Pemeliharaan unggas secara intensif memerlukan bibit dalam jumlah yang relatif
banyak, sehingga penetasan dengan mesin semakin diperlukan. Penetasan telur
unggas (ayam, itik, puyuh, entog) dengan mesin pada prinsipnya menyediakan
lingkungan yang sesuai untuk perkembangan embrio (calon anak). Keunggulan
mesin tetas antara lain penetasan dapat dilakukan dalam jumlah banyak sekaligus,
dan pada ayam buras, induk masih terus berproduksi karena tidak terganggu
dengan aktivitas mengeram.
Berbeda dengan penetasan telur secara alamiah yakni dengan pengeraman induk,
pada penetasan telur dengan mesin (induk buatan) membutuhkan campur tangan
manusia yang sangat besar. Sumber pemanas mesin tetas didapat dari lampu
minyak tanah atau listrik maupun kombinasi keduanya. Dalam hal ini lampu minyak
tanah hanya sebagai cadangan apabila listrik padam.
Lubang teropong
Potongan triplek
Bohlam
Potongan papan
Plug
4. Telur yang fertil mempunyai sifat yang gelap pada yolk dengan beberapa
pembuluh darah yang terpancar dari spot tersebut, lebih besar spot, lebih
nyata embrio didalamnya. Apabila spot muncul tanpa disertai pembuluh darah
dan disertai cincin darah yang mengelilinginya, kemungkinan sel kecambah
itu mati. Berikut contoh telur yang hidup, kosong dan mati,
19 Desb / 1 101
20 Desb / 2 101
21 Desb / 3 101
22 Desb / 4
23 Desb / 5
Dst
Mati (butir)
Tanggal Jumlah Hidup Kosong Menetas Daya
menetaskan (butir) (butir) (butir) 7 14 18 24 (ekor) tetas (%)
hr hr hr hr
Daya tetas dihitung dengan cara menghitung persentase jumlah telur yang
menetas dari jumlah telur yang dimasukkan ke dalam mesin tetas atau dari
jumlah telur yang dibuahi (fertil).