Anda di halaman 1dari 35

MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BIBIT PEDAGING

PERIODE PRODUKSI DI PT CHAROEN POKPHAND


TANGERANG BANTEN

BAGAS YULI ARIFIANTO

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir berjudul Manajemen


Pemeliharaan Ayam Bibit Pedaging Periode Produksi di PT Charoen Pokphand
Tangerang Banten adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan akhir ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2018

Bagas Yuli Arifianto


NIM J3I115008
RINGKASAN

BAGAS YULI ARIFIANTO. Manajemen Pemeliharaan Ayam Bibit Pedaging


Periode Produksi di PT Charoen Pokphand Tangerang Banten. Dibimbing oleh
DANANG PRIYAMBODO.
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan diikuti dengan
bertambahnya minat akan konsumsi produk ternak, maka kesadaran akan
kebutuhan pangan kaya akan gizi dan protein hewani juga meningkat.
Produktifitas ternak unggas dipengaruhi oleh faktor manajemen pemeliharaan,
pemberian pakan, dan pembibitan (breeding). Bibit yang unggul dapat diperoleh
dari perusahaan pembibitan (breeding farm) yang telah berpengalaman dan
terjamin. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan ayam
pedaging adalah PT Charoen Pokphand Indonesia. Praktik kerja lapangan (PKL)
ini bertujuan untuk mengetahui manajemen dan pemeliharaan ayam pembibitan
pedaging periode produksi, menambah wawasan, keterampilan, dan memperoleh
pengalaman kerja secara langsung. Lokasi PKL bertempat di PT Charoen
Pokhand Indonesia Cirewed, Tangerang, Banten.
Manajemen pemeliharaan ayam bibit periode produksi di PT Charoen
Pokhand Indonesia meliputi perkandangan dan peralatan, kepadatan kandang,
pemberian pakan dan air minum, program pencahayaan, suhu dan kelembaban
kandang, metode perkawinan, pencegahan penyakit, koleksi dan penanganan telur,
seleksi ayam jantan, penimbangan bobot ayam dan penanganan limbah. Kandang
yang digunakan di PT Charoen Pokhand Indonesia adalah tipe closed house
dengan sistem pemeliharaan brood-grow-lay. Semua kandang memiliki ukuran
yang sama dengan sistem lantai slat dan litter pada semua unit kandang.
Kepadatan kandang di kandang 17 adalah 6.8 ekor/m².
Pakan yang digunakan selama pemeliharaan adalah produksi feedmil PT
Charoen Pokhand Indonesia dengan kode pakan 535 CT untuk jantan dan 534 IT
untuk betina dengan bentuk pakan crumble. Pemberian pakan sebanyak satu kali
dan pemebrian air minum secara ad-libitum. Pencahayaan untuk ayam pembibitan
periode produksi adalah 13 jam untuk periode terang dan 11 jam untuk periode
gelap dimulai pukul 05.30 WIB sampai 18.30 WIB. Sistem ventilasi
menggunakan blower dan cooling pad. Suhu ideal yang diterapkan di PT Charoen
Pokphand Indonesia adalah 27ºC - 30ºC dan kelembaban kandang adalah 75% -
80%. Metode perkawinan yang dilakukan adalah perkawinan secara alami dengan
rasio jantan dan betina yaitu 1:9.
Pencegahan penyakit yang diterapkan meliputi biosecurity, sanitasi dan
vaksinasi. Penanganan telur yang dilaksanakan di PT Charoen Pokphand
Indonesia Cirewed yaitu koleksi, fumigasi dan grading telur. Frekuensi koleksi
telur dilakukan sebanyak 4 sampai 6 kali pengambilan, kemudian dilakukan
proses fumigasi pada telur tetas dan dilakukan grading telur. Seleksi ayam yang
dilakukan adalah grading dan culling terhadap ayam jantan pembibit. Seleksi ini
bertujuan untuk mendapatkan tingkat fertilitas telur tetas yang tinggi.
Penimbangan bobot ayam pembibitan periode produksi dilakukan 1 minggu sekali
setiap kandang pada sore hari dengan tujuan untuk mengetahui bobot ayam,
tingkat pertumbuhan ayam dan tingkat keseragaman.
Ayam mulai berproduksi pada umur 26 minggu dan mengalami puncak
produksi pada umur 30 minggu dengan persentase hed day yaitu 78% dan
persentase hatching egg diatas 90%. Feed Convertion Ratio (FCR) mengalami
penurunan pada minggu 25 ke minggu selanjutnya, yang berarti konsumsi pakan
untuk memproduksi satu butir telur semakin efisien. Tingkat mortalitas yang
dicapai sudah sesuai target yang ditetapkan yaitu 2.5% setiap bulannya.

Kata kunci: ayam bibit pedaging, manajemen pemeliharaan, periode produksi


MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BIBIT PEDAGING
PERIODE PRODUKSI DI PT CHAROEN POKPHAND
TANGERANG BANTEN

BAGAS YULI ARIFIANTO

Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Ternak

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Judul Laporan Akhir : Manajemen Pemeliharaan Ayam Bibit Pedaging Periode
Produksi di PT Charoen Pokphand Tangerang Banten
Nama : Bagas Yuli Arifianto
NIM : J3I115008

Disetujui oleh

Danang Priyambodo, SPt, MSi


Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Bagus P Purwanto, MAgr Danang Priyambodo, SPt, MSi


Direktur Sekretaris Program Studi

Tanggal Lulus:
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah
subhanahu wata’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta karunia-Nya,
sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan tugas akhir Praktik Kerja Lapangan
di PT Charoen Pokphand Indonesia dengan tepat waktu. Judul laporan tugas akhir
Praktik Kerja Lapangan “Manajemen Pemeliharaan Ayam Bibit Pedaging Periode
Produksi di PT Charoen Pokphand Tangerang Banten”.
Ucapan terimakasih yang selalu penulis ucapkan kepada orang tua penulis
yang selalu mendoakan dan mendukung, tidak lupa ucapan terima kasih penulis
ucapkan kepada dosen pembimbing bapak Danang Priyambodo, SPt, MSi yang
membantu proses pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan PKL, serta kepada
bapak Adi selaku manager PT Charoen Pokphand Jaya Farm.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan laporan masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Semoga laporan kegiatan ini dapat menjadi bahan
evaluasi dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan selanjutnya dan semoga
bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Juli 2018

Bagas Yuli Arifianto


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
2 METODE 1
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1
2.2 Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan 2
3 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 2
3.1 Lokasi dan Tata Letak 2
3.2 Sejarah 2
3.3 Struktur Organisasi 2
3.4 Ketenagakerjaan 3
4 SARANA PRODUKSI 4
4.1 Luas Lahan dan Penggunaannya 4
4.2 Sarana dan Prasarana 4
4.3 Jumlah dan Strain Ayam 4
5 MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BIBIT PERIODE PRODUKSI 4
5.1 Perkandangan dan Peralatan 4
5.2 Kepadatan Kandang 5
5.3 Pemberian Pakan dan Air Minum 6
5.4 Program Pencahayaan 7
5.5 Suhu dan Kelembaban Kandang 8
5.6 Metode Perkawinan 8
5.7 Pencegahan Penyakit 9
5.8 Koleksi dan Penanganan Telur 10
5.9 Seleksi Ayam Jantan 12
5.10Penimbangan Bobot Ayam 13
5.11Penanganan Limbah 13
6 PERFORMA AYAM BIBIT PERIODE PRODUKSI 14
7 SIMPULAN 15
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 17

DAFTAR TABEL

1 Program vaksinasi PT Charoen Pokphand Indonesia 9


2 Standar telur tetas PT Charoen Pokphand Indonesia 11
3 Jadwal pengambilan telur PT Charoen Pokphand Indonesia 12
4 Perfoma ayam betina periode produksi kandang 17 14
DAFTAR GAMBAR

1 Struktur organisasi di PT Charoen Pokphand Indonesia 3


2 Tempat pakan ayam jantan dan betina di PT Charoen Pokphand Indonesia 6
3 Tempat minum ayam di PT Charoen Pokphand Indonesia 7
4 Blower, viper touch dan cooling pad di PT Charoen Pokphand Indonesia 8
5 Ruang fumigasi di PT Charoen Pokphand Indonesia 10
6 Tray telur di PT Charoen Pokphand Indonesia 11
7 Kondisi ayam jantan sehat dan sakit di PT Charoen Pokphand Indonesia 12
8 Bak bangkai di PT Charoen Pokphand Indonesia 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta lokasi di PT Charoen Pokphand unit farm Cirewed 19


2 Kandang di PT Charoen Pokphand unit farm Cirewed 19
3 Penanganan telur di PT Charoen Pokphand unit farm Cirewed 19
4 Biosekuriti dan obat obatan di PT Charoen Pokphand 20
1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan diikuti dengan


bertambahnya minat akan konsumsi produk ternak, maka kesadaran akan
kebutuhan pangan kaya akan gizi dan protein hewani juga meningkat, sehingga
secara tidak langsung permintaan akan produk hewani seperti telur dan daging
ayam akan meningkat. Konsumsi daging ayam per kapita mengalami peningkatan
pada tahun 2015 sebesar 4 797 kg menjadi 5 110 kg pada tahun 2016 (DPKH
2017). Hal ini menjadikan peluang usaha peternakan pembibitan ayam, karena
perusahaan peternakan yang ada di Indonesia saat ini masih sedikit.
Ternak unggas merupakan komoditi ternak yang paling banyak
dibudidayakan sebagai penghasil telur maupun daging untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Produktifitas ternak unggas dipengaruhi oleh faktor
manajemen pemeliharaan, pemberian pakan, dan pembibitan (breeding). Tiga
faktor ini tidak boleh diabaikan dalam menjalakan usaha peternakan karena saling
berkaitan. Tercapainya keberhasilan akan sulit apabila salah satu faktor tersebut
diabaikan.
Peternakan akan berhasil jika semua faktor diatas dijalankan dengan baik,
dengan ditunjang pengadaan Day Old Chick (DOC) atau bibit ayam yang unggul
dan berkualitas. Bibit yang unggul dapat diperoleh dari perusahaan pembibitan
(breeding farm) yang telah berpengalaman dan terjamin dalam memproduksi bibit
ayam yang unggul. Produksi bibit yang unggul dihasilkan dari pemeliharaan yang
baik, mulai dari periode indukan kemudian periode pertumbuhan dan periode
produksi, sehingga kebutuhan DOC untuk peternak dalam negeri akan terpenuhi.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan ayam pedaging adalah
PT Charoen Pokphand Indonesia.

1.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan ini adalah untuk


mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama masa perkuliahan, mengetahui
manajemen dan pemeliharaan ayam pembibitan pedaging periode produksi,
sehingga menambah wawasan, keterampilan, dan memperoleh pengalaman kerja
secara langsung dalam proses pembibitan ayam pedaging yang diterapkan oleh PT
Charoen Pokphand Indonesia.

2 METODE

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan selama 12 minggu dimulai pada


tanggal 5 Februari sampai 27 April 2018. Lokasi Praktik Kerja Lapangan
bertempat di PT Charoen Pokhand Indonesia Desa Cirewed, Kecamatan Cikupa,
Kabutapen Tangerang, Provinsi Banten.
2

2.2 Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Metode pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah mengikuti peraturan


dan kegiatan harian yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola perusahaan.
Melakukan pengumpulan data dari hasil kegiatan PKL, data yang diperoleh
berupa data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan
mencatat data langsung selama melakukan kegiatan pemeliharaan, wawancara
langsung dengan anak kandang, supervisor dan manager perusahaan, sedangkan
data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan PT Charoen Pokphand
Indonesia. Data primer meliputi kegiatan harian, konsumsi pakan, produksi telur,
deplesi, mortalitas, FCR, penambahan bobot badan dan keseragaman.

3 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Lokasi dan Tata Letak

PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed terletak di kampung


Cirewed RT 01 RW 04, Desa Sukadamai, Kecamatan Cikupa, Kabupaten
Tangerang, Banten. Dilihat dari segi geografis PT Charoen Pokphand Indonesia
unit farm Cirewed berada pada ketinggian 85 meter diatas permukaan laut, suhu
udara berkisar antara 23oC - 32oC dengan kelembaban udara dan intensitas
matahari sekitar 81% dan 49%. PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm
Cirewed berada di kawasan industri yang jauh dari pemukiman warga penduduk.

3.2 Sejarah

Awal berdiri perusahaan Charoen Pokphand Indonesia pada tahun 1972


dengan kantor pusat di Kota Jakarta dan memiliki cabang di berbagai kota di
Indonesia. Kegiatan utama Charoen Pokphand Indonesia meliputi industri
produksi makanan ternak, pembibitan dan budidaya ayam ras, pengawetan daging,
menjual pakan ternak dan hasil olahan dari ternak. PT Charoen Pokphand
Indonesia unit farm Cirewed bergerak dibidang pemeliharaan dan budidaya ayam
bibit. Unit farm Cirewed termasuk farm tertua yang berdiri di Kabupaten
Tangerang setelah perusahaan Charoen Pokphand resmi di Indonesia. Nama unit
farm Cirewed diambil dari nama kampung letak berdirinya farm yaitu kampung
Cirewed. PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed sekarang memiliki
kandang 24 kandang tipe closed house dengan enam orang supervisor dan tiap
supervisor menangani 4 kandang.

3.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara tiap bagian


serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan yang memiliki tugas,
wewenang dan tanggung jawab dalam menjalankan kegiatan operasional agar
mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. PT Charoen Pokphand
Indonesia dipimpin oleh seorang manager pada setiap unit farm dan bertugas
memimpin dan mengkoordinasi semua karyawan farm dan kegiatan di area farm.
3

Supervisor bertugas mengarahankan, mengawasi dan mengevaluasi pekerjaan


yang dikerjakan oleh anak kandang di kandang. Anak kandang bertugas
menjalankan semua kegiatan pemeliharaan ayam bibit yang dilakukan di dalam
kandang. Mekanik dibantu operator selama bertugas untuk mengontrol, merawat
dan memperbaiki peralatan kandang dan sistem kelistrikan di area farm. Bagian
kantor terdapat Personalia General Afair (PGA) dan statistik. Personalia General
Afair bertugas mencatat pemasukan dan penerimaan karyawan harian serta
mengatur keuangan dan pembelian keperluan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Statistik bertugas mencatat dan melaporakan recording data pemeliharaan yang
digunakan sebagai evaluasi setiap minggu. Struktur organisasi PT Charoen
Pokphand Indonesia unit farm Cirewed dapat dilihat pada Gambar 1.

Manager farm

Personalia General Supervisor


Avair (PGA)

Personalia General
Statistik
Avair (PGA) Anak Kandang Mekanik

Personalia General
Avair (PGA)
Operator

Personalia General
Avair (PGA)
Gambar 1 Struktur organisasi di PT Charoen Pokphand Indonesia

Personalia General 3.4 Ketenagakerjaan


Avair (PGA)
PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed memiliki karyawan
tetap dan karyawan harian. Karyawan tetap berjumlah 12 orang, karyawan harian
Personalia
berjumlah 55 General
orang dan pekerja borongan berjumlah 19 orang. Karyawan tetap
Avair
meliputi (PGA) PGA, Supervisor, statistik, mekanik, dan gudang. Karyawan
Manager,
harian meliputi anak kandang, operator dan satpam. Pekerja borongan meliputi
ibu grading telur, ibu pengantar sekam dan ibu pengemas sekam. Karyawan
Personalia
harian General
dan pekerja borongan berasal dari masyarakat sekitar daerah farm maupun
Avair (PGA)
luar daerah farm. Waktu kerja normal dalam periode produksi dimulai pada pukul
06.00-16.00 WIB dan waktu istirahat dimulai pada pukul 11.30-13.00 WIB, dan
setiap hari Jumat
Personalia istirahat dimulai pada pukul 11.00-13.30 WIB. Semua karyawan
General
mendapat jatah libur 1 hari dalam seminggu dengan kesepakatan pada hari yang
Avair (PGA)
berbeda dengan karyawan yang lain.
4

4 SARANA PRODUKSI

4.1 Luas Lahan dan Penggunaannya

PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed memiliki luas lahan


sebesar 13 ha. Luas lahan digunakan untuk bangunan kandang sebanyak 24
kandang tipe closed house, kantor, mess karyawan dan bangunan sarana
prasarana.

4.2 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah komponen dalam perusahaan yang memiliki


peran sangat penting sebagai penunjang utama berjalannya suatu usaha agar
mencapai keberhasilan. PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed
memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap meliputi mess karyawan,
kantin, gudang pakan, gudang telur, gudang sekam, gudang flok, gudang
peralatan, gardu listrik, sumber air, ruang obat-obatan dan ruang mekanik.
PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed memiliki sarana
kendaraan operasional yaitu 2 unit truk pengankut pakan, 2 unit truk multifungsi,
1 unit mobil box telur, 1 unit mobil pemotong rumput dan 3 unit sepeda. Truk
multifungsi bisa digunakan untuk mengangkut makanan karyawan, pakan ayam
jantan, telur komersil, sekam, peralatan kandang, bangkai ayam dan limbah
produksi. Mobil box telur berfungsi untuk mengangkut telur tetas, tray telur dan
keranjang telur.

4.3 Jumlah dan Strain Ayam

Pemeliharaan ayam pembibit di PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm


Cirewed menggunakan strain Cobb dan Ross, sebanyak 20 kandang memelihara
strain Cobb dan 4 kandang memelihara strain Ross. Menurut Anonim (2013)
ayam strain Cobb memiliki keunggulan yaitu mudah beradaptasi dengan
lingkungan tropis, pengembangan genetik diarahkan pada pembetukan daging
dada, tingkat keseragaman tinggi dan titik tekan pada perbaikan FCR, sedangkan
ayam strain Ross juga memiliki keunggulan yaitu FCR lebih efisien, laju
pertumbuhan cepat dan daya hidup bagus. Setiap kandang memiliki populasi
sebanyak ± 10 000 ekor dari awal pemeliharaan. Bibit DOC yang dipelihara
diproduksi oleh hatchery PT Charoen Pokphand Indonesia.

5 MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BIBIT PERIODE


PRODUKSI

5.1 Perkandangan dan Peralatan

Kandang adalah bangunan yang digunakan hewan ternak untuk dipelihara.


Kandang berfungsi untuk melindungi hewan ternak dari iklim cuaca buruk,
menjaga keamanan ternak, memudahkan pengelolaan produksi ternak, mencegah
dan melindungi dari penyakit dan gangguan lainnya (Suryani dan Gohan 2015).
5

Kandang yang digunakan dalam proses pemeliharaan harus sesuai dan memenuhi
syarat yang telah ditentukan seperti pemilihan lokasi, luasan kandang, sistem
ventilasi, sistem pencahayaan, konstruksi dan bahan kandang yang berkualitas
supaya ternak nyaman dan aman dapat berproduksi dengan maksimal.
PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed memiliki 24 kandang
dengan tipe kandang yaitu closed house, ukuran kandang yaitu 120 m x 12 m.
Arah kandang membujur dari Barat ke Timur. Setiap kandang yang digunakan
untuk pemeliharaan ayam pembibit memiliki 5 pen. Pen berfungsi untuk
membedakan bobot badan, kondisi fisik dan kesehatan ayam jantan. Pen 1
ditempati ayam yang memiliki ukuran badan besar dan kondisi sehat, pen 2
ditempati ayam dengan ukuran badan sedang dan kondisi sehat, pen 3 ditempati
ayam jantan dan betina yang kurus dan kondisi kurang sehat, pen 4 dan 5 untuk
ayam yang memiliki ukuran badan sedang dan sehat. Sistem pemeliharaan yang
diterapkan di PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed adalah brood-
grow-lay, yang berarti pemeliharaan dari ayam DOC sampai ayam afkir dilakukan
dalam satu kandang tanpa adanya pemindah ayam dari kandang.
Pemilihan bahan dan konstruksi kandang harus berkualitas, tahan lama dan
aman supaya tidak mengganggu aktifitas ayam dan membuat ayam menjadi
nyaman. Atap kandang yang digunakan PT Charoen Pokphand Indonesia unit
farm Cirewed adalah tipe gable yang terbuat dari busa yang terdapat ditengah lalu
ditimpa seng pada bagian atas dan bawah (Solid wall). Lantai kandang dibuat dari
semen, agar mudah dibersihkan dan mencegah perkembangan penyakit
(Kartasudjana dan Suprijatna 2006). Sistem lantai kandang yaitu slat dan litter
dengan perbandingan 30% litter dan 70% slat. Slat terbuat dari bahan plastik.
Dinding kandang terbuat dari semen dengan jendela kaca pada bagian atas yang
ditutup oleh tirai. Tirai dinding digunakan sebagai tambahan cahaya dan buka tirai
saat dilakukan pergantian lampu.
Kandang harus dilengkapi peralatan kandang untuk menunjang keberhasilan
pemeliharaan. Peralatan yang digunakan seperti tempat pakan, tempat minum,
sangkar, tenggeran, egg tray, troly gantung, timbangan digital, alat sanitasi dan
sepatu boots. Peralatan kandang harus memadahi dan berfungsi supaya tidak
mengganggu selama proses pemeliharaan. Troly gantung berfungsi untuk
mengangkut telur koleksi dan pakan yang dijalankan dari pen 1 sampai pen 5.
Tempat pakan ayam jantan disebut male feeder dan tempat pakan pakan betina
disebut pan feeder. Pemberian pakan ayam jantan dilakukan secara manual,
sedangkan pakan ayam betina diedarkan secara otomatis.
Setiap kandang memiliki ruang fumigasi yang digunakan untuk fumigasi
telur dengan ukuran 2 x 3 meter yang terdapat di service room bagian depan
kandang, service room juga sebagai tempat menyimpan pakan dan sekam, selain
itu terdapat tandon air kapasitas 1 000 liter dan panel control yang berfungsi
untuk mengetahui dan mengatur suhu, kelembaban dan kecepatan angin. Panel
control juga berfungsi untuk mengatur sistem pakan otomatis, nyala lampu,
blower dan cooling pad.

5.2 Kepadatan Kandang

Kepadatan kandang adalah banyaknya ayam yang dipelihara per satuan luas
(Kartasudjana dan Suprijatna 2006). Kepadatan kandang di PT Charoen Pokphand
6

Indonesia unit farm Cirewed pada periode produksi selalu dikontrol. Pengontrolan
kepadatan kandang dilakukan untuk menjaga kapasitas tampung kandang agar
ayam tidak berdesakan dan bisa beraktifitas dengan nyaman. Kandang yang
terlalu padat dan umur ayam yang semakin tua dapat mempengaruhi daya
produksi telur (Yonathan 2009). Kandang di PT Charoen Pokphand Indonesia unit
farm Cirewed memiliki 5 pen, setiap pen memiliki ukuran panjang yang berbeda,
karena setiap pembagian ayam berdasarkan bobot badan ayam tersebut. Semakin
besar bobot badan ayam maka memerluakan luasan kandang lebih besar untuk
menunjang aktifitas ayam. Kandang di PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm
Cirewed memiliki panjang 120 m dan lebar 12 m dengan luas 1 440 m². Jumlah
ayam di kandang 17 adalah 9 809 ekor dengan kepadatan kandang 6.8 ekor/m².

5.3 Pemberian Pakan dan Air Minum

Jenis pakan ayam periode produksi yang digunakan oleh PT Charoen


Pokphand Indonesia unit farm Cirewed adalah 535 CT untuk jantan dan 534 IT
untuk betina dengan bentuk pakan crumble. Pakan diproduksi oleh pabrik pakan
PT Charoen Pokphand di Balaraja Kabupaten Tangerang. Pemberian pakan
diberikan 1 kali sehari pada pukul 05.30 WIB dengan sistem pemberian restricted
feeding. Sistem restricted feeding adalah pemberian pakan yang sesuai dengan
kebutuhan pokok ternak agar menjaga kondisi alami ternak. Jumlah pemberian
pakan dapat mengalami kenaikan dan penurunan. Kenaikan jumlah pemberian
pakan akan dilakukan setiap hari pada ayam betina bila sudah masuk puncak
produksi dan jumlah pemberian pakan diturunkan bila ayam menjelang periode
afkir. Rahayu et al. (2013) berpendapat jumlah pakan yang diberikan tidak boleh
diturunkan selama produksi telur sedang naik sampai puncak produksi. Jumlah
pemberian pakan ayam jantan akan diturunkan bila bobot badan ayam terlalu
besar dan sebaliknya.
Tempat pakan untuk ayam jantan dan ayam betina berbeda dan posisi
tempat pakannya dipisahkan. Tempat pakan jantan adalah male feeder dan tempat
pakan pakan betina adalah pan feeder. Kapasitas male feeder adalah 9 ekor dan
jumlah male feeder disesuaikan dengan jumlah ayam jantan tiap kandang,
sedangkan kapasitas pan feeder adalah 11-13 ekor. Tempat pakan ayam jantan
dan ayam betina dapat dilihat pada Gambar 2.

(a) (b)
Gambar 2 Tempat pakan ayam jantan (a) dan betina (b)
di PT Charoen Pokphand Indonesia
7

Distribusi pakan ayam betina secara otomatis dimulai dari hopper utama,
fungsi hopper utama untuk menampung pakan sebelum diedarkan. Hopper utama
terdapat pada pen 1 yang kemudian mengalirkan pakan ke pan feeder dari pen 1
sampai pen 5 dengan rantai penggerak, terdapat hopper kecil berisi pakan
tambahan yang berfungsi menampung pakan dan membantu proses distribusi
pakan agar efisien dan pakan dapat terus mengalir dari pen 1 sampai pen 5 tanpa
terputus aliran pakannya, hopper kecil ini terdapat di pen 2 sampai 5 dan diisi
setiap siang hari. Pengisian hopper dilakukan setelah koleksi telur pagi dan male
feeder diisi pada siang hari, pengisian pakan sesuai dengan jumlah kebutuhan
pakan ayam per hari. Pemberian air minum ayam pembibitan di PT Charoen
Pokphand Indonesia unit farm Cirewed secara ad libitum. Menurut Mulyantini
(2011), Ketersediaan air di lokasi kandang sangat penting untuk kelancaran
produksi yang optimum dan pertumbuhan. Air minum yang digunakan bersumber
dari sumur bor, kemudian dialirkan ke dalam bak air kapasitas 1 000 liter yang
terdapat di kandang. Air minum dijernihkan dengan alat filtrasi air dan kaporit
dengan tujuan agar air yang dikonsumsi oleh ayam tidak tercemar dan terhindar
dari bakteri. Pembersihan bak air dilakukan 2 minggu sekali tiap pagi dengan
tujuan menjaga keamanan dan kualitas air. Tempat minum yang digunakan adalah
cup nipple untuk ayam jantan dan betina dengan kapasitas 4 ekor setiap nipple.
Tempat minum ayam sdapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Tempat minum ayam di PT Charoen Pokphand Indonesia

5.4 Program Pencahayaan

Program pencahayaan untuk ayam pembibit periode produksi yang


diterapkan PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed berasal dari
cahaya lampu dan cahaya matahari melalui tirai. Pencahayaan di PT Charoen
Pokphand Indonesia menggunakan lampu Philips tipe warmwhite dengan daya 23
watt, jumlah lampu setiap kandang yaitu 120 buah lampu yang dipasang di bagian
kiri, kanan dan tengah kandang. Lama pencahayaan untuk ayam bibit periode
produksi adalah 13 jam untuk periode terang dan 11 jam untuk periode gelap.
Lampu menyala secara otomatis pada pukul 05.30 WIB sampai 18.30 WIB dan
akan mati secara otomatis karena lampu sudah diatur melalui control panel dan
saat lampu mati tidak ada lagi aktifitas dari ayam maupun pegawai kandang.
Lampu kandang mati menandakan masuk periode gelap. Periode gelap berfungsi
8

untuk merangsang sistem kekebalan tubuh ayam dan waktu istirahat ayam, agar
kondisi ayam terjaga dan bisa berproduksi secara maksimal.

5.5 Suhu dan Kelembaban Kandang

Suhu dan kelembaban merupakan faktor penting yang harus diperhatikan


dalam pemeliharaan ayam pembibit. Kandang di PT Charoen Pokphand Indonesia
unit farm Cirewed memiliki alat yang bisa melihat, mengatur dan mengontrol
suhu dan kelembaban yang bernama viper touch yang juga terhubung langsung
dengan control panel.
Setiap kandang memiliki blower dan cooling pad untuk menjaga
kenyamanan suhu dan kelembaban dalam kandang. Blower sebagai outlet yang
berfungsi untuk mengeluarkan udara panas dalam kandang agar udara tetap segar
dan tiap kandang terdapat 10 unit blower. Cooling pad sebagai inlet yang
berfungsi untuk tempat masuknya udara segar dan menurunkan suhu dalam
kandang dengan menghembuskan udara ke dalam kandang supaya keadaan dalam
kandang tetap sejuk, cooling pad sudah diatur dan akan menyala apabila suhu
dalam kandang mencapai 30ºC. Cooling pad terdapat pada sisi kiri dan kanan
kandang bagian depan. Suhu ideal untuk ayam pembibit periode produksi yang
diterapkan di PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed adalah 27ºC -
30ºC, sedangkan kelembaban kandang adalah 75% - 80%. Blower, viper touch
dan cooling pad dapat dilihat pada Gambar 4.

(a) (b) (c)


Gambar 4 Blower (a) viper touch (b) dan cooling pad (c)
di PT Charoen Pokphand Indonesia

5.6 Metode Perkawinan

Perkawinan merupakan suatu proses proses untuk menghasilkan keturunan.


Pejantan sehat dan normal dibutuhkan untuk mengawini betina agar menghasilkan
telur fertil dengan tingkat fertilitas yang tinggi. Metode perkawinan yang
dilakukan di PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed adalah
perkawinan secara alami, yang berarti perkawinan hewan ternak tanpa ada campur
tangan manusia. Perbandingan rasio aya jantan dan ayam betina yang diterapkan
9

oleh PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed yaitu 1:9, apabila
pejantan melebihi standar rasio yang ditetapkan oleh perusahaan maka akan
dilakukan penjualan pejantan atau pemindahan ayam jantan ke kandang yang
kekurangan.

5.7 Pencegahan Penyakit

Penyakit ternak dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena


difisiensi zat makanan, mikroorganisme dan hal lain. Pencegahan penyakit
merupakan tindakan untuk menjaga dan melindungi ternak dari serangan penyakit
yang dapat menurunkan produktifitasnya. Pencegahan penyakit yang diterapkan di
PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed meliputi biosecurity dan
vaksinasi.
Biosecurity adalah tindakan untuk mempertahankan dan melindungi ternak
dari wabah penyakit dan meminimalisir penyebaran penyakit dari dalam maupun
luar area peternakan. Menurut Sudaryani (2007) pembawa penyakit paling umum
adalah manusia dan kendaraan pengangkut pakan ayam, oleh sebab itu
pengunjung harus dibatasi masuk ke dalam lokasi peternakan. Biosecurity yang
diterapkan di PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed yaitu
biosecurity terhadap manusia dan kendaraan. Pekerja dan tamu yang akan masuk
area peternakan harus mandi sebanyak 2 kali di ruang shower, saat masuk ke
ruang shower 1 dan 2 pekerja dan tamu melewati jalur desinfektan lalu mandi
menggunakan air bersih, kemudian pekerja dan tamu wajib mengenakan pakaian
kandang khusus dan sepatu boots yang disediakan oleh perusahaan. Pekerja dan
tamu yang akan memasuki kandang, diharuskan mencelupkan kaki dan sepatu
boots ke bak air desinfektan dan bak kapur yang terdapat di kandang. Sanitasi
yang dilakukan di kandang adalah membersihkan dinding kandang dan sekat
pembatas pen, membalik dan mengganti sekam menggumpal dan menyapu
service room sesaat sebelum pulang. Pengaturan biosecurity kendaraan yang
dilakukan sama seperti biosecurity pada manusia yaitu melewati 2 ruang
penyemprotan desinfektan. Kendaraan yang akan memasuki area peternakan harus
disemprot menggunakan larutan desinfektan pada semua bagian kendaraan.
Vaksinasi adalah mikroorganisme yang dilemahkan dan apabila diberikan
kepada hewan tidak akan menimbulkan penyakit, melainkan merangsang
pembentukan antibody yang sesuai dengan jenis vaksinnya (Sudaryani 2007).
Vaksinasi ayam bibit yang dilakukan pada periode produksi di PT Charoen
Pokphand Indonesia unit farm Cirewed pada minggu 29 dan minggu 36. Jadwal,
jenis vaksin dan metode vaksinasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Program vaksinasi PT Charoen Pokphand Indonesia

Umur Ayam (Minggu) Jenis Vaksin Aplikasi


29 ND (lived) DW, IO
ND + IB (lived) DW, IO
36 ND (killed) IM
AI (killed) IM
Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia
Keterangan: ND: Newcastle Disease, IB: Infectious Bronchitis, AI: Avian Influenza,
DW: Drink water, IO: Intraocular, IM: Intramuscular, SC: Subcutan
10

Program vaksinasi dilakukan pada sore hari setelah kegiatan di kandang


selesai. Vaksinasi yang dilakukan pada minggu 29 adalah vaksin Newcastle
Desease (ND) dengan cara tetes mata dan air minum. Vaksinasi minggu 36
disebut vaksin triple, karena memasukan 3 sekaligus vaksin pada ayam yaitu
Newcastle Desease + Infectious Bronchitis dengan cara tetes mata, sedangkan
Newcastle Desease dan Avian influenza secara intramuscular atau menyuntikkan
vaksin pada area dada ayam. Perlakuan yang dilakukan sebelum dan sesudah
vaksin adalah pemberian vitamin pada ayam, pemberian vitamin ini bertujuan
untuk mengurangi tingkat stress pada ayam saat vaksin dan sesudah vaksin.
Vitamin yang digunakan yaitu Nopstress dan Biogreen.

5.8 Koleksi dan Penanganan Telur

Periode produksi ayam pembibit dimulai dari umur 25 sampai dengan 68


minggu dengan produk utama berupa telur. Penanganan telur yang dilaksanakan
di PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed yaitu koleksi, fumigasi dan
grading telur.
Koleksi telur adalah kegiatan pengambilan telur ayam dari sangkar ayam
oleh anak kandang pada pagi dan siang hari. Telur sebaiknya segera diambil
karena dikhawatirkan telur pecah atau retak dan bila dibiarkan terlalu lama dapat
terkontaminasi oleh mikroba dan telur menjadi busuk (Kartasudjana dan
Suprijatna 2006). Pengambilan telur dimulai dari pen 5 menuju pen 1
menggunakan tray merah berkapasitas 36 butir per tray dan dimasukkan dalam
troly untuk dibawa ke service room. Proses pengambilan telur harus dilakukan
sesering mungkin yang bertujuan untuk menghindari telur retak, pecah dan kotor.
Fumigasi telur dimulai setelah koleksi telur selesai. Fumigasi dilakukan diruangan
ukuran 2 x 3 m menggunakan forsen dan formalin dengan perbandingan 1:2
selama 15 menit sekali fumigasi. Fumigasi bertujuan untuk membunuh bakteri
dan mikroorganisme yang menempel pada kerabang telur sehingga telur menjadi
bersih dan steril. Proses fumigasi dalam ruang dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Ruang fumigasi di PT Charoen Pokphand Indonesia

Grading adalah kegiatan seleksi telur yang bertujuan untuk memisahkan


telur yang memiliki bobot, bentuk dan kondisi telur yang berbeda. PT Charoen
Pokphand Indonesia unit farm Cirewed memiliki standar telur tetas yang telah
11

ditetapkan oleh perusahaan untuk semua unit breeding farm. Standar telur ini
digunakan pada saat proses grading telur dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Standar telur tetas PT Charoen Pokphand Indonesia

Kelas Telur Tetas Rentang Berat Definisi Kualitas


Sama dengan atau lebih dari
A3 Kualitas Standar Telur Tetas
69 gram
A2 62 – 68.9 gram Kualitas Standar Telur Tetas
A1 55 – 61.9 gram Kualitas Standar Telur Tetas
B3 50 – 54.9 gram Kualitas Standar Telur Tetas
B2 45 – 49.9 gram Kualitas Standar Telur Tetas
Semua telur yang tidak
B1 Telur misshape, dirty, crack
memenuhi standar telur tetas
Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia
Grading telur dilakukan setelah proses fumigasi kemudian dilakukan
pembersihan telur menggunakan sabut stainless dan telur diseleksi. Telur yang
sudah diseleksi dan dibersihkan diletakkan ke tray putih yang berkapsitas 42 butir
per tray dan dimasukkan ke dalam keranjang telur kapasitas 5 tray putih, telur
diberi tanda yaitu asal telur, tanggal dan grade telur. Tray telur yang digunakan
dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Tray telur di PT Charoen Pokphand Indonesia

Telur yang tidak sesuai dengan standar akan dimasukkan kedalam kategori
telur konsumsi. Telur konsumsi meliputi telur jumbo, telur kecil, telur misshape
(bentuk abnormal), dan telur retak. Setelah seleksi telur selesai dan sudah
dimasukkan dalam keranjang telur, telur akan diambil oleh petugas kolektor telur.
Pengambilan telur dilakukan sebanyak 6 kali dan bisa lebih apabila sudah
memasuki puncak produksi telur. Pengambilan telur menggunakan mobil box dan
truk, untuk telur tetas diambil menggunakan mobil box lalu dikirim ke hatchery
PT Charoen Pokphand, sedangkan telur konsumsi diambil menggunakan truk dan
12

disimpan di ruang penyimpanan telur konsumsi. Jadwal pengambilan telur di PT


Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Jadwal pengambilan telur PT Charoen Pokphand Indonesia


Jam Pengambilan Pengambilan ke-
07:30 WIB 1
08:30 WIB 2
09:30 WIB 3
10:30 WIB 4
14:00 WIB 5
15:00 WIB 6
Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia

5.9 Seleksi Ayam Jantan

Seleksi ayam yang dilaksanakan di PT Charoen Pokphand Indonesia unit


farm Cirewed adalah grading dan culling terhadap ayam jantan bibit. Grading
adalah mengelompokan ayam sesuai dengan bobot badan, pertumbuhan dan
kondisi ayam, sehingga bobot ayam menjadi seragam dan menghindari persaingan
dalam konsumsi pakan. Menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2006), pejantan
sebaiknya tidak terlalu gemuk karena dapat memperlambat perkawinan dan bisa
menurunkan jumlah telur fertil.
Grading jantan dibagi menjadi 2 yaitu grading jantan total dan grading
jantan visual. Grading jantan total dilakukan pagi hari setiap 3 atau 4 minggu
sekali (melihat kondisi ayam) dengan menjaring ayam jantan ditengah kandang
lalu memisahkan ayam jantan kemudian mengambil ayam jantan dan
memindahkannya ke pen yang sesuai dengan kondisi ayam. Grading jantan visual
dilakukan setiap seminggu sekali dengan cara mencari ayam secara manual di
setiap pen lalu ayam jantan dipindah ke pen yang sesuai dengan kondisi ayam.
Point yang dilihat untuk grading jantan adalah bagian dada, ukuran tubuh dan
kondisi ayam tersebut. Kondisi ayam jantan sehat dan pucat dapat dilihat pada
Gambar 7.

(a) (b)

Gambar 7 Kondisi ayam jantan sehat (a) dan sakit (b)


di PT Charoen Pokphand Indonesia
13

5.10 Penimbangan Bobot Ayam

Penimbangan bobot ayam pembibitan periode produksi di PT Charoen


Pokphand Indonesia unit farm Cirewed dilakukan 1 minggu sekali setiap kandang
pada sore hari. Tujuan dari penimbangan bobot ayam untuk mengetahui bobot
ayam, tingkat pertumbuhan ayam dan tingkat keseragaman. Hasil dari
penimbangan bobot digunakan untuk menentukan kebutuhan pakan ayam minggu
berikutnya. Alat timbang yang digunakan untuk menimbang ayam yaitu
timbangan digital. Penimbangan dilakukan dengan mengambil sample setiap pen.
Jumlah sample penimbangan untuk ayam betina yaitu 5% dari populasi,
sedangkan untuk ayam jantan yaitu 10% dari populasi.

5.11 Penanganan Limbah

Limbah adalah sisa yang dihasilkan dari kegiatan produksi suatu


perusahaan. PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed menghasilkan
limbah dari proses produksi berupa kotoran ayam, sekam basah dan menggumpal,
telur pecah dan bangkai ayam. Kotoran ayam ditampung selama 1 periode penuh
kemudian dibersihkan setelah kosong kandang. Proses pembersihan kandang
dilakukan oleh anak kandang dan berlangsung selama 3 hari penuh. Kotoran ayam
dimasukkan dalam karung dan diambil oleh pengepul untuk diproses lanjut
menjadi pupuk.
Sekam basah dan menggumpal harus dihindari selama proses pemeliharaan
karena dapat menjadi media penularan dan tumbuh kembang penyakit. Sekam
basah dan menggumpal langsung diganti dengan sekam yang kering dan sekam
yang kotor dimasukkan dalam karung untuk dilakukan proses lanjut menjadi
pupuk. Proses penanganan bangkai ayam dilakukan pada pagi hari dengan
mencari bangkai didalam kandang lalu dikeluarkan dari kandang dan dimasukkan
dalam bak bangkai. Siang hari bangkai ayam diambil oleh petugas limbah dengan
menggunakan truck limbah dan dikirim ke tempat pembakaran untuk dilakukan
proses pembakaran bangkai. Bak bangkai dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Bak bangkai di PT Charoen Pokphand Indonesia


14

6 PERFORMA AYAM BIBIT PERIODE PRODUKSI

Performa merupakan tolak ukur untuk melihat dan mengevaluasi hasil


pemeliharaan yang telah dicapai selama pemeliharaan. Performa ayam periode
produksi meliputi produksi telur, hen day, hatching egg, konsumsi pakan, FCR,
bobot badan dan mortalitas. Performa ayam betina periode produksi dapat dilihat
pada Tabel 4.

Tabel 4 Perfoma ayam betina periode produksi kandang 17


Jumlah Bobot
Umur PT HD HE FCR KP Mortalitas
ayam badan
(minggu) (butir) (%) (%) butir (kg/minggu) (%)
(ekor) (kg/ekor)
26 62 230 18 593 30 65.6 0.39 7 269 3.5 -
27 62 097 36 269 58 87.3 0.22 7 977 3.6 0.21
28 61 859 45 650 74 92.6 0.20 8 937 3.7 0.38
29 61 656 47 590 77 94.3 0.20 9 373 3.8 0.32
30 61 383 47 685 78 95.1 0.20 9 331 3.9 0.44
31 61 138 46 796 77 95.4 0.20 9 478 3.9 0.39
32 60 928 45 832 75 96.1 0.20 9 324 4.0 0.34
33 60 669 44 062 73 97.8 0.21 9 265 4.1 0.42
34 60 291 44 258 73 98.4 0.20 9 060 4.1 0.62
35 60 060 44 178 74 98.7 0.20 9 000 4.2 0.38
Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia
Keterangan: PT = Produksi Telur; HD = Hen Day; HE = Hatching Egg; KP = Konsumsi Pakan
FCR = Feed Conversion Ratio.
Ayam betina periode produksi pada umur 26 sampai 35 minggu
mengalami kenaikan dan penurunan produksi telur. Produksi telur pada umur 26
minggu mengalami kenaikan yang signifikan sampai umur 30 minggu, pada umur
tersebut ayam betina sudah memasuki puncak produksi. Setelah melewati umur 30
minggu atau puncak produksi, ayam betina mulai mengalami penurunan produksi
telur seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4. Sesuai dengan pola siklus bertelur,
maka setelah mencapai puncak produksi, sedikit demi sedikit jumlah produksi
mulai mengalami penurunan secara konstan dalam jangka waktu cukup lama. Laju
penurunan produksi telur secara normal berkisar antara 0.4-0.5% per minggu
(Dinas Peternakan Jawa Timur 2012).
Hen Day (HD) adalah cara menghitung produksi telur harian. Tujuan
perhitungan HD adalah untuk mengetahui jumlah telur yang dihasilkan oleh
sekelompok ayam pada umur tertentu. Persentase HD pada awal umur 26 minggu
masih rendah, karena organ reproduksi ayam betina masih berdaptasi dan belum
berfungsi secara maksimal. Puncak produksi dicapai pada umur 30 minggu
dengan persentase 78%, produksi telur tersebut sudah melebihi standar yang
ditetapkan perusahaan yaitu 76%. Persentase telur tetas atau hatching egg yang
dicapai pada umur 26 minggu yaitu 65%, karena telur tetas masih banyak yang
tidak lolos seleksi atau grading. Persentase telur tetas terus mengalami kenaikan
karena telur yang dihasilkan mengalami peningkatan kualitas telur dengan hasil
yang dicapai yaitu 98% pada umur 35 minggu.
Konversi pakan atau Feed Convertion Ratio (FCR) adalah jumlah pakan
yang dikonsumi untuk menghasilkan sebutir telur. FCR pada tabel diatas
15

diperoleh dengan perhitungan konsumsi pakan dibagi produksi telur. Nilai FCR
yang sama atau lebih menandakan konsumsi pakan yang dikonversi menjadi
sebutir telur efisien. Konsumsi pakan ditingkatkan sampai puncak produksi untuk
menunjang kebutuhan nutrisi ayam agar produksi telur meningkat dan pemberian
pakan dikurangi setelah melewati masa puncak produksi. Pemberian pakan
dikurangi bertujuan untuk menjaga kondisi ayam dan efisiensi penggunaan pakan.
Mortalitas adalah jumlah kematian yang terjadi dalam suatu populasi
selama pemeliharaan. Persentase mortalitas yang terjadi selama pemeliharaan
fluktuatif namun tidak melebihi standar yang telah ditetapkan perusahaan yaitu
2.5% untuk periode produksi. Banyak ayam mati disebabkan karena ayam yang
kondisinya lemah dan terinjak oleh ayam lainnya, ayam jantan yang kalah tarung
dan ayam yang terkena heat stress.

7 SIMPULAN

PT Charoen Pokphand Indonesia unit farm Cirewed merupakan perusahaan


pembibitan ayam broiler. Manajemen pemeliharaan yang diterapkan di PT
Charoen Pokphand Indonesia sudah sesuai dan baik, apabila manajemen
pemeliharaan ini terus diterapkan dan ditingkatkan maka pemeliharaan dipastikan
akan berhasil dan menghasilkan produksi yang telah ditargetkan oleh perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2013. Broiler Modern Karakteristik Strain Broiler. [diakses 2018 Juli
08]. Tersedia pada: http://Broiler Modern Karakteristik strain Broiler.html
[DPKH] Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2017. Statistik
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta (ID). Direktorat Jendral Peternakan
dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian.
Dinas Peternakan Jawa Timur. 2012. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Naik
Turunnya Produksi Telur. Dinas Peternakan Provisi Jawa Timur [Internet].
[diakses 2018 Mei 15]. Tersedia pada: http://disnak.jatimprov.go.id/
Kartasudjana R & Suprijatna E. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Jakarta (ID).
Penebar Swadaya.
Mulyantini NGA. 2011. Produksi Ternak Unggas. Bogor (ID). IPB Press.
Rahayu I, Sudaryani T, Santosa H. 2013. Panduan Lengkap Ayam. Jakarta (ID).
Penebar Swadaya.
Sudaryani T. 2007. Teknik Vaksinasi & Pengendalan Penyakit Ayam. Jakarta
(ID). Penebar Swadaya.
Suryani & Gohan O M. 2015. Sistem Perkandangan untuk Ternak Unggas.
Lampung Litbang Pertanian [Internet]. [diakses 2018 Mei 04]. Tersedia pada:
http://lampung.litbang.pertanian.go.id/eng/index.php/berita/4-info-aktual/616-
sistem-perkandangan-untuk-ternak-unggas.
Yonathan R. 2009. Kenali Penyebab Turunnya Produksi Telur. Majalah Infovet.
[Internet]. [diakses 2018 Mei 07]. Tersedia pada: www.majalahinfovet.com
17

LAMPIRAN
19

Lampiran 1 Peta lokasi di PT Charoen Pokphand unit farm Cirewed

Lampiran 2 Kandang di PT Charoen Pokphand unit farm Cirewed

(a) Kandang tampak samping (b) Kandang tampak depan

Lampiran 3 Penanganan telur di PT Charoen Pokphand unit farm Cirewed

(a) Seleksi telur (b) Telur seleksi

(c) Mobil box telur tetas (d) Truk telur komersil


20

Lampiran 4 Biosekuriti dan obat obatan di PT Charoen Pokphand

(a) Shower pegawai (b) Shower kendaraan

(c) Baju lapang kantor (d) Baju lapang kandang

(e) Vaksin AI (f) Vaksin ND


21

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1996 di


Ponorogo dari pasangan Bapak Harianto dan Ibu Estin
Mawarni. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara.
Jenjang pendidikan penulis dimulai tahun 2001 di TK Batik
Bakti. Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SDN 1
Mangkujayan dan lulus pada tahun 2009. Sekolah Menengah
Pertama diselesaikan di SMPN 1 Ponorogo dan lulus pada
tahun 2012. Sekolah Menengah Atas diselesaikan di SMAN
1 Babadan Ponorogo dan lulus pada tahun 2015. Tahun yang
sama penulis diterima di Program Diploma Institut Pertanian
Bogor pada Program Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis menjabat sebagai ketua pada
divisi Komunikasi dan Informasi di Himpunan Mahasiswa Ternak Diploma
(HIMATERMA). Penulis pernah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan I di PT
Brantas Abadi Sentosa Jawa Timur yang bergerak di bidang pemeliharaan ayam
pedaging selama 6 minggu, dan kembali melaksanakan Praktik Kerja Lapangan II
di PT Charoen Pokphand Indonesia Tangerang Banten yang bergerak di bidang
pembibitan ayam pedaging selama 12 minggu.

Anda mungkin juga menyukai