Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu :
Dr. Sc. Agr. Rahayu, S.P., M.P.
Disusun oleh ;
Nama : Fito Albayat
NIM : H0220030
Mata Kuliah : Pedologi (B)
Tanah merupakan media yang umum digunakan dalam kegiatan pertanian dan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesuburan tanaman dan hasil produksi
yang diperoleh. Tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman dan menyediakan
unsur hara bagi tanaman. Segala sesuatu tentang hutan dan kehutanan datang ke
sana. Tanah dapat digunakan sebagai media untuk menumbuhkan pohon di hutan,
sehingga pohon yang mati pun akan membusuk lagi di tanah. Tanah merupakan
tempat akar berdiri tegak, sumber penyedia unsur hara, gudang air, dan gudang
respirasi akar. Peranan lahan dalam kehutanan tidak dapat digantikan oleh sumber
daya lainnya. Padahal, perbedaan geografis di satu wilayah di Indonesia
menyebabkan keragaman jenis tanah. Tanah yang subur merupakan potensi yang
sangat besar bagi kehidupan manusia dan sumber pendapatan. Namun tanah yang
subur menjadi kendala bagi manusia untuk mengembangkannya. Pengolahan lahan
secara intensif menurunkan fungsi tanah sebagai media pertumbuhan tanaman. Hal
disebabkan karena tanah mudah mengalami defisiensi haraakibat proses
penanaman yang kontinu, selain itu tanah juga mudah mengalami pencucian akibat
pengolahan tanah dan faktor curah hujan. Setiap tanah memiliki karateristik
tersendiri sesuai dengangenesa pembentukannya.
Konsep keasaman tanah adalah salah satu prinsip dasar kimia tanah yang
menentukan respon tanah. Pada iklim tropis lembab, pengasaman tanah merupakan
proses alami (alam). Keasaman tanah merupakan salah satu masalah utama bagi
pertumbuhan tanaman karena pada tanah dengan pH sangat asam, yaitu pH dalam
sistem tanah di bawah 4,5, terjadi perubahan kimia sebagai berikut: (a) Aluminium
menjadi lebih larut dan beracun bagi tanaman (b) Sebagian besar fitonutrien
menjadi kurang tersedia bagi tanaman, sementara beberapa unsur hara mikro
menjadi lebih larut dan beracun; (c) Hasil tanaman menurun; (d) Pentingnya
mempengaruhi biota tanah dan fungsi simbiosis tanaman, seperti fiksasi nitrogen
oleh rhizobia. Dua kondisi ekstrim, yaitu: overacid dan overbase, merupakan
kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Namun, ada beberapa reaksi kimia di alam yang terjadi pada pH netral.
Pengelompokan kemasaman tanah berbeda dengan pengelompokkan terhadap sifat
kimia tanah lain, karena untuk kemasaman tanah (pH) dikelompokkan dalam enam
kategori berikut : (1.) Sangat Masam untuk pH tanah lebih rendah dari 4,5 ; (2.)
Masam untuk pH tanah berkisar antara 4,5 s/d 5,5 ; (3.) Agak Masam untuk pH
tanah berkisar antara 5,6 s/d 6,5 ; (4.) Netral untuk pH tanah berkisar antara 6,6 s/d
7,5 ; (5.) Agak Alkalis untuk pH tanah berkisar antara 7,6 s/d 8,5 ; (6.) Alkalis
untuk pH tanah lebihbesar dari 8,5.
Kondisi tanah di Indonesia memiliki pH antara 6-7. Indonesia memiliki tanah
masam yang luas, mencapai 99,56 juta hektar. Tanah bereaksi terhadap keasaman
atau pH rendah karena kekurangan unsur kalsium (CaO) dan magnesium (MgO).
Tanah organik cenderung memiliki tingkat keasaman yang tinggi karena
mengandung berbagai asam organik (humus) yang dihasilkan dari penguraian
berbagai bahan organik. Hambatan utama pertumbuhan tanaman pada tanah masam
adalah keracunan aluminium, besi dan mangan. Unsur-unsur tersebut dalam kadar
yang tinggi dapat merusak akar, menghambat pertumbuhan akar dan transportasi P
dan Ca ke bagian tanaman. Selain respon tanah masam, kendala utama yang sering
ditemui pada iklim basah dan kering adalah kurangnya unsur hara, kandungan
bahan organik yang rendah, kandungan besi dan aluminium yang tinggi di luar
batas toleransi tanaman, dan kepekaan terhadap erosi. Sehingga tingkat
produktivitasnya sangat rendah. Selain faktor iklim dan topografi, faktor bahan
induk tanah merupakan faktor pembentuk tanah yang paling dominan pengaruhnya
di Indonesia terhadap sifat dan ciri tanah yang terbentuk serta potensinya untuk
pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN