Disusun oleh :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL). Shalawat serta salam kita limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup, yakni Al-Quran dan Sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Laporan dibuat berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh selama PKL di PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Unit Kadu Agung 1 dari tanggal 07 Januari - 31 Januari 2019. Penulis menyadari
bahwa didalam pembuatan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh
2. Prof. Dr. Ir. Husmy Yurmiati, MS., Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran.
3. Dr. Ir. H. Iman Hernaman M.Si., Wakil Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran.
4. Dr. Iwan Setiawan, DEA., Kepala Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan
Universitas Padjajaran.
5. Dr. Sauland Sinaga, S.Pt, M.Si., Koordinator PKL Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran.
6. Bapak Andry Pratama S.Pt, M.P. Sekretaris Koordinator PKL Fakultas Peternakan Universitas
Padjajaran.
7. Bapak Berto , General Manager PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Kadu Agung1.
8. Bapak Ade, Manager PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Kadu Agung 1.
9. Bapak Sony,BapakRizky ,Bapak Reinhard , dan Bapak Basuki, Supervisor PT. Charoen
10. Staff karyawan dan Caretaker yang telah membantu kelancaran saat PKL.
11. Orangtua kami yang telah memberikan doa serta izin dalam melaksanakan PKL.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, baik
materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis memohon kritik dan saran guna
menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca
Sumedang, Februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................................................. ix
DAFTAR ILUSTRASI.......................................................................................... x
I KEADAAN UMUM PERUSAHAAN.................................................... 17
Lokasi Perusahaan saat Praktik Kerja Lapangan (PKL) berada pada kawasan yang
cukup dekat dari pemukiman warga, dan dikelilingi oleh hutan dan perkebunan.
Perusahaan ini memiliki visi dalam penyediaaan pangan bagi dunia yang berkembang
yang dilalui dengan misinya yakni memproduksi dan menjual pakan, anak ayam usia
sehari dan makanan olahan yang memiliki kualitas tinggi dan berinovasi. Adapun identitas
Nama Perusahaan : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Farm Kaduagung 1,
Serang, Banten.
Kaduagung, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Provinsi Banten dengan jenis usaha
berupa Peternakan Ayam Bibit Induk. Kegiatan Farm mulai beroperasi secara komersil
sejak tahun 1998, sedangkan pengurusan izin dan pembebasan lahan dilaksanakan tahun
1997. Farm Kaduagung 1 ini peternakannya menghasilkan telur tetas Parent Stock (PS)
dimana telur tetas tersebut akan ditetaskan pada Hatchery di Tangerang untuk ditetaskan
menjadi DOC. Induk ayam diafkir setelah tidak produktif menghasilkan telur di umur 66
minggu dan kemudian dijual. DOC PS diterima dari Hatchery di Jawa Timur yang
setelahnya dipelihara dengan diberikan pakan, vaksin dan vitamin. Ayam yang mati saat
pemeliharaan akan dibakar pada tugu yang telah disiapkan. Pada tahun 2014, dilakukan
rekonstruksi unit-unit kandang dengan mengubah sebagian besar bahan kandang
menggunakan bahan besi sehingga daya tahan bangunan atau unit kandang dapat
Pada tahap awal (1997) dilakukan pengurusan izin dan pembebasan lahan. Tahap
prasarana pendukungnya (kantor, mess karyawan, pos jaga, dll). Kemudian dilakukan
selanjutnya adalah pemasukan DOC Parent Stock (PS) dari Hatchery perusahaan untuk
dipelihara hingga menghasilkan telur-telur PS. Telur yang dihasilkan dikirim ke Hatchery
Pokphand Jaya Farm memiliki struktur organisasi yang jelas dan fungsi masing masing
hubungan antara fungsi-fungsi dan posisi serta menunjukan kedudukan, tugas, wewenang
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Serang dikepalai oleh General Manajer
(GM), dimana GM memegang 3 unit farm dan setiap farm memiliki manajer lapangan.
GM farm memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh atas kelangsungan farm.
Seorang GM dibantu oleh staff lain dalam melaksanakan tugasnya yaitu manajer farm.
Manajer farm dibantu oleh supervisor, PGA (Personal General Affair), Statistika,
General manager merupakan orang yang bertugas sebagai pemimpin atau pengatur
dari seluruh unit farm yang ada di Serang. Manager bertugas sebagai pemimpin atau
pengatur farm unit Kaduagung 1. PGA bertugas sebagai orang yang mengatur dan
mengurus administasi dan suporting di bagian unit produksi. Statistik bertugas sebagai
pengolah data-data yang terdapat pada Farm. Supervisor bertugas sebagai pengatur
kegiatan dalam flock yang terdiri dari 6 kandang/flock. Caretaker adalah pekerja kandang
Manager
Ade Munanjar Spt,.
Supervisor
Soni Setiawan Personal Mekanik Statistik
Renhard T. General Affair Atuy Sutrisno
R. Basuki Omhi
Rizki
Caretaker Gudang
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Kaduagung 1 terletak di dataran tinggi.
Unit Kaduagung 1 Serang ini terdiri dari 4 flock 1, 2, 3 dan 4 yang masing masing flock
terdiri dari 6 kandang dan 2 kandang. Kandang yang digunakan yakni tipe postal dengan
canggih yang membantu kegiatan pemeliharaan ayam pembibit ini lebih baik dan lebih
efisiensi baik dari aspek manajemen maupun ekonomi. Program pemberian pakannya
sudah baik karena pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan ayam untuk setiap
periodenya dan kandungan dalam pakan cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan
ayam. Pemberian air minum sudah baik karena diberikan ad libitum sehingga ayam tidak
dehidrasi. Biosecurity dilakukan untuk semua yang masuk ke dalam farm, mulai dari
kendaraan, karyawan, tamu, dan lingkungan sekitar kandang. Hal tersebut menunjukkan
bahwa biosecurity yang diterapkan telah sesuai dengan standar, walaupun tempat dan alat
yang digunakan untuk kegiatan sanitasi dan biosecurity belum lengkap atau baik karena
masih dalam tahap pembangunan. Vaksinasi yang dilakukan sudah baik karena vaksinansi
yang dilakukan disesuaikan dengan umur dan dilakukan secara rutin. Bobot badan pada
fase starter telah mencapai standar yang telah ditentapkan oleh perusahaan,
Lingkungan perusahaan terbagi menjadi 3 ring utama, antaralain pada pre entry
(sebelum pintu masuk), point of entry (pintu masuk peternakan), dan pada post entry (pintu
antara peternakan dan kandang). Setiap kawasan ring, memiliki program biosecurity
tertentu, agar dapat terhindar dari penyakit yang datang dari luar farm. Kandang tipe postal
yang digunakan memiliki halaman 1/3 dari luas kandang, dan diisi dengan menggunakan
litter sekam, sedangkan 2/3 luas kandang sisanya menggunakan slat dari plastik yang
padat, dan berlubang. Terdapat 7 hal utama dalam pemeliharaan ternak antara lain (1)
feeding system yang terdiri dari truck feeder, male feeder, rantai, hooper central dan
hooper pembantu, (2) drinking system yaitu nipple, cup nipple, pompa dan pentil. (3)
ventilation system yang terdiri dari cooling pad, van, blower, dan motor cooling pad, (4)
perusahaan yang bergerak dibidang pebibitan ayam broiler (parent stock untuk
perusahaan yang bergerak dibindang pembibitan ayam broiler dengan skala yang cukup
besar. Farm Kaduagung 1 ini memiliki 20 kandang yang di kelompokan menjadi 4 flock,
flock 1 terdiri dari kandang 1-6 , flock 2 terdiri dari kandang 7-12 , flock 3 terdiri dari
kandang 17-18 , dan flock 4 terdiri dari kandang 19-20. Pada saat chick in , setiap kandang
rata-rata mampu menampung 10000 ekor DOC sehingga populasi ayam total yang dimiliki
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit Kaduagung 1 Banten ±200000 ekor.
1.4.2 Produk Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit Kaduagung 1 Banten memelihara ayam
broiler parent stock untuk menghasilkan produk berupa telur tetas (hatching egg) ayam
broiler final stock. Telur tetas (hatching egg) ini akan ditetaskan di hatchery milik PT.
Charoen Pokphand Jaya Farm yang tidak jauh dari area farm untuk menghasilkan DOC
Proses produksi di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit Kaduagung 1 Serang
untuk menghasilkan produk berupa telur tetas (hatching egg) ayam broiler final stock
dibagi menjadi 3 periode yaitu periode starter, growing dan laying.
II
MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM (BROILER BREEDER PARENT
STOCK) FASE GROWING USIA 20-24 MINGGU DI PT CHAROEN POKPAND
JAYA FARM UNIT KADU AGUNG 1
Oleh:
200110160118
2.1. Abstrak
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. Charoen Pokhpand Jaya Farm
Unit Kadu Agung Banten dimulai pada tanggal 07 Januari 2019 sampai dengan 31 Januari
2019. Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu untuk meningkatkan
wawasan di bidang peternakan khususnya di pembibitan ayam parent stock broiler. Tugas
khusus dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu mengetahui dan memahami tatalaksana
manajemen pemeliharaan parent stock (PS). Metode pengamatan yang dilakukan yaitu
dengan melakukan pengamatan secara langsung dan ikut berpartisipasi aktif dalam
melaksanakan segala aktivitas yang dilakukan di PT. Charoen Pokhpand Jaya Farm Unit
Kadu Agung Banten serta dengan melakukan wawancara dan diskusi dengan pihak yang
bersangkutan.
Kata Kunci: Parent Stock , Fase Starter, Fase Grower, Grading, , Culling, Uniformity
baik. Kemajuan perusahaan unggas di Indonesia ini terbukti dengan berdirinya perusahaan
peternakan unggas modern. Meningkatnya kemajuan peternakan unggas di Indonesia
merupakan peluang yang cukup baik bagi perusahaan pembibitan karena tanpa adanya
produksi Day Old Chicken (DOC) dari suatu perusahaan pembibitan, peternak akan sulit
dengan kualitas dan kuantitas bibit ayam yang digunakan. Bibit yang baik dapat diperoleh
dari perusahaan pembibitan (breeder farm) yang memiliki prinsip manajemen pembibitan
yang benar. Peternakan pembibitan selalu berusaha untuk menghasilkan telur dengan
fertilitas dan daya tetas yang tinggi. Produksi yang baik dengan fertilitas dan daya tetas
mendapat perhatian lebih. Ayam jantan yang dipelihara dalam suatu usaha pembibitan
harus memiliki performa yang baik, produktivitas tinggi, dan memiliki sifat unggul untuk
diwariskan pada keturunannya. Menghasilkan ayam jantan dengan kriteria yang baik itu
tidaklah mudah oleh karena itu diperlukan adanya upaya dalam mencapainya. Salah satu
upaya untuk mencapainya terletak pada manajemen pemeliharaan. Salah satu program
2.3. Tujuan
adalah:
melaksanakan segala aktivitas di PT. Charoen Pokhpand Jaya Farm Unit Kadu
Agung 1 Banten.
a) Perkandangan
Sistem kandang yang diterapkan di PT Charoen Pokphand Unit Kadu Agung 1 adalah
sistem kandang tertutup (close house) yang dibangun menghadap ke arah barat. Jumlah
seluruh kandang dalam Farm Kadu Agung 1 adalah 20 kandang. Kandang close house
adalah sistem kandang modern yang sirkulasi udaranya diatur, udara yang masuk melalui
cooling pad dan keluar melalui blower yang diatur dengan menggunakan temtron dan
sensor. Keunggulan dari kandang close house adalah pencahayaan dan suhu dalam
kandang dapat diatur disesuaikan dengan kebutuhan ayam serta tidak terpengaruh dengan
suhu dari luar lingkungan kandang. Kelemahannya adalah amonia tinggi apabila kandang
lembab. Menurut Prihandanu dkk. (2015) sitem kandang tertutup (closed house) adalah
sistem kandang yang dikontrol secara otomatis oleh sistem elektronika mulai dari sistem
kandang satu dengan kandang yang lainnya adalah 12 m. Lantai kandang pada fase starter
adalah tipe kandang slat sedangkan pada fase grower sampai layer adalah dengan tipe
lantai litter dan slat. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna dkk. (2008) bahwa lantai
kandang untuk ayam pembibit biasanya menggunakan sistem litter atau slat dan litter.
Ayam pedaging untuk pembibit jarang menggunakan kandang sistem litter karena dapat
menyebabkan fertilitas yang rendah dan hampir semua ayam yang bertelur di slat telurnya
pecah.
b) Pembersihan Kandang
Pembersihan kandang dilakukan secara rutin serta apabila kandang terlihat kotor.
Pembersihan kandang yang dilakukan meliputi pembersihan atap kandang, sekat, dinding,
inlet, cellpad, dan pembersihan nippel. Kandang dibersihkan agar tidak menyebabkan
tumbuhnya penyakit yang bisa menular ke ayam. Oleh karena itu, kebersihan kandang
harus tetap terjaga. Alat yang digunakan untuk membersihkan debu dan sarang laba-laba
di dalam kandang adalah sapu. Pembersihan dilakukan dengan menyapu debu dan sarang
laba-laba pada langit kandang, dinding, sekat antar pan. Pembersihan dilakukan agar
tidak menghambat proses pengeluaran angin dari dalam kandang. Selain itu juga lampu
kandang juga harus dibersihkan dari debu atau sarang laba-laba agar cahaya lampu terang
Pembersihan cooling pad dilakukan satu kali seminggu sehingga udara yang masuk dari
inlet dapat masuk tanpa terhambat oleh sarang laba-laba. Tujuan membersihkan
coolingpad ini adalah supaya udara yang masuk kedalam kandang tidak terhambat oleh
sarang laba-laba yang menempel pada bagian sela-selah colingpad. Untuk itu bagian inlet
Pembersihan cellpad dilakukan dengan sprayer bertekanan tinggi, sehingga kotoran pada
pada kipas dan area sekitar blower. Pembersihan blower dilakukan menggunakan sapu.
Blower dibersihkan agar tidak menghambat laju perputaran dan agar tidak menahan laju
berkurang atau menipis. Penambahan sekam pada litter dilakukan agar litter memiliki
ketebalan lebih dari 5 cm, selain itu juga agar liter tetap kering sehingga kesehatan ayam
dapat selalu terjaga. Litter yang basah dapat meningkatkan kandungan amonia sehingga
menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit dan dapat menimbulkan bau
yang berbahaya bagi sistem pernafasan. Selain itu sekam yang basah juga dapat
mengakibatkan bulu kotor ketika ayam melakukan mandi sekam. Penambahan sekam pada
litter dilakukan apabila sekam pada litter sudah menipis dan sudah banyak kotoran
sehingga menyebabkan litter basah dan menggumpal. Kontrol terhadap kondisi litter
dilakukan setiap hari agar apabila litter basah, kotor, dan menggumpal bisa segera
dilakukan penanganan.
d) Sistem pencahayaan
Program pencahayaan pada ayam parents stock fase growing umur 20 sampai 24
minggu dilakukan selam 8-9 jam dengan menggunakan lampu 1 wat berjumlah 117 buah.
Penyalaan lampu dimulai pada pukul 06.30 – 15.30 WIB. Pada 15.30 – 06.30 lampu pada
pasang secara merata, jarak antar lampu yaitu 3 meter. Program pencahayaan bertujuan
untuk mengatur dimulainya masa bertelur dengan mengatur kedewasaan kelamin (sex
maturity). Kedewasaan kelamin selain ditentukan oleh faktor genetik juga dipengaruhi
oleh program pencahayaan. Menurut Rosidi dkk (2000) bahwa pada unggas cahaya
terhadap organ reproduksi, tingkah laku dan interaksi sosial. Penggunaan cahaya pada
unggas ayam petelur yaitu digunakan untuk pengaturan dewasa kelamin, aktifitas
e) Ventilasi kandang
Ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara sehingga udara segar dari luar dapat
masuknya menggantikan udara kotor. Fungsi utama ventilasi kandang adalah udara segar
dapart bergerak ke dalam kandang sebagai penyekat dapat menjaga kehangatan udara
dalam kandang dan saluran keluarnya udara kotor, sehingga ternak tetap nyaman. Sistem
ventilasi dengan menggunakan exhaust fan atau blower dan cooling pad suhu dan
kelembaban dalam kandang dapat diatur sesuai kebutuhan ayam. Kebutuhan suhu pada
fase glower pada usia 20 sampai 24 minggu berkisar 25-27C sedangkan untuk kecepatan
angin yang di butuhkan untuk ayam berumur 20-24 minggu adalah sebesar 4,2 m/s.
Kecepatan angin ini bertambah sesuai dengan bertambahnya umur ayam. Hal ini sesuai
dengan pendapat Rasyaf (2008) Suhu yang baik ayam berkisar antara 21-27C sedangkan
f) Kepadatan kandang
Setiap kandang terdiri atas 5 pen. Setiap pen dilengkapi sebuah pintu untuk keluar
masuk, dan sebuah sekat. Penyekatan ini dilakukan untuk memudahkan dalam
manajemen, khususnya untuk mengetahui tingkat kepadatan masing-masing kandang agar
ayam yang dipelihara dapat nyaman dan berproduksi dengan baik. Tingkat kepadatan
ayam di perusahaan ini yaitu sebesar 6 ekor/m2. Hasil tersebut diketahui dari jumlah ayam
= 6 ekor/m2
Kepadatan kandang sebesar 6 ekor/m2 adalah setiap 1 m2 dapat ditempati oleh 6 ayam.
karena terjadi persaingan. Daya tampung kandang sistem litter untuk ayam umur 0-3
minggu 40 ekor/m2, 3-6 minggu 20 ekor/m2, 6-14 minggu 10 ekor/m2, sedangkan ayam
umur >14 minggu 6 ekor/m2 (Sudaryani dan Santosa, 2000). Jumlah ayam broiler yang
dipelihara dengan kandang sederhana umumnya 8-10 ekor/m2. Sementara itu, kandang
modern dapat menampung sebanyak 12-15 ekor atau setara dengan total bobot hidup
pembibitan ayam. Pakan yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan hidup pokok
ayam dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi serta umur ayam. Pakan juga harus memiliki
kandungan-kandungan zat makanan yang dibutuhkan oleh ayam untuk keperluan hidup
ayam seperti kandungan karbohidrat, lemak, mineral, protein, vitamin dan air. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (2014) bahwa pakan adalah bahan makanan
tunggal atau campuran bahan pakan, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diberikan
kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang biak. Pakan
diberikan sesuai dengan jumlah dan kebutuhan nutrisi ternak berdasarkan umur atau
periode pertumbuhan.
Pakan yang digunakan pada fase starter adalah pakan dengan kode 531 T untuk
ayam umur 0-4 minggu,sedangkan untuk fase grower pakan yang digunakan adalah kode
pakan 532 T untuk umur 5-19 minggu untuk strain ross sedangkan untuk strain cobb 5-16
minggu, kemudian kode pakan 534 PB untuk umur 20 minggu- 5% EP (egg production)
atau sampai produksi telur mencapai 5%. Jenis pakan yang digunakan adalah berbentuk
crumble yang diproduksi oleh PT Charoen Pokhpan. Pakan yang diberikan mengandung
nutrisi yang cukup untuk kebutuhan ayam. Kandungan pakan pada ransum yang diberikan
PT Charoen Pokhpan Jaya Farm Unit Kadu Agung I ini tidak dapat dipublikasikan karena
program’ yaitu setiap minggu perusahaan membuat data pakan yang harus di berikan
kepada ternak agar produksinya tidak menurun. Weekly program dapat disusun dengan
melihat recording pada hari sebelumnya. Setiap kandang memiliki point feed yang berbeda
beda dikarenakan setiap pertumbuhan ternak setiap kandang juga berbeda begitu pula
Pada fase growing pakan diberikan sehari sekali yaitu dengan cara manual pada
jantan dan otomatis pada betina. Pemberian pakan pada ayam betina dengan menggunakan
tempat pakan otomatis yaitu automatic female chain feeder atau feeder trough yang
memanjang dilengkapi rantai untuk memutar pakan. Trough dibagi menjadi 3 jalur,
masing-masing jalur mempunyai keliling sebagai berikut; Jalur panjang = 208 m ; Jalur
tengah =192 m ; Jalur pendek =186 m dengan ukuran kandang standar 120 x 12 m2.
Fadillah (2007) menyatakan bahwa pemberian pakan secara otomatis dulakukan dengan
menggunakan alat tertentu yang bergerak secara otomatis ke seluruh bagian kandang.
Pemberian pakan menggunakan alat yang disebut dengan tempat pakan otomatis
(automatic feeder) dan sistem pipa auger. Tempat pakan otomatis biasanya digunakan di
kandang tertutup, karena lebih efisien dibandingkan dengan cara manual.
Tatalaksana atau proses kerja yang dilakukan dalam persiapan pemberian pakan
pada ayam betina mesin trough akan menyala sendiri sesuai dengan setingan timer pada
control panel trough. Pakan yang diberikan adalah pakan yang telah disiapkan di dalam
box atau hopper dari hari sebelumnya. Jadi setelah box kosong, maka hari itu juga diisi
untuk didistribusikan pada esok paginya. Pemberian pakan dilakukan pukul 06.30 sampai
07.00.
Tatalaksana atau proses kerja yang dilakukan dalam persiapan pemberian pakan
pada ayam jantan, persiapan yang pertama kali yaitu, menyediakan pakan yang akan
diberikan, menaikkan atau meninggikan pan feeder, Pemberian pakan dengan cara manual
atau hand feeder, pan feeder diturunkan dan setelah selesai dimakan pan feeder akan
dinaikan kembali. Persiapan tersebut dilakukan pada sore hari kecuali menurunan pan
feeder dilakukan pada keeseokan hari. Jumlah yang diberikan sesuai dengan takaran yang
Manajemen pemberian minum dilakukan secara adlibitum namun tetap terkontrol dan
dilakukan pengaturan tinggi nipple. Pemberian air minum dilakukan ad libitum bertujuan
agar ayam tidak kekurangan air atau dehidrasi. Penambahan feed supplement yang berupa
obat-obatan dan vitamin serta antibiotik dilakukan secara rutin. Penambahan vitamin
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mengatasi atau mencegah cekaman
panas serta stress yang diakibatkan oleh hujan lebat atau cuaca yang terlalu panas.
Kebersihan tempat air minum dapat mempengaruhi konsumsi pakan menjadi menurun
(Nurcholis et al., 2009) Konsumsi air 2 kali lipat dari konsumsi pakan . dari hasil
pengamatan yang dilakukan ayam dapat mengkonsumsi 2000 liter setiap harinya. Setiap
kandang memiliki air tampungan dalam tangki yang setiap kandang berisi I000 liter air
tampungan dalam torn dan jumlah torn pada masing-masing kandang 1 buah torn.
Pemberian air minum menggunakan nipple untuk mempermudah ayam mendapatkan air
minum. Konsumsi air pada ayam petelur umumnya dipengaruhi oleh umur, temperatur
lingkungan, produksi, konsumsi ransum dan kesehatan ayam. Air minum yang diberikan
pada ayam harus cukup serta baik kualitasnya. Faktor yang mempengaruhi kualitas air
minum adalah bakteri Eschericia coli, pH air, kadar magnesium, kadar nitrat dan nitrit,
kadar sodium/klorida, serta mineral lainnya. Air minum yang baik diberikan pada ayam
adalah air yang bersih dan dingin terutama saat udara panas karena ayam memerlukan
persediaan air yang bersih dan dingin secara optimal untuk pertumbuhan optimum,
Nose bar merupakan alat dipasang pada garis hidung ayam jantan dengan tujuan
agar ayam jantan tidak bisa memakan pakan ayam betina yang berada pada feeder trough
sehingga hanya memakan pakan yang berada pada male feeder. Hal ini dikarenakan
formulasi pakan yang berbeda untuk ayam jantan dan ayam betina. Dimana pakan ayam
jantan mengandung nutrisi yang berguna untuk memelihara jaringan tubuh, pembentukan
sperma serta mengontrol bobot badan. Sedangkan pakan ayam betina mengandung nutrisi
Nose bar dipasang setelah dilakukannya mixing atau pencampuran ayam jantan
dengan ayam betina dalam satu pen yaitu pada minggu ke-20. Selanjutnya nose bar dilepas
pada minggu ke-26. Hal ini karena pada umur 26 minggu pial pada ayam jantan sudah
tumbuh besar sehingga ayam jantan akan kesulitan untuk memakan pakan betina pada
feeder trough dikarenakan pial yang telah membesar. Selain itu juga untuk memudahkan
perkawinan karena pada minggu ke-26 diasumsikan sudah masuk fase laying.
Sanitasi dan biosecurity merupakan dua hal yang saling mengiringi yang bertujuan
untuk mencegah suatu penyakit masuk ke dalam farm dan menyerang ayam-ayam yang
dipelihara di dalam kandang. Sanitasi adalah upaya yang dapat dilakukan untuk
ayam harus bebas dari penyakit menular agar dapat menghasilkan telur tetas yang sehat.
Penyakit yang sering menyerang adalah pullorum, mycoplasma gallisepticum (MG) dan
mycoplasma synoviae (MS). Kegiatan biosecurity di PT Charoen Pokphand unit Kadu
biosecurity terhadap kendaraan, karyawan atau staff dan pengunjung atau tamu,
lingkungan kandang, serta lingkungan farm. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Pertanian (2011) bahwa biosecurity adalah upaya untuk mencegah masuknya agen
penyakit ke induk semang dan untuk menjaga agen penyakit yang disimpan dan diisolasi
terhadap penyakit.
dalam masa pembangunan dan tempat untuk biosecurity masih belum sutuhnya jadi
sehingga kendaraan yang akan masuk farm hanya disemprot dengan desinfektan bagian
roda dan bagian bawah kendaraan. Desinfektan yang digunakan adalah Bromoquad-50.
Dosis pemakaiannya adalah 1:1.000. Jadi, larutan Bromoquad-50 dicampurkan dengan air
Biosecurity karyawan atau staff dan pengunjung dilakukan dua kali, pertama
dilakukan di sebuah ruangan sanitasi untuk mandi yaitu dengan tata cara sebagai
berikut: melepaskan alas kaki, lepas baju, spray desinfectan, mandi dan keramas dengan
menggunakan sabun dan shampoo, ganti baju kandang dan memakai sepatu boot khusus
Sanitasi kedua dilakukan ketika akan masuk kandang yaitu dengan memakai
sepatu boot khusus di dalam kandang, melakukan celup kaki dengan kapur, semprot
tangan dengan alkohol,memakai masker, penutup rambut, kemudian masuk kandang. Hal
ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (2011) bahwa setiap karyawan atau tamu,
kendaraan dan peralatan yang akan masuk dan keluar lokasi usaha pembibitan harus
terlebih dahulu didisinfeksi. Sebelum masuk ke unit/flock harus melalui ruang sanitasi
dengan terlebih dahulu menanggalkan pakaian luar dan alas kaki dan menempatkan di
tempat penyimpanan, kemudian mandi keramas dan memakai pakaian kerja khusus.
Sebelum masuk dan atau keluar kandang harus melalui bak celup kaki yang telah diberi
melakukan proses penyemprotan dengan desinfektan kemudian celup kaki dan tangan agar
peternakan yang bertujuan untuk mencegah suatu penyakit yang menyerang pada ayam.
Vaksin merupakan mikroorganisme bibit penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan
yang diberikan pada ternak yang dapat merangsang pembentukan zat kebal sesuai dengan
berupa virus yang telah dilemahkan ke dalam tubuh ayam untuk merangsang pembentukan
Beberapa metode vaksinasi yang dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
Unit Kadu Agung 1 yaitu metode injeksi, melalui bawah kulit/sub cutan
dilakukan. Metode injeksi di daerah dada kir dan dada kanan dan metode tetes mata/intra
oculer, dilakukan untuk vaksinasi ILT dan IB. Attikasari (2009) menyatakan bahwa
aplikasi vaksinasi pada anak ayam, biasanya dengan cara tetes mata atau tetes hidung, dan
pemberiannya melalui injeksi bila vaksin yang digunakan inaktif. Program vaksinasi yang
di lakukan khususnya di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Kadu Agung 1 dilakukan
Bobot badan merupakan salah satu kriteria yang dijadikan sebagai acuan berhasil atau
tidaknya suatu pemeliharaan ayam pembibibit. Setiap perusahaan pembibitan memiliki standar
bobot badan yang harus dicapai setiap minggunya, oleh sabab itu dilakukan kontrol bobot badan
setiap minggunya dengan melakukan penimbangan. Kontrol bobot badan ini bertujuan untuk
mengetahui pertumbuhan bobot badan ayam sudah sesuai dengan standar atau belum dan untuk
mengetahui tingkat keseragaman ayam dalam sekelompok ayam. Penimbangan dilakukan setiap
minggunya secara acak per individu ayam dengan mengambil sampel sebanyak 5% untuk ayam
betina dam 10% untuk ayam jantan yang ada dalam kandang atau 50 ekor ayam dalam setiap pen
Bobot badan yang telah baik tersebut dapat disimpulkan bahwa ayam dalam kondisi yang
nyaman sehingga ayam memiliki tingkat nafsu makan yang cukup tinggi sehingga bobot badannya
dapat mencapai standar yang diinginkan atau ditentukan perusahaan. Bobot badan ayam jantan
lebih tinggi dibandingkan bobot badan ayam betina karena salah satu faktor yang mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan bobot badan adalah jenis kelamin. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wijayanti et al. (2011) bahwa pertambahan bobot badan dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan
atau cekaman panas yang mengakibatkan nafsu makan menurun yang berakibat pada pertumbuhan
bobot badan ayam. Kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh genetik (strain), jenis kelamin,
lingkungan, manajemen, kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi. Peningkatan pertambahan
bobot badan berbanding lurus dengan meningkatnya konsumsi pakan yaitu semakin tinggi
konsumsi pakan maka meningkat pula bobot badannya, karena salah satu fungsi pakan dalam
tubuh ayam selain untuk kebutuhan hidup pokok juga untuk pertumbuhan. Fase starter merupakan
a) Grading Ayam
Grading ayam atau penyetaraan pada fase ini didasarkan pada perbandingan jumlah jantan
dan betina, besarnya bobot badan ayam, serta kondisi ayam. Perbandingan jumlah jatan
dan betina yaitu 1:10 yang berarti satu jantan dapat mengawini 10 betina. Penyetaraan
berdasarkan bobot badan ayam dilakukan untuk setiap pen. Dimana ayam besar
ditempatkan pada pen 1, pen 2 untuk ayam normal besar, pen 3 untuk ayam extra kecil
dan terdapat pen isolasi, pen 4 untuk ayam normal kecil, dan pen 5 untuk ayam kecil.
Grading ayam jantan merupakan hal yang wajib dilakukan karena dalam suatu
usaha pembibitan, ayam jantan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan
fertil atau tidaknya telur yang dihasilkan oleh ayam betina. Teknik grading yang
digunakan yaitu dengan teknik fleshing. Teknik fleshing dilakukan dengan cara menilai
ukuran perdaging atau perototan pada dada ayam jantan. Grading fleshing merupakan
program rutin yang dilakukan setiap seminggu sekali, biasanya dilakukan pada hari jumat.
Grading fleshing dimulai dari pen 1 dilakukan pada seluruh apen, namun setiap
pen diambil sampel ayam jantan sebanyak 20 ekor untuk ayam jantan dan 50 ekor untuk
ayam betina. Grading fleshing bertujuan untuk memperoleh rata-rata scoring fleshing dan
dicatat dalam scoring fleshing untuk data perusahaan. Fleshing ayam jantan dilakukan
dengan cara meraba bagian perdaging atau perototan yang berada pada dada ayam
tepatnya pada bagian sternum menggunakan telapak tangan
Tujuan grading yaitu untuk memperoleh uniformity atau keseragaman serta meratanya
yang harus dicapai yaitu 80%, jika tingkat keseragaman rendah maka dapat dipastikan
bahwa puncak produksi ayam akan sulit tercapai. Pengaturan keseragaman sebaiknya
dilakukan sejak DOC. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keseragaman seperti
penyakit, program pemberian pakan yang kurang baik, serta jumlah ayam yang
berpengaruh terhadap persaingan pakan. Grading dilakukan dengan melihat data recording
seperti Body Weight (BW), jumlah deplesi, serta jumlah ayam yang diculing.
b) Seleksi Ayam
karantina. Ayam yang di pisahkan adalah ayam yang sakit dengan ciri-ciri ayam cacat dan
lemah, bulu terlihat kusam, nafsu makan menurun, badan kurus, rontok bulu, dan jengger
terlihat pucat serta tidak aktif. Tujuan dari pemindahan ayam yaitu agar sakit yang diderita
oleh ayam tidak menular ke ayam yang sehat.Seleksi juga dapat dilakukan berdasarkan
bobot badan. Dimana ayam besar berada di pen 1, ayam normal besar berada di pen 2,
ayam kecil berada di pen 3, ayam normal kecil berada di pen 4, dan ayam sangat kecil
berada di pen 5. Sehingga tingkat keseragaman tinggi. Seleksi pejantan dilakukan dengan
memilih pejantan bagus, sakit atau lumpuh. Apabila seleksi rutin dilakukan maka
perbandingan antara ayam jantan dan betina harus tetap diperhatikan agar daya tetas tetap
baik.
c) Culling
Culling merupakan proses pemilihan individu ayam baik itu anak ayam, pullet, induk betina
maupun pejantan yang cacat, lemah, terlihat tanda-tanda terserang penyakit, dan tidak
produktif lagi, sehingga ayam tersebut harus dikeluarkan dari kelompoknya. Culling
kepadatan kandang sehingga ayam yang produktif dapat lebih nyaman didalam kandang,
mengurangi efisiensi penggunaan pakan, efisiensi dalam penggunaan tenaga kandang dan
sarana produksi lainnya, serta menghindari adanya kanibalisme. Kriteria ayam jantan yang
harus diculling yaitu berat badan terlalu kurus, kaki yang lecet sehingga sulit melakukan
aktivitas seksual, warna wajah serta pial yang pucat. Sebelum diculling ayam yang sakit
dan lemas ditempatkan dikarantina terlebih dahulu dengan harapan ayam dapat sembuh
dan akan dikeluarkan dari kandang karantina untuk dikembalikan dengan ayam yang lain.
Namun apabila kondisi ayam sudah tidak memungkinkan untuk sembuh. Maka culling
Controlling adalah mencari ayam yang mati untuk di keluarkan dari kandang dan ayam
yang sakit untuk di tempatkan di kandang macan. controlling untuk ayam mati atau
bangkai dilakukan setiap hari untuk mencari ayam yang mati untuk dikeluarkan dari dalam
kandang kemudian di tempatkan di tempat bangkai yang berada disamping kandang. Hal
ini dimaksudkan agar bangkai tidak sampai manimbulkan bau yang tidak sedap serta
meminimalisir adanya penyebaran penyakit yang dapat menyerah ayam lain. Bangkai
pembakaran bangkai berada jauh dari area kandang. Hal ini untuk meminimalisir adanya
bibit penyakit yang dapat menyerang ayam yang sehat. Namun tempat pembakaran
bangkai masih dalam lingkungan farm. Karena jika berada diluar lingkungan dapat
Mortalitas adalah jumlah ayam yang mati hari itu dibagi jumlah ayam mula- mula
dikali 100%. Mortalitas dapat berasal dari dalam peternakan sendiri seperti penyakit,
manajemen yang salah, cuaca dan cekaman panas sedangkan dari luar peternakan seperti
racun yang terkadang didalam pakan atau ransum (Rasyaf, 2008). Suatu usaha peternakan
ayam yang menunjukkan adanya angka mortalitas 2,5% - 3% dianggap masih dalam batas
yang cukup rendah apalagi bila dapat mencapai 0% presentase angka kematian semacam
ini menunjukkan salah satu kriteria keberhasilan dari usaha pemeliharaan (Sudarmono,
2003).
Deplesi
Age Population %
Dead Cull
20 8,793 7 3 2.50
21 8,766 6 0 2.57
22 8,747 7 3 2.68
23 8,743 4 0 2.73
24 8,743 2.73
Mortalitas di Pt.Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Kadu Agung 1 pada fase
growing usia 20 sampai 24 minggu 2,5-2,73% yang mana hal ini di sebabkan oleh
beberapa hal misalnya ayam yang sakit karena sistem pencernaanya terganggu atau karena
Uniformity BW
Pen 1 Pen 2 Pen 3 Pen 4 Pen 5 Kecil Selisih
87 88 88 89 88 1612 (89)
87 88 88 89 89 1731 (87)
88 89 89 88 88 1871 (74)
89 90 90 89 89 2000 (77)
90 90 90 90 89 2124 (100)
90 90 90 90 89 2281 (106)
90 90 90 89 89 2458 (102)
90 90 90 90 89 2641 (103)
Tingkat keberhasilan suatu perusahaan pembibit selain mengacu pada bobot badan
juga mengacu pada tingkat keseragaman ayam dalam sekelompok ayam. Tingkat
uniformity pada Pt Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Kadu Agung 1 mencapai 90% yang
artinya uniformity pada perusahan ini bisa dikatakan sangat baik karena sudah melewati
standar. Standar tingkat keseragaman ayam yang baik yaitu diatas 80%. Hal ini sesuai
pendapat Nugroho et al. (2012) bahwa keseragaman ayam minimal yang harus tercapai
ialah 80%, jika tingkat keseragaman yang dihasilkan rendah maka dapat dipastikan puncak
produksi ayam akan sulit tercapai. Pencapaian target bobot badan dan keseragaman yang
baik harus dilakukan sejak awal DOC (Day Old Chick). Keberhasilan produktivitas ayam
parents stock dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah pertumbuhan bobot
badan, dan keseragaman (uniformity), ukuran kerangka (frame size), nutrisi yang benar,
vaksinasi dan pengobatan yang tepat serta sistem pencahayaan yang sesuai.
III
MANAJEMEN PERKANDANGAN AYAM PEMBIBIT FASE GROWER
DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM UNIT KADU AGUNG 1 BANTEN
Muhammad Ghaisan
NPM. 200110160275
3.1. Abstrak
Praktek Kerja Lapangan dilaksakan pada tanggal 7 Januari 2019 hingga
tanggal 31 Januari 2019 berlokasi di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Tbk Unit
Kadu Agung 1. Praktek Kerja Lapangan menggunakan metode observasi langsung
dengan mengikuti kegiatan rutin yang dilakukan seluruh petugas, melakukan
pengamatan dan mengadakan wawancara terhadap pengawas kerja seperti
supervisor dan manager. Berdasarkan pengamatan, pelaksanaan manajemen
perkandangan PT Charoen Pokphand Jaya Farm Ayam Pembibit Fase Grower Tbk
Unit Kadu Agung 1 sudah memenuhi persyaratan manajemen perkandangan yang
baik.
Kata kunci: kandangan, alat, Parent Stock, Fase Grower
Bangunan kandang berjumlah 10 dengan tipe close house tingkat dua, sehingga
terdapat 2 ruangan kandang (hen house) di tiap bangunan kandang. Tiap bangunan
kandang bertingkat 2 sehingga seluruhnya terdapat 20 ruangan kandang (hen house).
Penggunaan kandang tingkat 2 bertujuan untuk meminimalisir kebutuhan lahan. Ukuran
kandang : 120 m × 12 m dengan tinggi 5,3 m, pada dalam kandang dibagi menjadi 5 pen
yaitu pen 1,2,4 dan 5 berukuran 27 m × 12 m dan pen 3 berukuran 12 × 12 m, terdapat
feed room dengan panjang 2,5 m dan lebar 12 m, ruang ini terdiri dari tempat untuk
menyimpan pakan, tempat sepatu boot, tempat tandon air, tempat sampah, tempat
dipping kapur, tempat fumigasi telur.
Pada prinsipnya, luas kandang harus sebanding dengan jumlah ayam yang dimasukkan
ke dalamnya. Bila terlalu sesak, maka akan mengganggu pertumbuhan ayam lantaran
konsumsi ransum menjadi berkurang atau ayam stres karena akumulasi bau, seperti
unsur ammonia yang terlalu tinggi.
Menurut Fadilah dkk (2007), semua bentuk kandang yang dibuat ditujukan untuk
ayam bisa hidup dengan nyaman dan aman dari lingkungan, sehingga ayam dapat
berproduksi dengan optimal. Konstruksi kandang meliputi, atap, dinding, lantai dan
sistem ventilasi pada kandang.
3.5.4 Dinding Kandang
Dinding kandang terbuat dari beton dengan tinggi 2,5 m, konstruksi dinding
menggunakan sistem closed house sehingga udara didalam kandang tidak lembab dan
berguna untuk memberi kenyamanan dan sirkulasi udara dalam kandang tersebut.
Sumber air PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Tbk Unit Kadu Agung 1 Banten
berasal dari sumur bor yang dialirkan ke bak penampungan air yang berkapasitas
100.000 liter, kemudian dinaikkan menggunakan motor pompa ke tandon air utama,
setelah itu dialirkan ke seluruh tendon air yang ada di tiap-tiap kandang berkapasitas
1.000 liter. Air dari tandon kemudian ditarik oleh pompa air ke pipa nipple melalui
regulator. Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan air pada nipple agar mengalir ke
semua ujung nipple dengan tekanan yang sama.
Nipple merupakan tempat air minum otomatis yang dilengkapi cup nipple dan
dot nipple atau nozzle. Jumlah nipple dalam satu kandang sebanyak 1320 buah nipple.
Jarak panjang pipa nipple 3 m terdapat 9 nozzle nipple. Jarak nipple satu dengan lainnya
sebesar 30 cm. Rangkaian nipple diantaranya yaitu putting nipple sebagai tempat minum
ayam, pipa yang digunakan untuk mengalirkan air, regulator sebagai alat untuk mengatur
tekanan air yang mengalir dalam nipple, jumlah regulator dalam kandang ada 4 dan
terletak bagian tengah. Kapasitas nipple 1 buah nipple untuk 10 ekor ayam.
Pompa air berfungsi untuk menyedot air dari tandon kandang menuju ke pipa
nipple dalam kandang. Bagian-bagian pompa air yaitu tabung, pengatur tekanan air dan
pompa. Pompa air akan nyala pada saat tekanan air dinipple berkurang. Tekanan air yang
ada tertera diskala diseting dari panel kandang.
Tempat pakan ada 2 jenis tempat pakan yaitu pan feeder untuk tempat pakan
ayam jantan dan trough feeder untuk tempat pakan ayam betina. Jumlah pan feeder pada
masing-masing pen yaitu 94. Jarak antar tiap pan feeder 39 cm. Kapasitas 1 pan feeder
untuk 10-12 ekor ayam. Jarak dan ketinggian diatur sesuai dengan tingginya ayam
jantan, hal tersebut dilakukan agar tidak menyulitkan ayam jantan dalam mengkonsumsi
pakan. Pemberian pakan pada jantan dilakukan dengan cara memasukkan pakan yang
sudah disiapkan ke dalam pan feeder yang masih tergantung dan akan digunakan untuk
esok hari. Penurunan pan feeder masih dilakukakan secara manual mengikuti prosedur
dari manajemen.
Trough feeder merupakan tempat pakan betina yang terdiri Tempat pakan ayam
betina menggunakan trough feeder yang dijalankan secara otomatis. Trough feeder
memiliki box penampungan pakan dengan kapasitas tiap box yaitu 100 kg. Kebutuhan
jumlah box penampungan pakan dalam satu kandang adalah 24 buah. Jarak antar box
adalah 29 m di 2 bagian jalur sisi dan untuk jalur tengah jarak antar box adalah 30 m.
Trough feeder memiliki beberapa bagian meliputi throw loop yaitu tempat atau wadah
pendistribusian pakan, chain loop (rantai loop) yaitu rantai di dalam throw loop yang
digunakan untuk menjalankan pakan dari box pakan ke seluruh throw loop secara
merata, dan grill yaitu penutup throw loop. Pendistribusian pakan dilakukan 1 kali sehari
yaitu pada pukul 07.00. Pemberian yang merata menghindarkan ternak saling berebut
pakan yang akan mengakibatkan adanya kanibalisme. Pakan akan berjalan sesuai jadwal
dengan bantuan control panel yang ada di luar kandang yang telah diatur.
Illustrasi 2. Skema Trough Feeder dan Box Penampung Pakan
Meja grading telur berfungsi sebagai tempat untuk meletakan telur yang akan
digrading. Telur dari dalam sangkar akan digerakkan oleh conveyor belt secara otomatis
untuk menuju ke bagian paling depan kandang. Kemudian telur akan di grading dan
difumigasi terlebih dahulu sebelum di simpan di ruangan pengumpulan telur (holding
room).
Sangkar di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Tbk Unit Kadu Agung 1 Banten
terdapat 2 jenis yaitu otomatis dan manual. Dalam satu kandang memiliki 78 buah
sangkar untuk yang menggunakan sangkar otomatis dan sangkar manual memiliki 84
buah dalam satu kandang. Pada 1 sangkar otomatis terdiri dari 20-hole dan total hole
dalam satu kandang adalah 1560 sangkar ini memiliki kemiringan sebesar 5⁰ agar telur
dapat turun ke conveyor belt, manakala pada 1 sangkar manual terdiri dari 24-hole dan
total hole dalam satu kandang adalah 2016. Sangkar ini harus mudah dipindahkan, redup,
sirkulasi udara yang baik dan nyaman untuk ayam.
Ada 3 jalur lampu pada tiap kandang di sisi kanan, kiri dan tengah dan jarak antar
lampu adalah 3 m. Jumlah lampu yang digunakan pada kandang sebanyak 117 buah. Hal
tersebut disesuaikan dengan luas kandang supaya seluruh bagian kandang cahaya lampu
secara merata. Pada fase starter watt lampu yang digunakan adalah sebesar 23 watt, fase
grower (5 minggu - 23 minggu) menggunakan sebesar 1 watt dan fase layer (23 minggu
– afkir) menggunakan 10 watt. Lama pencahayaan menyesuaikan dengan fase atau umur
ayam tersebut.
3.5.8.8 Ventilasi
Blower direct merupakan blower yang berputar secara terus menerus selama 24
jam. Blower direct terdiri atas blower ke-5, ke-6, ke-7, dan ke-8. Blower in direct,
merupakan blower yang digunakan apabila digunakan saat mencapai set atau suhu yang
telah ditentukan sebelumnya. Blower indirect yaitu blower ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4.
Cooling pad merupakan bantalan pendingin yang terbuat dari karton bercelah
sebagai lubang untuk penyalur udara segar dari luar ke dalam kandang. Cooling pad
dapat menurunkan suhu udara yang masuk ke dalam kandang sebesar 1,50 – 20 C.
Cooling pad di pasang di bagian samping kiri dan kanan depan dengan panjang masing-
masing 14 m yang berfungsi untuk memasukkan udara kedalam kandang, udara kotor
atau panas dapat disaring oleh celdek pada cooling pad yang berfungsi sebagai
penyaring, dan apabila udara dari luar panas masuk kedalam kandang maka air pada
motor cooling pad akan turun melalui celdek supaya udara yang masuk ke dalam
kandang akan terasa dingin dan ayam akan merasa tetap nyaman pada suhu lingkungan
dalam kandang.
Inlet/Tunnel door merupakan ruangan untuk tempat masuknya udara segar dari
area cooling pad menuju ke dalam kendang. Besarnya pembukaan inlet ditentukan oleh
umur ayam dimana semakin besar umurnya maka inlet akan dibuka lebih lebar.
3.5.8.9 Shocker
Terdiri atas shocker nipple yang berfungsi untuk alat penyetrum agar ayam tetap
kondusif dalam situasi yang berbahaya misalnya dalam keadaan dingin, petir, dan suara
lain yang menyebabkan ayam berkumpul karena ini dapat menimbulkan penumpukan
ayam dan meningkatkan mortalitas. Juga shocker digunakan untuk menghindari ayam
bertengger di pipa nipple karena dapat menyebabkan kerusakan pada alat itu sendiri.
Trolley berfungsi sebagai untuk mengangkut pakan, telur, sekam dan alat-alat
kandang lainnya dari dalam maupun luar kandang. Beban yang mampu ditahan atau
diangkut menggunakan trolley sebesar ½ ton. Lift pakan kandang berfungsi untuk
mengangkut atau menaikkan pakan turun ke lantai dua atau juga dapat digunakan untuk
membawa barang atau keperluan lainnya.
3.5.8.11 Alarm
Alarm pada kandang berfungsi untuk mengetahui apabila terdapat alat-alat pada
kandang yang tidak berfungsi atau ada yang rusak dan sebagai pengingat apabila nipple
akan banjir, air penuh di dalam tabung penampung, ketika blower tidak berfungsi, suhu
yang terlalu tinggi dan mendeteksi apabila adanya gempa. Alarm dipasang di depan
kandang dan apabila alarm berbunyi maka dapat di lihat pada lampu alarm bagian apa
saja yang mempunyai masalah.
3.6. Kesimpulan
3.6.1 Kesimpulan
Hasil praktek di PT. Charoen Pokphand menunjukkan bahwa manajemen
perkandangan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Tbk Unit Kadu Agung 1 Banten yang
memelihara ayam pembibit Parent Stock strain Cobb dan Ross, sudah cukup baik.
Perkandangan yang digunakan adalah closed house dengan menggunakan bahan yang
kokoh dan memiliki daya tahan yang lama sehinga sudah sangat baik dan efektif untuk
melakukan pemeliharaan. Ini dapat dilihat dengan tingkat mortalitas yang rendah serta
uniformity yang tercapai melebihi dari 80% sesuai standar yang ditetapkan.
Fadilah, Roni dkk 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka, Jakarta
Malik, A., 2001. Buku Ajar Manajemen Ternak Unggas. UMM : Malang.
Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta
Rasyaf, M., 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Kanisius : Yogyakarta
Sudaryani , T. dan H. Santoso. 2004. Pembibitan Ayam Buras. Penebar Swadaya, Jakarta
Suprijatna, E,. U. Atmomarsono, & R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas.
Penebar Swadaya. Jakarta.
3.8. Lampiran
Gambar 23. Tampak Luar Kandang (1) Gambar 24. Tampak Luar Kandang(2)
Gambar 25. Tampak Luar Kandang (3) Gambar 26. Tampak Luar Kandang (4)