Anda di halaman 1dari 8

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil

Pengertian
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian yang menyebabkan yang bersangkutan tidak lagi berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pemberhentian dari jabatan negeri adalah pemberhentian yang menyebabkan yang bersangkutan tidak lagi bekerja pada satuan organisasi Negara, tetapi masih berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Jenis-Jenis Pemberhentian Sebagai Pegawai Negeri Sipil a. Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil menerima hak-hak kepegawaiannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain hak atas pensiun. Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil meliputi : 1) Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri Permintaan berhenti sebagai Pegawai Negeri dapat ditunda untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila ada kepentingan dinas yang mendesak. Permintaan berhenti dapat ditolak apabila Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan masih terikat dalam keharusan bekerja pada Pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2) Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia pensiun Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1969, pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa Pegawai Negeri Sipil yang telah bertahuntahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 adalah 56 tahun. Adapun batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil yang dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku adalah sebagai berikut : 1. 58 tahun bagi PNS yang memangku jabatan : Hakim pada Mahkamah Pelayaran; Hakim pada Pengadilan Tinggi; Hakim pada Pengadilan Negeri; Hakim Agama pada Pengadilan Agama Tingkat Banding;

2.

Hakim Agama pada Pengadilan Agama; Jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden.

60 tahun bagi PNS yang memangku jabatan : Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Anggota Mahkamah Agung; Jaksa Agung; Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara; Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen; Sekretaris Jendral, Inspektur Jendral, Direktur Jendral dan Kepala Badan di Departemen; Eselon I dan Eselon II Dalam Jabatan Strukturil; Dokter yang ditugaskan secara penuh pada Lembaga Kedokteran Negeri sesuai dengan profesinya; Pengawas Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Pengawas Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama; Pengawas Taman Kanak-kanak/Sekolah Dasar dan Pendidikan Agama; Guru Negeri yang ditugaskan secara penuh pada Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama; Penilik Taman Kanak-kanak, Penilik Sekolah Dasar dan Penilik Pendidikan Agama; Penyuluh Pertanian Muda, Madya; Widyaswara Muda, Madya; Pustakawan Muda, Madya Pejabat Diplomat Konsuler I, II, III Sandiman. 3. 62 tahun bagi PNS yang memangku jabatan : Ketua, Wakil Ketua dan Hakim PTUN; Ketua, Wakil Ketua dan Hakim PN; Jaksa. 4. 65 tahun bagi PNS yang memangku jabatan : Ahli Peneliti dan Peneliti yang ditugaskan secara penuh di bidang penelitian; Guru Besar, Lektor Kepala, Lektor yang ditugaskan secara penuh pada perguruan tinggi; Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda MA; Hakim Agung; Ketua, Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara; Ketua, Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan Tinggi; Widyaiswara Utama; Perekayasa Utama;

Pustakawan Utama; Penyuluh Pertanian Utama. 1. 67 tahun bagi Hakim Mahkamah Konstitusi. 2. 70 tahun Guru Besar yang disusulkan dan mendapat persetujuan dari Menteri Diknas 3) Pemberhentian Karena Adanya Penyederhanaan Organisasi Apabila ada penyederhanaan suatu satuan organisasi Negara yang mengakibatkan adanya kelebihan Pegawai Negeri Sipil, maka Pegawai Negeri Sipil yang kelebihan itu disalurkan kepada satuan organisasi lainnya. Kalau penyaluran dimaksud tidak mungkin dilaksanakan, maka Pegawai Negeri Sipil yang kelebihan itu diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil atau dari Jabatan Negeri dengan mendapat hak-hak kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4) Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani Atau Rohani Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan apabila berdasarkan Surat Keterangan Tim Penguji Kesehatan dinyatakan : Tidak dapat bekerja lagi dalam semua Jabatan Negeri karena kesehatannya ; Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau lingkungan kerjanya; Setelah berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali. 5) Pemberhentian Karena Meninggal Dunia Atau Hilang Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia dengan sendirinya dianggap diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil yang hilang dianggap telah meninggal dunia pada akhir bulan ke 12 (dua belas) 6) Pemberhentian Karena Hal-hal Lain Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada pimpinan instansi induknya setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil; Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan diri kepada pimpinan instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, tidak dapat dipekerjakan kembali karena tidak ada lowongan, diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang beraku.

b. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, kehilangan hak-hak kepegawaiannya antara lain hak atas pensiun. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil meliputi : 1) Melanggar Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil, Sumpah/Janji Jabatan Negeri atau Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 2) Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena dengan sengaja melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara setinggi-tingginya 4 (empat) tahun, atau diancam dengan pidana yang lebih berat. 3) Melakukan usaha atau kegiatan yang bertujuan mengubah Pancasila dan atau Undang-Undang Dasar 1945 atau terlibat dalam gerakan atau melakukan kegiatan yang menentang Negara dan atau Pemerintah. 4) Karena meninggalkan tugasnya secara tidak sah terus menerus selama 6 (enam) bulan. Pegawai Negeri Sipil yang meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu 2 (dua) bulan terus-menerus, diberhentikan pembayaran gajinya mulai bulan ketiga. 5) Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik tanpa mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil

Persyaratan
a. Persyaratan administrasi yang harus dilengkapi oleh Pegawai Negeri Sipil yang meminta berhenti (Pensiun Dini): 1. Usia minimal 50 (lima puluh) tahun, masa kerja 20 (dua puluh) tahun; 2. Data Perorangan Calon Pensiun (DPCP); 3. Surat Permintaan Pembayaran Pensiun Pertama (SPPP); 4. Foto copy sah Surat Keputusan Calon Pegawai Negeri Sipil; 5. Foto copy sah Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil; 6. Foto copy sah Surat Keputusan Pangkat terakhir; 7. Foto copy sah Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala terakhir; 8. Foto copy sah Kartu Pegawai; 9. Foto copy sah SK Jabatan terakhir (bagi yang menduduki jabatan); 10. Foto copy sah KSK (legalisir Camat/Lurah); 11. Foto copy sah Surat Nikah (legalisir KUA); 12. Foto copy sah Akte Kelahiran yang bersangkutan (legalisir Kantor Catatan Sipil); 13. Foto copy sah Akta Kelahiran Anak (legalisir Kantor Catatan Sipil); 14. Foto copy Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir; 15. Surat keterangan tidak pernah mendapat hukuman disiplin tingkat ringan maupun berat 16. Kartu istri/kartu suami;

17. Pas foto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 cm = 5 (lima) lembar bagi golongan I/a sampai dengan III/d, 7 (tujuh) lembar bagi golongan IV/a sampai dengan IV/b dan 10 (sepuluh) lembar bagi golongan IV/c keatas. 18. Berkas dibuat rangkap 3 (tiga) lembar. b. Persyaratan administrasi yang harus dilengkapi oleh Pegawai Negeri Sipil yang mencapai Batas Usia Pensiun (BUP): 1) Data Perorangan Calon Pensiun (DPCP); 2) Surat Permintaan Pembayaran Pensiun Pertama (SPPP); 3) Foto copy sah Surat Keputusan Calon Pegawai Negeri Sipil; 4) Foto copy sah Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil; 5) Foto copy sah Surat Keputusan Pangkat terakhir; 6) Foto copy sah Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala terakhir; 7) Foto copy sah Kartu Pegawai; 8) Foto copy sah Surat Keputusan Jabatan terakhir (bagi yang menduduki jabatan); 9) Foto copy sah KSK (legalisir Camat/Lurah); 10) Foto copy sah Surat Nikah (legalisir KUA); 11) Foto copy sah Akte Kelahiran yang bersangkutan (legalisir Kantor Catatan Sipil); 12) Foto copy sah Akta Kelahiran Anak (legalisir Kantor Catatan Sipil); 13) Foto copy sah Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir; 14) Surat keterangan tidak pernah mendapat hukuman disiplin tingkat ringan maupun berat ; 15) Kartu istri/kartu suami; 16) Pas foto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 cm = 5 (lima) lembar bagi golongan !/a sampai dengan III/d, 7 (tujuh) lembar bagi golongan IV/a sampai dengan IV/b dan 10 (sepuluh) lembar bagi golongan IV/c keatas. 17) Berkas dibuat rangkap 3 (tiga) lembar. c. Persyaratan administrasi Pegawai Negeri Sipil meninggal dunia untuk penerbitan surat keputusan pensiun janda/duda: 1) Surat Permintaan Pembayaran Pensiun Pertama (SPPP); 2) Foto copy sah Surat Keputusan Calon Pegawai Negeri Sipil; 3) Foto copy sah Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil; 4) Foto copy sah Surat Keputusan Pangkat terakhir; 5) Foto copy sah Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala terakhir; 6) Foto copy sah Kartu Pegawai; 7) Foto copy sah KSK (legalisir Camat/Lurah); 8) Foto copy sah Surat Nikah (legalisir KUA); 9) Foto copy sah Akte Kelahiran yang bersangkutan (legalisir Kantor Catatan Sipil); 10) Foto copy sah Akta Kelahiran Anak (legalisir Kantor Catatan Sipil); 11) Foto copy sah Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir; 12) Surat Keterangan Kematian dari Kelurahan/Desa; 13) Surat Keterangan Kejandaan/Kedudaan dari Kelurahan/Desa; 14) Kartu istri/kartu suami;

15) Pas foto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 cm = 5 (lima) lembar bagi golongan !/a sampai dengan III/d, 7 (tujuh) lembar bagi golongan IV/a sampai dengan IV/b dan 10 (sepuluh) lembar bagi golongan IV/c keatas. 16) Berkas dibuat rangkap 3 (tiga) lembar. d. Persyaratan administrasi yang harus dilengkapi oleh Pegawai Negeri Sipil yang tidak cakap jasmani/rohani: 1) Data Perorangan Calon Pensiun (DPCP); 2) Surat Permintaan Pembayaran Pensiun Pertama (SPPP); 3) Foto copy sah Surat Keputusan Calon Pegawai Negeri Sipil; 4) Foto copy sah Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil; 5) Foto copy sah Surat Keputusan Pangkat terakhir; 6) Foto copy sah Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala terakhir; 7) Foto copy sah Kartu Pegawai; 8) Foto copy sah Surat Keputusan Jabatan terakhir (bagi yang menduduki jabatan); 9) Foto copy sah KSK (legalisir Camat/Lurah); 10) Foto copy sah Surat Nikah (legalisir KUA); 11) Foto copy sah Akte Kelahiran yang bersangkutan (legalisir Kantor Catatan Sipil); 12) Foto copy sah Akta Kelahiran Anak (legalisir Kantor Catatan Sipil); 13) Foto copy sah Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir; 14) Surat keterangan dari Dokter Tim Penguji Kesehatan yang menyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri ; 15) Kartu istri/kartu suami; 16) Pas foto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 cm = 5 (lima) lembar bagi golongan !/a sampai dengan III/d, 7 (tujuh) lembar bagi golongan IV/a sampai dengan IV/b dan 10 (sepuluh) lembar bagi golongan IV/c keatas. 17) Berkas dibuat rangkap 3 (tiga) lembar.

Prosedur
Prosedur permohonan pensiun adalah : a. Badan Kepegawaian Daerah membuat surat edaran tentang nama-nama PNS yang telah memasuki masa pensiun kepada masing-masing SKPD ; b. Pegawai Negeri Sipil melalui Kepala SKPD yang bersangkutan mengajukan permohonan Pensiun kepada Bupati melalui Badan Kepegawaian Daerah; c. Berkas permohonan pensiun yang telah masuk dari masing-masing SKPD diverifikasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku oleh Badan Kepegawaian Daerah; d. Berkas permohonan pensiun yang telah memenuhi syarat oleh Badan Kepegawaian Daerah diusulkan kepada Kanreg II BKN untuk diproses penerbitan keputusan pensiun untuk golongan/ruang IV/b ke bawah sedangkan golongan/ruang IV/c ke atas kepada BKN Pusat ;

Bagan
Pemohon
1

Kepala SKPD/ Pimpinan Instansi


2

Bupati menetapkan pemberhentian: Atas pemintaan sendiri Tidak cakap jasmani/ rohani Pelanggaran/ indisipliner Meninggalka n tugas Bebas tugas Lain-lain
3

Pengantar 4

Presiden Pensiun Gol. IV/c

Pengantar

BKN Menetapkan Pemberhentian : Batas Usia Pensiun s.d Gol IV/b Pensiun Janda/Duda

Referensi

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri Sipil 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil 4. Peraturan Pemerintah Nomor 37 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai Politik. 5. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor 04/SE/1980 tanggal 11 Pebruari 1980 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil 6. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 02/SE/1987 tanggal 8 Januari 1987 tentang Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil.

Anda mungkin juga menyukai