Anda di halaman 1dari 14

PELATIHAN EKONOMI TERPADU

BIDANG PETERNAKAN
NINDYA PRAJA

ANALISIS USAHA PETERNAKAN

DOSEN PENGAMPU
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP.
Taemi Fahmi, S.Pt.

Pelaksanaan Pelatihan : 3 April 2020

Institut Pemerintahan Dalam Negeri


Kementerian Dalam Negeri
Pendahuluan
• Usaha peternakan memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan.
• Permintaan terhadap produk-produk asal ternak seperti susu, telur, dan daging
terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta kesadaran
penduduk terhadap pentingnya pemenuhan kebutuhan protein hewani.
• Usaha peternakan yang dilaksanakan tentunya harus memiliki tujuan untuk
mendapatkan keuntungan atau pendapatan yang maksimal.
• Perencanaan usaha yang baik akan membantu para pelaku usaha dalam membuat
keputusan penting dalam pelaksanaan usahanya.
• Salah satu bagian dalam perencanaan usaha adalah pelaksanaan analisis kelayakan
usaha atau analisis usaha.
• Analisis kelayakan usaha atau analisis usaha disebut juga sebagai feasibility study.
Kegiatan analisis usaha dilakukan untuk menilai atau mengetahui sampai
sejauhmana manfaat yang dapat diperoleh dalam pelaksanaan suatu kegiatan
usaha.
• Hasil dari analisis usaha ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
pelaksanaan atau pendirian suatu usaha.
Tujuan Pelaksanaan Analisis Usaha
Tujuan Utama
• Mengetahui tingkat keuntungan terhadap alternatif usaha yang akan dilaksanakan.
• Mengadakan penilaian terhadap alternatif usaha yang akan dilaksanakan.
• Menentukan prioritas investasi, sehingga investasi menjadi lebih efisien dan dapat
mengindari jenis investasi yang menjadi sumber pemborosan anggaran.

Tujuan Lainnya
• Menghindari risiko kerugian
• Memudahkan perencanaan
• Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
• Memudahkan pengawasan
• Memudahkan pengendalian
Aspek-Aspek Yang Perlu Diperhatikan Dalam Analisis Usaha
• Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis dan teknologi dalam pelaksanaan usaha perlu mendapat perhatian utama
karena dengan melakukan analisis pada aspek ini dapat menggambarkan apakah
usaha tersebut dapat dijalankan atau tidak serta dukungan teknologi yang diperlukan
sudah tersedia atau belum. Faktor-faktor yang berkaitan dengan aspek teknis dan
teknologi dalam analisis usaha diantaranya: penentuan lokasi usaha, penentuan luas
atau skala usaha, penggunaan alat-alat produksi serta penentuan teknologi pendukung
• Aspek Pasar dan Pemasaran
Menganalisa keadaan dan peluang pasar yang tersedia, rencana pengembangan
pemasaran, menetapkan strategi pemasaran yang tepat, rencana eksekusi rencana
strategi pemasaran yang telah disusun terutama yang berkaitan dengan proses
produksi hasil yang akan dipasarkan sehingga kualitas dan kuantitas produk yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh pasar.
Aspek-Aspek Yang Perlu Diperhatikan Dalam Analisis Usaha
• Aspek Keuangan
Aspek keuangan dalam analisis usaha lebih sering disebut dengan analisis finansial usaha.
Analisis finansial merupakan kegiatan menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan
penggunaan uang dalam aliran pelaksanaan usaha, baik penerimaan, pengeluaran
operasional dan aliran kas perusahaan sehingga dapat diketahui apakah usaha yang
dilaksanakan dapat memberikan keuntungan atau sebaliknya.
Manfaat dari pelaksanaan analisis finansial pada suatu usaha yang akan dijalankan,
antara lain: 1) bagi pelaku usaha: informasi mengenai keuntungan yang diperoleh
serta potensi pengembalian modal, 2) bagi penanam modal: informasi tentang
kelayakan usaha jika usaha tersebut dibiayai, terutama dalam hal pengembalian
modal, 3) informasi dan panduan dalam menjalankan usaha agar berkesesuaian
dengan target dan rencana yang telah direncanakan sebelumnya dan 4) bagi
pemangku kebijakan: informasi mengenai kemampuan usaha, sehingga akan
memudahkan dalam pemberian ijin usaha sesuai dengan kebijakan dan aturan yang
berlaku.
Contoh Analisis Usaha
Analisis Usaha Penggemukan Ternak Sapi Potong

Informasi awal

1. Jenis usaha : Penggemukan ternak sapi potong

2. Produk yang dihasilkan : Sapi potong

3. Pemasaran : Pasar hewan, RPH, konsumen langsung

4. Lokasi usaha : Sentra usaha ternak sapi potong

5. Model pemeliharaan : Intensif

6. Skala pemeliharaan : 10 ekor

7. Bangsa sapi : Bangsa sapi potong

8. Estimasi masa produksi : 6 bulan (1 tahun 2 kali)


Biaya Tetap

Penyusutan (per tahun)

1. Sewa lahan (1.000 m2) : Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000

2. Kandang (20 m2) : Rp. 20.000.000 Rp. 2.000.000

3. Peralatan : Rp. 5.000.000 Rp. 1.000.000

Keterangan :

Penyusutan kandang dihitung selama 10 tahun

Penyusutan peralatan dihitung selama 5 tahun


Biaya Variabel

1. Bakalan sapi 10 ekor x 50.000/kg x 250 kg = Rp. 125.000.000

2. Pakan hijauan 25 kg/ekor/hari (Rp. 150/kg) = 25 x Rp. 150 = Rp. 3.750/ekor/hari

  Rp. 3.750 x 10 ekor x 180 hari = Rp. 6.750.000/10 ekor/6 bulan

3. Pakan konsentrat

  2 kg/ekor/hari (Rp. 3.000/kg) = 2 x Rp. 6.000 = Rp. 12.000/ekor/hari

  Rp. 12.000 x 10 ekor x 180 hari = Rp. 21.600.000/10 ekor/6 bulan

4. Biaya obat-obatan : 10 paket x Rp. 150.000 = Rp. 1.500.000

5. Biaya tenaga kerja : 2 orang x Rp. 1.000.000 x 6 bulan = Rp. 12.000.000

6. Biaya lain-lain : Rp. 500.000 x 6 bulan = Rp. 3.000.000


Total Biaya
1. Biaya tetap : Rp. 4.000.000
2. Biaya Variabel : Rp. 169.850.000
  Total : Rp. 173.850.000
Pendapatan
1. Kenaikan bobot badan sapi 0,8 kg/ekor/hari = 0,8 x 180 hari = 144 kg
  Total bobot sapi setelah penggemukan = 250 + 144 = 394 kg
  Total bobot sapi yang akan dijual = 394 kg x 10 ekor = 3.940 kg
2. Harga jual sapi : Rp. 65.000/kg
3.940 kg x Rp. 65.000 = Rp. 256.100.000
Penerimaan
= Total pendapatan – Total Biaya yang dikeluarkan
= Rp. 256.100.000 – Rp. 173.850.000
= Rp. 82.250.000
Keuntungan yang diperoleh dalam 1 periode penggemukan (6 bulan) adalah Rp.
82.250.000

Break Event Point (BEP)

BEP volume produksi = Total biaya operasional : Harga Produksi

= Rp. 173.850.000 : Rp. 55.000

= 3.161 kg

BEP ini berarti titik balik modal akan tercapai apabila total bobot badan yang dihasilkan
selama masa penggemukan mencapai 3.161 Kg.
BEP Harga Produksi
= Total biaya : Volume produksi
= Rp. 173.850.000 : 3.940 Kg
= Rp. 44.124/Kg
BEP harga produksi berarti titik balik modal akan tercapai apabila sapi hasil penggemukan
dijual pada harga Rp. 44.124/kg bobot hidup.
R/C ratio
= Total pendapatan : Total biaya operasional
= Rp. 256.100.000 : Rp. 173.850.000
= 1,473
Jika nilai R/C lebih dari satu artinya usaha penggemukan 10 ekor sapi berbobot masing
masing 250 Kg dengan PBH 0,8 kg/hari selama 6 bulan cukup layak untuk dilaksanakan.
Return Of Investment (ROI)

= (Keuntungan : Total Biaya Operasional) X 100%

= (Rp.82.250.000 : Rp. 173.850.000) x 100%

= 211,37%

Perhitungan ROI ini dapat diartikan dengan nilai ROI sebesar 211,37% berarti setiap
pengeluaran sebesar Rp. 1 dalam usaha penggemukan sapi potong dengan penambahan
bobot badan 0,8 kg/ekor/hari selama 6 bulan akan diperoleh keuntungan sebesar Rp.
2,113.
Tugas

Lakukan analisis usaha peternakan, untuk jenis usaha ternak lainnya dengan format yang
disesuaikan dengan contoh yang sudah disampaikan.

Tugas dibuat secara individu, dikumpulkan kepada Oplat masing-masing Blok pelatihan
satu minggu sejak pelaksanaan pelatihan

Terima Kasih
TERIMA KASIH

14

Anda mungkin juga menyukai