AGROKLIMATOLOGI
Disusun oleh :
LABORATORIUM KLIMATOLOGI
PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
Nama : Muhammad Aqiela Falahsyade
NIM : H0821076
Program Studi : Agribisnis
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
Agroklimatologi ini dengan baik. Laporan ini disusun dengan maksud dan tujuan
untuk melengkapi tugas praktikum yang telah dilaksanakan, juga untuk mengetahui
hasil dari percobaan-percobaan dalam acara tersebut, serta untuk melengkapi tugas
mata kuliah Agroklimatologi. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari
berbagai pihak laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis menyampaikanucapan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin terselenggaranya praktikum ini.
2. Dosen Pengampu mata kuliah Agroklimatologi yang telah membimbing
penulis.
3. Co-Assisten Agroklimatologi yang telah membimbing dan membantu dalam
penyusunan laporan ini.
4. Orang tua penulis yang telah membantu memberikan fasilitas dan dukungan
moril.
5. Teman-teman penulis yang telah membantu memberikan semangat.
Dalam penyusunan laporan ini tentu masih banyak kekurangannya, karena
itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penyusun sendiri pada khususnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
ACARA 4 KLASIFIKASI IKLIM OLDEMAN
A. Pendahuluan ......................................................................................45
B. Alat dan Cara Kerja ...........................................................................46
C. Hasil Pengamatan ..............................................................................47
D. Pembahasan .......................................................................................50
E. Kesimpulan dan Saran.......................................................................53
Daftar Pustaka
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
ACARA 1
PENGENALAN ALAT DAN PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA
SECARA MANUAL, OTOMATIS DAN PENGAMATAN AWAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang sebagian besar
penduduknya hidup melalui sektor agraris atau pertanian. Sektor
pertanian menjadi salah satu pilar penopang yang sangat penting dan
sangat berharga bagi negara. Sektor pertanian memiliki
ketergantungan yang sangat erat dengan keadaan alam. Perubahan
yang terjadi pada lingkungan dapat secara nyata terlihat pada sektor
pertanian. Salah satu unsur alam yang sangat penting bagi pertanian
adalah iklim dan cuaca. Iklim menjadi salah satu pertimbangan dalam
menentukan jenis tanaman dan pola tanam yang digunakan pada suatu
tempat. Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis,
maka sangat cocok untuk usaha pertanian karena selalu memiliki
curah hujan yang cukup tinggi dan mendapat penyinaran matahari
sepanjang tahun.
Agroklimatologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal terkait
interaksi antara faktor iklim, hidrologi, dan pertanian. Pembelajaran
agroklimatologi bertujuan agar dapat mewaspadai dampak yang
ditimbulkan dari cuaca dan iklim terhadap produktivitas pertanian.
Pengamatan terhadap iklim dan cuaca terkait pertanian dilakukan
sebagai dasar untuk mengelola cuaca dan mempertimbangkan
perencanaan kultur teknik. Penentuan kondisi iklim dan cuaca dapat
diketahui dari pengamatan terhadap unsur-unsur cuaca yang saling
mempengaruhi.
1
2
B. Hasil Pengamatan
1. Radiasi Surya
2. Suhu Udara
4. Kelembaban Udara
b. Prinsip kerja
1) Setiap akan melakukan pengamatan ujung jarum pada still
wheel harus diposisikan tepat pada pemukaan air pada
hook gauge.
2) Pengukuran penguapan dari panci dilakukan setiap pagi
hari.
3) Selisih tinggi dari permukaan air dari dua kali pengukuran
merupakan besarnya evaporasi, setelah curah hujan
diperhitungkan apabila pada waktu pengukuran terjadi
hujan.
Tidak terjadi hujan, Eo = (P0-P1) mm
Terjadi hujan, Eo = (P0-P1) + x mm
4) Panci bagian dalam penuh akibat hujan lebat, maka
pengukuran evaporasi tidak dapat dilakukan dan diberi
tanda x pada angka pencatatan.
Eo = Evaporasi
P0 = tinggi permukaan air di awal periode
P1 = tinggi permukaan air di akhir periode
X = besarnya curah hujan
C. Pembahasan
1. Radiasi Surya
Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi seluruh
makhluk hidup yang ada di bumi. Matahari melepaskan energinya
dalam bentuk radiasi sinar matahari. Menurut Randy (2014), radiasi
surya adalah pancaran energi yang berasal dari proses termonuklir
yang terjadi di matahari. Radiasi solar yang terpenting adalah: radiasi
elektromagnetik yang berhubungan dengan listrik dan magnet.
Radiasi elektromagnetik bisa dibedakan menjadi 2 yaitu radiasi yang
terlihat oleh mata kita dan radiasi yang dapat kita rasakan, namanya
radiasi infra merah. Panjang gelombang radiasi inframerah lebih
panjang daripada panjang gelombang cahaya (visible radiation).
10
yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Perhitungan curah
hujan adalah dengan melihat ketinggian air hujan yang terkumpul di
suatu tempat dengan asumsi airnya tidak menguap, mengalir, dan
tidak meresap. Menurut Mulyono (2014), curah hujan 1 mm adalah
air hujan setinggi 1 mm yang jatuh dan tertampung pada tempat yang
datar seluas 1 m2 dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir,
dan meresap.
Curah hujan dapat diketahui besarnya melalui pengamatan
menggunakan alat pengamat curah hujan, seperti ombrometer.
Menurut Prawaka et al., (2016), alat pengamat curah hujan merupakan
alat ukur yang diletakkan di suatu tempat terbuka dan tidak
dipengaruhi oleh bangunan atau pepohonan dengan tingkat ketelitian
pembacaan 1/10 mm. Pengukuran curah hujan menggunakan
ombrometer adalah dengan meletakkan gelas ukur pada tempat yang
tersedia, kemudian membaca 15 skala pada gelas ukur jumlah air yang
tertampung di dalamnya sehingga dapat diketahui intensitas hujannya.
Pengamatan ini dilakukan setiap hari untuk mendapatkan data hasil
harian.
Perhitungan curah hujan ini merupakan salah satu upaya dalam
mengantisipasi dampak perubahan iklim. Perubahan curah hujan
berarti menunjukkan adanya perubahan iklim sehingga, jika prediksi
curah hujan sudah diketahui sejak awal dapat meminimalisir dampak
yang buruk pada bidang pertanian. Akibat yang dapat terjadi jika
curah hujan mengalami kekacauan adalah berubahnya awal musim
tanam, kerusakan tanaman, mengganggu produktivitas tanaman,
kerusakan keanekaragaman hayati, dan terjadinya kekeringan.
6. Angin
Angin merupakan hal salah satu hal yang penting bagi
kehidupan manusia disamping sebagai salah satu unsur cuaca.
Menurut Nurhayati dan Aminuddin (2016), angin adalah gerak udara
yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari daerah
16
terjadi hujan lebat sampai air dalam panci penuh, maka pengukuran
evaporasi tidak dapat dilakukan.
D. Komprehensif
Cuaca merupakan salah satu faktor yang memengaruhi dalam
kegiatan pertanian. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukann
juga karena faktor cuaca yang mendukung. Unsur – unsur cuaca seperti
yang telah disebutkan, yaitu terdapat radiasi surya, suhu udara, suhu tanah,
kelembaban udara, kelembaban tanah, curah hujan, angin, dan evaporasi.
Unsur – unsur tersebut memiliki keterkaitan yang saling berhubungan
dalam peranannya terutama di bidang pertanian. Unsur -unsur tersebut
yaitu radiasi surya, suhu, kelembaban, angin, curah hujan, dan evaporasi.
Radiasi surya atau radiasi matahari dipengaruhi oleh jarak bumi dengan
matahari dan intensitas cahaya matahari, dan jumlah hari. Radiasi matahari
diterima oleh bumi dan diterima dengan cara diserap oleh aerosol dan
awan di atmosfer bumi yang akhirnya menjadi planet panas. Radiasi yang
tidak tertangkis oleh atmosfer menjadikan bumi menjadi panas. Radiasi
yang ditangkis oleh atmosfer akan disebarkan kesegala penjuru, radiasi
yang tidak ditangkis maupun diserap oleh atmosfer, sampai ke permukaan
bumi.
Suhu mempunyai pengaruh yang kuat pada reaksi biokimia dan
fisiologi tanaman. Fotosintesis berjalan lebih lambat pada suhu rendah dan
akhibatnya laju pertumbuhan lebih lambat. Suhu juga mempengaruhi
sitoplasma dalam sel. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh suhu, biasanya
makin tinggi suhu reaksi semakin cepat. Suhu yang dimaksud adalah suhu
udara dan suhu tanah. Suhu tanah dan suhu udara bersinambungan saat
tanaman tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang dapat
menghasilkan hasil berupa makanan ataupun untuk bahan hias.
Kelembaban udara berkaitan dengan aktivitas transpirasi dalam
tubuh tanaman. Saat udara jenuh air maka stomata akan menutup sehingga
proses transpirasi terhenti. Akibat terhentinya proses transpirasi maka
19
B. Hasil Pengamatan
i. Automatic Weater System (AWS)
b. Prinsip kerja
Pengumpulan data cuaca secara otomatis dilakukan oleh
sensor yang ada. AWS ini dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote
Terminal Unit), data logger LED (Light Emiting Diode) Display
dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan antara
lain :
1) Termohigrometer untuk mengukur suhu dan kelembapan
udara.
2) Anemometer dan wind vane untuk mengukur kecepatan dan
arah angin.
3) Rain gauge untuk mengukur presipitasi/curah hujan.
4) Barometer untuk mengukur tekanan udara.
5) Pyranometer untuk mengukur intensitas radiasi dan lama
penyinaran matahari.
RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan
backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data
cuaca dari sensor tersebut dan ditransmisikan ke unit pengumpulan
data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat
ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga
para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu dengan mudah.
Kotak pelindung AWS dilengkapi dengan kapas silicon untuk
menjaga kondisi kelembaban dalam kotak agar selalu kering.
Modem berfungsi untuk mengirim data cuaca dari AWS ke stasiun
pusat. Energi listrik AWS diperoleh dari panel surya dan baterai
yang berfungsi untuk menyimpan energi yang dihasilkan oleh
panel surya AWS dilengkapi dengan penangkal petir pada tiang
penyangganya untuk perlindungan dari petir.
C. Pembahasan
Cuaca merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui dalam
kegiatan pertanian agar hasil produksi pertanian dapat optimal.
Pengamatan unsur-unsur cuaca dapat dilakukan dengan alat otomatis,
24
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Awan merupakan massa yang dapat dilihat dari kristal beku
yang menggantung di atas atmosfer. Awan adalah massa yang tertarik
oleh adanya gravitasi seperti massa materi dalam ruang. Awan
terbentuk karena adanya pengembunan atau pemadatan usp air yang
ada di udara. Awan juga menjadi salah satu unsur yang penting dalam
pembentukan cuaca dan iklim di bumi. Siklus hidrologi yang ada di
bumi juga melibatkan awan untuk menurunkan hujan. Semua air yang
ada di bumi akan menguap kemudian di atmosfer akan menjadi titik-
titik air dan terbentuklah awan.
Manfaat awan bagi manusia antara lain awan sebagai indikator
cuaca dan iklim, sebagai pengatur cuaca, sumber air bagi bumi, serta
pemantul radiasi matahari. Awan juga dapat digunakan untuk
menentukan arah angin dengan melihat pergerakan awan. Kandungan
air pada awan yang banyak dapat menjadi pengatur suhu dan cuaca
melalui proses hujan. Hujan yang turun ke bumi dari awan merupakan
salah satu siklus hidrologi yang sangat penting untuk ketersediaan air
di bumi. Awan akan memantulkan radiasi yang tidak terpantul di
atmosfer langsung ke luar angkasa.
Jenis awan sangatlah beragam dan memiliki karakteristik yang
berbeda tiap jenisnya. Awan selalu tidak sama bentuk dan jenisnya
bergantung pada ketinggian, bentuk dan suhunya. Awan terbagi
menjadi empat berdasarkan ketinggiannya yaitu awan rendah, awan
menengah, awan tinggi, dan awan vertikal. Penentuan jenis awan
dapat dilihst secara langsung dengan mata telanjang berdasarkan
bentuk, ketinggian, dan karakteristik lainnya. Penentuan jenis awan
juga sangat menguntungkan untuk mengetahui cuaca pada hari itu,
Perubahan bentuk awan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
29
B. Pembahasan
Awan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dari iklim
maupun cuaca. Awan adalah massa yang dapat dilihat dari tetesan air atau
kristal beku yang menggantung di atmosfer yang berada di atas permukaan
bumi atau permukaan planet lain. Awan juga merupakan massa terlihat
yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut
awan antarbintang dan nebula. Awan memiliki berbagai macam kelompok
untuk membedakannya. Menurut Nurasniyati et al. (2018), karakteristik
awan yang menentukan pengelompokannya adalah berdasarkan parameter
ketebalan, tinggi, tekanan, dan suhu puncak awan. Fungsi penamaan pada
awan adalah untuk memudahkan melakukan identifikasi terhadap awan.
Pengelompokan awan dipemudah dengan membuat klasifikasi awan
berdasarkan ketinggiannya. Klasifikasi awan dibagi menjadi 4 famili
yaitu:
1. Famili awan tinggi (6-12 km) antara lain : Cirrus, cirro cumulus,
cirro stratus
2. Famili awan sedang (3-6 km dan 2-7 km) antara lain : Alto cumulus
dan Alto stratus
3. Famili awan rendah (0-3 km) antara lain : Srtatus, nimbo stratus,,
strato cumulus
30
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Iklim mikro merupakan keadaan iklim suatu wilayah secara spesifik
dalam satu area yang lebih luas. Iklim mikro dipengaruhi oleh faktor
kemiringan suatu dataran, kecepatan angin, kelembaban tanah, suhu tanah,
dan lain sebagainya. Iklim mikro yang akan dibahas pada acara 3 ini adalah
suhu dan kelembaban tanah. Suhu tanah dipengaruhi oleh radiasi matahari
yang mengenai permukaan tanah. Kelembaban tanah merupakan jumlah
air yang ada di antara pori-pori tanah.
Suhu dan kelembaban tanah merupakan komponen iklim mikro yang
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan yang menyediakan ligkungan
yang optimal bagi tanaman. Suhu tanah memiliki pengaruh yang besar
pada proses penyerapan air oleh tumbuhan. Kelembaban tanah juga
menentukan ketersediaan air dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman.
Suhu dan kelembaban tanah harus dijaga pada keadaan tertentu yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan menciptakan lingkungan yang
optimal agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan memberikan mulsa pada permukaan tanah.
Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang digunakan
untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan
penyakit. Mulsa terbagi menjadi dua yaitu mulsa organik yang berasal dari
bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman seperti
jerami dan alang-alang (mulsa organik diberikan setelah tanaman /bibit
ditanam) dan mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan sintetis yang
sukar/tidak dapat terurai (mulsa anorganik dipasang sebelum
tanaman/bibit ditanam).Intensitas cahaya merupakan banyak sedikitnya cahaya
yang harus diterima oleh tanaman. Intensitas cahaya setiap jenis tanaman berbeda
32
33
beda ada yang memerlukan cahaya sedikit dan ada juga yang memerlukan banyak
cahaya. Kurang atau lebihnya cahaya dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman
tersebut jika tidak sesuai dengan kebutuhan dari tanaman tersebut.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Agroklimatologi acara pengamatan iklim
mikro berupa suhu, kelembaban tanah, dan intensitas radiasi sinar matahari
adalah adalah mengetahui pengaruh paranet terhadap kondisi iklim mikro
di dalam pertanaman (suhu dan kelembaban tanah).
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan iklim mikro berupa
suhu, kelembaban tanah, dan intensitas radiasi sinar matahari dilaksanakan
pada 12 Juni, 2022 di Laboratorium UNS yang terletak di Kecamatan
Jumantono, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
34
D. Pembahasan
Radiasi matahari atau intensitas matahari adalah pancaran energi yang
berasal dari bagian thermonuklir yang terjadi di Matahari. Cahaya matahari
adalah salah satu sumber energi yang dibutuhkan oleh hampir seluruh makhluk
hidup tidak terkecuali tanaman. Menurut Lukitasari (2012), Bagi pertumbuhan
tanaman pengaruh cahaya selain ditentukan oleh kualitasnya ternyata
ditentukan intensitasnya. Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang
diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan per satuan waktu (kal/cm2
/hari), dengan demikian pengertian intensitas yang dimaksud sudah termasuk
lama penyinaran, yaitu lama matahari bersinar dalam satu hari. Pada dasarnya
intensitas cahaya matahari akan 2 berpengaruh nyata terhadap sifat morfologi
tanaman. Hal ini dikarenakan intensitas cahaya matahari dibutuhkan untuk
berlangsungnya penyatuan CO² dan air untuk membentuk karbohidrat.
Suhu merupakan ukuran kuantitatif terhadap temperature, panas dan
dingin yang diukur menggunakan alat tertentu. Suhu pada dasarnya dapat
mempengaruhi besarnya parameter lain seperti kelembapan udara.
Menurut Lek dan Moniaga (2014) Suhu udara merupakan suatu sifat kalor yang
di bawa aliran angin dan di tambah kelembaban yang dapat mempengaruhinya.
Suhu atau temperature udara merupakan derajat panas dari aktivitas molekul
dalam atmosfer, maka makin cepat Gerakan molekulnya, suhu akan menjadi
tinggi. Suhu memiliki peranan langsung terhadap tanaman. Suhu pada tanaman
disebut dengan suhu cardinal yang dapat dibagi menjadi 3 yakni suhu
minimum, optimum dan maksimum. Suhu optimum merupakan suhu yang
paling pas untuk pertumbuhan tanaman, sedangkan suhu minimum dan
maksimum menyebabkan tanaman mengalami hambatan pertumbuhan
Intensitas cahaya dan suhu merupakan unsur iklim mikro yang dapat di
modifikasi. Modifikasi kedua unsur tersebut dilakukan dengan tujuan
menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan tanaman. Cara memodifikasi
kedua unsur tersebut adalah dengan membuat naungan.
Menurut Anni et al (2013), pemberian naungan merupakan salah satu
upaya pengaturan intensitas matahari yang sampai ke tanaman. Intensitas
36
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum acara 2 yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa :
a. Radiasi matahari adalah pancaran energi yang berasal dari bagian
thermonuklir yang terjadi di Matahari.
b. Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu
tanaman per satuan luas dan per satuan waktu (kal/cm2 /hari).
c. Suhu merupakan ukuran kuantitatif terhadap temperature, panas dan
dingin yang diukur menggunakan alat tertentu
d. Suhu pada tanaman disebut dengan suhu cardinal yang dapat dibagi
menjadi 3 yakni suhu minimum, optimum dan maksimum.
e. Naungan merupakan salah satu upaya pengaturan intensitas
matahari yang sampai ke tanaman.
2. Saran
Saran yang bisa diberikan terkait praktikum agroklimatologi adalah
pertama terkait timeline praktikum yang jangan terlalu padat, sebisa
mungkin praktikum dimulai sebelum UTS atau tepat setelah UTS agar
praktikan tidak kewalahan mengerjakan laporan praktikum dikarenakan
beberapa praktikum yang sudah mulai lebih dahulu mulai memasuki paruh
akhir. Kedua terkait penjelasan pengisian draft tolong diperjelas seperti
praktikan harus mengambil foto ataupun apa saja yang harus dimasukkan
ke dalam laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, I. A., Saptiningsih, E., & Haryanti, S. (2013). Pengaruh naungan terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman bawang daun (Allium fistulosum L.) di
Bandungan, Jawa Tengah. Jurnal Akademika Biologi, 2(3), 31-40.
Iek, Y., Moniaga, I. 2014. Kepadatan bangunan dan karakteristik iklim mikro
kecamatan wenang Kota Manado. Sabua: Jurnal Lingkungan Binaan dan
Arsitektur, 6(3), 285-292.
Lukitasari, M. (2012). Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan
tanaman kedelai (Glycine max). IKIP PGRI Madiun.
1
ACARA 3
PENGAMATAN IKLIM MIKRO BERUPA SUHU, KELEMBABAN
TANAH, DAN INTENSITAS RADIASI SINAR MATAHARI
A. Pendahuluan
i. Latar Belakang
Iklim mikro merupakan keadaan iklim suatu wilayah secara
spesifik dalam satu area yang lebih luas. Iklim mikro dipengaruhi oleh
faktor kemiringan suatu dataran, kecepatan angin, kelembaban tanah,
suhu tanah, dan lain sebagainya. Iklim mikro yang akan dibahas pada
acara 3 ini adalah suhu dan kelembaban tanah. Suhu tanah dipengaruhi
oleh radiasi matahari yang mengenai permukaan tanah. Kelembaban
tanah merupakan jumlah air yang ada di antara pori-pori tanah.
Suhu dan kelembaban tanah merupakan komponen iklim mikro
yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan yang menyediakan
ligkungan yang optimal bagi tanaman. Suhu tanah memiliki pengaruh
yang besar pada proses penyerapan air oleh tumbuhan. Kelembaban
tanah juga menentukan ketersediaan air dalam tanah bagi pertumbuhan
tanaman. Suhu dan kelembaban tanah harus dijaga pada keadaan
tertentu yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan menciptakan
lingkungan yang optimal agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan
mulsa pada permukaan tanah.
Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang
digunakan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan
pertumbuhan gulma dan penyakit. Mulsa terbagi menjadi dua yaitu
mulsa organik yang berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai
seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami dan alang-alang (mulsa organik
diberikan setelah tanaman /bibit ditanam) dan mulsa anorganik terbuat
dari bahan-bahan sintetis yang sukar/tidak dapat terurai (mulsa
anorganik dipasang sebelum tanaman/bibit ditanam)
39
40
D. Pembahasan
Kelembaban pada dasarnya merupakan komposisi atau jumlah air pada
udara. Kelembaban dapat berupa kelembapan udara dan kelembapan tanah.
kelembapan udara merupkan variabel perubahan iklim yang dapat berpengaruh
terhadap kelembapan tanah permukaan. Kelembapan tanah merupakan jumlah
air yang tersimpan didalam pori-pori tanah. Menurut Nidomudin, et al. (2017)
Kadar air didalam tanah mempunyai peranan penting bagi semua proses-proses
didalam tanah baik yang bersifat fisika, kimia dan biologi. Kelembapan tanah
dapat membantu dalam menyuburkan tanaman karena pada dasarnya perakaran
memerlukan penyerapan air untuk melakukan berbagai metabolisme.
Kelembapan tanah juga memiliki peranan dalam pengendalian banjir serta
erosi tanah.
Kelembapan tanah dapat dimodifikasi agar dapat sesuai dengan
kebutuhan dari tanaman yang akan ditanam. Mulsa adalah material penutup
tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta
menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman
tumbuh dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Mahmudi et al (2017), Penggunaan mulsa bertujuan untuk menekan
pertumbuhan gulma, mencegah kehilangan air dari tanah sehingga kehilangan
air dapat dikurangi sehingga temperatur dan kelembaban tanah relatif stabil.
Penggunaan mulsa merupakan salah satu upaya memodifikasi kondisi
lingkungan agar sesuai bagi tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
Berdasarkan data pada tabel, dapat dilihat bahwa mulsa cukup
berpengaruh untuk menjaga kelembaban tanah. Tanah yang tidak diberi mulsa
mengalami penurunan kadar air yang sangat drastis pada siang hari, sedangkan
pada tanah yang diberi mulsa penurunan kadar air dapat ditekan sehingga
kelembaban tanah tidak berkurang drastis. Berdasarkan data dari mulsa organik
dan anorganik, dapat dilihat bahwa mulsa anorganik yang terbuat dari plastic
lebih efektif dalam menghambat penguapan air tanah.
43
Mahmudi, S., Rianto, H., & Historiawati, H. (2017). Pengaruh Mulsa Plastik Hitam
Perak Dan Jarak Tanam Pada Hasil Bawang Merah (Allium Cepa Fa.
Ascalonicum, L.) Varietas Biru Lancor. VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian
Tropika Dan Subtropika, 2(2), 60-62.
Nidomudin, A., Nugroho, A. P., Cholis, M. N. 2017. Sistem pakar deteksi tingkat
kesuburan tanah menggunakan Fuzzy Logic. JOINTECS, 2(2), 79-84.
ACARA 4
KLASIFIKASI IKLIM OLDEMAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Iklim merupakan kondisi udara pada suatu daerah yang luas dalam
kurun waktu yang lama. Pengklasifikasian iklim di Indonesia sering
ditekankan pada pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian
karena Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani. Pengklasifikasian iklim sebagai tolak ukur
untuk masa penanaman yang baik untuk tanaman-tanaman tertentu. Baik
dari segi curah hujan yang diperhitungkan, intensitas matahari,
kelambaban yang mana hal tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman.
Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau
golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Klasifikasi iklim
ini merupakan kegiatan penggolongan iklim suatu wilayah berdasarkan
gejala-gejala didalamnya ataupun melalui letak geografis suatu wilayah.
Manfaat adanya klasifikasi iklim adalah dapat memudahkan petani dalam
menentukan tanaman, pola dan waktu penanaman. Klasifikasi iklim
biasanya dilakukan secara spesifik tergantung dari tujuan penggunaannya,
misalnya pertanian. Pengklasifikasian iklim secara spesifik biasanya
didasarkan pada data unsur iklim tetapi hanya memilih data unsur-unsur
iklim yang berhubungan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau
objek dalam bidang tersebut.
Banyak tokoh yang mengklasifikasikan iklim menjadi beberapa
kategori, salah satunya adalah Oldeman. Oldeman mengklasifikasikan
iklim menjadi lima tipe berdasarkan curah hujan bulanan atau bulan basah.
Menurut Oldeman bulan basah adalah jika curah hujan lebih dari 200 mm,
bulan lembab jika curah hujan 100-200 mm, dan bulan kering jika curah
hujannya kurang dari 100 mm. Tipe - tipe iklim menurut Oldeman adalah
45
46
sebagai berikut; iklim A jika bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut,
iklim B jika bulan basah 7-9 kali berturut-turut, iklim C 74 jika bulan basah
5-6 kali berturut-turut, iklim D jika bulan basah 3-4 kali berturut-turut, dan
iklim E jika bulan basah kurang dari 3 kali berturut-turut.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum Agroklimatologi acara klasifikasi iklim ini dilaksanakan
dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengklasifikasikan iklim
berdasarkan data curah hujan selama 10 tahun.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Agroklimatologi acara pengenalan alat dan pengamatan
unsur-unsur cuaca secara manual dilaksanakan pada 12 Juni, 2022 di
Laboratorium UNS yang terletak di Kecamatan Jumantono, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah.
C. Hasil Pengamatan
1. Klasifikasi Iklim Oldeman
Tabel 4.1 Tabel Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman
Zona Tipe Iklim Bulan Basah Bulan Kering
A1 10 – 12 0–1
A
A2 10 – 12 2
B1 7–9 0–1
B B2 7–9 2–3
B3 7–9 4–5
C1 5–6 0–1
C2 5–6 2–3
C
C3 5–6 4–6
C4 5–6 7
D1 3–4 0–1
D2 3–4 2–3
D
D3 3–4 4–6
D4 3–4 7–9
E1 0–2 0–1
E2 0–2 2–3
E E3 0–2 4–6
E4 0–2 7–9
E5 0–2 10 – 12
48
OLDEMAN 398,086 320,943 330,9 298,414 131,171 102,46 46,371 34,07 50,9 108,36 239,847 362,973
49
Banyak BB = 6
Banyak BL = 3
Banyak BK = 3
Tipe iklim Utama = C
Tipe sub iklim = 2
Dapat disimpulkan bahwa keadaan iklim selama satu dekade dari tahun
2011 – 2020 di daerah Pos Hujan Sempu Kabupaten Magelang dan
sekitarnya termasuk dalam tipe iklim C2.
50
D. Pembahasan
dan September. Terdapat juga tiga bulan lembab yang terjadi pada bulan
Mei, Juni, dan Oktober. Berdasarkan data curah hujan tersebut dalam
klasifikasi iklim Oldeman, wilayah tersebut memiliki tipe iklim C2. Data
tersebut didapat berdasarkan rekapan data curah hujan bulanan di Pos
Hujan Sempu Kabupaten Magelang pada rentang waktu dari tahun 2011-
2020.
53
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum acara 4 yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa :
a. Klasifikasi iklim yang terkenal dan cukup baru di Indonesia adalah
klasifikasi iklim Oldeman.
b. Klasifikasi iklim Oldeman adalah klasifikasi iklim berdasarkan curah
hujan yang kemudian dikelompokkan menjadi lima zona iklim utama
yaitu zona iklim A, B, C, D, dan E serta 4 zona sub divisi yaitu 1, 2, 3,
dan 4. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah dan
bulan kering yang berlangsung secara berturut-turut.
c. Daerah di wilayah Pos Hujan Sempu Kabupaten Magelang berdasarkan
klasifikasi iklim Oldeman termasuk dalam iklim tipe A1 dengan
memiliki 6 bulan basah dan 3 bulan kering.
2. Saran
Saran yang bisa diberikan terkait praktikum agroklimatologi adalah
pertama terkait timeline praktikum yang jangan terlalu padat, sebisa
mungkin praktikum dimulai sebelum UTS atau tepat setelah UTS agar
praktikan tidak kewalahan mengerjakan laporan praktikum dikarenakan
beberapa praktikum yang sudah mulai lebih dahulu mulai memasuki paruh
akhir. Kedua terkait penjelasan pengisian draft tolong diperjelas seperti
praktikan harus mengambil foto ataupun apa saja yang harus dimasukkan
ke dalam laporan.
DAFTAR PUSTAKA