Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nur Annisa

Prodi : Teknologi produksi tanaman hortikultura


Npm : 2222140003
Dosen : DR. Muhammad kadir,SP,MP
Matkul : Ekologi tanaman

SOAL

1. Apa saja yang harus dilakukan untuk manajemen agroekosistem “tidak


sehat” berdasarkan semua aspek yang anda lihat pada sebuah
agroekosistem yang “TIDAK SEHAT”
2. Jelaskan sebanyak mungkin teknologi yang bisa diterapkan untuk
manajemen pada agroekosistem lahan kering (kurang air) dari berbagai
segi atau aspek saja!

JAWABAN

1. Contoh2 manajemen dalam agrosistem menjadi sehat sebagai berikut :

- Penambahan dalam jumlah besar bahan organik yang berasal dari residu
tanaman termasuk tanaman penutup tanah, kotoran hewan dan kompos. Jenis
bahan organik yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda terhadap sifat
fisik, kimia dan biologi tanah. Kompos yang telah terdekomposisi lanjut tidak
mempengaruhi agregasi tetapi dapat menekan Hama/penyakit tanaman
daritanah (kesuburan kurang).

- Menjaga tanah agar selalu tertutup vegetasi dan residu tanaman. Penggunaan
penutup tanah ini akan melindungi permukaan tanah dari kelembaban dan
temperatur yang ekstrim serta meningkatkan infiltrasi tanah sehingga akan lebih
banyak menyediakan air untuk tanaman dan pada waktu yang sama juga akan
mengurangi aliran permukaan (run off) dan erosi. Mengurangi intensitas
pengolahan tanah sehingga akan lebih banyak residu tanaman tertinggal
dipermukaan tanah dan ini akan mengurangi oksidasi bahan organik tanah
(rawan erosi).
- Melakukan rotasi tanaman pada sistem pertanaman semusim termasuk
menanam tanaman tahunan (biasanya rumput makanan ternak) jika
memungkinkan (keragaman tanaman/biodiversity).

- Melakukan berbagai praktek lainnya untuk mengurangi erosi seperti sistem


tanaman lorong. Sebab erosi selain merusak tanah secara fisik juga mengurangi
kesehatan tanah melalui pengangkutan tanah yang kaya bahan organik dari
lapisan atas tanah (erosi)

- Mengurangi pengaruh yang berlebihan akibat pemadatan tanah yang dapat


dilakukan dengan menghindarkan tanah terlalu basah, dengan menggunakan
jalur pengontrol/parit dan Draenase ( drainase yang buruk sehingga tanah
memadat).

Upaya- upaya untuk menjaga keberlanjutan bahan organik tanah :

a. Mencegah erosi

b. Menggunakan sistem pola tanam : diversifikasi, sisa panen kembali

c. Meminimalisasikan pengolahan tanah atau tidak secara intensif

d. Tidak membekar sisa hasil panen

e. Pemupukan organik dan sintetik dilakukan secara seimbang

f. Membatasi kehilangan hara akibat pencucian.

Kehilangan hara dan dalam tanah dapat dibatasi melalui:

a. Mendaur ulang limbah organik, dalam bentuk: pupuk kandang, pupuk asti
(asal tinja), limbah pertanaman, limbah pengolahan hasil pertanian, limbah
rumah tangga, dengan cara mengembalikan di lahan pertanian secara
langsung atau melalui perlakuan (proses pengomposan, fermentasi dll);

b. Menangani pupuk organik dan buatan sedemikian rupa sehingga unsur


hara tidak banyak yang hilang karena hujan yang berlebihan atau volatilisasi
karena temperatur dan radiasi matahari yang tinggi;

c. Mengurangi terjadinya aliran permukaan (run off) dan erosi, yang mampu
menghilangkan hara tanaman dalam jumlah yang cukup besar;
d. Mengurangi pembakaran vegetasi (tebas-bakar/slash and burn) apabila
sistem usaha tani dilakukan secara intensif, karena melalui pembakaran akan
menghilangkan kandungan bahan organik tanah banyak sekali;

e. Mengurangi terjadinya volatilisasi nitrogen melalui proses denitrifikasi di


lahan sawah;

f. Menghindarkan terjadinya pelindian dengan menggunakan bahan organik


dan pupuk buatan yang mampu melepaskan hara secara perlahan,
mempertahankan kandungan humus tetap tinggi, pertanaman
campuran/ganda dengan komposisi tanaman yang mempunyai kedalaman
sistem perakaran berbeda;

g. Membatasi kehilangan hara bersama hasil panen dengan cara menanam


tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi nisbi terhadap kandungan
hara, misalkan, buah-buahan, leguminose, rumput dan susu;

h. menghasilkan produksi swasembada sehingga beberapa jenis produksi


dapat diekspor, dan limbahnya dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak
atau pupuk organik.

2. Teknologi pengelolaan lahan kering yang umum dilakukan meliputi :


a)    Tindakan konservasi tanah dan air,
b)    Pengelolaan kesuburan tanah (pengapuran/pemberian kapur,
pemupukan dan penambahan bahan
organik),
c)    Pemilihan jenis tanaman pangan (tanaman berumur pendek tahan
kekeringan merupakan pilihan
yang tepat untuk dilakukan pada wilayah yang beriklim kering).

a)  Pada lahan kering, tindakan konservasi lebih ditujukan pada upaya
mengurangi erosi dan kehilangan unsur hara .

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai tindakan konservasi,


antara lain :
1. Cara mekanik (pengolahan tanah, pengolahan tanah menurut
kontur, pembuatan guludan, terras dan tanggul),
2. Cara vegetatif (penanaman tanaman yang dapat menutupi tanah 
secara terus menerus, pola pergiliran tanaman, penanaman strip/alley
cropping, sistem penanaman agro¬forestry dan pemanfaatan sisa-sisa
tanaman sebagai mulsa dan bahan organik),
3.  Pemanfaatan Agrokimia.
 Cara mekanik seperti pengolahan tanah menurut kontur, pembuatan
guludan, terras terbukti berhasil di Cina Selatan, Bali (Indonesia), Nepal
dan Hugo (Filipina), namun dibutuhkan biaya mahal dan memakan waktu
serta tenaga (Syekhfani, 1991). Lebih lanjut dikatakan oleh Syekhfani,
(1991). bahwa pendekatan secara kombinasi antara cara mekanik dan
vegetatif adalah yang umum dilakukan karena lebih menguntungkan.
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan tindakan koservasi
melalui cara vegetatif, seperti yang dilaporkan Haryati, et al. (1995)
bahwa budidaya lorong/alley cropping dapat menurun¬kan laju erosi
tanah sebesar 0,7 ton/ha/th dan aliran permukaan sebesar 1,51 m3/ha/th
pada musim ke VI penanaman dengan produksi jagung 0,73 ton/ha. Lal
(1994) menambahkan bahwa kemampuan budidaya lorong dalam
menurunkan laju erosi dan aliran permukaan terbukti lebih rendah
dibanding sistem penanaman agroforestry. Melengkapi kelebihan
budidaya lorong, Basri (1994) melaporkan, bahwa mengembalikan bahan
organik dan sisa-sisa pangkasan ke dalam tanah dapat memperbaiki sifat
fisik tanah dan kimia tanah, serta mempertahankan kandungan bahan
organik tanah.
Santoso et al. (2004) menyarankan, penerapan teknik konservasi
mekanik sebaiknya dikombinasikan dengan teknik vegetatif, karena
efektif dalam mengendalikan erosi dan lebih cepat diadopsi petani. 
Pengaturan pola tanam dengan mengusahakan permukaan lahan selalu
tertutup oleh vegetasi dan/atau sisa-sisa tanaman atau serasah, juga
berperan penting dalam konservasi tanah. Pengaturan proporsi tanaman
semusim dan tahunan pada lahan kering juga penting; makin curam
lereng sebaiknya makin tinggi proporsi tanaman tahunan.
Penelitian penggunaan mulsa sebagai tindakan.

b)    Pengelolaan kesuburan tanah (pemupukan, pengapuran dan


penambahan bahan organik).
Pengelolaan Kesuburan Tanah tidak terbatas pada pening¬katan
kesuburan kimiawi, tetapi juga kesuburan fisik dan biologi tanah. Dapat
diartikan bahwa tindakan pengelolaan kesuburan tanah tidak cukup
dilakukan hanya dengan memberikan pupuk saja, tetapi juga perlu
disertai dengan pemeliharaan sifat fisik tanah sehingga tersedia
lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman, dan kehidupan
organisme tanah.

c)    Pemanfaatan Agrokimia


Pemanfaatan Agrokimia merupakan tindakan konservasi tanah dengan
menggunakan bahan/preparat kimia sintetis atau alami yang lebih
ditujukan pada perbaikan sifat-sifat tanah dan mengurangi besar erosi
tanah.

c)    Pemilihan jenis tanaman pangan (tanaman berumur pendek tahan


kekeringan merupakan pilihan
yang tepat untuk dilakukan pada wilayah yang beriklim kering).

Anda mungkin juga menyukai