(Semester 4)
DISUSUN OLEH
1. AGUSTINA D. REWA, S.Pt
2. BAITI RAHMA, S.Pt
3. ENY ANITA EKAWATI, S.Pt
4. NURAFNI SOFIA, S.Pd
5. SINGGIH DAMAYANTI, S.Pt
Modul Ajar 4 Agribisnis Pembibitan Ternak
Judul :
Unggas
Capaian pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik mampu melakukan pengelolaan produksi ternak yang
mencakup menyusun rancangan produksi, menetaskan telur, pemeliharaan ternak sesuai
komoditas, evaluasi produksi dan penanganan limbah.
Tujuan pembelajaran
peserta didik mampu melakukan pengelolaan produksi ternak terkait kegiatan menetaskan
telur.
Kata kunci yang dipelajari
Pengelolaan produksi, penetasan, telur
Pertanyaan inti
Bagaimana melakukan kegiatan penetasan telur dengan benar?
Pengetahuan atau keterampilan prasyarat
1. Mengetahui kriteria telur tetas
2. Mengoperasikan mesin tetas otomatis
3. Memahami prosedur penetasan telur
Telur yang dilantai disarankan untuk tidak dipilih sebagai telur tetas tetapi dengan alasan ekonomi, dapat
ditetaskan kalau telur bersih dan cepat diambil. Disrankan untuk tidak mencampur telur kotor dan bersih. Telur-telur
yang sudah terkumpul kemudian di angkut ke tempat penyortiran dan gudang penyimpanan. Penyortiran atau
seleksi telur berdasarkan kerusakan dan kondisi fisik yang tidak normal. Cacat telur tersebut dapat berupa bentuk
tidak normal, terlalu kecil, retak/pecah, kuning telur ganda, kerabang terlalu tipis, dll. Berat telur standar antara 63-64
gram. Telur yang cacat, rusak atau kotor dipisahkan, kemudian dijual sebagai telur konsumsi. Pembeli
kebanyakan tukang kue, bahkan dibeberapa peternak telur dipecah dan diambil isinya saja. Jadi penjualan
telur sudah tanpa kerabang. Telur yang baik ditimbang, hasil penimbangan dicatat dan telur disimpan dalam
gudang penyimpanan telur. Pada alas gudang telur harus diberi pallet agar telur tidak lembap. Temperatur
dan kelembapan didalam gudang telur harus baik. Ventilasi udara cukup, cahaya yang masuk cukup.
Tujuan dilakukannya grading y a k n i u n t u k m e n d a p a t k a n d a n menginkubasi telur yang berkualitas
baik.
Langkah-langkah dalam grading telur tetas adalah sebagai berikut :
a. Apkir dan buang telur yang tidak sesuai standar untuk ditetaskan. Telur yang tidak sesuai dengan standar
yakni kotor, retak, kecil, sangat besar atau double yolk,kerabang yang jelek, serta bentuknya tidak
bagus;
b. Simpan telur secara hati-hati ke dalam setter tray atau tray transportasi dimana ujung yang tumpul
berada di atas;
c. Berhati-hatilah selama proses grading, selama awal produksi periksa berat dan seleksi hatching egg-nya;
d. Simpan di ruangan terpisah dimana temperatur dan kelembapan dikontrol; serta;
e. Jaga ruang penanganan telur dalam keadaaan bersih dan nyaman. Kontrol kutu di ruangan telur dengan
cara pisahkan atau tolak telur kotor dan buggy dari hatchery.
Ukuran telur tetas menjadi faktor utama yang mempengaruhi ukuran DOC. Bobot DOC biasanya berkisar 65-
68% dari bobot telur tetas saat setting. Kadar air akan hilang 12-13% pada saat transfer dihari 18-19 yang kecil begitu
juga sebaliknya, sehingga untuk mendapatkan DOC yang seragam d i l a k u k a n p e n g e l o m p o k a n t e l u r
berdasarkan ukurannya. Namun demikian, selain ukuran telur, weight loss selama inkubasi, juga mempengaruhi
variasi bobot ayam.
BW DOC = 65 - 68% BW EGG°
Selain ukuran telur, pemisahan telur berdasarkan umur induk juga perlu diperhatikan sebelum
memasukkan telur tetas ke dalam mesin.
Salah satu penanganan telur tetas Pencucian telur dilakukan dengan menggunakan lap atau kapas yang sudah
dibasahi dengan detergent telur. Telur yang terlalu kotor sebaiknya tidak ditetaskan. Diupayakan agar telur tetas yang akan
ditetaskan bersih alami, bukan karena dicuci. Telur yang sudah terseleksi kemudian difumigasi. Bahan
fumigasi dapat menggunakan cholrin dioksida 80 ppm atau formalin. Embrio berkembang pada suhu
>220C. Untuk itu telur yang sudah bersih kemudian disimpan diruangan yang ber-AC, dengan suhu 15-180C
untuk menghambat tumbuhnya bakteri dan perkembangan embrio.
Gambar 2. Fumigasi telur HE
Fumigasi dapat dilakukan segera setelah keluar dari ayam. Bahan yang digunakan dengn fromalin
30% dan KMnO4 (Kalium Permanganat) 20 gram untuk setiap 1 m3 ruang dengan lama fumigasi adalah 20
menit.dan kelembaban 65%, ruangan fumigasi dibantu kipas angin agar uap merata, jika petugas masuk ruang fumigasi
usahakan gas sudah keluar ruangan.
Selain ukuran telur, pemisahan telur berdasarkan umur induk juga perlu diperhatikan sebelum
memasukkan telur tetas ke dalam mesin. Beberapa penanganan untuk mempertahankan daya tetas diantaranya
sebagai berikut.:
a. Temperatur Penyimpanan
Tem perat ur p eny imp anan telur sebaiknya tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Bila
tem per atur lingkungan yang panas (>27 ºC) embrio akan berkembang, tetapi perkembangan itu tidak
normal dan kebanyakan mati sebelum atau sesudah berada dalam mesin tetas. Sebaliknya bila disimpan
pada temperatur yang terlalu dingin maka daya tetas akan menurun. Temperatur penyimpanan telur
yang baik yaitu sekitar 18,3 °C bila telur disimpan tidak lebih dari 14 hari. Bila telur tetas akan disimpan lebih
dari 14 hari, maka penyimpanan telur sekitar 10,5 °C. Sebelum telur disimpan, harus difumigasi terlebih
dahulu biasanya menggunakan KMnO4 dan formalin 40%.
b. Kelembapan Penyimpanan
Selama dalam penyimpanan, dari bagian dalm telur akan terjadi penguapan yang menyebabkan rongga
udara dalam telur menjadi besar. Untuk mencegah adanya penguapan ini dapat dilakukan dengan m e n i n g
k a t k a n k e l e m b a p a n p e n y i m p a n a n . K e l e m b a p a n penyimpanan telur yang baik yaitu
sekitar 75– 85%.
c. Lama penyimpanan
Bila telur terlalu lama disimpan, maka daya tetas akan terus menurun. Oleh karena itu, pada kondisi
perusahaan biasanya telur ditetaskan dalam 2 kali per minggu. Dengan demikian, telur yang dimasukkan ke
dalam mesin tetas adalah yang berumur 3 hari, 2 hari, dan satu hari. Menurut beberapa hasil penelitian,
lama penyimpanan telur yang baik yaitu sekitar 1 – 4 hari.
d. Posisi Telur Selama Penyimpanan
Telur sebaiknya ditempatkan pada egg tray dengan bagian tumpul diletakan sebelah atas. Hal ini untuk
menjaga agar ruang udara dalam telur tetap berada diujung tumpul. Seperti diketahui bahwa ruang udara ini
sangat diperlukan oleh embrio untuk perkembangannya. Bila letak diruang udara bergeser dari ujung tumpul,
daya tetas telur akan menurun.
e. Pemutaran Telur selama Penyimpanan
Jika dalam 4-6 hari telur belum dimasukkan dalam mesin tetas, maka posisi telur perlu diubah-ubah. putar
posisi telur sekali dalam sehari sampai telur dimasukkan dalam mesin tetas. total pemutaran 90 derajat, hal
ini dilakukan untuk mencegah agar kuning telur tidak menyentuh kulit telur dan merusak embrionya.
f. Mengangin- Angi nk an ( istilahnya "prewarming")
Struktur kulit telur mudah rusak karena suhu yang mendadak, karena itu telur yang dingin akibat penyimpanan
sebaiknya diangin- anginkan dulu sebelum dimasukkan dalam mesin tetas. selain itu perbedaan suhu dalam
ruang penyimpanan (12,8 0C) dengan suhu d a l a m m e s i n t e t a s ( 3 7 , 8 0 C ) menyebabkan
terjadinya kondensasi cairan didalam kerabang, sehingga bibit penyakit mudah masuk dan daya tetas
menjadi rendah
Bila tidak segera ditetaskan, telur tetas harus disimpan terlebih dahulu. Penyimpanan telur ini sebaiknya pada
suhu 12-150C (55-600F) referensi lainnya 18 sd 20*C, dengan kelembaban 75-80%. Tempat penyimpanan telur
tetas tersebut harus terlindung dari pengaruh panas dan angin langsung bersih, serta tidak berbau. Lama
penyimpanan telur tetas sebaiknya tidak lebih dari 14 hari sebelum ditetaskan. Penyimpanan telur yang kurang
baik seperti di tempat yang panas dapat menyebabkan kematian embrio yang sangat dini.
Setiap penyimpanan 1 hari maka waktu penetasan akan mundur 1 jam. Hubungan antara temperatur dan waktu
simpan tertera pada tabel 1.
1-3 20-23
4-7 15 sd 18
>7 hari 12 sd 15
>13 12
Penyimpanan telur juga akan mempengaruhi daya tetas. Semakin lama telur disimpan semakin turun daya tetasnya.
Sebagai gambaran tertera pada tabel 2. terlihat semakin lama disimpan semakin turun daya tetasnya
Penempatan telur tetas di dalam mesin tetas jangan sampai terbalik. Telur yang diletakkan terbalik atau tidak benar
akan menyebabkan embrio mati setelah kerabang telur retak. Selain itu, posisi embrionya menjadi tidak normal.
Penempatan telur yang benar dalam rak telur dalam mesin tetas adalah posisi bagian tumpul harus berada di sebelah
atas dengan kemiringan 450.
Berat telur tetas yang baik untuk ayam ras adalah 55-60 gram dan ayam kampung 45-50 gram. Bobot telur tetas yang
seragam akan menghasilkan anak ayam yang seragam. Sebaliknya kalau bobot tidak seragam, telur-telur tersebut
akan tidak serempak menetas. Hubungan berat telur dengan daya tetas tertera pada tabel 3.
3. Itik 60-70
4. Puyuh 10-11
5. Kalkun 80-85
6. Entog 70-75
2. Bentuk Telur
Bentuk telur mencerminkan perbandingan antara putih telur dan kuning telur. Bentuk telur berpengaruh terhadap
daya tetas. Berdasarkan percobaan dan pengalaman menunjukan bahwa telur yang terlalu bulat atau terlalu lonjong
merupakan telur yang abnormal. Telur abnormal ini dapat mengakibatkan posisi embrio menjadi abnormal dan banyak
telur yang tidak menetas, memiliki daya tetas yang rendah. Bentuk telur yang normal adalah bulat telur (Oval),
dengan ukuran lebar telur ¾ kali panjang telur.
Salah satu penyeleksian telur tetas yang penting adalah diantaranya adalah bentuk telur tetas. Sebutir telur dapat
dikeluarkan melalui saluran telur (oviduct) memakan waktu sekitar 25,1 jam ( sehari lebih 1 jam). Jika dalam proses
peneluran tersebut terganggu (karena nutrisi, genetik, lingkungan kandang sekitar baik secara internal maupun
ekternal maka akan menghasilkan telur-telur yang mempunyai macam-macam bentuk telur. Dikenal ada 3 bentuk telur
unggas yaitu : bulat, lonjong dan oval telur. Dari ketiga bentuk tersebut yang ovallah yang baik untuk ditetaskan
karena menghasilkan daya tetas yang lebih tinggi bila dibandigkan dengan bentuk bentuk lainnya. Untuk menghitung
bentuk telur tersebut bulat, lonjong atau oval dapat dihitung dengan menggunakan rumuss yang disebut : INDEK
TELUR / IT (EGG INDEX) = sumbu pendek dibagi sumbu panjang telur dikalikan 100 persen, jika telur tersebut
termasuk oval maka IT nya 72 – 74 %, sedangkan yang bulat lebih dari 74 % dan lonjong dibawah 72 %.
70 80 90 100 110
4. Permukaan Kerabang
Ciri kerabang telur yang normal adalah permukaannya licin. Permukaan telur yang kasar menandakan proses penempelan
bahan kerabang berupa zat kapur (CaCO3) tidak merata. Akibatnya penguapan air dan zat asam (CO2) dari dalam telur
ketika embrio sedang berkembang juga tidak merata. Karena itu, telur yang permukaan kerabangnya kasar seringkali tidak
bisa menetas.
6. Induk unggas
Faktor panting dart induk yang mempengaruhi daya tetas dan fertilitas telur adalah rasio jantan : betina dan umur induk .
Daya tetas adalah persentase telur yang dapat menetas dari telur yang fertil. Sedangkan fertilitas adalah persentase telur
yang dapat menetas dari telur yang ditetaskan. Perbandingan jantan betina tertera pada tabel 4.
Tabel 4. Rasio Jantan : Betina yang Balk dari Berbagai Jenis Unggas
3. Ayam Pedaging 1 4
4. Puyuh 1 2
5. Itik 1 6
6. Ayam kampung 1 6
Umur induk yang ideal untuk penghasil telur tares adalah untuk ayam dan itik satu bulan setelah produksi telur yang
pertama sedangkan untuk puyuh 2-7 bulan. Umur induk juga mempengaruhi daya tetas, misalnya untuk ayam hylinebrown daya
tetasnya seperti tertera pada tabel 5 di bawah ini.
No Umur (Minggu) Daya Tetas (%) No Umur (Minggu) Daya Tetas (%)
1. 22 70 31 52 80
2. 23 75 32 53 80
3. 24 79 33 54 80
4. 25 80 34 55 80
5. 26 81 35 56 79
6. 27 82 36 57 78
7. 28 83 37 58 78
8. 29 83 38 59 77
9. 30 84 39 60 76
10. 31 84 40 61 75
11. 32 84 41 62 74
12. 33 84 42 63 73
13. 34 84 43 64 73
14. 35 84 44 65 73
15. 36 84 45 66 72
16. 37 84 46 67 72
17. 38 84 47 68 71
18. 39 84 48 69 71
19. 40 84 49 70 71
20. 41 84 50 71 70
21. 42 84 51 72 70
22. 43 83 52 73 70
23. 44 83 53 74 70
24. 45 83 54 75 70
25. 46 83
26. 47 82
27. 48 82
28. 49 81
29. 50 81
30. 51 80
-Tes pemahaman.
-Sebelum kegiatan pembelajaran
diakhiri guru menginformasikan
kegiatan pada pertemuan
selanjutnya
-Doa penutup
Peserta didik mampu menjelaskan kriteria telur tetas yang layak ditetaskan
Strategi asesmen
⮚ Observasi guru selama kegiatan belajar berlangsung
- Tanggung jawab mengerjakan tugas
- Keaktifan peserta didik saat diskusi materi
- Kesantunan dalam proses belajar
⮚ Penilaian hasil presentasi hasil diskusi
⮚ Penilaian hasil lembar kerja peserta didik
⮚ Asesmen Tertulis
Soal Essay
1. Jelaskan kriteria telur tetas yang layak ditetaskan?
REFLEKSI
PESERTA DIDIK
1. Apakah kalian memahami pengelolaan produksi terkait kegiatan penetasan
telur?
2. Apakah kalian dapat menjelaskan tahapan kegiatan penetasan telur?
3. Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi pembelajaran?
4. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan
pembelajaran?
5. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran?
6. Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang lebih baik?
GURU
1. Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau
intruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat
dipahami oleh peserta didik?
2. Bagain manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar,
pengelolaan kelas, latihan dan penilaian yang telah dilakukan dalam
pembelajaran?
4. Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan?
5. Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami
oleh peserta didik?
DAFTAR PUSTAKA
2. Pengayaan
Merujuk pada sumber belajar lainnya dalam menambah wawasan peserta didik
Disajikan materi contoh kegiatan penetasan telur pada skala industri
https://www.youtube.com/watch?v=QLLm2N6k_1Y
Lampiran
1. Lembar Kerja Siswa
2. Asesmen Tertulis
3. Rubrik Penilaian Individu dan kelompok
Lembar Kerja Siswa 1
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas :
Petunjuk : Melalui kegiatan praktik, buatlah sebuah laporan tentang evaluasi hasil seleksi telur tetas menggunakan standar
perhitungan yang berlaku dengan memperhatikan instruksi pada LKPD!
Tujuan Dapat mengidentifikasi telur tetas sesuai kriteria dan prosedur dengan benar.
Dasar
Teori
Telur tetas merupakan unsur pokok dalam kegiatan penetasan telur. Kesalahan dalam penanganan telur tetas akan
menyebabkan kegagalan dalam penetasan. Untuk itu, dalam mempersiapkan telur tetas ini harus mengikuti kriteria
dan persyaratan yang sudah ditetapkan dan salah satunya adalah melakukan seleksi telur tetas. Tujuan akhir dari
seleksi telur adalah untuk mendapatkan telur tetas yang memiliki daya tetas tinggi, sehingga seleksi telur tetas
merupakan syarat utama yang harus dilakukan sebelum melakukan penetasan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam seleksi telur tetas adalah berat / bobot telur, bentuk telur, keadaan kulit telur, rongga udara, penyimpanan telur,
induk unggas
Melakuk
Kerjasama Skor 4 : jika 4 indikator
dalam kegiatan dilakukan semua
diskusi Skor 3: jika hanya 3
an
kelompok indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
diskusi,
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
pengamat
indikator
yang dilakukan.
Skor 3: jika hanya 3
an,
indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
mengajuk
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
an
yang dilakukan.
Skor 3: jika hanya 3
indikator yang
pertanyaa
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
indikator yang
n,
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
menyamp
yang dilakukan.
aikan
opini,
dan
menangg
api
pertanyaa
n
maupun
sanggaha
n dari
siswa lain
saat
kegiatan
diskusi
kelompo
k.
Melakuk
an
diskusi,
pengamat
an,
mengajuk
an
pertanyaa
n,
menyamp
aikan
opini,
dan
menangg
api
pertanyaa
n
maupun
sanggaha
n dari
siswa lain
saat
kegiatan
diskusi
kelomp
Berinteraksi dengan 1
orang anggota dalam
kegiatan diskusi
kelompok.
Berinteraksi dengan 2
orang anggota dalam
kegiatan diskusi
kelompok.
Berinteraksi dengan 3
orang anggota dalam
kegiatan diskusi
kelompok.
Berinteraksi dengan
semua anggota dalam
kegiatan diskusi
kelompok.
Kriteria penilaian:
Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh skor rata-rata: 3 < skor rata-rata ≤ 4
Baik (B) : apabila memperoleh skor rata-rata: 2 < skor rata-rata ≤ 3
Cukup (C) : apabila memperoleh skor rata-rata: 1 < skor rata-rata ≤ 2
Kurang (K) : apabila memperoleh skor rata-rata: skor rata-rata ≤ 1
Rubrik Penilaian Aspek Keterampilan
I Persiapan
tetas ditetapkan.
● Peralatan untuk memilih telur tetas
dipersiapkan
● Kemungkinkan bahaya kerja
dihindari sesuai dengan petunjuk
yang ditetapkan
● Telur dan alat bantu dipersiapkan
sesuai dengan prosedur
menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja Sangat Baik 3
dengan lengkap dan baik
II Pelaksanaan
III Hasil
PENILAIAN KETERAMPILAN
Mohon, isi setiap komponen dengan skor (0,1,2,3) sesuai petunjuk yang ada di rubrik penilaian !
KOMPONEN PENILAIAN
I. PERSIAPAN II. PELAKSANAAN III. HASIL
NAMA PESERTA
NO KELAS 1.1 Menyiapkan 1.2 Persiapan 2.1 2.2 Memilih Laporan CATATAN
DIDIK
peralatan K3 alat dan bahan Mengimplementasikan telur tetas
kegiatan K3