Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN II

MADYA PRAJA DI KABUPATEN SIJUNJUNG

NAGARI AIE ANGEK


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pokok Praja Pada Praktek Lapangan II

Dosen Pembimbing : Drs. Decky Dwi Utomo, M.M

OLEH

GHINA AF RIDHA (28.0666)

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


KAMPUS SUMATERA BARAT
BUKIT TINGGI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktek Lapangan II dengan judul “LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN II
MADYA PRAJA DI KABUPATEN SIJUNJUNG NAGARI AIE ANGEK”.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas pokok praja dalam Praktek
Lapangan II Madya Praja IPDN Kampus Sumatera Barat Tahun Akademik
2018/2019 yang dilaksanakan di Kabupaten Sijunjung.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
1. Bapak Drs. Decky Dwi Utomo, M.M. selaku Pembimbing Teknis
Kecamatan Sijunjung yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam pelaksanaan program dan kegiatan selama praktek lapangan serta
penyusunan laporan ini.
2. Bapak Padli, S.STP, M.Si. selaku Kepala Satuan Latihan Sektor
Kecamatan Sijunjung sebagai pengasuh yang mendampingi dan
mengawasi dalam pelaksanaan praktek lapangan ini.
3. Wali Nagari Aie Angek, Bapak Asrial dan Perangkat Nagari Aie Angek
beserta seluruh jajaran Badan Permusyawaratan Nagari yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan ide dan gagasan
yang membangun untuk laporan ini.
4. Induk semang penulis, keluarga Bapak Khaeruddin yang dengan senang
hati memberikan naungan selama penulis melaksanakan Praktek
Lapangan di Nagari Aie Angek.
5. Orang tua dan segenap keluarga penulis yang telah memberikan
dorongan moril maupun materiil.
6. Anggota kelompok praktek lapangan di Nagari Aie Angek yaitu Ririn
Widya Febrini, Khosyi Mudhoffar, serta Iuddwinanda Kurniawan yang
selalu menemani selama 21 hari pelaksanaan praktek lapangan ini.
Akhir kata, kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, oleh karena itu
apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kekeliruan penulis mengharapkan

2
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk memperbaiki laporan
ini kedepannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana
mestinya.

Sijunjung, 26 April 2019

Ghina Af Ridha

3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 4
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................... 5
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 5
B. PERMASALAHAN ..................................................................................... 6
C. MAKSUD DAN TUJUAN .......................................................................... 7
BAB II : LANDASAN TEORI ............................................................................... 8
A. POTENSI WILAYAH ................................................................................. 8
B. SOSIAL DAN BUDAYA .......................................................................... 11
C. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ..................................................... 12
BAB III : GAMBARAN LOKASI PL .................................................................. 14
A. KONDISI GEOGRAFIS ............................................................................ 14
B. TEMUAN MASALAH .............................................................................. 22
BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN ...................................................... 26
A. ANALISA .................................................................................................. 26
B. PEMBAHASAN ........................................................................................ 27
C. REKOMENDASI....................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai miniatur negara Indonesia, desa menjadi arena politik paling dekat
bagi relasi antara masyarakat dengan pemegang kekuasaan. Di satu sisi, para
perangkat desa menjadi bagian dari birokrasi negara yang mempunyai daftar tugas
kenegaraan, yakni menjalankan birokratisasi di level desa yaitu melaksanakan
program pembangunan, menyelenggarakan pelayanan administratif, serta
memberikan pembinaan dan pemberdayaan bagi masyarakat. Para perangkat desa
selalu dikonstruksi sebagai “pamong desa” yang diharapkan sebagai pelayan,
pelindung, dan pengayom masyarakat.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan “pamong desa” yang berkualitas,
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) hadir sebagai lembaga perguruan
tinggi kepamongprajaan yang mencetak kader aparatur pemerintahan yang terampil
dalam menyelenggarakan pemerintahan baik dari tingkat pusat, daerah maupun
tingkat desa. Melalui pendidikan tri tunggal terpusat yaitu pengajaran, pelatihan,
serta pengasuhan para mahasiswa IPDN (Praja) disiapkan agar memiliki kapasitas
dan kualitas untuk membawa perubahan yang lebih baik dalam penyelenggaraan
pemrintahan di Indonesia.
Praja IPDN menjalani masa pendidikan selama 8 semester yang setiap akhir
semester genap diadakan program praktek lapangan yang merupakan wahana
berlatih bagi praja untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui
metode berinteraksi langsung kepada masyarakat dalam upaya turut serta
menyukseskan penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Kampus IPDN Sumatera Barat sebagai salah satu kampus regional turut
menjalankan program praktek lapangan. Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera
Barat dipilih sebagai tempat praktek lapangan kali ini. Sebanyak 227 praja yang
terdiri dari 26 praja tingkat 3 (Nindya Praja) ditempatkan di OPD Kabupaten
Sijunjung dan 201 praja tingkat 2 (Madya Praja) ditempatkan di 50 nagari di
Kabupaten Sijunjung.

5
Selama 21 hari masa praktek lapangan, para praja yang telah dibagi menjadi
kelompok-kelompok ditugaskan untuk mempelajari penyelenggaraan
pemerintahan dari program-program yang ada di nagari serta dari program-program
yang telah disiapkan oleh lembaga. Pada akhir pelaksanaan praktek lapangan, praja
juga ditugaskan untuk membuat sebuah laporan mengenai permasalahan yang
terdapat di nagari.
Dalam pelaksanaan praktek lapangan ini, kelompok penulis ditempatkan di
Nagari Aie Angek, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung. Oleh karena itu,
penulis menyusun laporan yang berjudul “LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
II MADYA PRAJA DI KABUPATEN SIJUNJUNG NAGARI AIE ANGEK”
untuk membahas lebih lanjut mengenai permasalahan yang ditemui selama
pelaksanaan praktek lapangan ini.
B. PERMASALAHAN
Pada poin permasalahan penulis membagi menjadi tiga poin yaitu :
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :
a. Pengelolaan tata administrasi pemerintahan di Nagari Aie Angek.
b. Pelaksanaan pembangunan di Nagari Aie Angek.
c. Pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan di Nagari Aie Angek.
d. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di Nagari Aie Angek.
e. Kehidupan sosial dan budaya di Nagari Aie Angek.
f. Pola ekonomi di Nagari Aie Angek.
g. Gambaran sarana dan prasarana di Nagari Aie Angek.
h. Kualitas aparatur pemerintah nagari di Nagari Aie Angek.
i. Potensi wilayah di Nagari Aie Angek.
j. Tingkat kesejahteraan masyarakat di Nagari Aie Angek.

6
2. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah, penulis memberikan batasan
permasalahan pada potensi wilayah yang berhubungan dengan
kehidupan sosial dan budaya dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Nagari Aie Angek.
3. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah pada laporan
ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah gambaran potensi wilayah di Nagari Aie Angek?
b. Bagaimanakah kehidupan sosial dan budaya di Nagari Aie Angek?
c. Apa sajakah yang dapat menjadi faktor pendorong tingkat
kesejahteraan masyarakat di Nagari Aie Angek?
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dalam penyusunan laporan ini yaitu :
a. Untuk mengetahui gambaran potensi wilayah di Nagari Aie Angek.
b. Untuk mengetahui kehidupan sosial dan budaya di Nagari Aie Angek.
c. Untuk mengetahui faktor pendorong tingkat kesejahteraan masyarakat di
Nagari Aie Angek.

7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. POTENSI WILAYAH
1. DEFINISI POTENSI WILAYAH
Potensi ialah segala sesuatu hal yang dapat dijadikan sebagai bahan
atau sumber yang akan dikelola baik melalui usaha yang dilakukan manusia
maupun yang dilakukan melalui tenaga mesin dimana dalam pengerjaannya
potensi dapat juga diartikan sebagai sumber daya yang ada disekitar kita.
(Kartasapoetra, 1987 : 56). Potensi tersebut bisa berupa segala sumber daya
alam yang terdapat di muka bumi ini, baik yang dapat diperbarui maupun
yang tidak dapat diperbarui.
Potensi secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
mempunyai arti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan, kekuatan, kesanggupan, daya dan wilayah dalam hal ini
bermakna lingkungan daerah (provinsi, kabupaten, kecamatan). Untuk
keperluan ini bisa dipilih wilayah tertentu, misalnya meliputi potensi
wilayah desa. Jadi, potensi desa mengandung arti kemampuan yang dimiliki
desa yang memungkinkan untuk dikembangkan, kemampuan yang dimiliki
suatu lingkungan tertentu misalnya desa yang mungkin untuk
dikembangkan tetap selamanya menjadi “potensi” bila tidak diolah, atau
didayagunakan menjadi suatu “realita” berwujud kemanfaatan kepada
masyarakat. Karena itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya tertentu
untuk membuatnya bermanfaat kepada masyarakat.
Potensi desa sendiri terbagi menjadi 2 yakni potensi fisik dan potensi
nonfisik.
a. POTENSI FISIK
Sumber daya yang termasuk potensi fisik yakni :
 Tanah, merupakan faktor yang penting bagi penghidupan dari warga
desa.
 Air, digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari hari.

8
 Manusia, dalam hal ini diartikan sebagai tenaga kerja.
 Cuaca serta iklim, memiliki peran penting bagi warga desa.
 Ternak, memiliki fungsi sebagai sumber tenaga hewan.
b. POTENSI NONFISIK
Sumber daya yang termasuk potensi nonfisik yakni :
 Masyarakat desa yang hidup secara bergotong royong menjadi
kekuatan produksi serta pembangunan desa.
 Aparatur desa atau pamong desa yang bekerja secara maksimal menjadi
sumber ketertiban serta kelancaran pemerintahan desa.
 Lembaga sosial desa menjadi pendorong partisipasi warga desa dalam
kegiatan pembangunan desa secara aktif.
2. CARA PENGELOLAAN POTENSI WILAYAH
Pengelolaan yang baik merupakan pondasi bagi pengembangan setiap
organisasi, baik organisasi pemerintah, perusahaan, serikat pekerja dan
organisasi lainnya. Dengan pengelolaan yang baik, hal ini mengindikasikan
bahwa organisasi telah memenuhi persyaratan dan memiliki perangkat
minimal untuk memastikan kredibilitas, integritas dan otoritas sebuah
institusi dalam membangun aturan, membuat keputusan serta
mengembangkan program dan kebijakan yang merefleksikan pandangan
dan kebutuhan anggota. Utamanya, melalui pengelolaan yang baik,
organisasi memelihara kepercayaan anggota meningkatkan reputasi, serta
memengaruhi anggota-anggotanya melalui interaksi yang dibangunnya.
Kegagalan diterapkannya pengelolaan yang baik dalam oganisasi
pengusaha, tidak hanya menghancurkan reputasi, serta mengurangi
efektivitas organisasi, akan tetapi juga berdampak negatif terhadap reputasi
mereka yang diwakilinya. Pengelolaan yang baik merupakan elemen
penting untuk memastikan organisasi bekerja sesuai dengan kepentingan
anggotanya.
Menurut George R. Terry (2006 : 342) menejelaskan bahwa pengelolaan
yang baik meliputi :

9
 Perencanaan (Planning) adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha
menghubungkan fakta satu dengan lainnya, kemudian membuat
perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan
untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk
mencapai hasil yang dikenhendaki.
 Pengorganisasian (Organizing) diartikan sebagai kegiatan
mengaplikasikan seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan antara
kelompok kerja dan menetapkan wewenang tertentu serta tanggung
jawab sehingga terwujud kesatuan usaha dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.
 Penggerakan (Actuating) adalah menempatkan semua anggota daripada
kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.
 Pengawasan (Controlling) diartikan sebagai proses penentuan yang
dicapai, pengukuran dan koreksi terhadap aktivitas pelaksanaan dan
bilamana perlu mengambil tindakan korektif terhadap aktivitas
pelaksanaan dapat berjalan menurut rencana.
3. DASAR HUKUM PENGELOLAAN POTENSI WILAYAH
Sebagaimana telah diatur dalam Pasal 18A UUD 1945 yang berbunyi
(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dengan pemerintah
provinsi, kabupaten dan kota atau antara pemerintah provinsi dan kabupaten
dan kota diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan
dan keragaman daerah. (2) Hubungan keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah
pusat dan pemerintah pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil
dan selaras berdasarkan undang-undang.
Dalam hal kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan potensi
daerah haruslah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dalam pasal 9 yang berbunyi Urusan
pemerintahan ada 3 (tiga) macam yaitu urusan pemerintah absolut, urusan
pemerintah pilihan dan urusan pemerintah umum, kemudian dalam Pasal

10
278 ayat (1) Penyelenggara Pemerintah Daerah melibatkan peran serta
masyarakat dan sektor swasta salam pembangunan Daerah ayat (2) Untuk
mendorong peran serta masyarakat dan sektor swasta sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), penyelenggara Pemerintahan Daerah dapat
memberikan insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau
investor yang diatur dalam Perda dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
B. SOSIAL DAN BUDAYA
Perubahan sosial secara sederhana dapat diartikan sebagai proses dimana
dalam suatu sistem sosial terdapat perbedaan-perbedaan yang dapat diukur yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu. Menurut pendapat beberapa ahli:
1. Menurut Selo Soemardjan, perubahan-perubahan pada lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memenuhi sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku
diantara kelompok-kelompok di dalam masyarakat. Tekanan pada definisi
tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan
pokok manusia, yang kemudian mempengaruhi segi-segi struktur
masyarakat lainnya.
2. Gilin dan gilin, mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-
perubahan kondisi geografis, kebudayaan, materiil, komposisi penduduk,
ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru
dalam masyarakat.
3. Emile Durkheim, Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor
ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari
kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi
masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
4. Kingsley Davis, Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Dari Pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial-
budaya merupakan perubahan-perubahan yang terjadi di ruang lingkup masyarakat

11
yang dipengaruhi oleh kondisi geografis, norma-norma yang berlaku dan kemajuan
pola pikir masyarakat, tatanan serta fungsi masyarakat.
C. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1. DEFINISI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Konsep kesejahteraan dikembangkan menjadi lebih luas dibandingan
sekedar mengukur aspek pendapatan nominal. Kesejahteraan adalah
standard living, wellbeing, welfare, dan quality of life. Brudeseth (2015)
menyatakan kesejahteraan sebagai kualitas kepuasan hidup yang bertujuan
untuk mengukur posisi anggota masyarakat dalam membangun
keseimbangan hidup mencakup antara lain, (a) kesejahteraan materi, (b)
kesejahteraan bermasyarakat, (c) kesejahteraan emosi, (d) keamanan.
Teori kesejahteraan secara umum dapat diklasifikasi menjadi tiga
macam, yakni classical utilitarian, neoclassical welfare theory dan new
contractarian approach (Albert dan Hahnel, dalam Sugiarto 2007):
 Pendekatan classical utilitarian menekankan bahwa kesenangan atau
kepuasan seseorang dapat diukur dan bertambah. Prinsip bagi individu
adalah meningkatkan sebanyak mungkin tingkat kesejahteraannya,
sedangkan bagi masyarakat peningkatan kesejahteraan kelompoknya
merupakan prinsip yang dipegang dalam kehidupannya.
 Pendekatan neoclassical welfare theory menjelaskan bahwa fungsi
kesejahteraan merupakan fungsi dari semua kepuasan individu.
 Pendekatan new contractarian approach yang mengangkat adanya
kebebasan maksimum dalam hidup individu atau seseorang. Hal yang
paling ditekankan dalam pendekatan new contractarian approach ini
adalah individu akan memaksimalkan kebebasannya untuk mengejar
konsep mereka tentang barang dan jasa tanpa adanya campur tangan.
2. DASAR HUKUM TENTANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah terbit pada 1
November dan diundangkan dalam Lembaran Negara tahun 2017 Nomor
225 pada 2 November 2017 setelah ditandatangani oleh Presiden Jokowi.

12
Dilengkapi dengan Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017
tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah dalam Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 6133. PP 45/2017
diterbitkan dengan pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 354
ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Partisipasi
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dalam
Penjelasan PP No. 45 tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan Masyarakat, perlu dilakukan
berbagai upaya peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Hal ini menjadi materi pokok pengaturan Partisipasi
Masyarakat dalam Peraturan Pemerintah ini sebagaimana diamanatkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

13
BAB III
GAMBARAN LOKASI PL
Dengan ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung
Nomor 22 Tahun 2001, sistem Pemerintahan Desa yang selama ini diselenggarakan
di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung telah menjadi sistem Pemerintahan Nagari Aie
Angek, merupakan salah satu Kenagarian dari sembilan (9) Nagari yang ada di
Kecamatan Sijunjung.

A. KONDISI GEOGRAFIS
Secara Geografis Nagari Aie Angek terletak di sebelah Selatan Kecamatan
Sijunjung yang berada pada 160 M di atas permukaan laut dengan temperatur suhu
pada Nagari Aie Angek berkisar antara 300 C sampai dengan 360 C dengan curah
hujan rata-rata 207.80 MM.
Dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah : Nagari Durian
Utara Gadang
Sebelah : Nagari Timbulun
Selatan
Sebelah : Nagari Sijunjung
Barat
Sebelah : Nagari Paru
Timur

Nagari Aie Angek terbagi menjadi 7 Jorong,


1. Jorong Koto Benek
2. Jorong Silabau
3. Jorong Kapalo Koto
4. Jorong Tanggalo
5. Jorong Padang Doto
6. Jorong Sungai Duo
7. Jorong Kulampi

14
TOPOGRAFI
Wilayah Nagari Aie Angek berupa bentangan alam yang terdiri dari dataran
rendah dengan luas sekitar 654,48 Ha dan perbukitan dengan luas sekitar 5.396,552
Ha. Nagari ini cukup subur, dimana tanaman apa saja dapat tumbuh, baik tanaman
padi, perkebunan, hutan serta perut buminya yang mengandung barang tambang
seperti batu bara,dan Parawisata. Keberadaan Air Batang Pulasan Dan Batang
Kulampi yang secara terus menerus mengalir membuat lahan di nagari ini cukup
sesuai untuk jenis tanaman padi sawah dengan metode penyaluran air dari sungai
ke sawah mempergunakan teknologi sederhana yaitu kincir air dan sebagian sudah
memakai Irigasi untuk memenuhi kebutuhan air persawahan.

HIDROLOGI
Air merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maupun dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Nagari Aie Angek memiliki beberapa sumber air permukaan seperti air
sungai dan air tanah. Potensi sumber air utama berasal dari Sungai Batang Pulasan
dengan kedalaman rata-rata 1-5 meter, lebar rata-rata 12 meter. Sungai ini berasal
dari Air Pegunungan di Nagari Solok Ambah. Potensi aliran sungai ini terdistribusi
secara merata sehingga menjamin tingkat kesuburan tanah khususnya dalam
penyediaan air sehingga usaha pertanian secara umum dapat dilakukan di seluruh
nagari. Penyediaan air juga ditunjang oleh curah hujan yang secara alamiah
tertampung dalam sistem aliran sungai, baik yang masuk ke air permukaan atau
yang masuk ke dalam tanah dan diteruskan ke sungai atau mata air.

KESESUAIN LAHAN
Kesesuain Lahan di Nagari Aie Angek karena daerah tropisnya strategis dan
pegunungan serta air yang cukup sangat cocok untuk tanaman padi, karet, palawija
dan perikanan darat, disamping itu bisa juga untuk peternakan seperti beternak sapi,
kerbau, kambing dan lain-lain.

15
Wilayah Nagari Aie Angek memiliki luas 5,462,000 Ha persegi yang
terbagi atas.

NO PENGGUNAAN LUAS PERSENTASE


1. Areal Pemukiman 428.08 10,70 %
2. Areal Persawahan 195.00 4,87 %
3. Areal Bangunan 31.40 0,78 %
4. Areal Wisata / Olah Raga 534.31 13,35 %
5. Areal Perikanan / Daratan 13,95 0,34 %
6. Rawa – rawa 2.00 0,04 %
7. Tanah Kritis 16.00 0,39 %
8. Padang Rumput 35.00 0,87 %
9. Ladang 174.56 4,36 %
10. Hutan 2.571.40 64,25 %
11. Perkebunan 1.460.00 16.16 %
JUMLAH 5.462.000 100 %

POLA PENGGUNAAN LAHAN


Selama ini penggunaan lahan yang di manfaatkan oleh masyarakat Nagari
Aie Angek ialah bertanam padi 2 kali dalam setahun dan palawija lainnya, juga
tanaman perkebunan seperti karet dan kayu manis. Cara pengolaannya selama ini
masyarakat cuma mengolah secara tradisional saja.

PENDUDUK
Jumlah penduduk Nagari Aie Angek
Penduduk Laki-laki : 1.833 Jiwa
Penduduk Perempuan : 1.937 Jiwa
Jumlah Penduduk : 3.770 Jiwa
Jumlah KK : 949 KK

1. PENDIDIKAN
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK)
Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh
keberhasilan program pendidikan yang dilaksanakan oleh suatu daerah. Oleh
karena itu program pemerintah memprioritaskan pendidikan merupakan
program yang sangat penting dan utama dalam peningkatan kualitas sumber

16
daya manusia. Program utama dalam bidang pendidikan adalah pelaksanaan
program Pendidikan 0-9 Tahun. Yang dimulai dari anak Usia Dini sampai
dengan SMP. Kondisi saat ini yang menjadi permasalahan di Nagari Aie Angek
di samping masyarakat yang kurang menyadari pentingnya pendidikan, juga
belum adanya sarana dan prasarana yang memadai serta kurangnya Motivasi
Orang tua dalam Mendidik Anaknya sehingga hal ini perlu menjadi Program
bagi Instansi terkait.
Dilihat dari tingkat pendidikan yang dilesaikan penduduk Nagari Aie Angek
diantaranya adalah :
No. Uraian Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Tidak Tamat SD/ Belum Sekolah 2.027
2 Tamatan Sekolah Dasar 1.052
3 Tamatan SLTP 416
4 Tamatan SLTA 153
5 Perguruan Tinggi 26
JUMLAH TOTAL 3.725

2. OLAH RAGA
Kegiatan Olah Raga di Nagari Aie Angek seperti sepak bola perlu adanya
peningkatan lapangan Bola Kaki sebab selama ini lapangan bola kaki di Nagari
Aie Angek belum ada yang memadai dan juga perlu untuk pendidikan atau
pelatih bagi bola kaki tersebut. Maka diharapkan kepada instansi terkait untuk
dapat memahami kegiatan tersebut.
3. UMUR DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Jumlah Penduduk berdasarkan umur serta Kesejahteraan Sosial Penduduk
Nagari Aie Angek dapat dilihat dari tabel berikut :
No Kelompok Umur Jumlah
1 0-4 Tahun 488
2 5-6 Tahun 209
3 7-12 Tahun 332
4 13-15 Tahun 257

17
5 16-18 Tahun 212
6 19-56 Tahun 1.697
7 57-59 Tahun 404
8 > 60 Tahun 126
Jumlah 3.725

4. AGAMA
Sedangkan kegiatan keagamaan di Nagari Aie Angek diadakan beberapa
kegiatan di setiap Mushalla / surau, Wirid secara Nagari di adakan di Surau dan
di Mesjid yang ada di Nagari Aie Angek, pada minggu pertama setiap bulannya
dipimpin langsung oleh Ketua KAN dan Wali Nagari kegiatan wirid, Pengajian
tua setiap minggunya di masing-masing Surau / Mushalla. Kegiatan rutin
Keagamaan setiap harinya yaitu Pendidikan TPQ/TPSQ yang berada disetiap
Surau sebanyak 17 buah TPQ/TPSQ yang tersebar di Jorong-jorong dalam
Nagari Aie Angek.
5. PEKERJAAN
Pekerjaan sebagian besar penduduk Nagari Aie Angek adalah Petani
seperti yang terlihat pada tabel berikut:
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Petani 2.113
2 PNS 12
3 TNI/POLRI 1
4 Pedagang 48
5 Penjahit 15
6 Sopir 21
7 Tukang/Kayu 35
8 Tukang Pangkas Rambut 47
9 Pengrajin 20
10 Bengkel 9
11 Bidan 3
12 Tukang Perabot 6

18
Untuk sarana Transportasi umum yang digunakan oleh masyarakat Aie
Angek pada umumnya kendaraan bermotor.

6. KEMISKINAN
Nagari Aie Angek berjumlah penduduk 3.737 Jiwa dengan jumlah KK 932
KK sebagian besar penduduk Nagari Aie Angek bermata pencaharian sebagai
petani dan tingkat kemiskinan penduduk Nagari Aie Angek berkisar sekitar 50
% dari penduduk yang ada.

SOSIAL DAN BUDAYA


Kehidupan Sosial budaya Nagari Aie Angek sangat dipengaruhi oleh Adat
Budaya Minang Kabau. Dengan Filosofi Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi
Kitabullah. Semangat religius dalam kehidupan masyarakat Nagari Aie Angek
sangat kuat sekali. Dengan didasari pada ajaran Agama Islam, rasa persaudaraan
dan kekeluargaan telah memupuk semangat persatuan dan kesatuan Nagari Aie
Angek dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Hal ini dapat dibuktikan
dengan sikap dan semangat Gotong Royong masyarakat yang tinggi dalam berbagai
kegiatan, baik pada kegiatan keagamaan maupun kegiatan dalam Kenagarian.
Dimana masyarakat Nagari Aie Angek merupakan penganut Agama Islam
100%, berapa kegiatan sampai saat ini masih berlansung dan tetap lestari
keberadaan sebagai berikut :
No KEGIATAN SOSIAL KETERANGAN
1 Berkaul/ Syukuran Setelah Panen
2 Maarak Khatib Ramadhan Setelah Bulan Puasa
3 Wirid Adat Setiap Bulan
4 Wirid Pengajian Setiap Minggu
5 Taksia Setiap Tahun
6 Kegiatan Fardu Kifayah Tiap ada kematian

EKONOMI
Rata-rata mata pencaharian masyarakat Nagari Aie Angek adalah petani.
Sedangkan lahan pertanian yang di garap oleh masyarakat Nagari Aie Angek

19
adalah: persawahan, Palawija, disamping itu juga usaha yang diupayakan masyakat
Aie Angek dalam memenuhi kebutuhan hidupnya melalui sektor perkabunan adalah
Kebun Karet, arda Munggu, dan Kayu Manis. Hanya sebagian kecil Masyarakat
Aie Angek yang bermata pencaharian dalam bidang perikanan, wiraswasta dan
perikanan darat.
Dalam hal perdagangan jumlah masyarakat yang memiliki usaha warung
yang menyediakan kebutuhan hidup harian dan makanan ringan sebayak 32 unit.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam jumlah yang besar Masyarakat Nagari
Aie Angek mendapatkannya dari kegiatan jual beli di pasar Sijunjung. Daftar Mata
Pencaharian masyarakat Nagari Aie Angek adalah sebagai berikut :
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Petani 2.113
2 PNS 12
3 TNI/POLRI 1
4 Pedagang 48
5 Penjahit 15
6 Sopir 21
7 Tukang/Kayu 35
8 Tukang Pangkas Rambut 47
9 Pengrajin 20
10 Bengkel 9
11 Bidan 3
12 Tukang Perabot 6

SARANA DAN PRASARANA


Dibidang sarana dan prasarana perlu adanya peningkatan di bidang
kesehatan dan pendidikan. Sedangkan sarana yang ada sekarang seperti tabel di
bawah ini :
1. SARANA KESEHATAN
No Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah Unit
1 Apotek 0

20
2 Rumah Sakit Umum (RSU) 0
3 Rumah Sakit Bersalin 0
4 Poliklinik 0
5 Posyandu 7
6 Rumah Sakit Khusus 0
7 Puskesmas 0
8 Puskesmas Pembantu (Postu) 1
9 Dokter Praktek 0
10 Polindes 1
11 Puskesri 1

2. SARANA PENDIDIKAN
No Jenis Sarana Pendidikan Jumlah Unit
1 SMP 1
2 SD 3
3 TK 1
4 PAUD 4
5 Paket C 1
6 KF 0

POTENSI NAGARI
Kenagarian Aie Angek memiliki Sumber Daya Alam (SDA) dan potensinya
sangat banyak untuk dikembangkan, adapun sumber potensi tersebut adalah sebagai
berikut :
No Jenis Potensi Keterangan
1 Batu Bara ± 30 Ha
2 Priwisata  Ngalau Lagung
 Kolam Pemandian Aie
Angek
 Air Kuning Bukik Kunik
3 Pertanian ± 369,56 Ha

21
4 Perkebunan ± 1.460 Ha
5 Perikanan Darat ± 13,95 Ha
6 Peternakan  Sapi 250 Ekor
 Kerbau 150 Ekor
 Kambing 75 Ekor

B. TEMUAN MASALAH
Selama ini permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Nagari
Aie Angek adalah Terbatasnya sarana dan prasarana perhubungan dari satu tempat
ketempat pemukiman serta lahan pertanian masyarakat Nagari, untuk itu
peningkatan infrastruktur sangat dibutuhkan dan masih banyaknya lahan yang tidur,
serta tidak bisa digarap karena air yang tidak memadai sedangkan sumber
pembuatan Irigasi memungkinkan, hanya terkendala dengan dana.
Juga banyaknya masyarakat Nagari Aie Angek yang dikategorikan masyarakat
Miskin karena keterbatasan sumber ekonomi maka untuk itu sangat membutuhkan
bantuan berupa peternakan, perkebunan, dan perikanan. Dan juga kebutuhan sosial
budaya yang ada sangat minim agar kehidupannya instansi terkait memperdaya
gunakan potensi dan sumber daya yang ada di Nagari.
ANALISA DAN PERMASALAHAN
1. Rendahnya tingkat pendapatan masyarakat
2. Kurangnya motifasi masyarakat didalam berusaha
3. Masyarakat belum memberdayakan potensi yang ada
STRATEGI PEMBANGUNAN NAGARI
Strategi pembangunan di Nagari Aie Angek selama ini bersifat Musyawarah,
Partisipatif, Gotong Royong dan sebagainya.

VISI
Sesuai dengan letak dan kondisi nagari (Kekauatan, kelemahan, tantangan,
kemauan dan harapan nagari serta potensi ) masyarakat Nagari Aie Angek Masa
Sekarang dan masa depan maka merumuskan Visi Nagari Aie Angek Mewujudkan:

22
“PEMERINTAHAN NAGARI YANG BERSIH, DEMOKRATIF,
INOVATIF, ASPIRATIF DAN TRANSPARAN DEMI KESEJAHTERAAN
DAN KEMAJUAN MASYARAKAT NAGARI”

Dengan dukungan sumber daya alam yang memadai dengan pengelolaan


yang benar dan baik, masyarakat bisa berkarya sesuai dengan kemauan dan
kemampuan sehingga akan dapat mewujudkan taraf hidup perekonomian
meningkat dari tahun ketahun.

MISI
Untuk mewujudkan Visi diatas maka sebagai Instansi Pemerintahan Nagari
harus merumuskan tujuan yang hendak dicapai melalui Misi adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Iman dan Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa


2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan adil dan bijaksana
demi kelancaran masyarakat dan kesejahteraan masyarakat Nagari
3. Melaksanakan pembangunan yang adil dan merata terhadap masyarakat
Jorong dengan melihat tingkat kebutuhan masyarakat atau Jorong
tersebut berdasarkan hasil musyawarah
4. Meningkatkan sumber daya Manusia (SDM) melalui program
pendidikan dari Pendidikan Anak Usia Dini sampai tingkat SLTA untuk
kemajuan Nagari.
5. Meningkatkan dan kemajuan usaha tani karena berkisar 90% Penduduk
Mansyarakat Nagari Aie Angek bermata pencarian sebagai Petani
dengan membudayakan Sumber Daya Alam (SDA) sekitar atau yang ada
di Nagari dan meningkatkan sarana prasarana atau produk unggulan.
6. Mengembangkan atau memajukan tempat-tempat wisatadi Nagari Aie
Angek.
7. Mengusahakan untuk membangun sarana dan prasarana Olag Raga untuk
generasi muda.
8. Menjunjung adat dan istiadat yang ada di Nagari Aie Angek.
9. Meningkatkan sarana dan prasarana dari anak-anak sampai dewasa untuk
meramaikan Surau dan Masjid.

23
BIDANG SOSIAL BUDAYA
Kehidupan sosial budaya Nagari Aie Angek sangat dipengaruhi oleh adat
dan budaya Minang Kabau, dengan pilosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabullah. Arah kebijakan :
1. Peningkatan pelayanan Masyarakat
Untuk kegiatan peningkatan pelayanan Masyarakat, Pemerintah Nagari
telah memulai secara bertahap membangun /merehap seperti merenovasi
Tempat Perkaulan , mengaktifkan kegiatan Kesenian Tradisi, kegiatan ibadah
lainnya.

2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan


Kegiatan Pelayanan Kesehatan secara umum telah tersedia satu Unit
Postu, satu Unit Puskesri dan satu unit Polindes dan kegiatan tambahan
diadakan pos-pos terpadu disetiap Jorong guna pembinaan Balita dan
peningkatan gizi, disamping itu juga diadakan kegiatan Bina Keluarga (BKB)
setiap minggu

3. Peningkatan Proses Belajar Mengajar


Untuk kegiatan peningkatan proses belajar mengajar Pemerintah
Nagari mengusahakan membangun Gedung STK juga telah berjalan proses
belajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Nagari pada Empat lokasi

4. Pembinaan Akhlak Keagamaan dan Adat Istiadat


Untuk pengendalian kenakalan remaja demi kembalinya kepada
Filsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabbullah Pemerintah Nagari
beserta jajarannya telah membuat Wirid Adat di Nagari pada setiap Bulan.

BIDANG EKONOMI
Rata-rata mata pencarian masyarakat Nagari Aie Angek adalah petani
Sedangkan lahan Pertanian yang digarap oleh Masyarakat Nagari Aie Angek adalah
persawahan dan palawija disamping itu juga usaha yang diupayakan masyarakat
Aie Angek dalam memenuhi kebutuhan hidupnya melalui sector perkebunan karet,
arda munggu dan kayu manis. Hanya sebahagian kecil masyarakat Aie Angek yang

24
bermata pencarian dalam bidang perikanan, wiraswasta dan perikanan darat. Arah
kebijakan :
1. Peningkatan pelayanan Masyarakat untuk kegitan peningkatan pelayana
Masyarakat, Pemerintah Nagari telah memulai secara bertahap membangun
Pasar Nagari
2. Di nagari telah digiatkan kegiatan simpan pinjam untuk meningkat kan taraf
hidup masyarakat seperti dana P2KP, GAPOKTAN dan Kredit Mikro Nagari
dan lain-lain.
BIDANG SARANA DAN PRASARANA
Dibidang sarana dan prasarana sudah banyak kebijakan yang diambil oleh
Pemerintahan Kabupaten dan Pemerintahan Nagari seperti Pembangunan Jalan
Nagari, peningkatan Pembangunan Gedung Sekolah TK dan lain – lain.

BIDANG BANTUAN SOSIAL


Dibidang Bantuan Sosial Nagari mengharapkan dukungan dan bantuan
kepada semua pihak demi terwujudnya maksud dan tujuan di Nagari Aie Angek.
Dengan sangat kalah prioritas dilaksanakan di Nagari Aie Angek.

BIDANG PEMERINTAHAN DAN APARATUR NAGARI


Untuk kegiatan peningkatan pelayanan masyarakat Pemerintahan Nagari
telah memulai secarabertahap membangun / renovasi, seperti merenovasi kantor
Wali Nagari, renovasi Gedung Sekolah TK Nagari Aie Angek dan lain-lain
sebagainya. Dan untuk pelayanan di Jorong-jorong Pemerintahan Nagari telah
membangun kantor Jorong di beberapa Jorong.

25
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. ANALISA
Analisis SWOT Potensi Sosial Budaya Wilayah Nagari Aie Angek sebagai Faktor
Pendorong Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nagari Aie Angek
Strengths (S) Weaknesses (W)
Internal 1. Adat Minang masih 1. Masyarakat kurang
kental. memiliki inovasi.
2. Kehidupan sosial 2. Masyarakat agak
Eksternal budaya berlangsung sulit menerima hal
aman dan damai. baru.
Opportunities (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya bantuan 1. Mengefektifkan 1. Mengoptimalkan
dana dari dana untuk dana untuk
pemerintah daerah. pelestarian adat di mendorong
2. Adanya media Nagari Aie Angek. masyarakat berpikir
sosial dan media 2. Menggiatkan kreatif.
publikasi lain. publikasi tentang 2. Mengenalkan media
kehidupan di Nagari sosial kepada
Aie Angek. masyarakat Nagari
Aie Angek.
Threaths (T) Strategi S-T Strategi W-T
1. Terdapat nagari lain 1. Menjadikan adat 1. Mengadakan studi
yang adatnya masih sebagai ciri khas banding ke nagari
kental. dari Nagari Aie lain.
2. Publikasi tentang Angek. 2. Mengenalkan media
nagari masih 2. Menggiatkan publikasi kepada
kurang. publikasi tentang masyarakat Nagari
kehidupan di Nagari Aie Angek.
Aie Angek

26
B. PEMBAHASAN
Potensi sosial budaya wilayah Nagari Aie Angek jika ditinjau dengan
analisis SWOT maka :
1. Strength (S)
a. Adat Minang masih kental.
Kehidupan sosial budaya di Nagari Aie Angek masih sarat akan adat
dan budaya Minang Kabau, sesuai dengan filosofi “Adat basandi Syara’,
Syara” basandi Kitabullah”. Dimana masyarakat Nagari Aie Angek
merupakan penganut Agama Islam 100%, beberapa kegiatan sampai saat
ini masih berlansung dan tetap lestari keberadaannya sebagai berikut :

No KEGIATAN SOSIAL KETERANGAN


1 Berkaul/ Syukuran Setelah Panen
2 Maarak Khatib Ramadhan Setelah Bulan Puasa
3 Wirid Adat Setiap Bulan
4 Wirid Pengajian Setiap Minggu
5 Taksia Setiap Tahun
6 Kegiatan Fardu Kifayah Tiap ada kematian

b. Kehidupan sosial budaya berlangsung aman dan damai.


Semangat religius dalam kehidupan masyarakat Nagari Aie Angek
sangat kuat, dengan didasari pada ajaran Agama Islam, rasa persaudaraan
dan kekeluargaan telah memupuk semangat persatuan dan kesatuan Nagari
Aie Angek dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan sikap dan semangat Gotong Royong masyarakat yang
tinggi dalam berbagai kegiatan, baik pada kegiatan keagamaan maupun
kegiatan dalam kenagarian.
2. Weakness (W)
a. Masyarakat kurang memiliki inovasi.
Selama masa praktek lapangan, penulis dapat menyimpulkan bahwa
masyarakat Nagari Aie Angek adalah pekerja keras, namun yang
disayangan adalah kerja keras tersebut kurang disertai dengan semanga

27
berinovasi, sehingga tipikal mata pencaharian masyarakat Nagari Aie
Angek hanya itu-itu saja.
b. Masyarakat agak sulit menerima hal baru.
Hal ini dapat dilihat dari teknologi dan informasi di Nagari Aie
Angek yang berkembang relatif lambat daripada nagari-nagari lain yang
ada di Kabupaten Sijunjung.
3. Opportunities (O)
a. Adanya bantuan dana dari pemerintah daerah.
Setelah mengkaji pengelolaan keuangan di Nagari Aie Angek,
diketahui bahwa selain dari dana desa, Nagari Aie Angek juga
mendapatkan alokasi dana dari pemerintah provinsi dan juga pemerintah
kabupaten.
b. Adanya media sosial dan media publikasi lain.
Seiring dengan zaman milenial yang mulai merebak, masyarakat
dituntut untuk mengerti akan perkembangan teknologi dan informasi
seperti media sosial dan media publikasi lainnya agar dapat bergaul dan
mengetahui informasi-informasi terkini dengan mudah. Hal tersebut
merupakan suatu kesempatan bagi Nagari Aie Angek untuk
mengembangkan sayapnya agar dapat diekspos oleh banyak orang.
4. Treaths (T)
a. Terdapat nagari lain yang adatnya masih kental.
Tak hanya di Nagari Aie Angek, mayoritas nagari di Provinsi
Sumatera Barat memang masih memegang adat dan budaya Minang
Kabau dengan erat. Ini menjadi suatu tantangan bagi Nagari Aie Angek
untuk bisa menunjukkan kekhususannya dalam bidang adat dan budaya.
b. Publikasi tentang nagari masih kurang.
Sebelum penulis datang ke Nagari Aie Angek, penulis mencoba
untuk merambah internet untuk mengetahui bagaimana kondisi di nagari
tersebut, namun disayangkan, artikel maupun website yang ditampilkan
hanya sedikit sekali yang membahas tentang Nagari Aie Angek. Oleh
karena itu, ini harus segera ditangani demi kemajuan Nagari Aie Angek.

28
C. REKOMENDASI
Dari analisis SWOT di atas, maka dapat diberikan bebrapa rekomendasi
kebijakan bagi Nagari Aie Angek, yaitu :
1. Mengefektifkan dana untuk pelestarian adat di Nagari Aie Angek.
2. Menggiatkan publikasi tentang kehidupan di Nagari Aie Angek.
3. Mengoptimalkan dana untuk mendorong masyarakat berpikir kreatif.
4. Mengenalkan sosial media kepada masyarakat Nagari Aie Angek.
5. Menjadikan adat sebagai ciri khas dari Nagari Aie Angek.
6. Menggiatkan publikasi tentang kehidupan di Nagari Aie Angek
7. Mengadakan studi banding ke nagari lain.
8. Mengenalkan media publikasi kepada masyarakat Nagari Aie Angek.

29
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Hadjon, Philipus M. 1997. Tentang Kewenangan. Yogyakarta : Yuridika.
Mulyo, Bambang Nianto dan Purwadi Suhandini. 2015. Geografi untuk Kelas
XII SMA dan MA. Solo : Global Tiga Serangkai.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2008. Jakarta : Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional.
M. Asfar, dkk. 2001. Implementasi Otonomi Daerah. Surabaya : CPPS bekerja
sama dengan penerbit Pusdeham.
Terry, George R dan Rue, Leslie W. 2005. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta :
Bumi Aksara.
Piliang, Indra J. Dkk, 2003. Otonomi Daerah : Evaluasi dan Proyeksi. Jakarta :
Yayasan Harkat Bangsa.

Peraturan Perundang-undangan :
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat
Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor 22 Tahun 2001
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.

Jurnal/Makalah/Internet :
Sutikno dan Maryunani. 2007. Analisis Daya Saing dan Potensi Daerah, Journal
of Indonesian Applied Economics. Vol.1 No.1.

30

Anda mungkin juga menyukai