Anda di halaman 1dari 10

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN


[AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS]

[Pemanenan Ternak Unggas]

[Endang Sujana, S.Pt., MP.]

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017
a. Kompetensi Inti :
Menguasai struktur, materi, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran/paket keahlian Agribisnis Ternak Unggas yang diampu

b. Kompetensi Dasar (KD)/ Kelompok Kompetensi Dasar (KKD) :


Mengelola Pemanenan Ternak Unggas

c. Materi Pembelajaran :
XIV. Pemanenan Ternak Unggas
14.1. Pemanenan Ayam Broiler
Pengemasan ayam hidup
Bila kita akan melakukan pemanenan ayam broiler, tempat ransum dan tempat air
minum segera dibenahi dulu agar tidak menjadi gangguan waktu menangkap ayam. Jangan
diberi makan minimal 4 – 10 jam sebelum ditangkap. Guna mempermudah penangkapan,
gunakan sekat yang mudah digerakan agar ruang gerak ayam dalam kandang menjadi
terbatas.
Hal-hal yang dipertimbangkan sebelum memulai penangkapan, petugas harus melihat
kondisi tubuh dan kesehatan ayam. Jika ayam dalam keadaan sakit, akan menyebabkan
kematian dan penyusutan bobot badan yang tinggi sebagai akibat transportasi,
sehubungan dengan itu maka bila akan diangkut ke tempat yang jauh kondisi ayam harus
dalam keadaan yang sehat. Perlu diperhatikan pula bahwa dalam menangkap ayam, jangan
kasar karena akan menyebabkan kerusakan yang bisa dilihat maupun yang tidak bisa
dilihat, seperti tulang sayap patah, badan yang memar dan kerusakan pada kulit,
kesemuanya dapat menurunkan kualitas karkas.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka untuk memperoleh kualitas karkas
yang baik, sebaiknya ayam ditangkap pada kedua belah kakinya dan setelah tertangkap
biasanya dalam jumlah tertentu kaki ayam diikat secara hati-hati dan selanjutnya
ditimbang. Setelah ditimbang, kaki ikatan dibuka dan dimasukkan ke dalam keramba
(Crates) sebagai alat pengemas ayam hidup (lihat gambar), yang bisa dibuat dari bambu
atau dari plastik.

1
Ilustrasi 33. Crates Plastik

Hati-hati agar dalam memasukkan ayam ke dalam crates, jangan dilempar karena bisa
meyebabkan patah tulang/memar. Juga jangan terlalu lama ayam disimpan dalam crates
dan crates tidak diisi terlalu padat, karena akan mempercepat penurunan bobot badannya.
Pemanenan ayam pedaging ini sebaiknya dilakukan pada sore hari, agar ayam mudah
ditangkap dan penurunan bobot badan tidak terlalu banyak. Begitu pula pengiriman ke
tempat pemesan, sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari agar tidak terlalu
panas. Risiko akibat dari transportasi ini, umumnya terjadi :
a. Penyusutan Bobot Badan
Hal ini karena ayam selama perjalanan mengeluarkan kotorannya dan susutnya air
tubuh melalui penguapan sebagai akibat suhu lingkungan. Oleh karena itu apabila
waktu pengangkutan ayam merasa kepanasan dalam crates, sebaiknya diberi
percikan air dingin untuk mengurangi cekaman panas.
b. Kematian Ternak
Kematian selama transportasi, umumnya terjadi karena crates diisi terlalu padat,
kondisi ayam yang kurang sehat, kepanasan waktu transportasi dan penanganan yang
kurang baik waktu perjalanan. Selama dalam perjalanan ayam dalam crates harus
mendapat ventilasi yang cukup. Apabila ventilasi tidak cukup umumnya akan
menimbulkan angka kematian yang tinggi.
c. Kerusakan Bagian-bagian Tubuh

2
Persentase kerusakan bagian tubuh yang paling besar yaitu waktu terjadi transportasi
yang kurang hati-hati. Kerusakan bagian tubuh secara keseluruhan biasanya sekitar 9-
12% untuk sekali pengangkutan.

Penanganan Bentuk Karkas


Cara-cara menyiapkan ayam dalam bentuk karkas ada hal-hal yang perlu diperhatikan
diantaranya :
a. Tiga hari sebelum dipotong sebaiknya tidak diberi makanan atau minuman yang
mengandung obat-obatan.
b. Sekitar enam jam sebelum dipotong, sebaiknya dipuasakan dari makanan tetapi air
minum tetap diberikan.
c. Hanya ayam yang sehat yang sebaiknya yang diproses
d. Untuk melancarkan keluarnya darah (bleeding) sebaiknya unggas yang akan dipotong
digantung (kepala kebawah) selama kurang lebih 2 menit sebelum dipotong. Untuk
jelasnya dilihat pada gambar.
e. Pemotongan biasanya dilakukan di belakang dan dibawah daun telinga, usahakan
jangan memotong urat daging leher sebab hal ini akan menyebabkan unggasnya
meronta.
f. Darah harus sebanyak-banyaknya keluar, 34 – 50% dari darah dalam badan harus
keluar.

14.2. Penanganan Telur Konsumsi


Telur sebaiknya cepat diambil dari kandang karena dikhawatirkan telur tersebut
dipatuk induknya yang menyebabkan pecah/retak dan bila dibiarkan terlalu lama ada
kemungkinan mikroba akan mudah masuk ke dalam telur yang menyebabkan cepat
menjadi busuk. Setelah telur diambil dari kandang, baru dilakukan pengemasan.
Pengemasan yang umum dilakukan, dapat digolongkan menjadi :
(1) Pengemasan dengan cara kering (dry packaging)
(2) Penutupan kerabang dengan bahan pengawet (shell sealling)

3
(3) Penyimpanan dalam ruang pendingin (16 – 18 0C; RH 70 – 80 %)
Bagi para peternak di kita, pengemasan dengan cara nomor (2) dan (3) ini jarang
dilakukan. Oleh karena itu yang akan dibicarakan yaitu cara pengemasan dengan cara
kering (dry packaging). Pengemasan dengan cara ini biasanya digunakan kotak kayu dan
untuk menjaga agar telur tidak pecah biasanya digunakan media pengemasan berupa
sekam, jerami padi dan serbuk gergaji. Media pengemasan ini tidak boleh terlalu lembab,
sebab bila terlalu lembab telur akan mudah terserang bakteri pembusuk yang selanjutnya
akan terjadi kerusakkan telur. Kadar air yang baik dalam media pengemas sekam padi
yaitu sekitar 2,4 – 11,35 %, untuk jerami padi 6,5 % dan serbuk gergaji 10 – 11 %. Isi kotak
kayu kemasan yang bisa digunakan yaitu sekitar 15 kg. Alat kemasan lain yang juga bisa
digunakan yaitu egg tray, dan dengan egg tray ini biasanya kepecahan telur lebih rendah.
Hal penting yang perlu diperhatikan sebelum telur dimasukkan ke dalam alat
pengemas yaitu :
(1) Telur yang akan dikemas tidak retak/pecah, karena akam merupakan sumber
kerusakkan bagi telur yang lainnya yang ada dalam kemasan.
(2) Telur tidak kotor, karena telur yang kotor selain kurang enak dilihat juga dapat
merusak telur itu sendiri. Kotoran tersebut dengan bantuan kelembaban udara yang
tinggi dapat memasukkan kuman dan jamur ke dalam telur. Kuman atau jamur tersebut
akan berbiak dalam telur dan akan merusak fisik dari telur serta sangat membahayakan
bila dimakan manusia.
Telur-telur yang tidak terlalu kotor sebaiknya dibersihkan secara kering, misalnya
dengan menggunakan ampelas halus. Bila terlalu kotor dapat dibersihkan dengan cara :
a. Menggunakan detergent untuk pencuci telur, sebaiknya baunya yang tidak terlalu
keras.
b. Air pencuci harus hangat yaitu suhunya 35-450 C.
c. Telur yang akan dicuci dimasukkan ke dalam air pencuci sambil digoyang-goyang
selama 3 menit, sambil digosok.
d. Bilamana perlu, telur yang telah dicuci dibilas dengan air hangat 60 0 C selama 2-3
menit.

4
Bila telur sudah dipilih maka telur dimasukkan ke dalam kotak kayu yang alasnya
telah dilapisi dengan media pengemas setebal + 3 cm. Ukuran kotak kayu pengemas,
sangat bervariasi tergantung kebutuhan. Salah satu contoh kotak pengemas telur dapat
dilihat pada Ilustrasi 34.

Ilustrasi 34. Pengemasan Telur


Bila kita evaluasi sampai berapa jauh pengaruh pengemasan terhadap perubahan
kualitas telur, dapat dilihat dari :
a. Berat telur. Pengemasan dalam kotak kayu dengan media pengemas sekam, serbuk
gergaji, potongan jerami, bobot telur akan menurun secara tajam setelah 2 minggu (2-3
%). Begitupula pada pengemasan dengan egg tray. Perbedaan media pengemas / alat
pengemas, tidak ada perbedaan.
b. Haugh Unit masih dianggap baik sampai dengan minggu kedua. Pada alat pengemas egg
tray, kenaikan pH lebih cepat dibandingkan dengan media pengemas lainnya.

14.3. Penanganan Anak Ayam Sesudah Menetas


Sesudah anak ayam dikeluarkan dari mesin tetas, sebaiknya tidak diberi makan atau
minum bila akan dikirim ke tempat yang jauh. Anak ayam umumnya tahan tidak diberi makan
atau minum selama 2 – 3 hari karena ia masih mempunyai cadangan makanan dalam
tubuhnya yang berasal dari kuning telur.
Untuk tipe ayam petelur, diperusahaan pembibitan biasanya telah dipisahkan antara
DOC jantan dan betinanya. Jadi yang dikirim ke peternak ayam petelur yaitu DOC betina dan
DOC yang jantan biasanya dibeli oleh peternak serta dipelihara sampai umur + 3 bulan yang

5
dijual sebagai ayam potong. Ayam potong jenis ini, banyak digemari konsumen karena tidak
mengandung banyak lemak.
Untuk tipe ayam pedaging, diperusahaan pembibitan biasanya tidak dipisahkan antara
jantan dan betinanya (kecuali kalau ada pesanan khusus), karena dalam memelihara ayam
potong, umumnya peternak tidak memisahkan antara jantan dan betina (straight run). Bila
anak ayam (DOC) akan dikirim ke pemesan, maka sebelum dikemas perlu diseleksi dahulu
karena tidak semua anak ayam yang menetas baik untuk dipelihara. Anak ayam (DOC) yang
dikirim kepada pemesan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Anak ayam harus sehat, sebab bila dalam kondisi yang tidak sehat maka akan
menularkan penyakit dan akan merugikan pemesan.
b. Tidak cacat, karena anak ayam yang cacat biasanya pertumbuhannya lambat, angka
kematian tinggi serta perawatannya agak sulit.
c. Warna bulu seragam, bila warna bulu tidak seragam artinya induk penghasil ayam
tersebut (DOC) sudah tidak murni lagi. Ada kemungkinan pertumbuhannya juga akan
bervariasi/kurang baik.
d. Berat badan DOC yang dikirim sebaiknya tidak terlalu besar/kecil, biasanya berkisar
antara 32,5 – 42,5 gram/ekor (untuk ayam ras) sudah dianggap cukup baik.
e. Berasal dari induk yang sehat, karena kalau induk tidak sehat akan menular kepada
anak ayam melalui telur (misal pullorum) yang pada gilirannya akan menyebar ke
tempat lain dan merugikan pemesan.
f. Menetas tepat waktu (21 hari), karena bila menetas di atas 21 hari sebaiknya tidak
dimasukkan ke dalam kemasan karena biasanya pertumbuhannya lambat dan angka
kematian tinggi.
g. Pusar kering dan bulu lengkap menutup tubuh.
Pada perusahaan pembibit, setelah dilakukan seleksi biasanya langsung dikemas
dalam kemasan yang dibuat dari karton atau plastik. Di kita kotak kemasan ini sebagian
besar masih dibuat dari karton dengan ukuran panjang bagian bawah 64 cm dan bagian
atas 60 cm, lebar bagian bawah 48 cm dan bagian atas 44 cm, sedangkan tinggi kemasan

6
15 cm. Kotak kemasan ini didalamnya dibagi menjadi empat bagian yang dipisahkan
dengan sekat, tiap bagian diisi dengan DOC antara 25 – 26 ekor.
Jumlah anak ayam dalam kemasan sebanyak 102 ekor (2 ekor untuk cadangan) dan
kotak kemasan ini mempunyai ventilasi yang cukup karena pada bagian atas, bagian samping,
bagian depan dan belakang kotak kemasan diberi lubang-lubang yang cukup banyak. Untuk
jelasnya bisa dilihat pada Ilustrasi 35. Kotak kemasan karton, biasanya hanya dipakai untuk
satu kali pengiriman dan bagi peternak kotak kemasan ini juga bisa digunakan sebagai
tempat ransum pada saat anak ayam baru belajar makan (1 – 3 hari).

Ilustrasi 35. Macam Alat Pengemas Anak Ayam

Pelaksanaan seleksi anak ayam (DOC) dan pengemasan, biasanya dilakukan di ruang
khusus dan sebelum dikirim ke pemesan, anak ayam disimpan di ruang penyimpanan
(holding room). Di dalam kotak kemasan ini sebaiknya anak ayam dibiarkan selama 4 – 5 jam
sebelum dikirim agar kaki ayam menjadi kuat. Pada kotak kemasan perlu dicantumkan label
yang memuat keterangan tentang :
a. Tanggal dan jam anak ayam menetas.
b. Galur (Strain) dari ayam tersebut.
c. Jumlah isi kemasan.
d. Nama dan alamat perusahaan.
e. Nama pemesan/ penerima dan alamatnya.
f. Vaksinasi yang telah dilakukan.
g. Cap perusahaan pengirim.
Ruang penyimpanan anak ayam (sebelum dikirim ke konsumen) sebaiknya mempunyai
temperatur sekitar 24 0C untuk menghindari pengaruh udara dingin dari luar dan

7
kelembaban 75% agar tidak terjadi dehydrasi (penguapan air yang terlalu banyak yang
meyebabkan kekeringan tubuh). Anak ayam yang ada dalam ruang penyimpanan harus
secepat mungkin dikirim ke konsumen maksimal setelah 60 jam dari sejak menetas harus
sudah dapat diterima oleh konsumen. Selama dalam penyimpanan kotak kemasan boleh
ditumpuk tetapi dianjurkan tidak lebih dari 15 tingkat.
Setelah anak ayam dalam ruang penyimpanan, biasanya anak ayam dikirim ke
pelanggan dengan truk dan alat angkut lainnya. Bila dikirim dengan menggunakan truk, maka
truk pengirim harus bersih dan telah disucihamakan. Penumpukan kotak kemasan dalam truk
pengirim dianjurkan tidak lebih dari 15 dan dalam satu alat angkut tidak dibenarkan ada anak
ayam yang berasal dari perusahaan yang berbeda. Temperatur kotak kemasan selama dalam
transportasi tidak lebih dari 30 0C.
Apabila anak ayam tidak di kirim langsung ke konsumen tetapi ke distributor (Poultry
Shop) maka tempat penyimpanan sebelum sampai ke konsumen, harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Anak ayam tidak disimpan lebih dari satu hari, tetapi harus segera dikirim ke peternak.
b. Kenyamanan anak ayam harus terjamin dan tetap sehat.
c. Label harus dalam keadaan utuh dan mudah dapat dibaca dengan jelas.
Bila langsung dikirim ke peternak, kotak kemasan yang berisi anak ayam (DOC) harus
dalam keadaan utuh, tiba di peternak harus pada pagi hari. Sebaliknya peternak yang
membeli dari perusahaan harus mengecek tentang :
a. Jumlah anak ayam yang dikirim.
b. Nama / jenis / galur ayam tersebut.
c. Waktu kedatangan anak ayam (jam, tanggal, hari, bulan).
d. Kondisi anak ayam.
Apabila terjadi keganjilan-keganjilan diluar keadaan yang normal maka peternak bisa
mengajukan keluhan ke perusahaan pengirim untuk mendapatkan penggantian.
Sehubungan dengan hal ini, agar ayam yang terjual dari perusahaan pembibitan ini dalam
keadaan sehat diantaranya perlu diperhatikan :

8
(1) Setiap telur yang baru diambil dari kandang harus difumigasi sebelum memasuki rumah
penetasan.
(2) Egg tray dari kandang, baki telur dari mesin pengeram tempat menetas anak ayam serta
kereta mesin pengeram yang sudah dipergunakan harus bersih dan dihapushamakan
sebelum dipergunakan kembali.
(3) Setiap orang yang akan memasuki ruang penetasan harus disemprot dengan bahan
desinfektan dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang bersih sebelum memasuki
rumah penetasan.
(4) Seluruh perusahaan pembibitan, induk harus bebas penyakit pullorum dan induk
mempunyai kekebalan terhadap penyakit ND.
(5) Ketentuan-ketentuan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah yang harus di taati oleh
perusahaan pembibit.
Bagi para peternak yang menetaskan telur untuk keperluan sendiri, dalam jumlah
kecil dengan mesin tetas yang sederhana, anak ayam yang menetas sebaiknya langsung
ditempatkan ke dalam kandang yang telah disiapkan sebelumnya. Mesin tetas dan
perlengkapannya dicuci bersih dan di fumigasi apabila akan dipergunakan kembali.

Anda mungkin juga menyukai