Anda di halaman 1dari 27

Pengertian usaha penetasan telur

Salah satu bidang usaha potensial yang


bisa di jalankan dari rumah dengan modal
minim dengan cara memproduksi bibit
unggas dari hasil proses penetasan /
inkubasi telur
Apa itu proses inkubasi telur?
Inkubasi telur ialah proses dimana
dilakukannya pengeraman buatan
dengan bantuan mesin penetas telur
terhadap telur unggas yang telah
memenuhi kriteria atau syarat layak
tetas
Seperti apakah potensi dari bisnis ini?
Usaha penetasan telur telah ada sejak 3000 tahun yang
lalu di Foyum, Mesir dan tercatat sebagai salah satu bisnis
tertua didunia
Sampai saat ini pun ada ribuan orang diseluruh dunia yang
menjalankan bisnis ini bahkan terdapat ratusan
perusahaan besar di bidang ini diantaranya PT. Japfa
Comfeed, PT. Wonokoyo dan masih banyak lagi, yang
menandakan potensi bisnis ini cukup besar
Kenapa potensi usaha penetasan telur ini cukup besar?
Kebutuhan daging dan telur unggas di suatu daerah setiap
tahunnya mengalami kenaikan hal ini disebabkan oleh
meningkatnya populasi manusia di dalamnya.
Kebutuhan daging dan telur unggas yang meningkat tentu
meningkat pula permintaan akan bibit unggas tersebut.
Disinilah peluangnya.
Empat syarat telur layak tetas
1 Fertil ( Dibuahi )
Telur layak tetas harus dihasilkan dari pembuahan
antara pejantan dengan betina atau dengan kata lain
si betina mendapatkan perkawinan dari si pejantan.
Telur fertil ini didalamnya terdapat embrio.
Contoh telur tidak fertil (infertil) :
Telur yang dihasilkan oleh betina tanpa mendapatkan perkawinan pejantan
seperti ayam ras atau bebek petelur.
Empat syarat telur layak tetas
2 Steril ( Bersih )
Sebelum memasuki proses inkubasi maka di
anjurkan telur tersebut dalam keadaan bersih
tanpa ada kotoran yang menempel pada dinding
cangkang
Alasan kenapa telur harus steril :
Untuk mengurangi resiko penyebaran bakteri oleh kotoran yang menempel
pada cangkang ke bagian dalam mesin penetas dan telur lain yang di inkubasi
Empat syarat telur layak tetas
3 Fresh ( Segar )
Telur segar adalah telur yang di simpan tidak terlalu
lama, semakin lama penyimpanan maka kualitas
embrio didalamnya akan semakin menurun. Batas
ideal penyimpanan telur adalah dibawah 7 hari
Alasan lain :
Waktu penyimpanan 7 hari ini bisa digunakan untuk mengumpulkan telur.
Contohnya apabila produksi telur harian 5 butir maka apabila di kumpulkan selama
7 hari akan terkumpul sebanyak 35 butir.
Empat syarat telur layak tetas
4 Cangkang Tanpa Cacat
Tanpa cacat artinya cangkang telur yang hendak di
inkubasi tidak dalam kondisi retak atau berlubang

Alasan :
Telur dalam keadaan retak apabila di inkubasi maka sangat beresiko pecah saat
proses inkubasi di jalankan. Apabila hal ini terjadi maka mesin penetas telur tidak
steril lagi
Persiapan memulai proses penetasan telur
1 Pastikan telur memenuhi semua persyaratan
Telur harus memenuhi minimal 4 syarat atau kriteria
layak tetas seperti penjelasan sebelumnya yakni
fertil, steril, fresh dan cangkang tanpa cacat.
Tujuan :
Untuk mengurangi resiko kegagalan penetasan karena kualitas telur yang buruk
sejak awal.
Persiapan memulai proses penetasan telur
2 Pastikan semua komponen berjalan dengan baik
Setiap komponen mesin penetas telur harus berjalan
dengan baik sebelum memulai proses inkubasi telur.
Mulai dari termostat, penggunaan pemanas,
termometer/higrometer, nampan air hingga rak ayun
Tujuan :
Untuk mengurangi resiko gangguan pada saat proses inkubasi di jalankan seperti
komponen termostat yang error, penggunaan termometer yang tidak cocok dan
sebagainya.
Persiapan memulai proses penetasan telur
3 Pastikan kabel sensor termostat di tempat yang benar
Peletakan kabel sensor yang benar adalah di atas rak
yang terisi telur. Apabila mesin penetas penggunaan
rak susun maka sebaiknya kabel sensor di letakkan
diatas rak paling bawah
Alasannya :
Supaya suhu yang di hasilkan oleh pemanas dan di atur oleh termostat bisa sesuai
dengan yang di butuhkan oleh telur yang di inkubasi.
Persiapan memulai proses penetasan telur
4 Pastikan suhu dan kelembapan sudah ideal
Sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin penetas
maka suhu dan tingkat kelembapan harus sudah
ideal.
Suhu dan kelembapan ideal :
Suhu ideal untuk penetasan telur unggas adalah 37-39 derajat celcius sedangkan
untuk kebutuhan kelembapan telur ayam 50-60% dan kelembapan telur unggas
air (bebek, entok & angsa) adalah 75-85%
Persiapan memulai proses penetasan telur
5 Peletakan telur bisa posisi berdiri atau tidur
Terdapat kelebihan dan kekurangannya masing-
masing pada setiap posisi. Pemilihan posisi
peletakan telur ini tergantung jumlah telur yang di
inkubasi
Keterangan :
Penjelasan dua posisi peletakan telur ini hanya bisa di terapkan pada mesin
penetas telur yang menggunakan kawat jaring sebagai tempat telurnya.
Dua posisi peletakan telur
1 2
Kelebihan : Kelebihan :
Lebih memaksimalkan isi pada rak Posisi ini lebih aman untuk jumlah
penetasan telur yang sedikit
Kekurangan : Kekurangan :
Rak diharuskan dalam kondisi penuh Lebih memakan tempat
Kegiatan rutin saat memulai proses inkubasi
1 Kontrol suhu dan kelembapan setiap harinya
Untuk memastikan bahwa proses inkubasi berjalan dengan baik maka anda perlu
melakukan kontrol rutin terhadap suhu dan tingkat kelembapan pada ruangan
inkubasi.
Pastikan bahwa suhu dan tingkat kelembapan selalu ideal sesuai dengan apa yang
di butuhkan oleh si telur.
Suhu ideal penetasan telur unggas 37-39 derajat celcius dan kelembapan untuk
telur ayam 50-60% sedangkan untuk jenis unggas air 75-85%.
Kegiatan rutin saat memulai proses inkubasi
2 Lakukan proses pengayunan rak minimal 3x sehari
Pengayunan bertujuan untuk merangsang embrio supaya mau bergerak dan
memastikan bahwa embrio tidak lengket ke satu posisi cangkang.
Pengayunan rak minimal 3x dalam sehari dan pada jam yang konsisten, contoh
setiap 8 jam sekali.
Bagi anda yang menggunakan mesin penetas telur tipe Full otomatis digital atau Full
system maka pengayunan rak sudah berjalan secara otomatis.
Kegiatan rutin saat memulai proses inkubasi
3 Lakukan proses candling minimal 3x per periode inkubasi
Candling atau peneropongan telur di lakukan minimal 3x dalam satu periode penetasan yakni pada
setiap fase yang dilalui.
Ketiga fase tersebut adalah fase pembentukan embrio, fase perkembangan embrio dan fase
penetasan.
Telur memiliki 3 kondisi saat candling dilakukan yakni kondisi dimana embrio hidup, kondisi dimana
embrio mati dan kondisi dimana tidak ada embrio.
Candling bertujuan untuk memastikan bahwa telur yang di inkubasi adalah telur yang memiliki embrio
hidup.
Penjelasan terkait proses candling
1 Cara candling Candling di lakukan dengan cara memberikan
penerangan pada sebuah telur untuk melihat kondisi
didalam telur tersebut.
Penerangan bisa menggunakan senter HP atau senter
mini.
Penerangan sebaiknya dilakukan di ruangan yang gelap
untuk memudahkan kita dalam melihat kondisi didalam
telur tersebut
Penjelasan terkait proses candling
2 Tiga kondisi telur
Pertama: Embrio hidup
Ciri-ciri: terdapat bintik hitam di bagian tengah
kuning telur yang mana itu adalah embrionya,
di sekeliling embrio terdapat pembuluh darah.
Semakin lama proses inkubasi maka ukuran
embrio akan semakin besar
Penjelasan terkait proses candling
Kedua: Embrio mati
Ciri-ciri: terdapat bintik hitam di bagian tengah
kuning telur yang mana itu adalah embrionya,
tapi di sekeliling embrio tidak ada pembuluh
darah.
Terkadang juga hanya ada satu garis
lingkarang merah di sekeliling embrio.
Penjelasan terkait proses candling
Ketiga: Tidak ada embrio
Ciri-ciri: Bagian dalam telur kosong dan hanya
bening tanpa ada embrio.
Telur yang kosong ini adalah telur yang infertil
atau bukan di hasilkan dari pembuahan sperma
pejantan
Penjelasan terkait proses candling
3 Tiga fase inkubasi
Fase Pembentukan Embrio Fase Perkembangan Embrio Fase Penetasan
Dimulai pada hari ke 0-3 masa Dimulai pada hari ke 4 - 4 hari Terjadi pada 3 hari akhir
inkubasi telur. akhir proses inkubasi. proses inkubasi. Contoh
untuk penggunaan telur ayam
Candling dilakukan pada hari Candling dilakukan pada hari maka fase ini dimulai pada
ke 4 proses inkubasi. ke 14 proses inkubasi. hari ke 19-21
Candling dilakukan pada hari
ke 19/20
Kegiatan rutin saat memulai proses inkubasi
4 Buat Pencatatan Data
Catatan ini berfungsi untuk memudahkan kita dalam mengevaluasi hasil yang kita dapatkan
dalam setiap proses inkubasi.
Tujuan lain adalah apabila terjadi kegagalan maka kita tau permasalahannya dimana dan bisa
cari solusinya.
Pencatatan data meliputi: jumlah telur yang di inkubasi, jumlah embrio hidup/mati/infertil
pada setiap fase inkubasi, penggunaan suhu & tingkat kelembapan hingga pencatatan
terhadap setiap masalah yang di alami.
Kegiatan rutin saat memulai proses inkubasi
5 Evaluasi Hasil
Evaluasi ini di dasarkan dari hasil pencatatan yang sudah dilakukan sejak awal.
Tujuan evaluasi tentu untuk mengetahui setiap permasalahan yang di alami
sebelumnya dan mencari solusinya, selain itu evaluasi bertujuan supaya kita bisa
menghindari kesalahan yang sama pada periode selanjutnya.
Lakukan evaluasi dengan sangat detail untuk mengurangi kegagalan dan
meningkatkan keberhasilan di peride selanjutnya.
Kegiatan rutin saat memulai proses inkubasi
5 Lakukan sterilisasi pada rak dan ruangan penetasan sebelum
memulai kembali
Bersihkan rak bekas penetasan dengan melepas & mencuci kawat jaring hingga
bersih.
Anda juga bisa melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan desinfektan ke dalam
ruang penetasan untuk menghindari adanya bakteri yang tertinggal dari bekas
cangkang telur yang menetas.
Kegiatan rutin saat memulai proses inkubasi

6
Bekerjalah dengan enjoy supaya anda bisa menikmati proses
yang di jalani.
Selesai

Anda mungkin juga menyukai