Anda di halaman 1dari 31

MODUL AJAR 2

AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

(Semester 4)

DISUSUN OLEH
1. AGUSTINA D. REWA, S.Pt
2. BAITI RAHMA, S.Pt
3. ENY ANITA EKAWATI, S.Pt
4. NURAFNI SOFIA, S.Pd
5. SINGGIH DAMAYANTI, S.Pt
Modul Ajar 4 Agribisnis Pembibitan Ternak
Judul :
Unggas

Mata Pelajaran : Agribisnis Pembibitan Ternak Unggas

Topik : Menetaskan telur

Jenjang Sekolah : SMK

Peruntukan Modul : Kelas 11 (Fase F)


Program Keahlian : Agibisnis Ternak
Penulis :
Pengarah Materi :
Jumlah Jam : 6 JP (6X 45 menit)
PERTEMUAN 1 (6 JP)

Capaian pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik mampu melakukan pengelolaan produksi ternak yang
mencakup menyusun rancangan produksi, menetaskan telur, pemeliharaan ternak sesuai
komoditas, evaluasi produksi dan penanganan limbah.
Tujuan pembelajaran
peserta didik mampu melakukan pengelolaan produksi ternak terkait kegiatan menetaskan
telur.
Kata kunci yang dipelajari
Pengelolaan produksi, penetasan, telur
Pertanyaan inti
Bagaimana melakukan kegiatan penetasan telur dengan benar?
Pengetahuan atau keterampilan prasyarat
1. Mengetahui kriteria telur tetas
2. Mengoperasikan mesin tetas otomatis
3. Memahami prosedur penetasan telur

Target peserta didik


Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar (bisa lebih dari 1 kategori):
1. Peserta didik reguler/tipikal (tanpa ketunaan dan kesulitan belajar atau berpencapaian
tinggi) tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar
2. Peserta dengan kesulitan belajar (kesulitan pada akademik khusus seperti membaca)
memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki
kesulitan dengan bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan
berkonsentrasi jangka panjang, dsb.
3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin.
Jumlah maksimum peserta didik dalam pembelajaran adalah 36 peserta didik (berdasarkan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016)

Ketersediaan materi Model pembelajaran


1. Pengayaan untuk siswa ( ) Tatap muka
berpencapaian tinggi: YA / TIDAK ( ) PJJ Daring
2. Alternatif penjelasan, metode, atau ( ) PJJ Luring
aktivitas, untuk siswa yang sulit () Paduan antara tatap muka dan PJJ
memahami konsep: YA / TIDAK (blended learning)
Asesmen Jenis Asesmen
1. Individu 1. Perfoma dalam presentasi hasil
2. Kelompok 2. Tertulis (tes objektif, esai)
Kegiatan Pembelajaran Utama
Pengaturan siswa Metode
() Individu ( ) Diskusi
() Berpasangan ( ) Presentasi
() Berkelompok (5-6 orang) ( ) Demonstrasi
( () ) Project
() Eksperimen
() Eksplorasi
() Permainan
() Ceramah
() Kunjungan lapangan
() Simulasi

Materi, Alat dan Bahan


1. Materi ajar
Ruang lingkup materi
 Pengelolaan produksi
 Penetasan
Persiapan pembelajaran
Melakukan pengelolaan produksi ternak terkait kegiatan menetaskan telur.
Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai:
✔ Membaca materi pembelajaran
✔ Menyiapkan lembar kerja peserta didik
✔ Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran

Topik Pengelolaan produksi ternak terkait kegiatan menetaskan telur


LK 1 : Pengelolaan produksi ternak terkait kegiatan menetaskan telur
I. Pendahuluan
Pemanenan telur merupakan bagian akhir dari serangkaian aktivitas pembibitan unggas. Pemanenan telur
dapat dimulai setelah ayam petelur berumur + 20 minggu, ayam pedaging berumur + 25 minggu, itik berumur + 18
minggu, puyuh berumur + 8 minggu. Beberapa aktivitas yang dilakukan d a l a m p e m a n e n a n t e l u r a d a l a h
pemungutan atau pengambilan telur dan penyimpanan atau penanganan telur.
Penanganan telur tetas dilakukan untuk menghindari terjadinya ker usakan ( fisik/ kimia dari
telur) yang bisa menurunkan daya tetas dan kualitas anak. Penanganan telur yang baik sangat penting karena di
dalam telur sudah terdapat embrio yang sedang berkembang. Kerusakan fisik dapat disebabkan karena
bentu ran , kesa lahan pengemasan, transportasi dan kerabang yang tipis. s e m e n t a r a k e r u s a k a n /
p e r u b a h a n komposisi telur dapat disebabkan karena suhu, kelembapan dan penyimpanan yang lama. Penanganan
telur tetas dimulai sejak telur dikeluarkan induk sampai dimasukkan ke dalam mesin tetas. Untuk mendapatkan bibit
dengan kualitas baik, diperlukan adanya penanganan terhadap telur selama di hatchery. Tujuan dilakukannya grading
y a k n i u n t u k m e n d a p a t k a n d a n menginkubasi telur yang berkualitas baik.

Gambar 1. Telur dalam egg tray

II. Pengumpulan Telur Tetas


Tujuan pemeliharaan ayam untuk memperoleh telur tetas optimum yang bersih, bebas retak, dan berat
minimum. Telur tetas beratnya minimum 52 gram. Telur yang diambil telur tetas minimum berumur 24 minggu. Telur
yang terlalu berat daya tetasnya rendah. Berat telur >70 gram tidak dikategorikan sebagai telur tetas. Sebelum
mengambil telur, petugas harus mencuci tangan dengan sabun. Pengambilan telur dilakukan secara manual dengan
tangan. Alat yang digunakan bisanya troli untuk mengangkut dan egg tray untuk menampung telur. telur harus
dipegang dengan hati-hati, berdasarkan pengelaman kerusakan telur yang paling banyak disebabkan oleh
kecerobohan operator. Kecerobohan operator dapat menyebabkan telur jatuh, terantuk benda hingga retak.
Penyusunan egg tray yang tidak tepat juga dapat menyebabkan kerusakan telur.

Telur yang dilantai disarankan untuk tidak dipilih sebagai telur tetas tetapi dengan alasan ekonomi, dapat
ditetaskan kalau telur bersih dan cepat diambil. Disrankan untuk tidak mencampur telur kotor dan bersih. Telur-telur
yang sudah terkumpul kemudian di angkut ke tempat penyortiran dan gudang penyimpanan. Penyortiran atau
seleksi telur berdasarkan kerusakan dan kondisi fisik yang tidak normal. Cacat telur tersebut dapat berupa bentuk
tidak normal, terlalu kecil, retak/pecah, kuning telur ganda, kerabang terlalu tipis, dll. Berat telur standar antara 63-64
gram. Telur yang cacat, rusak atau kotor dipisahkan, kemudian dijual sebagai telur konsumsi. Pembeli
kebanyakan tukang kue, bahkan dibeberapa peternak telur dipecah dan diambil isinya saja. Jadi penjualan
telur sudah tanpa kerabang. Telur yang baik ditimbang, hasil penimbangan dicatat dan telur disimpan dalam
gudang penyimpanan telur. Pada alas gudang telur harus diberi pallet agar telur tidak lembap. Temperatur
dan kelembapan didalam gudang telur harus baik. Ventilasi udara cukup, cahaya yang masuk cukup.
Tujuan dilakukannya grading y a k n i u n t u k m e n d a p a t k a n d a n menginkubasi telur yang berkualitas
baik.
Langkah-langkah dalam grading telur tetas adalah sebagai berikut :

a. Apkir dan buang telur yang tidak sesuai standar untuk ditetaskan. Telur yang tidak sesuai dengan standar
yakni kotor, retak, kecil, sangat besar atau double yolk,kerabang yang jelek, serta bentuknya tidak
bagus;
b. Simpan telur secara hati-hati ke dalam setter tray atau tray transportasi dimana ujung yang tumpul
berada di atas;
c. Berhati-hatilah selama proses grading, selama awal produksi periksa berat dan seleksi hatching egg-nya;
d. Simpan di ruangan terpisah dimana temperatur dan kelembapan dikontrol; serta;
e. Jaga ruang penanganan telur dalam keadaaan bersih dan nyaman. Kontrol kutu di ruangan telur dengan
cara pisahkan atau tolak telur kotor dan buggy dari hatchery.
Ukuran telur tetas menjadi faktor utama yang mempengaruhi ukuran DOC. Bobot DOC biasanya berkisar 65-
68% dari bobot telur tetas saat setting. Kadar air akan hilang 12-13% pada saat transfer dihari 18-19 yang kecil begitu
juga sebaliknya, sehingga untuk mendapatkan DOC yang seragam d i l a k u k a n p e n g e l o m p o k a n t e l u r
berdasarkan ukurannya. Namun demikian, selain ukuran telur, weight loss selama inkubasi, juga mempengaruhi
variasi bobot ayam.
BW DOC = 65 - 68% BW EGG°
Selain ukuran telur, pemisahan telur berdasarkan umur induk juga perlu diperhatikan sebelum
memasukkan telur tetas ke dalam mesin.

III. Penanganan Telur Tetas Parentstock

Salah satu penanganan telur tetas Pencucian telur dilakukan dengan menggunakan lap atau kapas yang sudah
dibasahi dengan detergent telur. Telur yang terlalu kotor sebaiknya tidak ditetaskan. Diupayakan agar telur tetas yang akan
ditetaskan bersih alami, bukan karena dicuci. Telur yang sudah terseleksi kemudian difumigasi. Bahan
fumigasi dapat menggunakan cholrin dioksida 80 ppm atau formalin. Embrio berkembang pada suhu
>220C. Untuk itu telur yang sudah bersih kemudian disimpan diruangan yang ber-AC, dengan suhu 15-180C
untuk menghambat tumbuhnya bakteri dan perkembangan embrio.
Gambar 2. Fumigasi telur HE

Fumigasi dapat dilakukan segera setelah keluar dari ayam. Bahan yang digunakan dengn fromalin
30% dan KMnO4 (Kalium Permanganat) 20 gram untuk setiap 1 m3 ruang dengan lama fumigasi adalah 20
menit.dan kelembaban 65%, ruangan fumigasi dibantu kipas angin agar uap merata, jika petugas masuk ruang fumigasi
usahakan gas sudah keluar ruangan.

Selain ukuran telur, pemisahan telur berdasarkan umur induk juga perlu diperhatikan sebelum
memasukkan telur tetas ke dalam mesin. Beberapa penanganan untuk mempertahankan daya tetas diantaranya
sebagai berikut.:

a. Temperatur Penyimpanan
Tem perat ur p eny imp anan telur sebaiknya tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Bila
tem per atur lingkungan yang panas (>27 ºC) embrio akan berkembang, tetapi perkembangan itu tidak
normal dan kebanyakan mati sebelum atau sesudah berada dalam mesin tetas. Sebaliknya bila disimpan
pada temperatur yang terlalu dingin maka daya tetas akan menurun. Temperatur penyimpanan telur
yang baik yaitu sekitar 18,3 °C bila telur disimpan tidak lebih dari 14 hari. Bila telur tetas akan disimpan lebih
dari 14 hari, maka penyimpanan telur sekitar 10,5 °C. Sebelum telur disimpan, harus difumigasi terlebih
dahulu biasanya menggunakan KMnO4 dan formalin 40%.
b. Kelembapan Penyimpanan
Selama dalam penyimpanan, dari bagian dalm telur akan terjadi penguapan yang menyebabkan rongga
udara dalam telur menjadi besar. Untuk mencegah adanya penguapan ini dapat dilakukan dengan m e n i n g
k a t k a n k e l e m b a p a n p e n y i m p a n a n . K e l e m b a p a n penyimpanan telur yang baik yaitu
sekitar 75– 85%.
c. Lama penyimpanan
Bila telur terlalu lama disimpan, maka daya tetas akan terus menurun. Oleh karena itu, pada kondisi
perusahaan biasanya telur ditetaskan dalam 2 kali per minggu. Dengan demikian, telur yang dimasukkan ke
dalam mesin tetas adalah yang berumur 3 hari, 2 hari, dan satu hari. Menurut beberapa hasil penelitian,
lama penyimpanan telur yang baik yaitu sekitar 1 – 4 hari.
d. Posisi Telur Selama Penyimpanan
Telur sebaiknya ditempatkan pada egg tray dengan bagian tumpul diletakan sebelah atas. Hal ini untuk
menjaga agar ruang udara dalam telur tetap berada diujung tumpul. Seperti diketahui bahwa ruang udara ini
sangat diperlukan oleh embrio untuk perkembangannya. Bila letak diruang udara bergeser dari ujung tumpul,
daya tetas telur akan menurun.
e. Pemutaran Telur selama Penyimpanan
Jika dalam 4-6 hari telur belum dimasukkan dalam mesin tetas, maka posisi telur perlu diubah-ubah. putar
posisi telur sekali dalam sehari sampai telur dimasukkan dalam mesin tetas. total pemutaran 90 derajat, hal
ini dilakukan untuk mencegah agar kuning telur tidak menyentuh kulit telur dan merusak embrionya.
f. Mengangin- Angi nk an ( istilahnya "prewarming")
Struktur kulit telur mudah rusak karena suhu yang mendadak, karena itu telur yang dingin akibat penyimpanan
sebaiknya diangin- anginkan dulu sebelum dimasukkan dalam mesin tetas. selain itu perbedaan suhu dalam
ruang penyimpanan (12,8 0C) dengan suhu d a l a m m e s i n t e t a s ( 3 7 , 8 0 C ) menyebabkan
terjadinya kondensasi cairan didalam kerabang, sehingga bibit penyakit mudah masuk dan daya tetas
menjadi rendah

IV. Memilih / Seleksi Telur Tetas


Telur tetas merupakan unsur pokok dalam kegiatan penetasan telur. Kesalahan dalam penanganan telur tetas
akan menyebabkan kegagalan dalam penetasan. Untuk itu, dalam mempersiapkan telur tetas ini harus mengikuti
kriteria dan persyaratan yang sudah ditetapkan.Hendaknya pada setiap perlakuan, telur tetas diperlakukan dengan hati-
hati. Perlakuan telur yang kasar seperti sering digoyang-goyang atau dikocak-kocak dapat menyebabkan terjadinya
kematian embrio pada minggu kedua hingga keempat. Berikut ini merupakan metode penanganan telur tetas di farm
yaitu :

1. Pembersihan Telur Tetas menggunakan detergen telur dan atau fumigasi


2. Pernyimpanan Telur Tetas

Bila tidak segera ditetaskan, telur tetas harus disimpan terlebih dahulu. Penyimpanan telur ini sebaiknya pada
suhu 12-150C (55-600F) referensi lainnya 18 sd 20*C, dengan kelembaban 75-80%. Tempat penyimpanan telur
tetas tersebut harus terlindung dari pengaruh panas dan angin langsung bersih, serta tidak berbau. Lama
penyimpanan telur tetas sebaiknya tidak lebih dari 14 hari sebelum ditetaskan. Penyimpanan telur yang kurang
baik seperti di tempat yang panas dapat menyebabkan kematian embrio yang sangat dini.

Gambar 4. Penyimpanan telur tetas dalam sebelum ditetaskan

Setiap penyimpanan 1 hari maka waktu penetasan akan mundur 1 jam. Hubungan antara temperatur dan waktu
simpan tertera pada tabel 1.

Tabel 1. Penyimpanan Telur Pada Kelembaban 75 Sd 80%

Hari Temperatur (*C)

1-3 20-23

4-7 15 sd 18

>7 hari 12 sd 15
>13 12

Penyimpanan telur juga akan mempengaruhi daya tetas. Semakin lama telur disimpan semakin turun daya tetasnya.
Sebagai gambaran tertera pada tabel 2. terlihat semakin lama disimpan semakin turun daya tetasnya

Tabel 2. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Daya Tetas

3. Penempatan Telur Tetas dalam Mesin Tetas

Penempatan telur tetas di dalam mesin tetas jangan sampai terbalik. Telur yang diletakkan terbalik atau tidak benar
akan menyebabkan embrio mati setelah kerabang telur retak. Selain itu, posisi embrionya menjadi tidak normal.
Penempatan telur yang benar dalam rak telur dalam mesin tetas adalah posisi bagian tumpul harus berada di sebelah
atas dengan kemiringan 450.

4. Peneropongan Telur Tetas


Untuk mengetahui keberadaan atau perkembangan embrio secara dini sebaiknya perlu dilakukan peneropongan
telur. Peneropongan telur (egg candling) merupakan kegiatan pemeriksaan telur dengan bantuan cahaya. Alat yang
digunakan untuk meneropong telur disebut teropong telur ( egg candler). Saat ini teropong teropong telur dapat
menggunakan lampu listrik (AC) atau lampu baterai (DC). Teropong lampu baterai dapat menggunakan senter. Alat
teropong lampu listrik dapat dibuat sendiri dari bahan seng yang dibentuk menjadi silinder atau kotak. Salah satu sisi
dalamnya diberi bohlam 60 watt dan sisi lainnya diberi lubang berukuran sedikit lebih kecil dari ukuran diameter telur. Jarak
antara lubang dengan lampu sekitar 2,5 cm. Cara melakukan peneropongan telur diawal dengan menyalakan lampu listrik
(bohlam). Selanjutnya telur yanag aan diteropong diletakkan pada lubang tempat telur dengan posisi kemiringan 45 0. Kalau
tidak terlihat jelas telur dapat diputar-putar hingga dapat dengan jelas terlihat bagian dalam telur. Pemutaran ini pada
sumbunya. Tempat pengamatan harus berada pada sudut 45 0 dengan jarak mata ke telur 40 cm. Peneropongan sebaiknya
dilakukan pada hari ke-4, ke-14, dan ke- 18. Contoh peneropong pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. Egg candler Gambar 5. Teropong telur

5. Seleksi Telur tetas


Tujuan akhir dari seleksi telur adalah untuk mendapatkan telur tetas yang memiliki daya tetas tinggi, sehingga seleksi
telur tetas merupakan syarat utama yang harus dilakukan sebelum melakukan penetasan. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam seleksi telur tetas adalah berat / bobot telur, bentuk telur, keadaan kulit telur, rongga udara, penyimpanan
telur, induk unggas.
1. Berat Telur
Berat dan besar telur tetas erat kaitannya dengan besar den keseragaman anak unggas (DOC, DOD, DOQ) yang
dihasilkan. Anak unggas yang besarnya normal dan seragarn sangat diharapkan oleh petenak, karena anak unggas
yang besarnya normal den seragam akan mendapatkan basil yang balk dan mempermudah selama
pemeliharaan.

Berat telur tetas yang baik untuk ayam ras adalah 55-60 gram dan ayam kampung 45-50 gram. Bobot telur tetas yang
seragam akan menghasilkan anak ayam yang seragam. Sebaliknya kalau bobot tidak seragam, telur-telur tersebut
akan tidak serempak menetas. Hubungan berat telur dengan daya tetas tertera pada tabel 3.

Tabel 3. Ukuran Berat Telur Dari Berbagai Jenis Unggas

No. Jenis Unggas Berat Telur (gram)


1. Ayam Ras 55-60

2. Ayam Kampung 40-45

3. Itik 60-70

4. Puyuh 10-11

5. Kalkun 80-85

6. Entog 70-75

7 Ayam broiler 63-64

2. Bentuk Telur
Bentuk telur mencerminkan perbandingan antara putih telur dan kuning telur. Bentuk telur berpengaruh terhadap
daya tetas. Berdasarkan percobaan dan pengalaman menunjukan bahwa telur yang terlalu bulat atau terlalu lonjong
merupakan telur yang abnormal. Telur abnormal ini dapat mengakibatkan posisi embrio menjadi abnormal dan banyak
telur yang tidak menetas, memiliki daya tetas yang rendah. Bentuk telur yang normal adalah bulat telur (Oval),
dengan ukuran lebar telur ¾ kali panjang telur.

Salah satu penyeleksian telur tetas yang penting adalah diantaranya adalah bentuk telur tetas. Sebutir telur dapat
dikeluarkan melalui saluran telur (oviduct) memakan waktu sekitar 25,1 jam ( sehari lebih 1 jam). Jika dalam proses
peneluran tersebut terganggu (karena nutrisi, genetik, lingkungan kandang sekitar baik secara internal  maupun
ekternal maka akan menghasilkan telur-telur yang mempunyai macam-macam bentuk telur. Dikenal ada 3 bentuk telur
unggas yaitu : bulat, lonjong dan oval telur. Dari ketiga bentuk tersebut yang ovallah yang baik untuk ditetaskan
karena menghasilkan daya tetas yang lebih tinggi bila dibandigkan dengan bentuk bentuk lainnya. Untuk menghitung
bentuk telur tersebut bulat, lonjong atau oval dapat dihitung dengan menggunakan rumuss yang disebut : INDEK
TELUR / IT (EGG INDEX) = sumbu pendek dibagi sumbu panjang telur dikalikan 100 persen, jika telur tersebut
termasuk oval maka IT nya 72 – 74 %, sedangkan yang bulat lebih dari 74 % dan lonjong dibawah 72 %.

Gambar 6. kelas telur


Besar telur tetas sebaiknya seragam. Besar telur tetas yang baik sebaiknya memiliki indeks telur sekitar 74%.
Angka ini diperoleh dari pembagian antara lebar dan panjang telur dan dikalikan dengan 100%. Telur yang indeknya
besar (>74%) bentuknya mendekati bulat dari hasil penelitian daya tetasnya rendah. Telur yang terlalu besar
menyebabkan kantong udara relatif terlalu kecil untuk umur embrio. Akibatnya telur akan lama atau terlambat
menetas. Sebaiknya kalau telur terlalu kencil kantong udaranya terlalu besar sehingga telur akan terlalu cepat (dini)
menetas.

3. Keadaan Kulit Telur


Keadaan fisik kulit telur yang perlu diperhatikan dalam seieksi telur tetas adalah kebersihan dan keutuhan. Telur
yang retak dan kotor memungkinkan telur terkontaminasi oleh mikroorganisme yang dapat menyebabkan telur busuk.
Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada kulit telur dapat digunaka kain lap atau ampelas halus. Hindari
penggunaan air dingin. Telur yang baik meliki kulit yang licin dan bersih. Telur-telur yang akan ditetaskan hendaknya
dalam keadaan bersih. Telur yang kotor dan terkontaminasi bakteri dapat mengakibatkan telur membusuk dan
meledak di dalam mesin tetas. Kebersihan telur ini dapat dilihat dari keadaan bagian luar kerabang telur. Keadaan
warna kulit telur juga dapat berpengaruh terhadap daya tetas telur. Warna kulit telur yang normal itik yaitu berwarna
biru muda. Telur yang berwarna agak putih menunjukkan kerabang tipis dan yang berwarna biru atau lebih gelap
menunjukkan kerabang tebal. Pada kerabang tipis mudah pecah dan DOD kecil, sedang kerabang tebal
menyebabkan anak itik susah memcahkan kerabang tersebut, sehingga daya tetasnya rendah Tebal kulit telur yang
normal berkisar antara 0,33 – 0,35 mm. Contoh untuk ayam petelur hyline brown standar warna adalah 80 sd 90,
tertera pada gambar berikut.

70 80 90 100 110

Gambar 2. Standar warna Telur hyline brown

4. Permukaan Kerabang

Ciri kerabang telur yang normal adalah permukaannya licin. Permukaan telur yang kasar menandakan proses penempelan
bahan kerabang berupa zat kapur (CaCO3) tidak merata. Akibatnya penguapan air dan zat asam (CO2) dari dalam telur
ketika embrio sedang berkembang juga tidak merata. Karena itu, telur yang permukaan kerabangnya kasar seringkali tidak

bisa menetas.

5. Rongga Udara Telur


Telur yang mempunyai rongga udara lebar dan terlihat buram, juga kurang baik apabila dipergunakan untuk telur tetas.
Karena rongga udara lebar dan dalam keadaan buram kemungkinan telur tersebut sudah lama dalam penyimpanan.
Pilihlah telur yang mempunyai rongga udara putih bening. Keadaan atau posisi rongga udara yang yang baik untuk telur
tetas adalah terletak dibagian yang tumpul. Apabila rongga udara didalam telur tersebut sudah bergeser dari ujung
tumpul, maka daya tetas telur tersebut menurun. Oleh karena itu agar rongga udara tidak bergeser dari bagian ujung
tumpul, pada saat penyimpanan di egg tray letakkan bagian yang tumpul dibagian atas. Rongga udara ini sangat
diperlukan oleh embrio untuk perkembangannya, pada saat telur didalam mesin tetas.

6. Induk unggas

Faktor panting dart induk yang mempengaruhi daya tetas dan fertilitas telur adalah rasio jantan : betina dan umur induk .
Daya tetas adalah persentase telur yang dapat menetas dari telur yang fertil. Sedangkan fertilitas adalah persentase telur
yang dapat menetas dari telur yang ditetaskan. Perbandingan jantan betina tertera pada tabel 4.

Tabel 4. Rasio Jantan : Betina yang Balk dari Berbagai Jenis Unggas

No. Jenis Unggas Jantan Betina

1. Ayam ras petelur putih 1 6

2. Ayam ras petelur coklat 1 5

3. Ayam Pedaging 1 4

4. Puyuh 1 2

5. Itik 1 6

6. Ayam kampung 1 6

Umur induk yang ideal untuk penghasil telur tares adalah untuk ayam dan itik satu bulan setelah produksi telur yang
pertama sedangkan untuk puyuh 2-7 bulan. Umur induk juga mempengaruhi daya tetas, misalnya untuk ayam hylinebrown daya
tetasnya seperti tertera pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Hubungan Daya Tetas Dengan Umur Induk

No Umur (Minggu) Daya Tetas (%) No Umur (Minggu) Daya Tetas (%)

1. 22 70 31 52 80

2. 23 75 32 53 80

3. 24 79 33 54 80

4. 25 80 34 55 80
5. 26 81 35 56 79

6. 27 82 36 57 78

7. 28 83 37 58 78

8. 29 83 38 59 77

9. 30 84 39 60 76

10. 31 84 40 61 75

11. 32 84 41 62 74

12. 33 84 42 63 73

13. 34 84 43 64 73

14. 35 84 44 65 73

15. 36 84 45 66 72

16. 37 84 46 67 72

17. 38 84 47 68 71

18. 39 84 48 69 71

19. 40 84 49 70 71

20. 41 84 50 71 70

21. 42 84 51 72 70

22. 43 83 52 73 70

23. 44 83 53 74 70

24. 45 83 54 75 70

25. 46 83

26. 47 82

27. 48 82

28. 49 81

29. 50 81

30. 51 80

V. Mengevaluasi Pemilihan Telur Tetas


Tujuan akhir dari seleksi telur adalah untuk mendapatkan telur tetas yang memiliki daya tetas tinggi, sehingga
seleksi telur tetas merupakan syarat utama yang harus dilakukan sebelum melakukan penetasan. Faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam seleksi telur tetas adalah: berat/bobot telur, bentuk telur, k e a da a n k u l i t telu r
, r on g g a u da r a , penyimpanan telur, dan induk unggas
Dibawah ini merupakan contoh form aporan hasil seleksi telur HE yaitu :
NO JENIS BERAT INDEX TELUR BENTU WARN HASIL NILAI
TELU TELUR TELUR LEBAR PANJA IT K A CANDLING
R (gr) NG TELUR
1 Ayam 60 4,5 6,1 4,5/6,1x100=73,77% Oval Coklat Fertil Layak
ras
2 ...
3 ...
4
...
...

Urutan kegiatan pembelajaran

Kegiatan Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu


Pendahuluan Pertanyaan  Guru memastikan masing-
mendasar masing siswa telah memenuhi
persyaratan protokol kesehatan,
seperti menggunakan masker,
mencuci tangan, dan menjaga
jarak

1. Guru mengucapkan salam dan


menyapa peserta didik.
2. Guru mempersilahkan peserta
didik berdoa
3. Guru mengecek kehadiran
peserta didik.
4. Guru memeriksa kehadiran
peserta didik dan meminta
peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan
dan peralatan yang diperlukan.
5. Peserta didik menerima
informasi tentang kompetensi,
ruang lingkup materi, tujuan,
manfaat, langkah pembelajaran,
metode penilaian yang akan
dilaksanakan yang ditayangkan.
6. Guru menyampaikan kepada
peserta didik bahwa materi
yang akan dipelajari yaitu
tentang pengelolaan produksi
ternak terkait kegiatan
menetaskan telur.
7. Guru bertanya pada peserta
didik, “Bagaimana unggas dapat
bertambah jumlahnya?”

Mendesain Guru mengarahkan peserta didik


perencanaan proyek untuk menyusun perencaan
proyek penetasan telur
Menyusun jadwal Guru meminta peserta didik
membuat jadwal pelaksanaan
proyek penetasan telur
Kegiatan inti Memonitor kemajuan Guru memantau pelaksanaan
proyek proyek penetasan telur yang
dilakukan peserta didik
Menguji proses dan -Guru meminta peserta didik
hasil belajar secara berkelompok untuk
berdiskusi dan membuat laporan
tahap seleksi telur tetas
-Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi
-Guru menilai hasil proyek

Pentutup Evaluasi pengalaman -Guru menanyakan pengalaman


apa yang telah diperoleh siswa
dari proyek yang dilakukan
-Guru dan peserta didik menarik
kesimpulan dari pembelajaran
proyek yang telah dilakukan

-Tes pemahaman.
-Sebelum kegiatan pembelajaran
diakhiri guru menginformasikan
kegiatan pada pertemuan
selanjutnya
-Doa penutup

Kriteria pengukuran ketercapaian


Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik

Peserta didik mampu menjelaskan kriteria telur tetas yang layak ditetaskan

Strategi asesmen
⮚ Observasi guru selama kegiatan belajar berlangsung
- Tanggung jawab mengerjakan tugas
- Keaktifan peserta didik saat diskusi materi
- Kesantunan dalam proses belajar
⮚ Penilaian hasil presentasi hasil diskusi
⮚ Penilaian hasil lembar kerja peserta didik
⮚ Asesmen Tertulis

Soal Essay
1. Jelaskan kriteria telur tetas yang layak ditetaskan?
REFLEKSI

PESERTA DIDIK
1. Apakah kalian memahami pengelolaan produksi terkait kegiatan penetasan
telur?
2. Apakah kalian dapat menjelaskan tahapan kegiatan penetasan telur?
3. Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi pembelajaran?
4. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan
pembelajaran?
5. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran?
6. Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang lebih baik?

GURU
1. Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau
intruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat
dipahami oleh peserta didik?
2. Bagain manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar,
pengelolaan kelas, latihan dan penilaian yang telah dilakukan dalam
pembelajaran?
4. Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan?
5. Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami
oleh peserta didik?

DAFTAR PUSTAKA

REMEDIAL DAN PENGAYAAN


1. Remedial
Remedial dilakukan apanila tujuan pembelajaran belum tercapai. Belum tercapainya
tujuan pembelajaran dapat diketahui apabila skor perolehan dari instrument
penilaian/assesmen masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

2. Pengayaan
Merujuk pada sumber belajar lainnya dalam menambah wawasan peserta didik
Disajikan materi contoh kegiatan penetasan telur pada skala industri
https://www.youtube.com/watch?v=QLLm2N6k_1Y
Lampiran
1. Lembar Kerja Siswa
2. Asesmen Tertulis
3. Rubrik Penilaian Individu dan kelompok
Lembar Kerja Siswa 1

Proses Bisnis Secara Menyeluruh di Bidang Agribisnis Ternak

Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas :

Petunjuk : Melalui kegiatan praktik, buatlah sebuah laporan tentang evaluasi hasil seleksi telur tetas menggunakan standar
perhitungan yang berlaku dengan memperhatikan instruksi pada LKPD!

Judul Melakukan seleksi telur tetas (HE)

Tujuan Dapat mengidentifikasi telur tetas sesuai kriteria dan prosedur dengan benar.

Dasar
Teori
Telur tetas merupakan unsur pokok dalam kegiatan penetasan telur. Kesalahan dalam penanganan telur tetas akan
menyebabkan kegagalan dalam penetasan. Untuk itu, dalam mempersiapkan telur tetas ini harus mengikuti kriteria
dan persyaratan yang sudah ditetapkan dan salah satunya adalah melakukan seleksi telur tetas. Tujuan akhir dari
seleksi telur adalah untuk mendapatkan telur tetas yang memiliki daya tetas tinggi, sehingga seleksi telur tetas
merupakan syarat utama yang harus dilakukan sebelum melakukan penetasan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam seleksi telur tetas adalah berat / bobot telur, bentuk telur, keadaan kulit telur, rongga udara, penyimpanan telur,
induk unggas

Alat dan 1. Jas Praktikum.


Bahan 2. Masker
3. Sarung tangan
4. Telur tetas
5. Jangka Sorong
6. Egg candler
7. Timbangan digital
8. Tissu/lap
9. Air
Langkah 1. Lakukan dan biasakan berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan;
Kerja 2. Bagilah anda menjadi kelompok-kelompok;
3. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang;
4.Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan secara teliti;
5. Pastikan alat dan bahan dalam keadaan baik dan dan siap digunakan;
6. Lakukan penanganan telur saat keluar dari farm
7. Lakukan penimbangan telur
8. Lakukan peneropongan telur
9. Lakukan pengukuran index telur
10.Identifikasi warna, kondisi kerabang, dan rongga udara dari telur HE
11.Tentukan jumlah telur HE yang siap masuk mesin tetas
10. Presentasekan hasil praktik anda!
11. Buatlah laporan hasil kegiatan praktik yang telah anda lakukan dengan mempertimbangkan masukan
dari kelompok lainnya.

Laporan Form Laporan Hasil Seleksi Telur Tetas


NO JENIS BERAT INDEX TELUR BENTUK WARNA HASIL NILAI
TEL TELUR TELUR LEBA PANJ IT TELUR CANDLING
UR R ANG
1
2
3
4
...
...
Rubrik Penilaian Individu

1. Metode dan Bentuk Instrumen


Ranah Metode Bentuk
Sikap Pengamatan Sikap Lembar Penilaian sikap
Pengetahuan Tes Tertulis Tes Tertulis
Keterampilann Observasi Lembar Observasi
keterampilan

2. Instrumen dan Rubrik Penilaian


a. Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap
1) Instrumen Penilaian Sikap
Berilah tanda checklist pada skor 1,2,3, atau 4 berdasarkan pekerjaan
siswa dalam pembelajaran!
Lembar Penilaian Sikap
Aktif dalam Kerjasama Santun dalam Skor
kegiatan dalam menyampaik Perolehan
Nama Siswa diskusi kegiatan an hasil
kelompok diskusi diskusi
kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2) Rubrik Penilaian Sikap


Aspek yang Indikator penilaian Penilaian
dinilai
Aktif dalam Melakukan diskusi dan Skor 4 : jika 4 indikator
kegiatan diskusi pengamatan bersama dilakukan semua
kelompok dengan rekan kelompok. Skor 3: jika hanya 3
Melakukan diskusi, indikator yang
pengamatan, dan dilakukan.
mengajukan pertanyaan Skor 2: jika hanya 2
dalam kegiatan diskusi indikator yang
kelompok. dilakukan.
Melakukan diskusi, Skor ≤ 1: jika hanya 1
pengamatan, dan indikator
mengajukan pertanyaan, yang dilakukan.
dan menyampaikan opini Skor 3: jika hanya 3
saat kegiatan diskusi indikator yang
kelompok. dilakukan.
Melakukan diskusi, Skor 2: jika hanya 2
pengamatan, dan indikator yang
mengajukan pertanyaan, dilakukan.
dan menyampaikan opini, Skor ≤ 1: jika hanya 1
dan menanggapi indikator
pertanyaan maupun yang dilakukan.
sanggahan dari siswa Skor 3: jika hanya 3
lain saat kegiatan diskusi indikator yang
kelompok. dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.

Melakuk
Kerjasama Skor 4 : jika 4 indikator
dalam kegiatan dilakukan semua
diskusi Skor 3: jika hanya 3

an
kelompok indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2

diskusi,
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1

pengamat
indikator
yang dilakukan.
Skor 3: jika hanya 3

an,
indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2

mengajuk
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
an
yang dilakukan.
Skor 3: jika hanya 3
indikator yang

pertanyaa
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
indikator yang

n,
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator

menyamp
yang dilakukan.

aikan
opini,
dan
menangg
api
pertanyaa
n
maupun
sanggaha
n dari
siswa lain
saat
kegiatan
diskusi
kelompo
k.
Melakuk
an
diskusi,
pengamat
an,
mengajuk
an
pertanyaa
n,
menyamp
aikan
opini,
dan
menangg
api
pertanyaa
n
maupun
sanggaha
n dari
siswa lain
saat
kegiatan
diskusi
kelomp
 Berinteraksi dengan 1
orang anggota dalam
kegiatan diskusi
kelompok.
 Berinteraksi dengan 2
orang anggota dalam
kegiatan diskusi
kelompok.
 Berinteraksi dengan 3
orang anggota dalam
kegiatan diskusi
kelompok.
 Berinteraksi dengan
semua anggota dalam
kegiatan diskusi
kelompok.

Santun dalam  Menggunakan bahasa Skor 4 : jika 4 indikator


menyampaikan yang baik saat dilakukan semua
hasildiskusi menyampaikan hasil Skor 3: jika hanya 3
diskusi. indikator yang
 Menggunakan bahasa dilakukan.
yang baik dan runtut Skor 2: jika hanya 2
dalam menyampaikan indikator yang
hasil diskusi. dilakukan.
 Menggunakan bahasa Skor ≤ 1: jika hanya 1
yang baik dan runtut indikator
dengan mumik dan yang dilakukan.
gesture yang jelas dan Skor 3: jika hanya 3
tidak berlebihan dalam indikator yang
menyampaikan hasil dilakukan.
diskusi. Skor 2: jika hanya 2
 Menggunakan bahasa indikator yang
yang baik, runtut, dan dilakukan.
lancer dengan mimic dan Skor ≤ 1: jika hanya 1
gesture yang jelas serta indikator
tidak berlebihan dalam yang dilakukan.
menyampaikan hasil Skor 3: jika hanya 3
diskusi. indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.

Kriteria penilaian:
Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh skor rata-rata: 3 < skor rata-rata ≤ 4
Baik (B) : apabila memperoleh skor rata-rata: 2 < skor rata-rata ≤ 3
Cukup (C) : apabila memperoleh skor rata-rata: 1 < skor rata-rata ≤ 2
Kurang (K) : apabila memperoleh skor rata-rata: skor rata-rata ≤ 1
Rubrik Penilaian Aspek Keterampilan

No. Komponen/Sub Komponen Indikator Penilaian Capaian Skor


Kompetensi
1 2 3 4 5

I Persiapan

1.1 Menyiapkan Kriteria unjuk kerja:


peralatan K3
● Alat Pelindung Diri (APD)
diidentifikasi sesuai prosedur
● Memakai peralatan APD dengan
benar
● Penggunaan APD sesuai dengan
kegiatan yang dilaksanakan

menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja Sangat Baik 3


dengan lengkap dan baik

menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja Baik 2

tidak menampilkan 1 kriteria unjuk kerja Cukup 1

tidak menampilkan >1 kriteria unjuk kerja Tidak 0

1.2 Mempersiapkan Kriteria unjuk kerja:


peralatan dan bahan
● Peralatan untuk memilih telur tetas
untuk memilih telur
diidentifikasi sesuai dengan yang
No. Komponen/Sub Komponen Indikator Penilaian Capaian Skor
Kompetensi
1 2 3 4 5

tetas ditetapkan.
● Peralatan untuk memilih telur tetas
dipersiapkan
● Kemungkinkan bahaya kerja
dihindari sesuai dengan petunjuk
yang ditetapkan
● Telur dan alat bantu dipersiapkan
sesuai dengan prosedur
menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja Sangat Baik 3
dengan lengkap dan baik

menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja Baik 2

tidak menampilkan 1 kriteria unjuk kerja Cukup 1

tidak menampilkan >1 kriteria unjuk kerja Tidak 0

II Pelaksanaan

2.1 Mengimplementasika Kriteria unjuk kerja:


n kegiatan K3
● Melakukan semua kegiatan sesuai
dengan prosedur K3
● Meminimalisir semua kemungkinan
resiko bahaya kerja
● Menggunaian peralatan dan pakaian
pelindung personal harus sesuai
dengan prosedur
menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja Sangat Baik 3
dengan lengkap dan sempurna

menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja Baik 2

tidak menampilkan 1 kriteria unjuk kerja Cukup 1

tidak menampilkan >1 kriteria unjuk kerja Tidak 0

2.2 Melakukan pemilihan Kriteria unjuk kerja:


telur tetas
● Memahami kriteria telur tetas yang
bagus
● Melakukan grading telur tetas
sesuai dengan standar
● Melakukan evaluasi hasil kerja
menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja Sangat Baik 3
dengan lengkap dan sempurna

menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja Baik 2

tidak menampilkan 1 kriteria unjuk kerja Cukup 1

tidak menampilkan >1 kriteria unjuk kerja Tidak 0


No. Komponen/Sub Komponen Indikator Penilaian Capaian Skor
Kompetensi
1 2 3 4 5

III Hasil

Kriteria unjuk hasil:


Laporan ● Telur terseleksi sesuai kriteria telur
tetas yang baik
● Laporan hasil seleksi telur
didokumentasikan dengan runut
● Laporan hasil seleksi telur
didokumentasikan dengan rapi
menampilkan seluruh kriteria unjuk hasil Sangat Baik 3

tidak menampilkan 1 kriteria unjuk hasil Baik 2

tidak menampilkan 2 kriteria unjuk hasil Cukup 1

tidak menampilkan >2 kriteria unjuk hasil Tidak 0


LEMBAR PENILAIAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN
SMK NEGERI 1 MAESAN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Unggas
Kode : 3
Alokasi Waktu : 15 menit/ Sesi
Bentuk Soal : Penugasan Perorangan
Judul Tugas : Memilih Telur Tetas

PENILAIAN KETERAMPILAN
Mohon, isi setiap komponen dengan skor (0,1,2,3) sesuai petunjuk yang ada di rubrik penilaian !
KOMPONEN PENILAIAN
I. PERSIAPAN II. PELAKSANAAN III. HASIL
NAMA PESERTA
NO KELAS 1.1 Menyiapkan 1.2 Persiapan 2.1 2.2 Memilih Laporan CATATAN
DIDIK
peralatan K3 alat dan bahan Mengimplementasikan telur tetas
kegiatan K3

Anda mungkin juga menyukai