Kelompok I
Nama NIM
Nama NIM
Nama NIM
Kriteria seleksi telur tetas ayam meliputi komponen, berat, bentuk, dan
kondisi kerabang. Penjabarannya sebagai berikut:
Recording pada seleksi telur tetas sangatlah diperlukan. Poin yang perlu
dicatat dalam recording telur meliputi tanggal tetas, asal kandang,
jenis/rumpun ayam, tanggal tetas induk, jumlah telur yang diseleksi,
jumlah telur hasil seleksi, jumlah telur yang diafkir, telur masuk dan keluar
serta stock pada ruang penyimpanan, serta distribusi telur tetas (jumlah
yang masuk ke mesin tetas, jumlah telur yang dijual, dan lain-lain).
Apabila telur telah melalui tahapan seleksi, maka dapat dilakukan setting
telur ke dalam inkubator/mesin setter (sampai umur 18 hari). Selama
waktu tersebut, perlu dilakukan candling telur maksimal 18 hari untuk
memisahkan telur infertil, telur yang embrionya mati, dengan telur tetas
yang masih dalam kondisi prima. Setelah dilakukan candling, maka telur
yang embrionya masih hidup dapat dipindahkan ke mesin hatcher (umur
19-21 hari).
C. Proses Penetasan
Adapun urutan kerja selama proses penetasan telur adalah sebagai berikut :
Hari ke-1
Masukkan telur ke dalam mesin tetas dengan posisi miring atau tegak
(bagian tumpul diatas). Telur bisa saja langsung dimasukkan ke dalam
mesin atau bisa melalui proses prewarning terlebih dahulu yaitu dibilas
secara merata dengan air hangat.
Ventilasi ditutup rapat.
Kontrol suhu (38oC)
Hari ke-2
Ventilasi dibiarkan tertutup sampai hari ke-3.
Kontrol suhu (38o).
Hari ke-3
Pembalikkan telur harian bisa dimulai pada hari ini atau masuk hari ke-4.
Disarankan pembalikkan telur minimal 3x dalam sehari semalam (jika
memungkinkan dipakai rentang waktu setiap 8 jam. Misalkan pagi pukul
06.00, siang pukul 14.00, dan malam pukul, 22.00.
Bersamaan dengan itu bisa dilakukan peneropongan telur kalau sudah
memungkinkan karena ketelitian seseorang berbeda-beda. Telur yang
berembrio ditandakan dengan bintik hitam seperti mata yang ikut
bergoyang ketika telur digerakkan dan disekitarnya ada serabut-serabut
kecil. Kalau telur tidak menandakan tersebut menandakan tersebut
dikeluarkan saja dan masih layak untuk dikonsumsi. Peneropongan telur
dilakukan ditempat yang gelap agar bayangan telur nampak lebih jelas.
Kontrol suhu (38o) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air
pada bak tersebut berkurang.
Hari ke-4
Pembalikkan telur harian sesuai jadwal hari ke-3
Lubang ventilasi mulai dibuka ¼ bagian.
Kontrol suhu (38o).
Hari ke-5
Pembalikkan telur harian
Ventilasi dibuka ½ bagian
Kontrol suhu (38o).
Hari ke-6
Pembalikkan telur harian
Ventilasi dibuka ¾ bagian
Kontrol suhu (38o).
Hari ke-7
Pembalikkan telur harian
Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui perkembangan embrio
(hidup atau mati). Embrio mati ditandakan dengan bercak darah atau
lapisan darah pada satu sisi kerabang telur sedang embrio yang
berkembang serabut yang menyerupai sarang laba-laba semakin jelas
Ventilasi dibuka seluruhnya
D. Pull Chick
Pull chick merupakan proses mengeluarkan anak ayam yang telah
menetas yang merupakan tahap akhir dari proses penetasan. Pemanenan DOC
dilakukan setelah 21 hari masa pemeraman atau selama ±504 jam. Dalam
pelaksanaan proses pull chick harus cepat dan tepat yaitu ditandai dengan
bulunya sudah kering merata dan dapat berdiri tegak hal ini agar DOC
terhindar dari cacat. Anak ayam yang telah menetas di dalam mesin hatcher
segera dilakukan pembongkaran dan dikeluarkan dari mesin tetas, dengan ciri
bulunya sudah kering 95%, kemudian dipindahkan dari mesin hatcher ke
ruang pull chick. Suhu pada ruangan pull chick berkisar 75° F atau setara
dengan (23,9°C), bertujuan untuk meminimalisir cekaman panas pada DOC.
Pelaksanaan pull chick dilakukan jika DOC telah siap untuk dikeluarkan dari
mesin hatcher dengan ditandai bulu leher yang masih basah sekitar 5%, pusar
tertutup dengan baik, kaki berwarna kuning mengkilap dan tidak kering, dan
cangkang telur terlihat kering renyah (Rifai, 2012). Tatalaksana penanganan
pasca menetas sangat berpengaruh terhadap kualitas DOC. Penanganan setelah
menetas kegiatan yang akan dilakukan yaitu pengeluaran anak ayam dari
mesin tetas, persiapan pull chick, kemudian dilanjutkan grading dan seleksi,
DOC cacat atau culling, dan yang terakhir proses vaksinasi, dan
packaging/pengepakan (Maulidya, Ismoyowati, dan Ibnu, 2013). Proses pull
chick diawali dengan membongkar rak DOC kemudian dibawa menuju meja
grading untuk dilakukan seleksi dengan berdasarkan kriteria DOC normal
pada umumnya yaitu bobot 37 gram, bulu cerah, lincah, mata bersinar, dan
aktif (Prayogo, 2021).
E. Fertilitas
Fertilitas diartikan sebagai persentase telur-telur yang memperlihatkan
adanya perkembangan embrio dari sejumlah telur ditetaskan tanpa
memperhatikan telur tersebut menetas atau tidak (Sinabutar, 2009). Daya tetas
adalah persentase jumlah telur yang menetas dari jumlah telur yang fertil.
Materi
Alat. Alat-alat yang digunakan adalah
Bahan. Bahan-bahan yang digunakan adalah telur jenis ayam kampung
sebanyak 30 butir
Metode
Persiapan mesin tetas.
Fumigasi mesin tetas telah dilakukan satu hari sebelum mesin tetas dipakai
meskipun mesin tersebut baru beli
Hubungkan mesin tetas dengan catu daya listrik dan tunggu sampai suhu
mencapai kesetabilan pada suhu 37-38 oC. Pemanasan mesin tetas
dilakukan minimal 24 jam sebelum telur dimasukan ke dalam mesin tetas
Cek dengan seksama cara kerja thermostat, pitingan lampu dan yang
lainnya
Sediakan cadangan bola lampu (dop).
Setelah segala sesuatunya telah siap maka saatlah kita masuk ke tahap
proses penetasan telur yang sebenarnya.
Persiapan telur telur tetas.
Memilih atau menyeleksi telur tetas sesuai dengan kriteria telur tetas yang
baik. Tidak terlalu bulat dan tidak terlalu lonjong/runcing
Telur yang kulitnya terlalu kotor perlu di bersihakan, akan tetapi perlu ke
hati-hatian dalam mebesrsihkan kulit telur jangan sampai lapisan kulit
hilang. Gunakaan air hangat dan lap yang halus.
Pisahkan telur retak, kerabang tebal/tipis
Proses penetasan.
Pull Chick.
Pull chick adalah proses pengeluaran dan pengumpulan DOC dari
mesin hatcher ke ruang pull chick. Pulling the hatch adalah proses
pengeluaran dan pengumpulan DOC dari mesin hatcher ke ruangan pull
chick pada hari ke – 21(Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). DOC
sebaiknya segera dikeluarkan dari mesin setelah kondisi bulunya sudah
kering 95%, kemudian dilakukan seleksi DOC bertujuan untuk
mendapatkan anak ayam yang berkualitas baik. Ciri-ciri DOC yang baik
yaitu berat badan kurang dari 32 gram, berperilaku gesit, lincah dan aktif
mencari makan, kotoran tidak menempel pada dubur, posisi didalam
kelompok selalu tersebar, rongga perut elastis, pusar kering tertutup bulu
kapas yang halus, lembut dan mengkilap, mata bulat dan cerah
(Sudarmono, 2003).
Evaluasi penetasan.
Fertilitas adalah persentase telur-telur yang bertunas dari sejumlah telur
yang ditetaskan, dihitung dengan rumus berikut:
Fertilitas = jumlah telur fertil / jumlah telur yang ditetaskan X 100%
Daya tetas adalah persentase telur yang menetas dari telur yang fertile,
dihitung dengan rumus berikut:
Daya tetas = jumlah telur yang menetas/jumlah telur fertil x 100%
Bobot tetas (g) adalah bobot badan anakan (DOC/DOD) setelah menetas
yang ditimbang setelah 95% bulunya kering.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
https://bptusembawa.ditjenpkh.pertanian.go.id/beranda/seleksi-telur-tetas-ayam
LAMPIRAN