang besar. Kondisi tersebut dapat
kita lihat pada wadah yang disiram air sampai tanahnya jenuh yang sudah
melewatkan semua air hingga tak ada lagi air yang keluar dari lubang yang terdapat
pada bagian bawah wadah.
Kondisi pada tanah 100% mengalami penurunan sebesar 23 gram dan tanah
dengan tambahan kompos mengalami penurunan sebesar 24 gram, sedangkan pada
tanah dengan tambahan kalsit mengalami penurunan sebesar 27 gram. Akibatnya,
tanah yang memimiliki nilai retensi air yang besar akan menyebabkan air yang
tertampung didalam tanah akan sedikit, karena tanah tersebut mengalami
kehilangan air yang cukup besar.
Jumlah air tersedia tidak terlalu jenuh untuk zona perakaran tanaman
sehingga pembusukan tidak terjadi. Kedua soil conditioner yang digunakan dalam
praktikum kali ini cukup membantu perbaikan kualitas fisik tanah, terutama untuk
lahan kritis. Dari praktikum soil conditioner ini, dapat disimpulkan bahwa
penambahan soil conditioner dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga air akan
dapat tertahan lebih lama di dalam tanah. Dalam bidang pertanian, soil conditioner
juga berfungsi menghalangi evaporasi pada tanah untuk membuat tanaman tidak
banyak kehilangan air.
Ananda Iskandarsyah Putra
240110150110

3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai soil conditioner, dimana tanah
ditambahkan dengan bebagai bahan tambahan. Soil Conditioner merupakan bahan
pembenah tanah yang dibuat dari bahan alami atau sintetis, dan terdiri dari beberapa
jenis seperti emulsi bitumen, Polyacrylamide (PAM), dan Lateks untuk merperbaiki
sifat-sifat tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Soil
Konditioner dapat digunakan untuk bahan campuran untuk mengurangi tingkat
erosi pada suatu wilayah. Praktikum kali ini menggunakan bahan tanah,
kapur/kalsit, serta kompos. Praktikum ini dilakukan dengan tiga perlakuan, pertama
yaitu tanah dengan komposisi 100% kemudian kedua menggunakan campuran
kalsit 30% dan yang terahir dengan menggunakan campuran kompos 30%.
Kebutuhan tanah sebesar 70% yaitu seberat 420 gram, sementara untuk kebutuhan
kalsit 30% didapatkan hitungan yaitu sebesar 105 gram, kemudian untuk kompos
30% didapatkan hitungan sebesar 71,25 gram.
Praktikum dilakukan dengan menggunakan 3 botol air mineral besar yang
telah dipotong serta dilubangi pada bagian samping serta bawahnya. Botol pertama
berisi tanah full 100%, botol kedua berisi tanah 70% serta kalsit 30%, sementara
botol ketiga yaitu 70% tanah dan 30% kompos.
Praktikum dilakukan dengan mencelupkan botol yang berisi tanah dan
campurannya kedalam air berisi 500 ml, lalu angkat botolnya ketika sudah masuk
dan merembes kedalam pasirnya. Timbang beratnya selagi airnya menetes dan
hitung juga banyaknya air yang terangkutnya dari sisa air yang terdapat di gelas
ukurnya.
Didapatkan untuk pengukuran pertama hasilnya adalah sebesar 557 gram
untuk tanah 100% dan sisa airnya adalah sebanyak 125 ml. Data untuk campuran
tanah 70% dan kompos 30% adalah didapatkan sebesar 480 gram dan sisa airnya
adalah sebesar 446 ml. Kemudian data untuk tanah sebesar 70% dan Kalsit 30%
didapatkan hasil sebesar 446 gram dan sisanya adalah sebesar 335 ml.
Pengamatan kedua diapatkan hasilnya sebagai berikut, berat awal untuk tanah
100% adalah sebesar 679 gram kemudian berat basahnya adalah sebesar 739 gram
dan kapasitas lapangnya adalah sebesar 731 gram. Volume ahir dari semuanya
adalah sebesar 440 ml. Untuk tanah dengan campuran kalsit didapatkan hasilnya
sebagai berikut, berat awalnya adalah sebesar 543 gram, kemudian berat basahnya
adalah sebesar 553 gram dan kapasitas lapangnya adalah sebesar 731 gram. Volume
ahir dari semuanya adalah sebesar 490 ml. Untuk tanah dengan campuran kompos
didapatkan hasilnya sebagai berikut, berat awalnya adalah sebesar 556 gram,
kemudian berat basahnya adalah sebesar 556 gram dan kapasitas lapangnya adalah
sebesar 575 gram. Volume ahir dari semuanya adalah sebesar 490 ml.
Dan pengamatan pada hari ketiga didapatkan hasil berat awal pada tanah
100% adalah sebesar 684 gram, berat basahnya adalah 836gram da kapasitas
lapangnya adalah 679 gram. Volume akhir dari keseluruhan adalah 181 ml. Pada
tanah campuran kalsit memiliki berat awal sebesar 524 gram, berat basahnya
sebesar 701 gram dan kapasitas laangnya 537 gram. Volume akhir dari keseluruhan
adalah sebesar 163 ml. Dan pada untuk campuran kompos pada tanah 100% berat
awalnya sebesar 543 gram, berat basahnya 610 gram dan kapasitas lapangnya
adalah sebesar 553 gram. Volume akhirnya adalah 59 ml.
Perbedaan metode pengukuran dapat mempengaruhi hasil pengukuran
diantaranya karena keterbatasan alat yang digunakan dimana timbangan analitik
hanya satu dan pada saat pengukuran harus di lakukan secara bergantian sehingga
memerlukan waktu yang lama serta ada beberapa sampel yang sudah dimasukan
kedalam gelas ukur harus didiamkan terlebih dahulu pada gelas ukur hingga air
yang keluar dari botol tidak terlalu banyak. kondisi yang tepat untuk pengukuran
berat kering + air adalah setelah pengeluaran air pertama, yakni setelah sejumlah
besar air keluar dari lubang-lubang. Kondisi ini memungkinkan terukurnya berat
basah yang sebenarnya, di luar adanya air limpasan. Selain itu, pengukuran pada
kondisi ini memungkinkan hasil pengukuran yang lebih akurat atau dapat
dibandingkan karena berat hasil penimbangan akan lebih stabil karena air limpasan
telah keluar dari botol. Volume air keluar tersebut akan sangat bervariasi untuk
setiap pengukuran, sehingga hasil pengukuran akan berubah-ubah hingga air stabil.
Oleh karena itu, pengukuran yang dilakukan setelah air stabil atau air keluar tidak
terlalu deras untuk setiap pengukuran, akan menghasilkan data yang dapat
dibandingkan.
Setelah mengukur berat awal dan sisa air selanjutnya melakukan kapasitas
lapang pada ketiga sampel. Kapasitas lapang ini menunjukkan kelembaban yang
ditahan tanah setelah terjadi drainase, oleh karena itu massa tanah untuk
pengukuran kapasitas lapang dilakukan setelah tanah dalam botol tidak
mengeluarkan tetesan air lagi. Kapasitas lapang menunjukkan kemampuan tanah
dalam menyimpan air. Massa tanah saat kapasitas lapang yang semakin menurun
menunjukkan bahwa air tersedia yang terdapat dalam pori mikro tanah semakin
berkurang.
Nina Nuraeni
240110160017

3.2 Pembahasan
Praktikum yang dilakukan kali ini yaitu mengenai Soil Conditioner. Soil
Conditioner adalah suatu zat atau bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk
mengubah kualitas fisik tanah dan dapat digunakan pula untuk menambah
kemampuan tanah yang buruk dan dapat memperbaiki tanah yang dalam keadaan
rusak. Tanah yang dalam keadaan rusak atau miskin dalam kondisi apapun bisa
disebabkan oleh penanganan manajemen yang kurang tepat. Hasil terbaik adalah
penting untuk mencampur tanah dan kondisioner tanah sebelum tanam, meskipun
beberapa kondisioner tanah yang bekerja lebih baik ketika ditempatkan di atas tanah
setelah tanam tanaman.
Perlakuan yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu dengan 3 percobaan
dan diantara keduanya ditambahkan dengan material lainnya. Pertama untuk tanah
100% kedua yaitu tanah dengan kebutuhan sekitar 70% ditambahkan kalsit 30%.
Perlakuan terakhir tambahan tanah dengan material kompos dengan perbandingan
yang sama dengan mineral kalsit sebelumnya. Perbandingan data yang didapatkan
dari ketiga perlakuan tersebut setelah 3 hari praktikum yaitu tanah 100% dalam
kondisi kering setelah dibandingkan didapatkan perbedaan, pada hari ketiga ada
kenaikan berat sebesar 107 gram. Tanah dalam kondisi basah, terdapat perbedaan
146 gram. Tanah dengan tambahan kalsit dalam kondisi kering juga terdapat
perbedaan, terjadi kenaikan pada hari ketiga pengukuran yaitu sebesar 44 gram dan
dalam kondisi basah mengalami penurunan sebesar 66 gram. Tanah dengan
tambahan material kompos, adapun dalam kondisi kering pada hari ketiga
pengukuran mengalami kenaikan sebesar 97 gram dan pada kondisi basah
terjadinya kenaikan juga sebesar 15 gram.
Pengukuran mengenai kapasitas lapang, pada hari pertama sampai dengan
hari ketiga pengukuran tidak terdapat perbedaan yang besar. Artinya pada kapasitas
lapang sendiri merupakan kondisi dimana komposisi air dan udara di dalam tanah
seimbang. Kondisi yang dapat kita lihat pada wadah yang telah disiram air hingga
tanahnya jenuh yang sudah melewatkan semua air hingga tak ada lagi air yang
keluar dari lubang yang terdapat pada bagian bawah wadah. Hampir semua tanaman
menyukai tanah pada kondisi kapasitas lapang. Namun pada tanah dengan
tambahan kompos mengalami penurunan sebesar 24 gram, tanah 100% mengalami
penurunan sebesar 23 gram dan pada tanah dengan tambahan kalsit mengalami
penurunan sebesar 27 gram. Akibatnya, tanah yang memimiliki nilai retensi air
yang besar akan menyebabkan air yang tertampung didalam tanah akan sedikit,
karena tanah tersebut mengalami kehilangan air yang cukup besar.
Kaitannya dengan kondisi kapasitas lapang yaitu kondisi ini merupakan
kondisi yang optimum untuk pertumbuhan tanaman pada zona perakaran. Jumlah
air tersedia mencukupi juga tidak terlalu jenuh untuk perakaran tanaman sehingga
pembusukan akibat akar yang tergenang tidak terjadi. Kedua bahan pembenah tanah
yang digunakan dalam praktikum kali ini cukup membantu perbaikan kualitas fisik
tanah, terutama untuk lahan kritis. Oleh karena itu, kedua bahan pembenah tanah
ini masih digunakan sampai sekarang dan bahkan selalu direkomendasikan untuk
dapat digunakan dalam lingkup pertanian.
Chaerul Amin
240110160066

3.2 Pembahasan
Praktikum Teknik Konservasi Tanah dan Air kali ini membahas tentang
bagaimana cara pengukuran kemampuan soil conditiner untuk konservasi tanah dan
air. Soil conditioner yang digunakan pada praktikum adalah jenis organik yaitu
kompos, dan anorganik berupa mineral kalsit. Pengamatan dilakukan selama 3 hari
dengan mengukur 4 parameter yaitu berat awal, berat basah, kapasitas lapang, dan
sisa air dengan 3 objek pada botol yaknik tanah 100%, tanah 70% + kalsit 30%, dan
tanah 70% + kompos 30%. Air merupakan salah satu komponen penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Air yang diserap tanaman adalah air
yang berada pada pori-pori tanah. Setiap jenis tanah memiliki distribusi dan ukuran
pori yang berbeda-beda, yang akan mempengaruhi ketersediaan air di dalam tanah.
Tekstur tanah sangat mempengaruhi kemampuan tanah dalam memegang air.
Misalnya, tanah bertekstur liat memiliki kemampuan yang lebih besar dalam
memegang air daripada tanah bertekstur pasir hal ini terkait dengan luas permukaan
adsorptifnya. Sehingga pemakaian soil conditioner bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan tanah menahan air untuk terinfitrasi dan mengurangi run-off apapun
jenis tanahnya.
Hasil yang ditunjukkan oleh pengamatan pada tanah tanpa soil conditioner.
Dari berat tanah awal dengan wadah sebesar 577 gram, dan berat basah tanah hari
1 : 717 gram, hari 2 : 739 gram, dan hari 3 : 863 gram. Berat kapasitas lapang tanah
dengan banyak air yang tertampung adalah hari 1 : 702 gram, hari 2 : 731 gram, dan
hari 3 : 679 gram. Rata-rata kapasitas lapang tanah adalah 704. Sehingga berat tanah
kering dan air yang ditambahkan mempengaruhi besar kapasitas lapang secara
signifikan berbanding lurus. Tanpa soil conditioner, tanah 577 gram hanya mampu
menahan air sebanyak 127 gram. Angka ini tergolong tinggi, karena perbandingan
air yang tertahan dalam tanah cukup besar, yang berarti air yang tidak tertahan dan
tererosi cukup kecil.
Tanah dengan tambahan kompos memiliki berat tanah 446 gram, dan berat
basah tanah hari 1 : 595 gram, hari 2 : 566 gram, dan hari 3 : 610 gram. memiliki
berat kapasitas lapang tanah dengan banyak air yang tertampung adalah hari 1 : 577
gram, hari 2 : 575 gram, dan hari 3 : 533 gram. Rata-rata kapasitas lapang tanah
adalah 561,67 gram. Sehingga berat tanah kering dan air yang ditambahkan
mempengaruhi besar kapasitas lapang secara signifikan berbanding lurus. Dengan
soil conditioner organic berupa kompos, tanah 446 gram mampu menahan air
sebanyak 95,67 gram. Angka ini masih tergolong rendah, karena perbandingan air
yang tertahan dalam tanah masih sangat sedikit, yang berarti air yang tidak tertahan
dan tererosi cukup besar. Selain itu penggunaan kompos sebagai soil conditioner
memberikan data yang konstan.
Sedangkan tanah dengan tambahan kalsit yang memiliki berat tanah awal
sebesar 446 gram, dan berat basah tanah hari 1 : 767 gram, hari 2 : 553 gram, dan
hari 3 : 701 gram. Berat memiliki kapasitas lapang tanah dengan banyak air yang
tertampung adalah hari 1 : 564 gram, hari 2 : 551 gram, dan hari 3 : 537 gram. Rata-
rata kapasitas lapang tanah adalah 507,67 gram. Sehingga berat tanah kering dan
air yang ditambahkan mempengaruhi besar kapasitas lapang secara signifikan
berbanding lurus. Dengan soil conditioner anorganic berupa kalsit, tanah 70%
mampu menahan air dengan rata-rata sebesar 104,67 gram pada 3 hari pengamatan.
Angka ini tergolong tinggi, karena perbandingan air yang tertahan dalam tanah
cukup besar, yang berarti air yang tidak tertahan dan tererosi cukup kecil.
Data praktikum mengenai tekstur tanah juga tidak diketahui, sehingga tidak
dapat disimpulkan data spesifik mengenai perbaikan struktur tanah. Pengambilan
kesimpulan pun tidak dapat membandingkan keefektivan jenis soil conditioner
yang digunakan karena banyaknya air yang diberikan pada tanah 70%, tanah
dengan kompos, dan tanah dengan kalsit belum tentu sama besarnya. Dari
percobaan soil conditioner ini, dapat disimpulkan bahwa soil conditioner dapat
memperbaiki struktur tanah, sehingga air akan dapat tertahan lebih lama di dalam
tanah. Selain itu, pada lahan pertanian, soil conditioner juga akan menghalangi
evaporasi pada tanah, sehingga tanaman tidak akan banyak kehilangan air, serta
mempengaruhi kapasitas lapang dan pertumbuhan tanaman Kapasitas lapang (field
capacity) yang merupakan keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan
jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi,
akan semakin besar kapasitas lapang berbanding lurus dengan efektivitas
kemampuan soil conditioner.
Kania Altiasari
240110160070

3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahasn mengenai soil conditioner dimana praktikan
melakukan perhitungan kebutuhan tanah, kebutuhan kalsit, kebutuhan kompos,
konsentrasi laturan, dan konsentrasi soil conditioner terhadap tiga jenis tanah
dengan komposisi yang berbeda, yaitu tanah tanpa penambahan (tanah 100%),
tanah dengan penambahan kalsit (tanah 70% + kalsit 30%), dan tanah dengan
penambahan kompos (tanah 70% + kompos 30%). Pengamatan yang dilakukan
meliputi berat kering awal tanah, berat kering awal ditambah air, sisa air, dan
kapasitas lapang tanah. Pengamatan dilakukan selama tiga hari dengan cara
menimbang tanah menggunakan timbangan analitik. Tanah yang digunakan adalah
tanah yang berada pada 30 cm dibawah permukaan tanah atau top soil.
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa terjadi kehilangan dan
penambahan berat tanah. Hal ini terjadi karena adanya perubahan struktur tanah
akibat soil conditioner. Pada pengukuran tanah 100%, didapatkan hasil pada hari
pertama, kedua, dan ketiga, BK awal tanah sebesar 891 g; 885 g; dan 866,5 g.
Kemudian untuk BK awal dan air pada tiap hari pengukuran didapatkan sebesar
891 g; 978 g dan 908,5 g. Lalu untuk pengukuran sisa air didapatkan hasil sebesar
240 ml, 430 ml dan 350 ml. Serta untuk pengukuran kapasitas lapang didapatkan
hasil untuk hari pertama, kedua, dan ketiga sebesar 866 g; 888,5 g dan 875,5 g.
Sedangkan untuk tanah 70% dengan penambahan kompos 30% didapatkan hasil
untuk BK awal tanah sebesar 778,5 g; 736,5 g, dan 717 g. Kemudian untuk BK
awal dan air pada tiap hari pengukuran didapatkan sebesar 778,5 g; 900 g dan 912,5
g. Lalu untuk pengukuran sisa air didapatkan hasil sebesar 220 ml, 350 g, dan 290
ml. Serta untuk pengukuran kapasitas lapang didapatkan hasil untuk hari pertama,
kedua, dan ketiga sebesar 727,5 g; 738,5 g dan 736 g. Terakhir untuk tanah 70%
dengan penambahan kalsit 30% didapatkan hasil untuk BK awal tanah sebesar 563
g; 772 g; dan 765 g. Kemudian untuk BK awal dan air pada tiap hari pengukuran
didapatkan sebesar 843 g; 957 g; dan 954 g. Lalu untuk pengukuran sisa air
didapatkan hasil sebesar 210 ml, 256 ml, dan 250 ml. Serta untuk pengukuran
kapasitas lapang didapatkan hasil untuk hari pertama, kedua, dan ketiga sebesar 747
g, 774 g, dan 764 g.
Dari hasil yang diperoleh selama tiga hari dapat disimpulkan bahwa terjadi
penambahan dan kehilangan berat pada tanah dan terjadi penurunan berat pada sisa
air. Tanah yang dapat menahan air terjadi pada tanah yang diberi kalsit sedangkan
tanah yang diberi kompos banyak menyerap air dikarenakan kompos membuat
tanah menjadi gembur. Tanah yang praktikan gunakan juga bertekstur liat sehingga
kapasitas lapangnya lebih besar. Kapasitas lapang adalah kondisi ketika komposisi
air dan udara di dalam tanah berimbang. Dalam kondisi kapasitas lapang, udara
menempati pori makro tanah sedangkan air hanya terdapat dalam pori mikro tanah.
Kemampuan tanah untuk menyimpan air tersedia sangat dipengaruhi oleh struktur
pembentuk tanah tersebut yakni liat, lempung, dan pasir. Struktur tanah yang liat
merupakan struktur tanah yang mampu menyimpan air tersedia dalam jumlah yang
paling banyak. Sedangkan struktur tanah yang pasir merupakan struktur tanah yang
hanya mampu menyimpan air tersedia dalam jumlah yang sedikit.
Aditya B. P.
240110150064
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Soil Conditioner adalah sebuah produk yang ditambahkan ke tanah untuk
meningkatkan kualitas fisik tanah, terutama kemampuannya untuk
menyediakan nutrisi bagi tanaman.
2. Kapasitas lapang merupakan kondisi dimana komposisi air dan udara di
dalam tanah seimbang.
3. Praktikum kali ini melakukan 3 perlakuan, pertama yaitu tanah dengan
komposisi 100%, yang kedua menggunakan campuran kalsit 30% dengan
berat 105 gram, dan yang terahir dengan menggunakan campuran kompos
30% dengan berat 71,25 gram.
4. Daya dari retensi lebih besar pada kondisi tanah ditambahkan kalsit
dibandingkan dengan tanah 100% maupun tanah yang ditambahkan
kompos, sedangkan kapasitas lapang dari tanah 100% lebih besar
dibandingkan tanah dengan penambahan soil conditioner.
5. Kehilangan air yang terjadi pada jenis tanah dengan tambahan kalsit lebih
banyak dibandingkan tanah 100% dan tanah dengan tambahan kompos.

4.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Sebelum praktikum, praktikan harus sudah memahami materi yang akan
dipraktikkan, agar memudahkan proses praktikum.
2. Pada saat praktik di lapangan, semua anggota kelompok harus bekerja sama
dan membagi tugas agar praktikum berjalan tepat waktu dan efektif.
3. Pengukuran sebaiknya dilakukan selama 5 hari untuk hasil yang lebih
beragam.
Ananda Iskandarsyah Putra
240110150110

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Soil Conditioner adalah suatu zat atau bahan-bahan sintetis atau alami, organik
atau mineral yang ditambahkan kedalam tanah untuk mengubah kualitas fisik
tanah.
2. Perbedaan metode pengukuran dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
3. Volume air keluar tersebut akan sangat bervariasi untuk setiap pengukuran,
sehingga hasil pengukuran akan berubah-ubah hingga air stabil.
4. Kapasitas lapang menunjukkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
5. Massa tanah saat kapasitas lapang yang semakin menurun menunjukkan bahwa
air tersedia yang terdapat dalam pori mikro tanah semakin berkurang.

4.2 Saran
Saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Praktikan hendaknya terlebih dahulu memahami materi mengenai Soil
Conditioner.
2. Sebelum memulai praktikum hendaknya memperhatikan alat dan bahan yang
akan digunakan pada saat praktikum.
3. Sebaiknya teliti dalam menimbang berat dari ketiga jenis tanah tersebut.
4. Praktikan henaknya harus teliti pula dalam penambahan material seperti Kalsit
dan Kompos.
Nina Nuraeni
240110160017

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan praktikum ini yakni :
1. Soil Conditioner adalah suatu zat atau bahan yang ditambahkan kedalam
tanah untuk mengubah kualitas fisik tanah;
2. Kapasitas lapang merupakan kondisi dimana komposisi air dan udara di
dalam tanah seimbang;
3. Daya dari retensi lebih besar pada kondisi tanah ditambahkan kalsit
dibandingkan dengan tanah 100% dan tanah yang ditambahkan kompos;
4. Kapasitas lapang tanah 100% lebih besar dibandingkan tanah dengan masing-
masing penambahan soil conditioner.
5. Tanah yang lebih menyerap air lebih cepat yaitu pada jenis tanah dengan
tambahan mineral kalsit; dan
6. Kehilangan air yang terjadi pada jenis tanah dengan tambahan kalsit lebih
banyak dibandingkan tanah 100% dan tanah dengan tambahan kompos.

4.2 Saran
Saran dari praktikum kali ini adalah dalam masing-masing kondisi tidak
hanya 1 perlakuan saja, jadi jika ada pembanding dalam masing-masing kondisi
lebih memudahkan untuk dilakukan pengukuran dan analisisnya.
Chaerul Amin
240110160066

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Berat basah tanah mempengaruhi besar kapasitas lapang secara signifikan;
2. Tanah 600 gram tanpa soil conditioner memiliki laju erosi besar karena
hanya menahan 127 gram air untuk banyak air yang diberikan dengan rata-
rata;
3. Kompos sebagai soil conditioner dapat menyimpan air dalam tanah 420
gram sebanyak 95,67 gram untuk banyak air yang diberikan dengan rata-
rata ;
4. Kalsit sebagai soil conditioner dapat menyimpan air dalam tanah 420 gram
sebanyak 104,67 gram untuk banyak air yang diberikan dengan rata-rata;
dan,
5. Penggunaan soil conditioner dapat meningkatkan kapasitas lapang tanah,
menyimpan banyak air dalam tanah, dan mengurangi laju erosi.

4.1 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan data dilakukan pada waktu yang sama setiap harinya.
2. Memiliki data jenis dan struktur tanah agar dapat membandingkan sifat
tanah sebelum dan setelah pemberian soil conditioner.
Kania Altiasari
240110160070

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Soil conditioner merupakan suatu bahan yang ditambahkan ke dalam tanah
untuk memperbaiki struktur tanah atau ikatan antar agregat tanah.
2. Perubahan struktur tanah dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah yang
dapat berdampak pada menurunnya produktivitas tanah tersebut
3. Soil conditioner digunakan untuk mengubah struktur tanah, mengubah nutrisi
dalam tanah, mengubah kapasitas tukar kation, dan mengubah retensi air
Kalsit merupakan salah satu soil conditioner kimia (anorganik) sedangkan
kompos merupakan soil conditioner organik.
4. Bahan yang diuji berupa kontrol yang berisi bahan 100% tanah, kedua adalah
70% tanah+30% kalsit, ketiga adalah 70% tanah+30% kompos.
5. Kategori struktur tanah yang baik sebenarnya disesuaikan dengan
penggunaan lahan dan jenis tanaman yang ditanam.
6. Soil conditioner merupakan salah satu upaya konservasi tanah dan air karena
berfungsi juga untuk meningkatkan kapasitas infiltrasi suatu tanah sehingga
mampu menyerap air lebih banyak dan memperkecil runoff yang dapat
menyebabkan erosi.

4.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah :
1. Botol air mineral yang dibawa sebaiknya sudah dipotong dan dilubangi
terlebih dahulu sehingga dapat mengefisienkan waktu;dan
2. Tanah yang memiliki agregat tanah kurang baik diberikan unsur hara yang
dapat memperbaiki kondisi tanah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Andriansyah. 2013. Kapasitas Lapang pada Tanah. Terdapat pada: http://detik-


tani.co.id/2013/06/kapasitas lapang-pada-tanah.html. (Diakses pada Minggu,
18 November 2018 pukul 19.35 WIB).
Geologi, S. 2016. Deskripsi, Genesa dan Kegunaan Mineral Kalsit. (Terdapat pada
:http://serambigeologi.co.id/2016/02/deskripsi-genesa-dan-kegunaan mineral
-kalsit.html. (Diakses pada Minggu, 18 November 2018 pukul 19.45 WIB).
Irfan. 2010. Kompos sebagai pupuk. Terdapat pada
agroteknologi.web.id/pengertian-dan-definisi-kompos. (Diakses pada
Minggu, 18 November 2018 pukul 19.50 WIB).
Putra, Y. 2014. Daya Retensi Air dari Partikel Tanah. (Terdapat pada: http://yusa-
putra.blogspot.co.id/p/daya-retensi-air-dari-partikel-tanah-i.html. (Diakses
pada Minggu, 18 November 2018 pukul 19.55 WIB).
Usry, M. 2015. What Is Soil Conditioner.(Terdapat pada : https://www.south-
landorganics.com/blogs/news/17989176-what-is-soil-conditioner. (Diakses
pada Minggu, 18 November 2018 pukul 19.59 WIB).
LAMPIRAN

Gambar 1. Penimbangan sampel 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 2. Penimbangan sampel 2


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Gambar 3. Penimbangan sampel 3
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 4. Penimbangan sampel 4


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Gambar 5. Penimbangan sampel 2
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 6. Penimbangan sampel 2


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Anda mungkin juga menyukai