PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Peningkatan permintaan susu disebabkan juga oleh berkembangnya berbagai ragam industri
pengolahan susu yang memerlukan bahan baku susu. Salah satu industri pengolahan susu
adalah industri pembuatan Karamel susu serta kerupuk susu.
Salah satu daerah yang terkenal akan karamel dan kerupuk susu adalah di Kecamatan
Pangalengan Kabupaten Bandung. Kecamatan ini dikenal juga sebagai sentra produksi sayuran,
dan juga merupakan salah satu lokasi objek wisata.
2. Maksud dan Tujuan
Tujuan penyusunan rencana usaha peternakan sapi perah ini adalah untuk membuat
pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan konsumen
susu segar berupa industri pembuatan Karamel dan Kerupuk Susu, serta konsumen primer susu
segar.
Lokasi Perusahaan
Usaha peternakan sapi perah Berkah Mandiri, terletak di Desa Mekarbakti Kecamatan
Pangalengan Kabupaten Bandung Povinsi Jawa Barat. Lahan yang tersedia untuk
peternakan adalah seluas 150 m2.
Penggunaan Lahan
Luasan lahan yang dimiliki peternakan seluruhnya adalah 100 m 2 dan seluruhnya
digunakan untuk kandang serta sarana dan prasarana peternakan. Total kebutuhan lahan untuk
kandang Berikut adalah rincian penggunaam lahan :
a. Kebutuhan lahan untuk kandang sapi dewasa adalah 3 m 2 per ST (Satuan Ternak) , Luas
lahan yang dibutuhkan untuk 25 ekor sapi dewasa (sapi laktasi dan Kering) adalah : 25
ekor x 3 m2 = 75 m2
b. Kebutuhan lahan untuk kandang sapi Dara adalah setengan dari kebutuhan sapi dewasa
yaitu 1.5 m2 per ekor sapi Dara, maka luas lahan yang dibutuhkan untuk 8 ekor sapi dara
adalah adalah : 8 x 1.5 m2 = 12 m2
c. Kebutuhan lahan untuk kandang Pedet adalah seperempat dari kebutuhan sapi dewasa
yaitu 0.25 m2 per ekor pedet, makaluas lahan untuk 12 ekor pedet adalah : 12 x 0.25 m 2 =
3 m2
Maka total kebutuhan lahan untuk kandang sapi perah sebanyak 45 ekor sapi setara
dengan 32 ST adalah seluas 91 m2. Sementara luas lahan yang akan digunakan untuk sarana
pendukung seperti gudang pakan dan peralatan dialokasikan seluas 20 m 2, selebihnya sekitar
19 m2 akan digunakan untuk pengembangan usaha pada kemudian hari.
Kelayakan Lokasi
Penetapkan lokasi sebagai tempat usaha peternakan telah dilakukan berdasarkan hasil uji
kelayakan terhadap :
a. Faktor Iklim
Zona termonetral suhu nyaman untuk sapi perah berkisar 13 – 18 0C, akan tetapi masih
toleran dilakukan pada suhu udara 27 – 290C, kelembaban udara antara 60 – 70% dan curah
hujan rata- rata diatas 1800 mm pertahun. Sementara kondisi iklim di lokasi usaha peternakan
menunjukan gambaran sebagai berikut :
c. Faktor Teknologi
Teknologi yang akan diterapkan dalam menunjang usaha peternakan adalah penerapan
teknologi pemerahan menggunakan mesin perah portable, penerapan sistem recording(kartu
ternak) bagi masing-masing ternak,serta penggunaan alat untuk kegiatan sanitasi dan
pembersihan, dan pengangkutan pakan.
Perijinan Lokasi
Struktur Organisasi
Permodalan
Pendirian Usaha Peternakan sapi perah menggunakan modal dari pinjaman bank dan
modal sendiri
Struktur Populasi
Struktur populasi merupakan aspek sangat penting untuk diperhatikan karena sangat
menentukan bagi keberlanjutan suatu usaha. Struktur populasi ternak sapi perah yang
direncanakan pada perusahaan adalah sebagai berikut;
Struktur populasi ternak sapi perah pada Perusahaan adalah sebagi berikut :
Usaha peternakan merupakan suatu proses produksi melelui pemanfaatan input produksi
berupa bibit, pakan, dan obat-obatan, serta sarana pendukung (kandang dan tenaga kerja)
untuk memperoleh output produksi berupa produk utama (air susu murni), dan produk ikutan
(anak sapi/pedet jantan), sapi afkir, dan pupuk kandang. Secara terinci sebagai berikut :
1. Input Produksi
a) Pakan ternak :
Konsentrat : 4kg/ST/hari
b) Kebutuhan Kandang : 1 ST = 3 m²
d) Pengobatan : 1 ST = 1 Unit/Tahun
e) Breeding : 1 ST = 2 Unit/Tahun
2. Output Produksi
Produksi Susu
Pengadaan Pakan
Selain pakan berupa mkonsentrat dan hijauan pakan, diberikan pula pakan tambahan lain
berupa ampas tahu sebanyak 3 kg per St. adapun harga per kg ampas tahun adalah Rp. 1500.
Toatal biaya untuk pengadaan ampas tahu adalah 32 ST x 2 x Rp 1500 = Rp.96.000/ hari.
Dengan demikian total biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan pakan ternak setiap hari
adalah Rp 105.600 + Rp.96.000 = Rp.201.600.
Bangunan kandang dibuat dengan tipe kandang individu untuk sapi masa laktasi dan
kandang koloni untuk pedet dimana letak pemberian pakan head to head dengan kandang
lainnya. Atap yang digunakan adalah atap monitor yang disesuaikan dengan klimatologi yang
ada di Indonesia khususnya di Kecamatan Pangalengan.
Proses Produksi
Proses produksi dilakukan dengan cara pemeliharaan ternak sapi perah jenis FH (Fresian
Holdstein) secara intensif dalam kandang individu, dilakukan penangan ternak dengan cara
dimandikan setiap hari pada saat sebelum dilakukan pemerahan, pemerahan dilakukan dua kali,
kemudian diberi pakan berupa hijauan, konsentrat dan ampas tahu.
Produk utama dari usaha ternak sapi perah adalah air susu murni yang selanjutnya
disebut susu. Kapasitas produksi perusahaan adalah sekitar 1500 lt susu murni setiap hari.
Susu murni merupakan bahan makan yang memiliki kandungan nutrisi lengkap dan
sangat berguna bagi manusia, namun bahan makanan ini jika tidak segera ditangani dengan
baik maka akan sangat mudah rusak. Oleh karena itu produk usaha tersebut
akandidistribusikan kepada industri pengolahan. Kelebihan produksi akan segera ditangani
dengan cara di Pasteurisasi dan selanjutnya dijual ke pasaran setempat.
Produk ikutan adalah produk yang diperoleh dari hasil proses produksi selain susu murni
sebagai produk utama. Jenis produk ikutan dari usaha peternakan sapi dapat berupa pedet
jantan, sapi afkir, pakan sisa, dan pupuk kandang yang akan dipasarkan kepada konsumen
yang berada disekitar perusahaan maupun di luar wilalayah lokasi perusahaan.
Produktivitas Ternak
Produktivitas sapi perah adalah jumlah air susu yang dihasilkan oleh ternak dalam satu
kurun masa laktasi (lt/ekor/laktas). Produksi susu rata-rata dari sapi yang dipelihara adalah 15
lt/ekor/hari, maka total produksi susu dari 20 ekor sapi laktasi adalah 300liter/hari. Sementara
susu yang dapat dijual ke industri pengolahan Karamel diprediksi hanya 250 liter/hari sehingga
ada sisa 50 lt, sebagian digunakan untuk pedet, selebihnya dipasarkan langsung ke konsumen
primer. Susu yang dihasilkan akan dijual dengan harga Rp.5000/liter.
Pemasaran Produk
Hasil utama usaha peternakan sapi perah adalah berupa air susu murni yang akan
dipasarkan dalam bentuk susu segar langsung kepada konsumen, serta memenuhi kebutuhan
industri pengolah caramel dan kerupuk susu di Kecamatan Pangalengan.
Selain susu sebagai usaha utama, Anak sapi merupakan hasil sampingan usaha sangat
penting diperhatikan karena dapat digunakan sebagai replacement stock (bibit pengganti), atau
sumber tamabahan pendapatan perusahaan.
Penetapan Harga
Harga jual produk ditetapkan berdasarkan harga yang berlaku di pasar dengan
mempertimbangkan harga pokok berdasarkan biaya yang digunakan untuk proses
produksi.Harga susu yang di tetapkan pada saat perhitungan ini sebesar Rp 5.000,00 per liter.
Sedangkan produk sampingan berupa Anak Sapi (pedet jantan) baru lahir dipatok dengan
harga jual senilai Rp 1.500.000,00 – Rp 2.500.000,00 per ekor. Sisa pakan dihargai Rp 300,00
per kg. Kotoran ternak dihargai Rp 100,00 per kg. Sapi betina dan jantan afkir dihargai
Rp 50.000,- per kg bobot hidup.
RANCANGAN ANALISIS USAHA
Tabel 2.Analisis Nilai Pengeluaran Tetap (Investasi) Usaha Ternak Sapi Perah per tahun
Tabel 3. Analisa Nilai Penerimaan (input) Usaha Ternak Sapi Perah per Tahun.
Tabel 4. Analisis Nilai input-output Usaha Ternak Sapi Perah per tahun