Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENYEHATAN TANAH

“MEMAHAMI MANIPULASI DAN MODIFIKASI TANAH”

Disusun oleh : Kelompok 8

Kelas: 2 D3 A

1. Dewi Fuji Astuti P2.31.33.0.17.007

2. Fathan Arief Rachmansyah P2.31.33.0.17.012

3. Intan Siti Herdiani P2.31.33.0.17.017

4. Rointan Novitasari P2.31.33.0.17.033

Dosen Pengajar:

1. Catur Puspawati, ST., MKM


2. Tugiyo, SKM., MSi

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III/F3 KebayoranBaru, Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643

Fax. 021.7397769 E-mail: info@poltekkesjkt2.ac.id Website: http://poltekkesjkt2.ac.id

Tahun Akademik 2018


1. Pengertian Manipulasi dan Modifikasi Tanah

A. PERSYARATAN KESEHATAN TANAH

Hal yang menjadi persyaratan tanah yang sehat dan subur antara lain : kapasitas absorbsi,
tingkat keasaman, kandungan liat dan kandungan bahan organik dalam tanah.

1. Kapasitas absorbsi : kemampuan tanah untuk mengikat atau menarik suatu kation oleh
partikel-partikel kolloid tanah (partikel kolloid itu terdiri dari liat dan organik), dan ini
secara langsung mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran hara
dalam bentuk kation yang dihitung dengan milli equivalent. Kesehatan tanah semakin
baik bila nilai kapasitas absorbsinya tinggi. Tanah yang kandungan kationnya terlalu
tinggi akan mengakibatkan tanah terlalu basa, sehingga akan menghambat absorbsi
dalam tanah oleh akar-akaran tumbuhan. Oleh karena itu tanah yang terlalu basa
tersebut perlu dimanipulasi dengan penambahan bahan organik yang bersifat asam
sampai pH mendekati norma 6-7. Tanah yang memiliki absorbsi tinggi biasanya susunan
kationnya didominasi oleh unsur K (Kalium), Ca (Calsium) dan Mg (Magnesium),
sehingga nilai pH tanah normal (berkisar 6,5).
2. Tingkat keasaman : Tanah disebut asam jika larutan tanah mengandung ion H+ lebih
besar daripada ion OH- (pH7). Tanah bersifat asam bila banyak mengandung bahan-
bahan organik yang berlebihan atau akibat berkurangnya kation yang dibutuhkan tanah
dalam menjaga keseimbangannya. Kation-kation tersebut anatara lain : Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Kalium (K) dan Natrium (Na). Unsur-unsur kation dapat berkurang
kandungan didalam tanah karena terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih
bawah atau hilang diserap oleh tanaman. Begitu pula bila kandungan kation didalam
tanah berlebihan akibat adanya akumulasi. Peningkatan kation dalam tanah akan
meningkatkan nilai persen kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya
kandungan basa tanah pada posisi nilai pH tanah yang tinggi >7 yang menyebabkan
penurunan nilai kesuburan kimiawi optimal secara menyeluruh. Nilai kesuburan kimiawi
secara sederhana dicerminkan oleh nilai pH, karena nilai pH akan mampu
mempengaruhi dan mencerminkan aktifitas kimiawi sekaligus aktifitas biologis dan
kondisi fisik di dalam tanah. Dengan demikian menjaga nilai pH tanah dalam keadaan
netral (pH=7) itulah kunci mempertahankan kesuburan tanah.
3. Kandungan liat : Kandungan liat tanah menjadi indikator kandungan partikel kolloid
tanah.Tanah yang memiliki kandungan liat pada komposisi dominan atau tinggi menjadi
tidak ideal untuk budidaya maupun pengolahan tanah sehingga tanah tidak sehat.
Kandungan liat yang tinggi menyebabkan perkolasi, inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi
tanah menjadi lebih rendah yang mengakibatkan terjadinya kesulitan peredaran air dan
udara di dalam tanah. Oleh karena itu perlu adanya tindakan manipulasi tanah dengan
menambahkan bahan organik karena partikel kolloid itu terdiri dari liat dan organik.
Penambahan organik dapat berupa kompos, pupuk kandang maupun bahan-bahan
organik lain.
4. Kandungan bahan organik : Kandungan bahan organik jumlah yang cukup di dalam
tanah dapat memperbaiki kondisi tanah agar tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan
dalam pengolahan tanahnya.
Untuk memenuhi beberapa persyaratan tersebut perlu adanya upaya manipulasi.
 Manipulasi lingkungan adalah suatu upaya pengelolaan lingkungan yang meliputi
kegiatan yang terencana yang bertujuan untuk mengubah kondisi sementara yang
tidak menguntungkan bagi perkembangbiakan vektor penyakit pada habitatnya.
Begitu pula untuk manipulasi tanah, sebagaimana manipulasi tanah juga disebut
kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya bertujuan sebagai pengendalian yang
efektif.
 Modifikasi tanah adalah upaya pengelolaan tanah yang meliputi perubahan fisik
yang bersifat permanen terhadap lahan, air dan tanaman yang bertujuan untuk
mencegah, menghilangkan atau mengurangi habitat vektor penyakit tanpa
menyebabkan terganggunya kualitas lingkungan hidup manusia.
2. Jenis dan Manfaat Manipulasi dan Modifikasi Tanah#

A. Manipulasi :

1. Manipulasi dengan Pengolahan Tanah Minimum

adalah teknik konservasi tanah dimana gangguan mekanis terhadap tanah diupayakan
sesedikit mungkin. Dengan cara ini kerusakan struktur tanah dapat dihindari sehingga aliran
permukaan dan erosi berkurang. Pengolahan tanah minimum hanya dapat dilakukan pada tanah yang
gembur. Tanah gembur dapat terbentuk sebagai hasil dari penggunaan mulsa secara terus menerus dan
atau pemberian pupuk hijau atau pupuk kandang atau kompos dari bahan organik yang lain secara
terus menerus. Penerapan teknik pengolahan tanah minimum selalu perlu disertai pemberian mulsa.

Keuntungan:
a. Menghindari kerusakan struktur tanah
b. Mengurangi aliran permukaan dan erosi
c. Memperlambat proses mineralisasi, sehingga penggunaan zat-zat hara dalam
bahanbahan organik lebih berkelanjutan
d. Tenaga kerja yang lebih sedikit daripada pengelolaan penuh, sehingga mengurangi
biaya produksi
e. Dapat diterapkan pada lahan-lahan marginal yang jika tidak dengan cara ini
mungkin tidak dapat diolah.
Kelemahan:
a. Persiapan bedengan yang kurang memadai dapat menyebabkan pertumbuhan yang
kurang baik dan produksi yang rendah, terutama untuk tanaman seperti jagung dan ubi
b. Perakaran mungkin terbatas dalam tanah yang berstruktur keras
c. Lebih cocok untuk tanah yang gembur
d. Pemberian mulsa perlu dilakukan secara terus menerus
e. Herbisida diperlukan apabila pengendalian tanaman pengganggu tidak dilakukan
secara manual atau mekanis.
2. Manipulasi dengan Pengolahan Tanah Konservasi Pengolahan tanah
adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah untuk menciptakan keadaan tanah
yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah untuk
menyiapkan tempat tumbuh bagi bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik,
membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma.
Untuk mencapai tujuan pengolahan tanah dan bersamaan dengan itu menghindari erosi,
disarankan tindakan berikut:
a. Tanah diolah seperlunya tergantung pada kondisi sifat fisik tanah
b. Pengolahan tanah dilakukan, untuk bukan sawah, pada kandungan air tanah yang tepat
c. Gunakan herbisida ramah lingkungan untuk memberantas gulma
d. Dalamnya pengolahan selalu dirubah
e. Pengolahan tanah dilakukan menurut kontur
Olah tanah konservasi adalah suatu sistem pengolahan tanah dengan tetap
mempertahankan setidaknya 30% sisa tanaman menutup permukaan tanah. Olah tanah
konservasi dilakukan dengan cara:
a. Pengolahan tanah dalam bentuk larikan memotong lereng atau dengan mencangkul
sepanjang larikan untuk memudahkan penanaman.
b. Tanpa olah tanah adalah sistem di mana permukaan tanah hanya dibersihkan dari gulma
baik secara manual maupun dengan menggunakan herbisida. Sesudah pembersihan, tanaman
langsung ditugalkan. Jika penugalan sulit dilakukan, dapat digunakan cangkul untuk
memudahkan penanaman.
Adapun keuntungan dari metode ini adalah :
a. Menghemat tenaga kerja dan biaya
b. Memperbaiki struktur tanah melalui peningkatan pori makro. Proses ini terjadi karena
dengan tanpa olah tanah, fauna (hewan) tanah seperti cacing menjadi lebih aktif
3. Manipulasi Sifat Kimia Tanah
Pada konsentrasi tinggi semua jenis logam berat dapat bersifat racun bagi makhluk
hidup. Industri akan terus-menerus menghasilkan limbah logam berat yang tinggi sehingga
lingkungan dapat dicemari olehnya. Pemanfaatan kimiawi logam berat dengan berbagai
komponen dalam sistem tanah diharapkan dapat menetralkannya. Penelitian ini bertujuan
mengembangkan teknik pengelolaan limbah industri berlogam berat di dalam sistem tanah
dengan memanfaatkan kapur dan kompos daun tanaman. Kapur karbonat dan kompos daun
singkong berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman di tanah yang tercemari logam
berat asal limbah. Selain karena menurunkan kelarutan logam berat di dalam tanah, bahan
tersebut juga menurunkan akumulasi Cu di dalam akar dan tajuk tanaman. Penambahan
limbah industri dengan takaran sampai dengan 80 ton ha-1 (dalam rumah kaca) dan 60 ton
ha-1 (di lapangan) umumnya berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman bila diberikan bersama kapur dan kompos daun singkong.
B. Modifikasi :
1. MODIFIKASI MEKANIK
Metode penyehatan tanah berdasarkan pendekatan mekanik menitik beratkan metode
pada pengolahan lahan. Dengan metode ini akan terjadi perubahan struktur tanah. Beberapa
metode modifikasi dalam penyehatan tanah adalah sebagai berikut :
a. Menyiram Air Dalam Tanah
Tanah yang kering tentu saja kekurangan air. Tanah yang kekurangan air akan
mengahmbat proses penyerapan unsur-unsur hara yang terkandung dalam tanah oleh akar
tumbuh-tumbuhan. Untuk itu perlu penambahan air dengan cara penyiraman. Metode
penyiraman yang dapaat aplikasikan salah satunya adalah springkle irrigatio (irigasi
semprot). Yaitu metode penyiraman tanah yang kering dengan jalaan menyemprotkan air
keudara dan membiarkan jatuh dipermukaan tanah. Dalam metode ini air dipaksa dibawah
tekanan melalui nossel kecil yang pecah menjadi tetesan dan jatuh kembali ke tanah.
Keuntungan metode penyiraman antara lain: dapat digunakan untuk hamparan tanah yang
luas, dapat menjaangkau daerah berlereng, cocok untuk tanah berpasir dengan tingkaat
infiltrasi tinggi, menghemat pupuk dan air, dapat diterapkan pada tanah yang tidak rata.
b. Membuat Jalur Irigasi

Dalam rangka meningkatkan kesuburan tanah terutam untuk tanah yang sulit air,
maka perlu upaya untuk memenuhi kebutuhan air dalam tanah. Salah satu metode pengairan
yang sangat luas dipakai di dunia adalah dengan irigasi air dari jalur sungai. Pada metode ini,
sodetan dapat dibuat di sungai sehingga air mengalir secara otomatis ke lahan. Letak lahan
harus diperhatikan yaitu di bawah aliran atau sejajar dengan aliran agar air dapat mengalir.
Bila letak sungai rendah, maka pompa dapat menaikan air secara buatan.dengan pemompaaan
akan menambah biaya pengolahan tanah karenaa harus membeeli alat sedot air, bahan bakar
penggerak mesin dan lain-lain.

c. Membuat Jalur Pengairan Limbah

Disetiap daerah memiliki potensi air limbah baik yang berasal dari rumah tangga
maupun industri. Dalam air limbah masih banyak mengandung bahan-bahan organik yang
dibutuhkan oleh tanah sebagai unsur penyubur. Sebenarnya, materi organik ini dapat
ditambahkan ke dalam tanah bersamaan dengan jalur irigasi apabila air yang digunakan kaya
akan nutrisi (eutrofik). Salah satu contoh air eutrofik adalah air limbah domestik yang berasal
dari pemukiman warga. Jalur irigasi biasanya berasal dari sungai dan sumber air lainnya yang
mengandung sedikit materi organik (oligotrofik). Dengan pemanfaatan air limbah yang
digabungkan dengan irigasi sungai akan meninkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan
tanah. Air limbah domestik baik untuk digunakan dalam sistem ini. Hal ini karena limbah
domestik mengandung materi organik yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan dapat
terdeposisi di tanah sebagai topsoil. Namun demikian, perlu diperhatikan kualitas dari air
limbah domestik ini. Apabila limbah terkontaminasi senyawa kimia berbahaya maka air
menjadi tidak layak untuk digunakan.
d. Membajak Lahan

Melakukan modifikasi dengan pembajakan tanah berguna untuk membolak-balikan


lahan terutama daerah yang berada di zona topsoil (0 – 20 cm dari permukaan tanah).
Pengolahan tanah dapat dilakukan secara manual dengan cangkul atau bantuan hewan seperti
kerbau. Kini pembajakan biasanya dilakukan dengan mesin traktor. Tanah yang telah dibajak
akan terangkat dan menjadi gembur. Tanah yang gembur berarti tanah memiliki rongga
dalam strukturnya (tidak padat) dengan demikian organisme tanah seperti cacing dan
mikroorganisme bisa hidup di dalamnya. Akar tanaman pun akan lebih mudah mendapatkan
oksigen dengan struktur tanah yang berongga ini.

e. Memperkokoh Tanah

Melakukan modifikasi pada tanah yanag mudah erosi dan labil. Hal ini diperparah
apabila secara topografi, tanah memiliki kemiringan yang cukup tinggi. Pada kondisi ini,
sengkedan atau terasering dapat dibuat sehingga tanah akan kokoh pada tempatnya untuk
menerima irigasi. Batuan dan jaring buatan pun dapat digunakan untuk mempertahankan
posisi tanah.

f. Menaikan Porositas
Tanah pada daerah tertntu sering memiliki komposisi yang kandungan liatnya
tinggi sehingga sulit dittembus air dan udara. Porositas tanah bergantung dari komposisi
tanah. Tanah yang memiliki porositas tinggi memiliki kandungan partikel besar (sand) yang
sedikit dibandingkan partikel yang lebih kecil (silt dan clay). Porositas yang tinggi berguna
untuk menahan air dan nutrisi di dalam tanah dan tak terbawa air. Dengan demikian pada
tanah dengan porositas rendah dapat ditambahkan partikel clay untuk selanjutnya dibajak
agar tanah tercampur.
2. MODIFIKASI KIMIAWI

1. Menambahkan Pupuk Kimia


Tanah yang kekurangan materi esensial (nitrogen, fosfor, dan kalium) membuat tanah
menjadi tandus. Untuk itulah pupuk kimia dapat ditambahkan pada tanah. Jenis pupuk ini
dengan segera dapat memenuhi nutrisi tanaman karena senyawa kimia yang tersedia dapat
diserap langsung oleh tanaman. Di antara pupuk kimia yang banyak digunakan adalah NPK,
ZA, dan urea. Penggunaan pupuk kimia tidak boleh diberikan dalam dosis yang berlebihan.
Hal ini dikarenakan senyawa yang tidak terserap tanaman dan terdeposisi dalam tanah akan
tercuci oleh air dan masuk ke dalam air tanah. Hasilnya adalah air tanah menjadi tercemar
dengan senyawa kimia yang berasal dari pupuk.

2. Menambahkan Mineral
Tanah yang kekurangan mineral juga akan menimbulkan gangguan pada kesehatan
tanah. Oleh karena itu selain materi esensial, tanah yang kekuranagan mineralpun juga
termasuk tanah tandus (tidak sehat). Mineral ini terdiri dari Boron, Klorin, Tembaga, Kobalt,
Besi, Mangan, Magnesium, Molibdenum, Belerang, dan Seng. Karena mineral biasanya
berasal dari batuan yang mengalami pelapukan, maka penambahan mineral dilakukan dengan
menambahkan beberapa batuan ke lapirsan tanah yang kkurangan mineral tersebut.
Penambahaannyapun harus sesuai dengan keebutuhan, karena apaabila penambahaannyaa
berlebih justru akan mengakibatkan tanh menjadi tidaak sehat.
3. Menambahkan Batuan Halus
Beberapa senyawa dapat ditambahkan ke dalam tanah melalui penambahan batuan
halus, contohnya adalah batuan fosfat. Batuan fosfat ini tidak hanya mengandung fosfor saja
namun juga karbon, kalsium, dan materi mineral tambahan seperti yang disebutkan
sebelumnya. Namun sayangnya, batuan fosfat juga memilki kandungan logam berat yang
signifikan. Untuk menggunakan batuan secara efektif, batuan dihaluskan hingga ukurannya
cukup kecil kemudian ditambahkan bersamaan dengan pupuk kandang. Asam dari pupuk
kandang akan melarutkan fosfat. Di lain pihak, fosfat akan menstabilkan nitrogen yang
berasal dari pupuk kandang.
4. Menambahkan Debu Granit
Debu granit dan mineral glaukonit dapat digunakan untuk menambah kandungan
kalium tanah. Debu granit mengandung sekitar 1-5% kalium sedangkan sisanya merupakan
mineral tambahan. Sayangnya debu granit kurang dapat larut dalam air sehingga tidak banyak
kalium yang dapat larut dalam waktu cepat. Namun demikian, dampak positifnya adalah debu
granit merupakan slow release fertiliser yang membuat penambahan debu granit tidak perlu
sesering senyawa non-organik lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk glaukonit
(greensand).
5. Menambahkan Batuan Kapur
Batuan kapur dapat menambahkan kandungan kalsium dalam tanah. Selain itu, batuan
kapur dapat memperbaiki kondisi pH tanah yang terlalu rendah yang akan membuat tanah
menjadi subur dan tidak tandus seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.
6. Menambahkan Debu Basal
Salah satu sumber mikronutrien lainnya yang banyak digunakan adalah debu basal.
Debu ini berasal dari pelapukan batuan basal dan mengandung mineral-mineral penting yang
berguna dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Debu ini secara alami ada di
daerah dengan gunung berapi yang aktif, misalnya gunung Merapi, Gunung Lawu, Gunung
Krakatau, Gunung Galunggung, Gunung Agung dll. Sedangkan di daerah yang tidak
memiliki gunung berapi aktif, debu basal didapatkan dengan penambahan secara buatan.
Untungnya dengan sifat low release dan harga yang tidak terlalu mahal, penggunaan debu
basal merupakan pilihan yang tepat dalam meningkatkan kandungan mineral tanah.
7. Mengatur pH Kesehataan tanah sangat erat kaitannya dengan pH tanah.
Tanah yang sehat memiliki pH kisaran 6.0 hingga 6.8 dengan batas toleransi. Bila
tanah terlalu asam (pH kurang dari 6) untuk mengatasinya dengan menambahkan batuan
kapur. Ion karbonat dalam batuan kapur akan berikatan dengan ion hidroksil sehingga
menaikkan pH. Sebaliknya, bila tanah terlalu alkalis, maka batuan gipsum dapat
ditambahkan. Ion sulfat dalam gipsum akan berikatan dengan ion hidronium sehingga
menurunkan pH. Baik kapur dan gipsum yang akan digunakan harus melalui proses pabrikasi
yang baik sehingga tidak mengandung kontaminan yang malah mengganggu kesehatan tanah.
8. Menghambat Laju Buang Nitrogen
Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, umumnya menjadi
faktor pembatas pada tanah-tanah yang tidak dipupuk. Berupa asam amino, amida dan amin
yang berfungsi sebagai kerangka (building blocks) dan senyawa antara (intermediary
compounds). Berupa protein, khlorofil, asam nukleat: protein atau ensim mengatur reaksi
biokimia, N merupakan bagian utuh dari struktur klorofil, warna hijau pucat atau kekuningan
disebabkan kekahatan N, sebagai bahan dasar DNA dan RNA. Nitrogen dapat lepas dari
tanah melalui siklus nitrogen ke udara. Lepasnya nitrogen dari dalam tanah ini dapat
dihambat dengan menambahkan suatu senyawa inhibitor. Meningkatkan potensi pelindian N.
Senyawa NO3 – sangat mobil, sangat larut air, tidak dapat dipegang oleh koloid tanah.
Senyawa NH4 + merupakan kation tertukar, dapat dipegang oleh koloid tanah, bersifat mobil
dalam tanah pasiran tanah yang memiliki KPK rendah. Untuk berlangsungnya proses
nitrifikasi diperlukan Penyehatan Tanah 191 suasana aerasi yang baik, karena yang aktif
bakteri aerobik, oksigen diperlukan sebagai reaktan dalam kedua reaksi yang terlibat. Proses
ini bersifat mengasamkan tanah, 2 mol H+ dihasilkan per mol NH4 + yag dinitrifikasi, ini
dapat berasal dari pupuk ammonium atau mengandung pembentuk ammonium (urea). Sangat
cepat pada pH tinggi, optimum pada pH 8.5, bakteri memerlukan cukup Ca dan P,
keseimbangan reaksi lebih cocok pada pH tinggi tersebut. Reaksi cepat pada temperatur
hangat dan tanah yang lembab. Penghambat nitrifikasi: digunakan untuk membatasi pelindian
nitrat, N-Serve (nitrapyrin) karena bersifat meracun bagi Nitrosomonas.

3. MODIFIKASI BIOLOGIS
Tanah kering dan tandus merupakan tanah yang tidak sehat. Untuk meningkatkan
kesehataan tanah tersebut disamping modifikasi mekanik dan kimia dapat pula dengan
metode biologis. Modifikasi biologis memiliki arti memanipulasi tanaman, makhluk hidup
tanah, dan menggunakan produk yang berasal dari makhluk hidup untuk diaplikasikan pada
tanah. Adapun beberapa modifikasi biologis yang dapaat dilakukan adalah:
1. Modifikasi Dengan Menambahkan Materi Dan Pupuk Organik
Tanah yang tidak mengandung bahan-bahan organik yang cukup termasuk tanah yang
tidak sehat. Faktor utama yang menentukan bahwa tanah termasuk tanah tandus
adalah tidak tersedianya materi organik tanah yang tidak mencukupi. Materi organik
memiliki kapasitas pertukaran ion yang sangat tinggi sehingga dapat mengikat air
dengan kuat. Hal ini yang membuat tanah kering berarti kekurangan materi organik
tanah. Penambahan materi organik berbeda dengan pupuk kimia karena materi
organik tidak dapat secara langsung diserap tanaman dan tersedia di tanah. Materi
organik akan mengaktifkan mikroorganisme untuk mendegradasi materi organik itu
sendiri. Sama dengan batuan basal, materi organik merupakan slow release fertiliser.
Namun demikian materi organik ini tidak terlalu kaya dengan nutrisi sehingga
penambahannya harus dibarengi dengan pupuk seperti kompos dari daun-daunan,
kotoran sapi dan lain-lain.
2. Modifikasi Dengan Penambahan Materi Hewani
Tanah yang tidak sehat dapat pula diatasi dengan penambahan darah, tulang, dan bulu
hewan dapat digunakan sebagai pupuk organik. Darah mengandung sekitar 12-13%
nitrogen sedangkan bulu mengandung 7-10% nitrogen. Kandungan nitrogen yang
sangat tinggi dapat membuat tanaman keracunan ammonia dan mengundang
munculnya bakteri patogen. Meski mengandung nitrogen yang tinggi namun bulu
hewan tidak efisien untuk dijadikan pupuk organik karena pelepasan nutrisinya
sangatlah lama. Tulang hewan dapat meningkatkan kadar fosfor tanah lebih cepat
dibandingkan batuan. Ketiga bahan tersebut sangat baik untuk menanggulangi tanah
tandus, namun untuk lahan yang besar, penggunaanya tidak tepat mengingat harganya
yang relatif mahal.
3. Modifikasi Dengan Penambahan Serabut Dan Abu Gergaji
Bahan ini mengandung sekitar 3% nitrogen dan cocok untuk menambah nitrogen
tanah dengan lebih efisien dibandingkan materi hewani. Selain itu abu gergaji dapat
digunakan untuk mengoreksi pH, yaitu menaikan pH pada tanah yang pH-nya
termasuk asam.
4. Modifikasi Dengan Penambahan Materi Ikan
Materi organik yang berasal dari ikan dan lebih cepat menutrisi tanah yang akan
memnbuat tanah menjadi lebih subur dan tidak tandus sehingga akan mudah untuk di
tanami oleh tumbuhan atau tanaman pada tanah tersebut yang dibandingkan materi
hewani dan nabati.
5. Modifikasi Dengan Penambahan Kascing
Kascing atau kotoran cacing merupakan materi organik yang cepat diserap sangat
baik bagi kegemburan tanah. Hal ini karena selain memberikan materi organik tanah
berupa kascing, cacing juga turut membentuk struktur tanah secara mekanik serta
mempercepat penyerapan nutrisi ke dalam tanah dan pada tanaman dengan mengubah
bahan organik menjadi kascing.
6. Modifikasi Dengan Penambahan Pupuk Kandang
Kotoran hewan banyak melimpah dimasyarakat namun belum banyak dimaanfaatkan.
Pupuk kandang berasal dari kotoran ternak dan unggas. Pupuk ini kaya akan nitrogen,
fosfor, dan kalium setelah melalui proses pematangan dan fermentasi. Pupuk kandang
mudah diserap tanah dan tanaman serta mengandung mikroba aktif yang memperbaiki
kondisi tanah (seperti pupuk hayati). Namun demikian, ada kemungkinan pupuk
kandang mengandung bakteri patogen seperti Escherichia coli yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan pada manusia.
7. Modifikasi Dengan Pemberian Kompos
Kompos merupakan hasil fermentasi aerobik dari bahan-bahan hijau (daun, ilalang)
dan bahan-bahan coklat (sisa dapur). Kompos sangat baik untuk digunakan di tanah
karena mengandung rasio C/N yang sesuai untuk menyuburkan tanah. Kompos
memiliki kelebihan dibandingkan pupuk kandang yaitu dapat dibuat dalam skala
rumahan dan steril dari bakteri patogen.
8. Modifikasi Dengan Hijauan (Green Manure)
Tanah yang keras karena terus menerus ditanami akan mengalami kekurangan unsur
hara dan menjadi keras. Tanah tersebut termasuk tanah tandus, untuk menmyehatkan
kembalidapat dilakukan dengan penanaman seperti ilalang dan tanaman sederhana
yang memiliki ketahanan tinggi. Ilalang dan tanaman sederhana seperti gulma ketika
tanaman itu mati maka tanaman akan menjadi materi organik yang menyehatkan
tanaman.
9. Modifikasi Dengan Mengganti Tanaman Secara Periodik
Pergantian tanaman secara periodik sudah mejadi suatu metode yang umum
dilakukan. Pergantian tanaman ini dilakukan agar tanah menjadi tidak jenuh atau
tandus dan untuk mengisi kembali tanah dengan nutrisi terutama nitrogen. Biasanya
tanaman yang digunakan adalah tanaman kacang-kacangan yang dapat bersimbiosis
dengan bakteri pemfiksasi nitrogen untuk menambah kandungan nitrogen tanah dalam
bentuk ammonium dan nitrat.
10. Modifikasi Dengan Mengintegrasikan Ternak
Ternak yang dipelihara di dekat lahan pertanian dapat memberikan keuntungan untuk
kesuburan lahan. Hal ini dikarenakan buangan dari peternakan dapat langsung
digunakan di lahan pertanian sebagai pupuk kandang ataupun materi organik seperti
yang dijelaskan sebelumnya. 11. Modifikasi Dengan Menambahkan Pupuk Hayati
Pupuk hayati berbeda dari pupuk organik maupun pupuk non-organik. Hal ini
dikarenakan pada pupuk hayati tidak hanya terdapat senyawa yang mampu
meningkatkan kesuburan tanah tetapi juga tergantung suatu konsorsium mikroba
tertentu. Konsorsium mikroba ini akan tinggal di tanah dan memproses bahan-bahan
organik menjadi materi organik tanah. Selain itu beberapa mikroba dapat bersimbiosis
dengan tanaman. Mikroba jenis Rhizobium dapat berikatan dengan akar tanaman dan
membentuk struktur nodul akar yang dapat berfungsi sebagai tempat pembentukan
dan penyimpanan nitrogen.
Daftar Pustaka
https://dokumen.tips/documents/kesehatan-lingkungan-558b0c15d9a3b.html
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Penyehatan-
Tanah_SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai