Anda di halaman 1dari 13

1.a.

lingkungan fisik dan kimia


Dalam berbagai upaya yang dilakukan untuk merestorasi lahan kritis
bekas tambang, maka perlu diketahui berbagai kondisi sifat fisik, kimia dan
biologi lahan yang mengalami kerusakan, sehingga usaha rehabilitasi yang
dilakukan dapat berhasil sesuai dengan tujuannya.
a. Kondisi Fisik Lahan
Profil tanah normal terganggu akibat pengerukan, penimbunan dan
pemadatan alat-alat berat. Hal ini mengakibatkan buruknya sistem tata air
dan aerasi yang secara langsung mempengaruhi fase dan perkembangan
akar. Tekstur dan struktur tanah menjadi rusak sehingga mempengaruhi
kapasitas tanah untuk menampung air dan nutrisi. Lapisan tanah tidak
berprofil sempurna, sehingga akan berpengaruh dalam membangun
pertumbuhan tanaman yang kondusif. Pengaruh angin cukup serius pada
permukaan tanah yang tidak stabil, dimana tanah dapat diterbangkan,
tertutup oleh tanah, biji-bijian terbang dan dipindahkan ke areal tumbuh
yang tidak diinginkan (Jordan, 1985). Bahan material yang digunakan selama
pertambangan akan membatasi infiltrasi air sehingga akan mengurangi
produksi asam dan erosi. Lugo (1997) menyatakan bahwa tanah yang ada
pada permukaan tanah yang tidak sempurna sangat tidak stabil.
Akibat pemadatan tanah menyebabkan pada musim kering tanah
menjadi padat dan keras. Pada tanah yang bertekstur padat ini, penyerapan
air ke dalam tanah berlangsung lambat karena pori-pori tanah sangat kecil,
sehingga akan dapat meningkatkan laju aliran air permukaan yang
berdampak pada peningkatan laju erosi.Kondisi tanah yang keras dan padat
sangat berat untuk diolah yang secara tidak langsung berdampak pada
peningkatan kebutuhan tenaga kerja.

b. Kondisi Kimia Lahan


Kondisi kimia lahan bekas pertambangan menunjukkan bahwa
kesuburantanah, pH dan keberadaan nutrisi dalam tanah rendah, sedangkan
keberadaan metallogam berat tinggi, karena larutan dari metal sulfida.
Keadaan unsur hara seperti 5 unsur N dan P yang rendah, reaksi tanah asam
atau alkali merupakan masalah utama.pH tanah yang rendah mengakibatkan
menurunnya persediaan zat makanan seperti : P, K, Mg dan Ca yang
berakibat cukup berbahaya pada tingginya suhu tanah. Akibat keasaman
tanah yang tinggi dapat menyebabkan :
1. Rusaknya sistem penyerapan unsur P, Ca, Mg dan K oleh tanaman.
Kekuranganunsur P menjadi masalah, karena rendahnya unsur P dalam
sisa-sisa penambangan.
2. Meningkat tersedianya Al, Mn dan Fe, Cu, Zn dan Ni.
3. Terciptanya kondisi biotik yang tidak menguntungkan, seperti rusaknya
fiksasi atau penyerapan unsur N, khususnya pH dibawah 6, memperkuat
aktifitas Mycorrhiza, mengakibatkan kurangnya penyerapan unsur P dan K
serta meningkatkan toksisitas tanah (Jordan, 1985).

Sedangkan akibat kebebasan tanah yang tinggi adalah :


1. Merusak pelepasan unsur Fe, Mn, Bo, P, Cu dan Zn dari tanah
2. Meningkat tersedianya unsur Mg, Ca, S dan K
3. Meningkatkan toksisitas tanah.
Akibat keasaman sisa penambangan selalu menyebabkan
bertambahnya unsur Fe atau senyawa sejenis Fe, senyawa yang berasal
dari rusaknya tanah akibat hujan yang menghasilkan asam sulfur. Di
beberapa lahan pasca tambang emas dan tembaga kandungan logam
berat seperti: Cu, Al, Zn dan Fe dapat juga menjadi toksik dan
membahayakan pertumbuhan tanaman.

1.b. Aspek Sosial Ekonomi dan Keterlibatan Masyarakat


Teknik-teknik yang dipakai untuk pengelolaan dan pengendalian
dampak lingkungan oleh kegiatan tailing telah berkembang dengan baik,
namun untuk isu-isu yang berkaitan dengan sosial ekonomi masih
merupakan tantangan yang belum terselesaikan. Banyak perusahaan
pertambangan masih bergulat dengan isu-isu sosial seperti :

 Kompensasi kehilangan lahan dan akses sumberdaya alam (seperti:


lahan) dan juga potesi kehilangan ekonomis dan gangguan
terhadap kehidupan budaya.

 Pengelolaan dampak yang berkaitan dengan operasi pertambangan


seperti: masuknya pendatang baru yang berpotensi menimbulkan
ketidakseimbangan pendapatan warga lokal dan pendatang,
komsumsi air bersih, dan terjadinya persaingan yang disebabkan
pemakaian air bersih dan sumberdaya alam lain yang dipergunakan
bersama.

 Tuntutan untuk melaksanakan program community development


pengembangan kesempatan kerja dan mekanisme untuk
mendistribusikan keuntungan sosial secara lebih luas diantara
masyarakat lokal.

1.c. lingkungan pasca tambang


Upaya yang dapat dilakukan untuk merestorasi suatu ekosistem yang
telah rusak akibat kegiatan pertambangan tergantung pada tingkat
kerusakan yang terjadi pada lahan dan ketersediaan sumberdaya untuk
memperbaiki kerusakan tersebut.
Pada lahan bekas tambang diperkirakan sangat sedikit mengandung
bahan-bahan organik dan aktifitas mikroba tanah. Lahan tersebut dalam
kondisi terbuka dan tidak ada vegetasi yang tumbuh diatasnya. Kondisi ini
menunjukkan bahwa intensitas gangguan yang terjadi tergolong berat
dengan ukuran besar dan gangguan berjangka panjang.
Disinilah peran kaidah ekologi dalam rangka merestorasi ekosistem
rusak pasca tambang. Dalam makalah ini dibahas upaya-upaya dalam
rangka pemulihan secara fisik, kimia dan biologi lahan-lahan kritis pasca
tambang.

REVEGETASI LAHAN KRITIS


Dengan memperhatikan berbagi kendala yang ada pada lahan-lahan
kritis pasca tambang, maka perlu dirancang berbagai kegiatan sebagai
berikut :
a. Seleksi Species
Seleksi species pohon yang tepat merupakan kunci utama dalam
keberhasilan revegetasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalm
seleksi species adalah sebagai berikut :
Pada tahap awal, jenis-jenis pohon yang akan ditanam perlu dipilih
jenis yang dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat baik
suhu, curah hujan, ketinggian, jenis dan kondisi setempat. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : mengidentifikasi dan memilih
jenis-jenis lokal yang potensial; mengevaluasi karakteristik silvika jenis
dengan kondisi lingkungan setempat; mengevaluasi jenis-jenis lokal yang
telah tumbuh di lokasi setempat serta melakukan species trial dan uji
provenance.
Tanaman individu merespons tidak hanya pada temperatur udara
tahunan atau pada presifikasi rata-rata, namun lebih cenderung pada
kondisi lingkungan sekitarnya. Diantara areal bekas tambang terdapat
defiasi luas dan mikroklimaks serta drainase pada berbagai lokasi. Dengan
memilih species yang dapat beradaptasi pada iklimgeneral dapat
mengakibatkan keberhasilan tanaman jika kondisi mikroklimatik.
• Species yang cepat tumbuh
Hal ini dimaksudkan agar species yang cepat tumbuh menutupi tanah-
tanah yang terbuka sehingga laju kontribusi zat-zat organik akan menarik
organisma tanah serta dapat memperkecil aliran run off dan erosi air
limpasan. Oleh karena itu diperlukan jenis-jenis pioner yang
pertumbuhannya cepat, sistem tajuk yang melebar dan berlapis serta
memiliki sistem perakaran yang intensif.
• Ketersediaan bahan tanaman
Dalam hal ini dimaksudkan agar bahan-bahan tanaman seperti bibit
yang tersedia dapat dijangkau dengan mudah, tersedia dalam kuantitas
yang cukup dan kualitas yang baik. Disamping itu kultivasi dan teknik
pembibitan serta kebutuhan nutrisi perlu diketahui.
Pemilihan species membutuhkan input yang berkelanjutan seperti
pupuk, kultivasi dan teknik agrikultur, sehingga diperlukan cara tertentu
guna menambahbahan organik dalam persiapan untuk vegetasi yang lebih
permanen. Pemilihan jenis species dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan pembibitan langsung dan penanaman bibit. Pilihannya ditentukan
oleh species yang digunakan dan kondisi lingkungan setempat. Jika kedua
cara ini dilakukan bersamaan, maka harus dapat mengurangi kompetisi,
pembibitan secara umum membutuhkan penanaman dengan tangan
khususnya pada kondisi tanah yang lapangannya kasar (Bradshaw, 1983).
Penanaman kembali pohon-pohon akan menguntungkan restorasi
lahan kritis pasca tambang, karena akan memungkinkan terjadinya suksesi
“jump star” (permulaan yang sangat cepat), memberikan naungan,
modifikasi iklim mikro yang bertindak sebagai penghalang bagi species-
species pohon lain terhadap kondisi iklim dari kerusakan lahan (Lugo,
1997). Teknik penanaman pohon yang tepat dapat menjadi alat yang
efektif untuk merehabilitasi lahan-lahan kritis. Pada tahapan ini sebelum
dilakukan penanaman vegetasi, dilakukan penanaman tanaman penutup
tanah.
Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah yang protektif adalah sangat penting artinya
dalam melindungi dan menyelamatkan tanah. Tanaman penutup tanah
tersebut dapat menambah bahan organik tanah, dan dengan cara
demikian dapat membantu absorpsi nutrisi-nutrisi tanaman yang sudah
berkurang karena kegiatan penambangan. Disamping itu pula dapat
memulihkan produktivitas tanah dengan menambah nitrogen, khususnya
dengan penambahan leguminose.
Tanaman penutup tanah dapat ditanam menutupi seluruh areal tanah
yang telah mencapai titik kritis. Sehubungan dengan itu maka tanaman
tersebut harus memenuhi kondisi sebagai berikut :
a. Tidak melakukan persaingan dengan tanaman pokok, dalam hal
pengambilan air, sinar matahari dan zat-zat hara tanaman dari dalam
tanah
b. Harus cepat, rapat dan rimbun pertumbuhannya
c. Mampu bersaing dengan tanaman pengganggu lainnya
d. Mempunyai kandungan C/N rationya rendah
e. Dapat menyesuaikan diri dengan iklim setempat
Berdasarkan habitus pertumbuhannya tanaman penutup tanah dapat
dikelompokkan menjadi 5 golongan :
a. Tanaman penutup tanah rendah seperti : Calopogonium muconoides,
Centrosema pubescens, Eupathorium triplinerve, Ageratum mexicanum,
Erechhites valerianifola.
b. Tanaman penutup tanah sedang seperti : Eupathorium pallesens,
Crotolaria anagyroides, Tephrosia candida.
c. Tanaman penutup tanah tinggi seperti : Albizia falcataria, Leucania
glauca.
d. Belukar alami
e. Tumbuhan yang tidak disukai seperti : Imperata cylindrica, Leersia
hexandra Anastropus cimpressus.
Tanaman-tanaman penutup tanah tersebut dapat berfungsi untuk :
a. Melindungi permukaan tanah dari tumbukan butir-butir hujan yang
mempunyaikemampuan pemecahan dan penghancuran terhadap agregat-
agregat tanah 17
b. Memperlambat kecepatan lajunya aliran run-off, sehingga daya kikisnya
dapat dikurangi
c. Memerkaya kandungan bahan organik tanah serta menambah besarnya
porositas tanah.

2. jelaskan gambar 1.1 tentang paradigma pengelolaan


pertambangan yang baik dan benar ( good mining practice)

- P
E
Penerapan Teknik
Penetapan cadangan
Pertambangan yang
Kajian kelayakan
R Tepat
Konstruksi
A PEDULI
Penambangan, PEDULI
T LINGKUN
pengolahan, K3 S
U PENGEL T
pengangkutan
GAN OLAAN
R Penutupan tambang A
PERTAM PUNYA
A PENERAP
PascaBANGAN NILAI N

R
+N AN
tambang/pembangun
OPTIMALIS
PRINSIP YANG TAMBA
an berkelanjutan
ASI
D
A
KEM
BAIK H
P KONSER
O TAMBAH DENGAN R
ANDI
NILAI PEMANFAA Pengemba EKONOMI
DANPENGGERAK
I E VASI D
RIAN
TAN logam ngan
BENAR
R IMAS
dan mineralWilayah/
U SYAR
BAGI Masyarak
N AAKA
MASYARAK at
D S T
AT
A I
N
G
A
N
Gambar 1

Bagan Alir Penambangan

Gambar diatas menunjukan sebuah tahapan bagaimana proses


penambangan yang baik dan benar dimana dimulai dari penerapan teknik
penambangan yang tepat yang diikuti oleh standarisasi , peraturan
perundangan dan harus di perhatikan peduli lingkungan , peduli K3 yang
akan mendukung pengelolaan pertambangan yang baik dan benar.sehingga
masyarakat dapat optimalisasi hasil pertambangan tersebut.

Hal ini akan menjadikan pertambangan menjadi suatu hal yang


bermanfaat tidak hanya untuk pengusaha dan karyawan tambang itu saja
tetapi juga bagi masyrakat luas juga bisa merasakan hasil yang baik.

2.a. PERTAMBANGAN YG BAIK & BENAR

1). Ciri Good Mining Practice

• Mentaati hukum/perizinan

• Mempunyai perencanaan teknis pertambangan komprehensif dan

mengikuti standar

• Menerapkan teknologi pertambangan yang sesuai dan benar serta

mengikuti standar teknis berlandaskan efektivitas dan efisiensi

• Melaksanakan konservasi bahan galian

• Mengendalikan dan memelihara fungsi lingkungan

• Menjamin keselamatan dan partisipasi masyarakat

• Mengakomodir kemampuan/dan partisipasi masyarakat


• Menghasilkan nilai tambah optimal

• Meningkatnya kemampuan/kesejahteraan masyarakat sekitar

• Menciptakan pembangunan berkelanjutan

b. Implementasi Good Mining Practice

 Acuan (standar, pedoman, kriteria dan norma)

 Sumber Daya Manusia (kualitas dan integritas, sinergi, kemitraan dan


koordinasi)

 Peralatan dan Teknologi (tepat guna dan cost effective)

 Law Enforcement (konsistensi, kontrol eksternal dan internal)

3. Keanekaragaman hayati dalah jumlah jenis yang dapat ditinjau


dari tiga tingkat yaitu sebagai berikut :

Gambar 2

Keanekaragaan Hayati
1. pada tingkat gen dan kromosom yang merupakan pembawa sifat
keturunan .

2. pada tingkat jenis yaitu sebgai golongan makhluk yang mempunyai


susunan gen tertentu

3. pada tingkat ekosistem atau ekologi yaitu tempat jenis itu


melangsungkan kehidupannya dan interaksi dengan fakror biotik dan
abiotik.

Jika tatanan lingkungan kita terdiri dari sedikit jenis hayati maka akan
sangat peka dan mudah terganggu keseimbangannya .semakin beraneka
ragam sumber hayati maka akan semakin stabil lingkungan tersebut tidak
hanya bagi makhluk hidup tapi juga kelangsungan alam tersebut.

Keanekaragaman hayati mempunyai nilai yang sangat tinggi


baik karna alasan ekologi, genetika ,sosial ,ekonomi, ilmiah, pendidikan,
budaya ,rekreasi dan estetika.keanekaragaman ini penting untuk sistem
pendukung biosfer, pelestarian dan pemanfatan keanekaragaman hayati
sangat penting untuk menstabilkan lingkungan.keanekaraman hayati pada
suatu lingkungan atau ekosistem dapat menyebabkan kesuburan pada
tanah tersebut karna bermacam - macam pohon tersebut akan
menghasilkan zat - zat hara yang baik untuk tanah tersebut. Jumlah yang
besar bermacam spesies atau varietas dalam satu lingkungan ataupun
ekosistem, kemungkinan besar dapat mengatasi perubahan.
Keanekaragaman spesies juga mengurangi kemungkinan hama dan
penyakit dengan mengurangi kemampuan munculnya ham
tersebut.misalnya dalam suatu lahan hanya ada sejenis pohon saja seperti
sawit,maka sawit tersebut tidak dapat membuat tanah subur dan
penyerapan terhadap air pun kurang bagus.

Keanekaragaman hayati pada suatu lahan sangat penting dalam


memberi layanan ekosistem. Bermacam varietas tumbuhan yang toleran
terhadap kekeringan dan banjir tidak hanya meningkatkan produktivitas,
tetapi juga mencegah erosi tanah, meningkatkan bahan organik tanah dan
membantu menstabilkan lereng yang mudah terjadi longsor.
Dengan meningkatkan keanekaragaman tanaman dan varietas dalam
satu ekosistem atau lingkungan,maka juga dapat meningkatkan
keanekaragaman sifat dalam satu varietas sehingga dapat membantu
adaptasi perubahan iklim. Jika masing-masing satu varietas dalam satu
ekosistem atau lahan mempunyai toleransi lebih tinggi pada kekeringan,
kadar garam, banjir, angin dan hama, semua fleksibilitas pada cuaca yang
ekstrim akan menjadi tinggi.

4.Penataan Lingkungan sangat baik bila dilakukan dengan


pendekatan ekosistem.jelaskan dan beri contoh?

Keberadaan ekosistem-ekosistem yang sehat pada sungai pasti akan


menghasilkan jasa-jasa ekosistem. Indikasi ini sesungguhnya mengandung
komponen-komponen jasa yang diperlukan untuk berpenghidupan
manusia dan mahluk lainnya di wilayah pesisir. Sehingga jasa-jasa
ekosistem itu dapat menjadi motor penggerak keberlanjutan kegiatan
ekonomi masyarakat. Jasa-jasa ekosistem sehat yang dapat diperoleh
masyarakat , meliputi:

Keamanan dalam hal kenyamanan individu masyarakat karena


makanan tercukupi; akses terpenuhi untuk memperoleh sumberdaya
hayati sungai; aman dari bencana karena lingkungan disekitarnya tidak
rusak.

Keputusan Menteri Kehutanan Tentang Pedoman Penyelenggaraan


Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) no. 52/Kpts-II/2001 bahwa
pengolahan Daerah aliran Sungai Harus berdasarkan pendekatan ekosistem
yang mana dalam opengolahanya akan sangat memerlukan pengawasan dan
proses yang harus dilakukan dengan baik dan benar sehingga masyrakat
disekitar dapat diuntungkan dengan adanya sungai tersebut yang nyaman
dan bersih..
Gambar 3
Sungai ekosistem bersih

Indikator kunci pengelolaan pendekatan ekosistem adalah membangun


keberlanjutan keseimbangan ekologis dan sosio-ekonomi. Pendekatan ini
menjadi prinsip dasar pemandu dalam strategi perencanaan untuk sungai.
Pemangku kepentingan terlibat secara kolaboratif dalam perencanaan, sehingga
bagi mereka akan bermanfaat dan dapat mengerti dan memprediksi adaptasi
pengelolaan ke depan.
Pengelolaan pendekatan ekosistem di sungai dan sungai - sungai kecil
dapat dinyatakan sebagai suatu simbiosis pandangan yang respek kepada
sistem alam.
Contoh nya adalah :
 Kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi untuk berpenghidupan, misalnya
mata pencaharian mudah karena ikan melimpah; makanan bergizi
terpenuhi; pemukiman sehat; akses mudah untuk mendapatkan barang-
barang yang diperlukan;

 Kondisi kesehatan masyarakat baik, kuat, sehat, mudah mendapatkan air


dan udara bersih;

 Hubungan sosial baik, saling menghormati dan mempunyai kemampuan


saling membantu satu dengan lainnya.

Pertanyaan, mengapa memilih Pendekatan Ekosistem?, karena


dalam konsepsi dasar ekosistem yang sudah dipaparkan diatas, di dalam
kompleksitas itu tergambar proses interaksi, interkoneksi, jejaring,
dinamik, adaptif, kolaboratif, dalam suatu area geografik dengan
multifaktor eksternal/internal yang terkait. Oleh karena itu paradigma
pengelolaan sumberdaya sungai ke depan harus berubah ke pendekatan
ekosistem.

TEKNING LINGKUNGAN TAMBANG


TUGAS

MID SEMESTER

Oleh

Muhammad Nasir

03071002011

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

2010

Anda mungkin juga menyukai