Disusun Oleh:
Salsabila Ratu Wijaya
XI MIPA 4
NISN: 0069576081
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Menyetujui:
ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pemilihan Bibit Ternak Sapi
Potong Desa Sumber” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,
atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Salsabila Ratu W.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari karya tulis ini
adalah “Pemilihan Bibit Ternak Sapi Potong Desa Sumber”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak/Ibu guru yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan
kepada pihak-pihak yang membantu yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan Langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun akan senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya
pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan dan do’a dari orang tercinta,
akhirnya Karya Tulis ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu,
dengan rasa bangga dan bahagia saya ucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, karena hanya atas izin dan karunia-Nya lah maka Karya Tulis ini dapat
dibuat dan selesai pada waktunya.
2. Untuk Bunda, Umi, dan Om Gatot yang selalu memberikan dukungan, do’a, dan bantuan
selama saya menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Untuk Ibu Irda selaku wali kelas dan Ibu Riska selaku Mentor pembimbing saya dan
kelompok 2 serta pendamping Cluster 1, yang telah membimbing, mengarahkan,
mengayomi kami khususnya saya secara pribadi. Terimakasih atas kesabaran dan
ketulusan Ibu dalam membimbing saya selama kegiatan penelitian Life Skill hingga
proses pengerjaan Karya Tulis ini.
4. Untuk Bapak Slamet dan PIC Cluster 1, terimakasih atas ilmu yang diberikan dan
kesediaan waktunya untuk wawancara penelitian ini.
5. Untuk teman – teman Kelompok 2, terimakasih atas bantuan dan Kerjasama nya dalam
melaksanakan dan menyelesaikan tugas Penelitian ini.
6. Untuk Qiara sebagai teman sekelas, sekelompok, se cluster, dan se home stay,
terimakasih telah banyak membantu saya selama proses pengerjaan Karya Tulis Ilmiah
ini.
7. Untuk teman – teman saya, Nafisa, Alifa, Athaya, Jasmine, dan Farah, terimakasih atas
dukungan dan bantuannya selama saya mengerjakan tugas Karya Ilmiah ini, berkat
kalian, pengerjaan tugas Karya Tulis ini tidak terasa lelah nya dan saya bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu dengan penuh semangat.
8. Serta untuk Britfy, terimakasih, atas bantuan dan arahannya ketika saya berkonsultasi
mengenai Karya Tulis ini. Ketika saya sedang di titik tidak tahu lagi harus bertanya
kepada siapa, yang langsung terlintas di pikiran saya hanya orang ini, yang juga sedang
sibuk menyelesaikan tugas Skripsi nya, sehingga mungkin kamu akan mampu dan
bersedia untuk membantu, pikir saya. Terimakasih ya, Brit.
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................20
A. Hasil Observasi dan Wawancara............................................................20
B. Daftar Riwayat Hidup.............................................................................21
C. Foto Kegiatan Penelitian dan Objek Penelitian......................................22
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Persyaratan Minimum Kuantitatif Bibit Sapi Sumba Ongole Jantan.........................................................
Tabel 2.2 Persyaratan Minimum Kuantitatif Bibit Sapi Sumba Ongole Betina.........................................................
Tabel 2.4 Kualitas Bibit Sapi Bali Pada Kelompok Tani ‘Sidodadi’.........................................................................
Tabel 2.5 Perbandingan Ukuran Minimum Bibit Jenis-Jenis Sapi Jantan ................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Bungkil kelapa, salah satu bahan pakan konsentrat (sumber protein)………………
14
ix
x
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Ternak sapi di Indonesia merupakan jenis ternak yang sangat penting artinya bila
dibandingkan dengan jenis ternak yang lain, karena manfaatnya banyak yaitu sebagai
penghasil daging, susu, kulit, dan sebagai sumber tenaga kerja. Selain dari itu kotorannya
disamping sebagai pupuk, juga sebagai sumber energi yang bermanfaat bagi manusia
untuk keperluan penerangan dan sebagai bahan bakar untuk memasak. Sumber energi ini
sering dikenal sebagai gas bio. Demikian pula makanan ternak sapi umumnya sudah
dapat didapatkan di egara kita (Harahap, 1978).
Akhir-akhir ini populasi ternak sapi dan jenis ternak lainnya makin menurun.
Periode tahun 1998 sampai dengan tahun 2000 penurunan populasi sapi di Indonesia
mencapai 1,12% setiap tahun. Hal ini disebabkan oleh karena meningkatnya jumlah
pemotongan dan kematian yang disebabkan oleh berbagai macam penyakit, tidak
seimbangnya dengan angka kelahiran. Padahal laju pertumbuhan penduduk di Indonesia
meningkat 2,3% per tahun. Suatu hal yang mengkhawatirkan jika keadaan ini tidak
segera ditanggulangi (Anonimus, 1997).
Permintaan kebutuhan daging sapi terus meningkat seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk. Berbagai macam usaha telah dilakukan misalnya meningkatkan mutu
reproduksi, impor daging sapi dan pemeliharaan sapi potong yang dilakukan masyarakat
dengan sistem tradisional. Penyediaan daging sapi yang berkualitas untuk kebutuhan
restoran mewah dan hotel berbintang selama ini masih mengimpor dari luar negeri.
Sistem pemeliharaan sapi potong secara tradisional perlu diubah, salah satunya dengan
sistem penggemukan yang didukung penerapan teknologi pangan, pengenalan bibit sapi
potong yang baik, perhitungan ekonomis pemeliharaan sapi potong. Pemilihan bibit sapi
potong untuk penggemukan memenuhi kriteria, diantaranya mengenali bentuk sapi dari
fisik luarnya untuk menghasilkan daging yang optimal (Sugeng, 1996).
Dalam rangka penyediaan sapi potong dan menjamin keberlanjutannya maka
dibutuhkan ketersediaan bibit sapi potong yang berkualitas secara berkesenambungan.
Bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan dan mempunyai nilai strategis dalam
upaya pengembangan sapi potong. Kemampuan penyediaan atau produksi potong dalam
negeri masih perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk itu
dibutuhkan partisipasi dan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, peternak dan
stakeholder terkait.
Dalam pengembangan bibit sapi potong masih perlu perbaikan manajemen antara
lain pemiliham ternak yang terarah dan berkesinambungan sehingga mampu
memproduksi bibit sesuai standar. Penulis memilih judul PEMILIHAN BIBIT
TERNAK SAPI POTONG dengan tujuan supaya pembaca dapat mengetahui bakal bibit
sapi potong yang baik dan memenuhi persyaratan yang berlaku baik setiap peternakan.
2
Kegiatan penelitian ini dijadikan sebagai pengalaman yang berharga dalam upaya
meningkatkan kemampuan penulis dalam mengembangkan ilmu dan dapat
memberikan gambaran mengenai kriteria dan cara mengenali bibit unggul sapi
potong guna membudidaya sapi ternak.
3
1.5 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 5 Desember 2022 – 9 Desember 2022, tepatnya di Desa
Sumber Kecamatan Dukun, Magelang, Jawa Tengah.
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
c) Bibit sapi mempunyai gerak yang aktif, karena bibit sapi yang lemas
dan tiduran menandakan bahwa bibit terkena penyakit.
7
dengan kualitas dan biaya pakan yang relatif lebih rendah, jika dibandingkan
dengan sapi import.
b. Jenis kelamin
Sapi sebaiknya berjenis kelamin jantan. Hal ini disebapkan sapi jantan
pertumbuhannya lebih cepat di bandingkan sapi betina. Disamping itu juga untuk
mencegah pemotongan ternak betina produktiv. Sapi yang dikastrasi juga baik
untuk di gemukan, karna cepat pertumbuhannya.
c. Umur
Sapi sebaiknya dipilih dengan usia masih muda, karena pertumbuhannya lebih
cepat dibanding sapi berumur tua. Umur sapi yang baik/ideal untuk digemukkan
berkisar antara 1–2,5 tahun, hal ini juga tergantung dari kondisi ternak sapi.
Namun menurut pengalaman beberapa peternak di lapangan untuk penggemukan
sapi Bali sebaiknya digunakan sapi yang berumur 1,5– 2,5 tahun. Ternak sapi
bakalan yang lebih muda (umur 1–2,5 tahun) mempunyai tekstur daging yang
lebih halus, kandungan lemak yang lebih rendah, dan warna lemak daging yang
lebih muda sehingga menghasilkan daging dengan keempukan yang lebih baik
dibandingkan sapi tua (umur diatas 2,5 tahun).
d. Kondisi awal
Pilihlah sapi jantan yang keadaan fisiknya tidak terlalu kurus, tetapi kondisi tubuh
secara umum harus sehat. Semakin berat bobot badan awal sapi (pada umur yang
sama), semakin cepat pertumbuhannya. Bentuk kepala, tanduk dan kaki kelihatan
lebih besar (khusus sapi Bali) tidak seperti rusa.
8
2. Kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih
dikenal dengan Bos Taurus.
9
- Contoh:
Sapi Shorthorn, Sapi Hereford, Sapi Charolais, Sapi Aberdeen Angus, Sapi
Simental, Sapi Limaousin.
Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah Sapi Shorhorn (dari
Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan
Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan
Droughtmaster (dari Australia).
10
Tabel 2.3 – Persayaratan minimum kuantitaif bibit sapi Bali
11
Tabel 2.4 - Kualitas bibit sapi Bali pada kelompok tani ‘Sidodadi’
Tabel 2.5 – Perbandingan ukuran minimum bibit jenis – jenis sapi jantan
Purebreed Programme
12
- Memproduksi bangsa-bangsa sapi murni
- Membentuk bangsa baru atau meningkatkan nilai genetik
- Seleksi ketat dan individu punya catatan tersendiri
- Tenaga khusus berpengalaman
- Sapi yang dihasilkan nilai ekonomis tinggi (mahal)
Berdasarkan Umur
- Vealer : Pedet umur ± 3 bulan
- Calves : Pedet umur 3 – 12 bulan
- Yearling : Sapi umur 12 – 24 bulan
- Two Year Old : Sapi Dewasa umur 24 – 36 bulan
- Older : Sapi umur > 36 bulan
Produksi
- Pembibitan bangsa murni
- Pembibitan persilangan
Seleksi bibit
Perkawinan
- Kawin alami 1 jantan : 8-10 betina
- Inseminasi buatan
- Transfer embrio
- Harus diperhatikan pengaturan penggunaan pejantan atau semen atau embrio
untuk menghindari terjadinya perkawinan sedarah
13
2.7 Pemberian Pakan dan Air Minum
a.Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan adalah pakan hijaun dan pakan konsenterat. Pakan hijauan
diberikan 10% dari bobot badan, sedangkan pakan konsenterat 1-2% dari bobot
badan (BB). Tujuan dari pemberian pakan untuk menambah bobot badan ternak
dalam waktu penggemukan.
Pakan Pejantan
Dalam pemeliharaan sapi pejantan (pemacek) faktor pakan menjadi kunci
utama untuk menghasilkan performans yang optimal Penggunaan pakan
(ransum) seimbang akan memberikan pertumbuhan yang baik dan kesehatan
ternak terjamin, untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok (maintenance) dan
berproduksi (meningkatkan libido).
Formulasi Pakan
- Ransum yang baik untuk sapi pejantan agar mencapai performans
yang maksimal haruslah terdiri atas sejumlah hijauan dan konsentrat
(Gambar 1 dan Gambar 2).
- Hijauan diberikan minimal 10% dari berat badan ternak, sedangkan
konsentrat 1-2% dari berat badan ternak.
- Untuk pejantan pemacek di peternakan rakyat, pemberian konsentrat
sebanyak 1% dari berat badan ternak. Sebagai contoh, untuk pejantan
yang mempunyai bobot badan 400 kg, diberi rumput segar sebanyak
40 kg dan konsentrat sebanyak 4-8 kg.
Gambar 2.2 Rumput gajah, merupakan Gambar 2.3 Bungkil kelapa, salah satu bahan
salah satu hijauan segar pakan konsentrat (sumber protein)
14
Hijauan dapat berupa :
- Rumput unggul atau rumput kultur, seperti : rumput gajah, rumput raja,
rumput
- Setaria, Brachiaria brizantha, Pannicum maximum, dan lain-lain.
- Rumput lapangan, contohnya : rumput hutan atau rumput alam.
- Leguminosa, antara lain berupa lamtoro, gamal, kaliandra, siratro, dan
lain-lain
- Limbah pertanian, antara lain seperti jerami padi, daun jagung.
- Daun ubi jalar, pucuk tebu, dan lain-lain (Siregar, 2002).
Suplemen Tambahan
Tabel 2.6 – Beberapa pakan suplemen pada sapi pejantan
15
Pemberian air minum dalam satu harus, perekor ternak bakalan bibit sapi
membutuhkan 10-15 liter atau tidak terbatas.
16
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemilihan bibit sapi potong untuk penggemukan harus mengenali hentuk sapi dari
fisik luarnya agar diperoleh daging yang optimal.
Peternak harus mengenali berbagai jenis/bangsa sapi dan bagaimana menentukan
mana yang baik untuk dikawinkan sehingga dapat menghasilkan bibit unggul.
Peternak harus mengetahui pada umur berapa sapi potong tepat untuk dipelihara,
berapa lama pemeliharaannya dan kapan sapi harus dijual.
Perawatan dan pemeliharaan juga penting dalam pembibitan sapi ternak sehingga
harus cukup diperhatikan.
3.2 Saran
Saran yang dapat diungkapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 1998. Konsep Sistem Perbenihan Nasional (Ringkasan). Pedoman Pelestarian dan
Blakely, J. and Bade, D.H. 1992. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Blakely, J. and D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Edisi Ke-4. Terjemahan : B. Srigandono.
Dinas Peternakan Provinsi Riau.. 2013. Jumlah Ternak BesarKabupaten Kampar Tahun 2012.
Provinsi Riau.
Direktorat Jenderal Peternakan. 2006. Pedoman Pembibitan Sapi Potong yang Baik (Good
Ensminger, M.E and H.D. Taylor. 2006. Dairy Cattle Science. 4 Ed. Pearason Education Inc,
New Jersey.
Animal Production Food Safety Working Group. World Organization for Animal Health
(OIE), Paris. 59
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Rianto, E dan E. Purbowati. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Safitri (2011) Penerapan Good Breeding Practice Sapi Potong di PT Lembu jantan Perkasa
Serang – Banten.
Sartono, H.A dan I. Alim. 2008. Pembibitan dan Pengembangan Ternak Sapi di Indonesia. Bibit.
Vol 1 no 1.
Sarwono, B. dan Arianto H. B. 2002. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Penebar
Swadaya. Jakarta.
18
Sudarmono A.S. dan Sugeng Y.B. 2008. Edisi Revisi Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sudarmono dan Sugeng. 2009. Sapi Potong (edisi revisi). Penebar Swadaya. Jakarta.
Sugeng, Y.B., 2003. Pembiakan Ternak Sapi. Gramedia. Jakarta. Sugeng, Y.B. 2005. Sapi
Suharsono H. 1995. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya, Jakarta. Tafal, Z. B. 1981. Ranci Sapi
Toelihere, M. R. 2006. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. UI Press, Jakarta.
Tomaszweska, M.W., I.K. Sutama, I.G. Putu dan T.D. Chaniago. 1991. Reproduksi, Tingkah
Laku dan Produksi Ternak di Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wahyono, D.E. dan R. Hardianto. 2004. Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal untuk
Williamson, G. and W.J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan Daerah Tropis. Terjemahan
S.G.N. Djiwa Darmadja. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa peternakan sapi milik Pak Slamet bukanlah
peternakan sapi potong ataupun sapi perah melainkan hanya pembibitan sapi ternak yang
nantinya akan dijual sebagai sapi potong. Jadi, Pak Slamet hanya fokus pada pemilihan bibit dan
perawatan sapi-sapi ternak nya.
Dapat terlihat bahwa perawatan dan pemilihan bibit yang dilakukan oleh Pak Slamet sudah
cukup baik dan berkualitas. Dari segi pemilihan bibit, Pak Slamet melakukan persilangan jenis
sapi Belgian Blue, yang dimana jenis sapi yang satu ini adalah salah satu jenis yang
menghasilkan tipe sapi potong yang baik.
“Selain itu sapi jenis ini beranak pertama pada umur 23 bulan dan memiliki efisiensi pakan
yang tinggi. Sapi jenis ini memiliki postur tubuh besar dan tinggi, dengan kadar lemak rendah
dan kenaikan berat badan tinggi kurang lebih 1,2 kg sampai 1,5 kg. Berbeda dengan sapi
umumnya yang kenaikan berat badannya berkisar antara 0,8 kg sampai 1,2 kg,” kata Pak Slamet
saat kami wawancarai.
Dikatakan oleh Pak Slamet, untuk mendapatkan peranakan Belgian Blue murni dibutuhkan
proses sekitar 4 hingga 5 tahun. Kalau 9 bulan lagi yang lahir ini jantan, maka akan sama seperti
Limosin Semintal. Sementara jika betina dan dipelihara serta dikawinkan lagi dengan Belgian
Blue lagi 3 sampai 4 kali proses.
“Dari proses inilah baru akan lahir Belgian Blue murni. Jadi, sekitar 4 sampai 5 tahun
perjuangan,” ujar Pak Slamet.
Lalu dari segi pemeliharaan dan perawatan, Pak Slamet memberi pakan jerami jagung
sebagai pakan ternak ruminansia banyak digunakan terutama sebagai pengganti sumber serat
atau menggantikan 50% dari rumput atau hijauan. Penggunaan jerami jagung harus diimbangi
dengan pemberian konsentrat, sehingga kebutuhan ternak dapat terpenuhi. Formulasi ransum
ternak ruminansia sebaiknya berdasarkan bahan kering, karena bahan-bahan penyusun ransum
terutama hijauan/limbah pertanian mengandung kadar air tinggi dan sangat bervariasi.
20
Sapi ternak milik Pak Slamet juga rutin dikeluarkan dari kendang untuk berjemur dan
exercise selama 3-4 jam dalam waktu minimal 1-2 kali seminggu. Kebersihan kendang serta sapi
ternak juga cukup terjaga.
Salsabila Ratu Wijaya, lahir di Jakarta pada tanggal 11 Mei 2006. Penulis merupakan
anak tunggal dari Ayahanda Yanuar Wijayanto dan Ibunda Suciatin Santoso. Penulis pertama
kali menempuh Pendidikan tepat pada umur 5 tahun di jenjang taman kanak-kanak, kemudian di
umur 6 tahun penulis melanjutkan Pendidikan di SDS ANGKASA 3 Halim Perdanakusuma dan
selesai pada tahun 2018. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 128 Jakarta Timur dan selesai pada tahun 2021. Kemudian penulis
memasuki jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA ANGKASA 1 Halim Perdanakusuma sejak
2021 hingga sekarang, di jurusan MIPA.
Berkat petunjuk dan pertolongan Allah SWT, usaha dan disertai do’a dari orang tua dan
teman-teman dalam menjalani aktivitas akademik di SMA Angkasa 1 Halim Perdanakusuma.
Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis yang berjudul “Pemilihan Bibit
Ternak Sapi Potong Desa Sumber”.
21
C. Foto Kegiatan Penelitian dan Objek Penelitian
22