Oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui, Menyetujui,
Teysar Adi Sarjana, S.Pt., M. Si., Ph.D Teysar Adi Sarjana, S.Pt., M. Si., Ph.D
NIP. 19810310 200501 1 001 NIP. 19810310 200501 1 001
iii
RINGKASAN
Materi yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan yaitu satu
unit peternakan ayam pembibit pedaging di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
Sragen, Jawa Tengah. Parameter yang diamati yaitu asal pakan, transportasi pakan,
penyimpanan dan biosecurity pakan, kandungan nutrisi dalam pakan, sistem
pemberian pakan dan evaluasi menajemen pemberian pakan. Metode yang
digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan yaitu berpartisipasi aktif dengan
mengumpulkan data primer dan sekunder kemudian data diolah, dianalisis dan
dibandingkan dengan daftar pustaka kemudian data disusun menjadi laporan
Praktek Kerja Lapangan. Pakan berasal dari feedmill unit Sayung, Demak yang
dikirim selama 1-2 hari dengan muatan 8 ton menggunakan truk khusus pakan.
Penyimpanan pakan dilakukan di dalam gedung pakan dengan muatan 150 ton dan
dilakukan penangan jamur, lalat dan tikus yang dapat merusak kualitas pakan.
Distribusi pakan dari gudang pakan utama ke kandang dilakukan dengan
mengangkut pakan menggunakan truk khusus ke gudang pakan dengan sistem First
In First Out. Kandungan nutrisi kalsium dan protein di dalam pakan betina lebih
tinggi dari pakan jantan, sedangkan kandungan abu dalam pakan jantan lebih
banyak dibanding paka betina. Pakan berbentuk crumble dengan jenis pakan jantan
535 dan betina 534RJ. Pemberian pakan dilakukan 1 kali pada pagi hari pukul 06.00
WIB. Pemberian pakan jantan menggunakan male feeder dan pakan betina
menggunakan female feeder dengan alat penampungan hooper dilakukan setiap hari
1 kali pada pukul 06.00 WIB. Evaluasi pemberian pakan terdiri dari produksi telur,
bobot badan dan deplesi sudah baik kerana dibawah standar. Konversi pakan jantan
dan betina. Maka manajemen pemberian pakan ayam pembibit pedaging fase layer
di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen sudah baik karena sesuai dengan
standar strain ayam pembibit pedaging yang digunakan.
KATA PENGANTAR
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
RINGKASAN .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR ILUSTRASI .................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................ 2
1.3. Manfaat .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3
2.1. Ayam Pembimbit Pedaging ............................................................... 3
2.2. Transportasi Pakan ............................................................................. 4
2.3. Penyimpanan Pakan ........................................................................... 4
2.4. Manajemen Pemberian Pakan ............................................................ 5
2.4.1. Frekuensi Pakan ....................................................................... 5
2.4.2. Konsumsi Pakan....................................................................... 6
2.4.3. Jumlah Pakan ........................................................................... 6
2.5. Evaluasi Pemberian Pakan ................................................................. 7
2.5.1. Produksi Telur .......................................................................... 7
2.5.2. Bobot Badan Ayam .................................................................. 8
2.5.3. Konversi Pakan ........................................................................ 8
2.5.4. Deplesi ..................................................................................... 9
2.5.5. Fase Layer ................................................................................ 9
BAB III MATERI DAN METODE ................................................................. 10
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR ILUSTRASI
Halaman
DAFTAR KURVA
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pemeliharaan ayam pembibit yang harus diperhatikan yaitu fase pada
ayam yang terdiri dari fase ayam starter, grower dan layer (produksi). Manajemen
pemeliharaan pada peternakan PT. Cahroen Pokphand Jaya Farm unit Sragen dalam
periode layer, dimana ayam pada fase ini menghasilkan telur tetas. Manajemen
pemberian pakan pada suatu ayam pembibit pedaging fase layer sangatlah penting
untuk diperhatikan. Hal ini karena pemberian pakan pada ayam akan
pemeliharaan ayam pembibit pedaging dengan presentase 70% dari biaya produksi
kesehatan, pertumbuhan dan sebagai sumber energi bagi ayam yang digunakan
sebagai penyuplai energi untuk memenuhi kebutuhan pokok dan produksi telur.
Manajemen pemberian pakan terdiri dari jumlah pemberian pakan, sisa konsumsi
pakan, waktu pemberian pakan dan kesesuaian nutrisi pakan yang diberikan
terhadap kebutuhan ayam pembibit pedaging. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
produktivitas ayam pembibit pedaging serta dapat menekan biaya pakan yang
1.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah untuk menambah
pemberian pakan pada ayam pembibit pedaging fase Layer yang terdapat di PT.
membandingkannya dengan literatur dalam buku serta teori yang diperoleh dalam
perkuliahan.
1.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah
dapat mengetahui kegiatan dalam usaha pembibitan ayam broiler serta mengetahui
menejemen pemberian pakan yang dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
telur siap tetas yang kemudian akan di tetaskan menjadi Final Stock. Ayam
yang berbeda-beda karena setiap strain memiliki kelamahan dan keunggulan yang
berbeda (Fadilah, 2004). Ayam pembibit atau parent stock merupakan ayam
keturunan dari generasi grand parent stock yang dipelihara dengan manajemen
perkawinan tertentu untuk menghasilkan bibit final stock. Menurut Sudaryani dan
Santoso Tujuan utama pemeliharaan ayam pembibit adalah menghasilkan telur tetas
dengan fertilitas dan daya tetas yang baik untuk mendapatkan DOC yang baik.
cobb, ross, lohman, hubbard, AA plus dan hybro (Tamalludin, 2014). Ayam
pembibit strain cobb memiliki produktivitas telur yang tinggi dengan kondisi telur
yang bersih dan memilik pertumbuhan yag cepat. Performa ayam pembibit dalam
memproduksi telur adalah dewasa kelamin ayam, kualitas pakan yang di berikan,
(Rasyaf, 1995).
4
lingkungan. Kendala yang biasa dihadapi selama pengiriman pakan adalah tingkat
kemacetan di jalan raya, kondisi truk dan kodisi lingkungan selama perjalanan
pengiriman. Hal ini sesuai pendapat Goffar (2010) bahwa dalam pengiriman pakan
dipengaruhi oleh jarak dan kondisi jalan menuju farm. Pengiriman pakan dari
pakan, hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas pakan supaya dapat menekan
terjadinya pencemaran pakan karena mikroba patogen. Jumlah pakan yang dikirim
sekitar 40 -50 ton, hal ini untuk meyendiakan pakan selama 3-5 hari kedepan. Salah
satu cara untuk mengatasi kekurangan pakan karena lamanya distribusi pakan dapat
merupakan salah satu penyebab pakan mengalami kerusakan yang ditandai pakan
temperatur dalam kandang dan kondisi gudang pakan yang lembab (Kartadisastra,
1994). Faktor lain yang bisa menyebabkan kerusakan pakan yaitu tingginya jumlah
kandungan air, protein, karbohidrat dalam pakan serta kondisi suhu lingkungan
5
yang sesuai dengan pertumbuhan parasit di dalam gudang dengan suhu optimal 25-
Manajemen pemberian pakan yaitu suatu hal yang atur dan dikelola dalam
waktu dan evaluasi pemberian pakan. Pemberian pakan memiliki dua cara yaitu
secara terbatas adalah memberikan pakan dalam jumlah tertentu yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan ayam dan secara ad libitum adalah dengan cara
pemberian secara penuh setiap saat di tempat pakan ayam (Fadilah dan Polana,
2007).
Pemberian pakan disesuaikan pada umur, fisiologis dan bobot badan ayam.
Frekuensi pemberian pakan pada ayam bervariasi, ada yang sehari dua kali yaitu
saat pagi dan sore serta ada yang tiga kali yaitu pagi, siang dan sore. Sedangkan
pertumbuhan ayam. Bentuk pakan yang diberikan pada fase layer yaitu bentuk
crumble yang dapat meningkatkan efisiensi jumlah pakan yang dikonsumsi ayam
dikarenakan pakan terdiri dari beberapa bahan pakan yang sudah di mix dalam
Frekuensi pakan yaitu jumlah berapa kali pakan diberikan pada ayam
dengan disesuaikan kebutuhan ayam, umur dan kondisi fisiologis ayam. Pemberian
pakan pada fase ayam layer di lakukan pemberian pakan sehari satu kali pada waktu
6
pagi hari (Rizal, 2007). Pemberian pakan disesuaikan dengan point feed yaitu
satuan nilai yang diberikan pada ayam per 100 ekor dalam satuan kg.
pakan yang diberikan pada ternak yang tidak memenuhi nutrisi dan kebutuhan ayam
Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dimakan ayam untuk memenuhi
kebutuhan ayam. Konsumsi pakan sangat berpengaruh pada produksi yang dicapai
karena bila nafsu makan rendah akan menyebabkan laju pertumbuhan dari ayam
tinggi tingkat konsumsi pakan maka tinggi pula pertumbuhan bobot badannya,
karena salah satu fungsi pakan dalam tubuh ayam selain untuk kebutuhan hidup
Jumlah pakan adalah total pakan yang diberikan kepada ayam yang
disesuaikan dengan kebutuhan ayam. Hal ini sesuai pendapat Kartadisastra (1994)
bahwa ayam diberikan pakan disesuaikan dengan pertumbuhan, berat badan dan
menggunakan acuan point feed. Hal ini sesuai pendapat Yunianto (2001) bahwa
point feed merupakan pedoman jumlah pakan yang diberikan pada ayam setiap hari
fase layer merupakan komponen yang penting untuk diperhatikan. Pakan yang
badan. Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi pemberian pakan pada ayam
pembibit fase layer, evaluasi dilakukan agar mengetahui program pemberian pakan
yang diberikan telah mencapai efisiensi penggunaan pakan dengan acuan konversi
konversi pakan ayam dan tingkat deplesi ayam pembibit pedaging. Setelah
Produksi telur adalah jumlah telur yang dihasilkan oleh ayam pembibit
pedaging dalam fase produksi yang akan ditetaskan. Menurut Kartasudjana dan
Suprijatna (2006) bahwa produksi telur dipengaruhi oleh umur ayam jantan dan
betina, ransum pakan, mortalitas sperma, produksi sperma, hormone dan musim.
Produksi telur akan mengalami tinggi pada fase produksi tahun pertama dan akan
8
mengalami penurunan secara perlahan pada fase produksi tahun kedua. Menurut
Kartasudjana dan Edjeng (2006) bahwa produksi telur akan mengalami kenaikan
pada tahun pertama produksi dan akan mengalami penurunan produksi telur yang
dipengaruhi oleh umur dan perbandingan jumlah jantan dan betina di dalam
kandang.
pembesaran ukuran sel (Kartasudjana dan Edjeng, 2006). Pertambahan bobot badan
pada ayam akan terjadi secara perlahan-lahan pada fase starter, akan mengalami
pertambahan bobot badan secara cepat pada fase grower dan akan mengalami
pertumbuhan bobot badan yang lambat sampai pertumbuhan berhenti pada fase
jantan lebih cepat dibanding pertumbuhan bobot badan ayam betina yang
dipengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi dan nutirisi yang terkandung di dalam
pakan.
Konversi pakan adalah jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ayam yang
dapat digunakan untuk menaikan bobot badan dan digunakan untuk produksi telur
pertumbuhan dan produksi berbeda, hal ini dipengaruhi oleh jenis kelamin jantan
9
dan betina, umur dan kesehatan ayam (Suprijatna dkk, 2002). Menurut
Kartasudjana dan Edjeng (2002) bahwa konversi pakan dapat digunakan untuk
2.5.4. Deplesi
dan culling pada ayam yang dapat disebabkan karena faktor internal dalam tubuh
ayam dan faktor eksternal yang terdiri dari suhu, kelembaban, kepadatan kandang
(2007) bahwa tingkat kematian pada ayam broiler breeder fase finisher yang
yang kompleks dan sudah menghasilkan produk hasil ternak berupa telur maupun
daging (Mulyantini, 2010). Kandungan nutrien pada pakan periode layer yaitu
protein 15% dan 2.800 kkal/kg EM, serta harus diatur dari umur 3 minggu hingga
akhir fase layer. Fase layer merupakan fase dimana ayam memiliki produktivitas
yang tinggi dengan memanfaatkan pakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
produksi telur ayam betina dan fertilitas ayam jantan optimum (Rasyaf, 2008).
10
BAB III
3.1. Materi
adalah unit peternakan Ayam Pembibit Pedaging PT Charoen Pokphand Jaya Farm
Sragen, Jawa Tengah. PT. Charoen Pokphand dipilih sebagai tempat PKL karena
Indonesia dan sebagai mitra kerjasama dengan Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro.
3.2. Metode
partisipasi aktif dengan melakukan kegiatan rutin perusahaan dan mencatat data di
Ayam Pembibit Pedaging PT Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen, Jawa Tengah.
data sekunder yang diperoleh dari data kantor farm. Mengolah data yang telah
BAB IV
Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dengan luas lahan farm ± 13 ha. Kondisi
lintang selatan dan berada pada keinggian ± 300 mdpl suhu lingkungan sekitar 24°C
- 31°C (Ardi, 2016). Kondisi sekitar farm disebalah barat dibatasi Desa Jatirejo,
timur dibatasi Desa Selamat, utara dibatasi Desa Tembok sedangkan wilayah
selatan dibatasi Desa Kedung Jeruk dengan potensi sekitar farm yaitu persawahan,
perkebunan dan penggilingan batu yang berjarak kurang lebih ±100 m. Menurut
Ardi (2016) bahwa peternakan yang tidak terlalu dekat dengan pemukiman agar
memanejemen limbah yang dihasilkan. Peternakan ini dibangun pada tahun 2010
dan mulai dijalankan tahun 2011 dengan 20 kandang kapasitas 10.000 ekor ayam.
12
Overseas Investment Co. Ltd dari Thailand dengan anak perusahaan Charoen
Pokphand Indonesia berdiri dari tahun 1971 untuk menyuplai kebutuhan pakan
ayam di Indonesia, serta mendirikan peternakan ayam meliputi farm GPS (Grand
Parent Stock) yang akan menghasilkan ayam PS (Parent Stock) , farm PS (Parent
Stock) yang akan menghasilkan ayam komersil, farm ayam komersil yaitu
Hatchery yaitu perusahaan yang digunakan untuk menetaskan telur ayam dari farm
GPS dan PS. Hal ini sesuai pendapat PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (2015)
bahwa perusahaan pakan, farm GPS, farm PS, farm komersil dan Hatchery
merupakan usaha dari PT. Charoen Pokphand Indonesia Jaya Farm cabang dari PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Salah satu farm PS yang berada di jawa tengah
adalah PT. Charoen Pokhpand Jaya Farm Breeder unit 1 Sragen, Jawa Tengah yang
telah berdiri pada tahun 2011 dengan jumlah kandang 20 dan kapasitas 10.000 ayam
PS per kandang. Pada tahun 2018 ini sedang berjalan peternakan ayam PS yang
akan memelihara dari DOC sampai ayam afkir umur 60 minggu. Menurut
Kartasudjana dan Edjeng (2006) bahwa ayam parent stock akan menghasilkan telur
Struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 Sragen, Jawa
General
Manager (GM)
Manager Unit
P & GA
Chief
Supervisor FORMAN Umum Statistik
Mekanik
Co
Pendidikan karyawan pada PT. Charoen Pokphand Jaya Fram Unit Lebak
6 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pendidikan Karyawan dan Jumlah Tenaga Kerja
Jabatan Jumlah orang
General Manager 1 S1
Manager 1 S1
Statistik 1 S1
PGA (Personalia and 1 S1
General Affair)
Forman 2 S1
Supervisor 4 S1
Chief Mekanik 1 S1
Chief Flock 1 SMA
KorLap 1 SMA
Mekanik 3 SMA
Caretaker 40 SMA, SMP dan SD
Keamanan 10 SMA
Kantin 2 SMP
Pengganti Libur 7 SMP
Washer dan Kebersihan 3 SD dan SMP
Sopir 3 SMA
Harian HE 5 SMP dan SMA
Jumlah 86
menempati posisi General Manager (GM) yang bertanggung di area Selatan Jawa
Tengah antara PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen dan PT. Charoen Pokphan
Manager terdapat Chief Mekanik yang bertanggung jawab masalah teknis, PGA
bertanggung jawab pada kandang secara langsung yang dibantu satu chief flock dua
anak kandang pada setiap kandang, statistik bertanggung jawab menginput data
produksi telur, penjualan telur komersil, jumlah pakan yang masuk, mencatat segala
sesuatu barang yang masuk dan keluar farm. Hal ini sesuai pendapat Perpres (2012)
dengan kriteria bertanggung jawab, bisa mengambil keputusan yang baik dan
dalam farm dan pendidikan terakhir SD dan SMP dapat menempati posisi sebagai
anak kandang yang bertanggung jawab atas segala kegiatan di dalam kandang.
Jam kerja karyawan di Farm Unit 1 Sragen dimulai pukul 07.00 – 16.00
WIB dengan waktu istirahat siang pukul 11.30 – 13.30 WIB, sedangkan jam kerja
karyawan yang bertugas memberi pakan pagi ayam dimulai pukul 05.30 – 07.00
WIB kemudian istirahat pagi yang digunakan untuk sarapan pagi sampai pukul
07.30 WIB dan kemudian bekerja kembali sampai pukul 14.30 WIB dengan waktu
istirahat siang pukul 11.30 – 13.30 WIB. Setiap karyawan diberi waktu libur 1x
dalam seminggu dengan hari libur bebas sesuai keinginan karyawan. Sedangkan
gaji yang diberikan kepada setiap karyawan sesuai UMR Sragen dengan fasilitas
ayam pembibit pedaging PT. Charoen Pokphand Jaya Farm, Sragen, Jawa Tengah.
Biosecurity pakan dimulai dari pakan dari luar masuk kedalam farm
menggunakan truk khusus pakan. Hal ini bertujuan agar pakan tidak tercemar bibit
penyakit dari kendaraan selain truk khusus pakan. Pakan Hal ini sesuai pendapat
Hadi (2015) bahwa bentuk pakan ayam pembibit biasanya berbentuk crumble atau
pellet. Biosecurity terdiri dari sanitasi lalu lintas, sanitasi manusia, isolasi dan
kontrol pathogen (Mulyantini, 2010). Kemudian truk pakan ini dibiarkan 1 hari
semalam diluar farm sebelum masuk ke dalam farm, setelah itu truk di semprot
dan ban truk. Truk pakan dari luar dilakukan biosecurity untuk mencegah terjadinya
kontaminasi ke farm karena membawa debu (Rasyaf, 1995). Hal ini bertujuan untuk
menyebabkan ayam di dalam farm terkenan penyakit. Menurut Hadi (2005) bahwa
biosecurity lalu lintas dilakukan dengan menyemprot seluruh bagian truk dengan
cairan desinfektan yang menyemprot secara otomatis ketika ada kendaraan masuk.
Kemudian truk pakan di bongkar dengan melampirkan surat jalan dan data jumlah
berukuran 20 x 8 m dengan kapasitas 150 ton pakan. Pakan yang disimpan di dalam
gudang pakan ditata sesuai dengan jenis pakan. Menurut Rasyaf (1995) bahwa salah
satu fasilitas perkandangan yang sangat penting yaitu gudang pakan yang
suatu peternakan.
dengan cara penataan pakan dengan menggunakan alas pallet plastik dan dinding
gudang dengan menggunakan pallet yang bertujuan agar pakan tidak terkena jamur
karena bersentuhan langsung dengan lantai maupun dinding yang basah karena
mengembun. Hal ini sesuai pendapat Abidin (2003) bahwa gudang pakan yang
lembab dapat menimbulkan tumbuhnya jamur dan serangga yang dapat merusak
pakan. Menurut Hadi (2015) bahwa salah satu cara mencegah munculnya jamur
karena tikus dapat menggunakan obat tikus yang di letakan di sekitar gudang pakan
Pembongkaran Gudang
Truk Pakan Sanitasi
Pakan Pakan
Ilustrasi 2. Alur Pakan Masuk Ke Dalam Farm
18
kandang ayam pembibit pedaging di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm, Sragen,
Distribusi pakan dari gudang pakan utama menuju gudang pakan di kandang
menggunakan sistem FIFO (First In First Out) yaitu dengan cara pakan yang baru
menggunakan truk khusus pakan di dalam farm. Distribusi pakan dari gudang pakan
menggunakan cara manual yaitu dengan di panggul dan menggunakan alat troli.
Pakan kemudian di bagi sama rata pada 18 hooper yang ada di dalam kandang.
bahwa male feeder dan female feeder digunakan sebagai tempat pakan ayam di
dalam kandang. Jumlah pakan yang diberikan setiap hari diketahui dengan cara
menghitung kebutuhan pakan pada ayam jantan dan betina menggunakan point
feed. Hal ini sesuai pendapat Yunianto (2001) bahwa point feed merupakan
19
pedoman jumlah pakan yang diberikan pada ayam setiap hari yang di sesuaikan
pembibit pedaging di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm, Sragen, Jawa Tengah
menggunakan Point feed yang diberikan pada ayam jantan dan betina berdasarkan
umur dan jenis ayam pembibit. Kode pakan yang digunakan pada fase layer umur
34-37 minggu untuk ayam jantan 535. Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa
20
kandungan nutrisi pakan betina mempunyai komposisi protein dan kalsium yang
lebih banyak dibanding pakan jantan dan komposisi abu pakan jantan lebih banyak
dibanding komposisi pakan betina. Tingginya protein kasar dan kalsium pada ayam
betina digunakan untuk hidup pokok, menggantikan jaringan yang rusak dan untuk
mengandung protein pakan yang kurang dari 15-16 % maka dapat mengganggu
untuk membentuk telur yang disesuaikan dengan umur dan fase ayam. Menurut
Yuwanta (2010) bahwa pakan yang mengandung nutrisi kalsium pada ayam
pada ayam betina mengalami penurunan pada setiap minggu, sedangkan pemberian
pakan ayam jantan mengalami kenaikan pada setiap minggu. Penurunan jumlah
terjadinya pengurangan produksi, hal ini karena nutrisi pada pakan digunakan untuk
pakan pada jantan mengalami kenaikan setiap minggu, hal ini karena nutrisi pada
pakan digunakan untuk menjaga kualitas sperma atau reproduksinya. Hal ini sesuai
pendapat Rasyaf (1995) bahwa pakan yang dikonsumsi ayam fase layer digunakan
untuk kebutuhan hidup pokok dan reproduksinya. Pemberian pakan betina dan
jantan dilakukan setiap hari pada pukul 06.00 pagi dengan cara bergerak otomatis
sedangkan pada ayam jantan menggunakan cara manual menggunakan male feeder
Pemberian pakan jantan diberikan setiap pagi pukul 07.00 WIB dengan
tempat pakan male feeder dengan ketinggian 42 cm dari litter, dalam satu wadah
male feeder dapat menampung 8-10 ekor ayam jantan dengan kapasitas 1 kg pakan,
sedangkan pemberian pakan betina diberikan setiap pagi jam 06.00 WIB dengan
cara 2 kali berputar secara otomatis yaitu putaran pertama selama 1 menit 27 detik,
dan kemudian tidak berputar kembali. Hal ini sesuai pendapat Sudaryani dan
Samosir (1997) bahwa pemberian pakan betina disebar selama 5-10 menit untuk
meratak pakan ke seluruh female feeder. Pemberian pakan menggunakan tiga line
22
female feeder dengan panjang keseluruhanya 756 m, untuk setiap meter female
feeder dapat menampung 14 ekor ayam betina. Pakan betina dimasukan ke dalam
konversi pakan yang digunakan untuk hidup pokok dan reproduksi, produksi telur
peternakan ayam pembibit pedaging di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm, Sragen,
Chart Title
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Minggu 33 Minggu 34 Minggu 35 Minggu 36
produksi telur sudah mengalami fase penurunan yang dipengaruhi faktor umur
ayam dan jumlah populasi ayam di dalam kandang. Hal ini sesuai pendapat
Sarwono (2003) yang menyatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi banyak
dan sedikitnya produksi telur yaitu umur ayam, kondisi lingkungan dan kualitas
pakan yang diberikan. Produksi telur akan mengalami kenaikan sampai titik
4,500
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
Minggu 33 Minggu 34 Minggu 35 Minggu 36
Male Standar
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
Minggu 33 Minggu 34 Minggu 35 Minggu 36
Female Standar
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa bobot badan ayam jantan dan
produktifitas. Tingkat konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari pakan
digunakan untuk memenuhi kebuthan hidup pokok serta untuk pertumbuhan bobot
badan (Natawihardja, 2002). Pertumbuhan bobot badan pada ayam yang semakin
meningkat dipengaruhi oleh konsumsi pakan, lingkungan, kualitas pakan serta bibit
berkaitan dengan jumlah konsumsi pakan yang dikonsumsi ayam (Uzer, 2013).
26
jantan dibawah standar. Hal ini menunjukan bahwa pemanfaatan pakan yang
digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup pokok dan produksi telur sudah baik,
sedangkan ayam betina diatas nilai standar. Hal ini sesuai pendapat Setyono dkk.
(2013) bahwa nilai konversi pakan yang nilainya rendah adalah baik, karena pakan
pakan dapat dipengaruhi bangsa, umur, bentuk pakan dan kondisi lingkungan.
Konversi pakan yang baik memiliki nilai yang rendah dan dipengaruhi oleh bangsa,
fase ayam, kondisi lingkungan dan bentuk pakan. Menurut Kartasudjana dan
5.2.4. Deplesi
ayam pembibit pedaging di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm, Sragen, Jawa
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa tingkat deplesi ayam jantan
dan betina dibawah standar. Menurut Ross (2016) bahwa tingkat deplesi maksimal
ayam jantan betina 8%. Tingkat deplesi ayam dipengaruhi oleh dua faktor dalam
dari genetik maupun dari luar tubuh ayam seperti suhu dan penyakit menular
(Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Hal ini menunjukan bahwa tingkat deplesi
ayam jantan dan betina sangat rendah dikarenakan kondisi genetik ayam dan
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Sebaiknya pembongkaran pakan dari luar farm dilakukan pada pagi atau
sore hari, hal ini agar pakan tidak secara langsung terkena panas pada siang hari,
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Riza Zainuddin. 2009. Cemaran Kapang pada Pakan dan Pengendalianya.
Balai Besar Penelitian Veteriner. Bogor.
Anang, A., H. Indrijani dan T.A. Sundara. 2007. Model matematika kurva produksi
telur ayam broiler breeder parent stock. J. imu Ternak. 7 (1): 6-11.
Goffar, Muhammad Fachrie, Cholid Fatih dan M. Zaini. 2010. Strategi Distribusi
Pemeberian Pakan Ayam. Politeknik Negeri Lampung. Lampung.
Rasidi. 2002. 302 Formulasi Pakan Lokal Alternatif untuk Unggas. PT. Penebar
Swadaya: Bogor.
Ustomo, Edy. 2016. 99% Gagal Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
31
Uzer, F., N. Iriyanti dan Roesdiyanto. 2013. Penggunaan pakan fungsional dalam
ransum terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobo badan ayam
broiler. J. Imiah Peternakan. 1 (1): 282-288.
Wijayanti, R.P., Busono, W., dan Indrati, R. 2011. Pengaruh suhu kandang yang
berbeda terhadap performans ayam pedaging periode
starter. J. Of Apl. Poult. Resrch.Universitas Brawijaya, Malang.
Yunianto, V. D. 2001. Nutrisi Pakan Unggas Bibit. Jurusan Nutrisi dan Makanan
Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro, Semarang.
LAMPIRAN
A. PROFIL PERUSAHAAN
1. Nama perusahaan
3. Alamat perusahaan
B. LOKASI PERUSAHAAN
a. Suhu
b. Kelembaban
c. Ketinggian
C. ORGANISASI
1. Struktur Organisasi
D. TENAGA KERJA
1. Asal pekerja
2. Jumlah pekerja
3. Pendidikan pekerja
4. Gaji pekerja
5. Bonus pekerja
6. UMR daerah
E. POPULASI TERNAK
1. Jumlah ternak
a. Grower
b. Layer
2. Rata-rata jumlah produksi telur tiap induk fase layer sampai afkir
3. Bangsa ternak
a. Karakteristik bangsa
4. Asal ternak
F. PERFORMA TERNAK
1. Pejantan
a. Umu
b. Bobot Badan
2. Betina
a. Umur
b. Bobot Badan
3. Tipe perkawinan
G. PERKANDANGAN
1. Layout perkandangan
2. Gudang pakan
4. Mess pekerja
a. Lokasi mess
5. Kandang
a. Tipe kandang
d. Kepadatan kandang
f. Kemiringan atap
g. Kemiringan lantai
h. Jumlah kandang
i. Kapasitas kandang
1. Pembibitan
b. Pengadaan bibit
- Jumlah bibit
2. Grower
a. Umur ternak
36
3. Layer
a. Sistem pemeliharaan
b. Manajemen perkawinan
- Umur dikawinkan
- Sistem perkawinan
I. PEMBERIAN PAKAN
1. Pakan
a. Asal pakan
b. Jenis pakan
e. Harga pakan
d. Konstruksi gudang
e. Kapasitas gudang
f. Lama penyimpanan
i. Penanganan jamur
j. Penanganan tikus
Air minum
- Ukuran feeder
l. Sistem Perairan
- Sumber air
air minum
38
e. Kepadatan ayam
a. Konsumsi
b. Produksi telur
- Hatching egg
- HDP
c. FCR
d. Deplesi
39
6. Rekording
a. ADG starter
b. Pemberian pakan
c. Keseragaman
K. PENYAKIT
1. Jenis penyakit
2. Gejala penyakit
3. Penanganan penyakit
4. Nama obat
5. Pemberian vaksin
a. Waktu pemberian
b. Dosis vaksin
4. Waktu penanganan
M. PEMASARAN
pemasaran
O. ANALISIS SWOT
1. Keunggulan perusahaan
2. Hambatan perusahaan
3. Peluang perusahaan
4. Ancaman perusahaan
41