Anda di halaman 1dari 21

PEMBERHENT

IAN PEGAWAI

Oleh :
Ayu Padilah
Ana Masfuah
Dhea Juliyanti
Diya Mirza
POKOK PEMBAHASAN

A PENGERTIAN HAK-HAK PEGAWAI D


PEMBERHENTIAN

B LANDASAN HUKUM
PEMBERHENTIAN UANG TUNGGU E
PEGAWAI

ALASAN PEMBERHENTIAN PEMBUATAN DOKUMEN


C PEGAWAI PEMBERHENTIAN PEGAWAI F
A. PENGERTIAN PEMBERHENTIAN
PEGAWAI

Pemberhentian atau pemutusan


Pemberhentian, separation, pemisah hubungan kerja adalah
atau pemutus hubungan kerja pegawai, berakhirnya ikatan antara
baik sementara maupun selamanya pegawai lembaga/perusahaan
yang dilakukan suatu secara sepihak ataupun
lembaga/perusahaan atas permintaan berdasarkan kesepakatan
sendiri maupun dari pihak perusahaan. bersama karena alasan tertentu
yang diberikan kepada pegawai,
baik instansi pemerintah maupun
swasta.
B. LANDASAN HUKUM
PEMBERHENTIAN PEGAWAI

Pemberhentian pegawai hendaknya berdasarkan


peraturan dan perundang-undangan yang ada, supaya
,
tidak menimbulkan masalah. Namun, kenyataanya sering
terjadi pemberhentian dengan cara pemecatan karena
konflik . Pemecatan pegawai hendaknya didasarkan pada
peraturan dan perundangan yang berlaku, kerena setiap
pegawai mendapat perlindungan hukum sesuai dengan
statusnya
1. PEMBERHENTIAN PEGAWAI
1. PEMBERHENTIAN PEGAWAI
SWASTA
SWASTA

Menurut UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,


Bab XII, Pasal 151, mengamanatkan agar pengusaha dan
pekerja serta pemerintah harus mengupayakan agar
pemberhentian pegawai tidak terjadi. Apabila upaya telah
dilakukan, tetapi belum terselesaikan, harus ada perundingan
antara perusahaan dan serikat kerja
Dalam Pasal 151 Ayat 3, jika kondisi masih belum juga
menemui solusi, pilihan terakhir adalah melalui penetapan dari
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
2. PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
. (PNS)

PP NO.11 TAHUN 2017 BAB VIII

A. Pasal 38, Paragraf 1 : Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri


1) PNS mengajukan permintaan berhenti, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
2) Permintaan bisa ditunda paling lama 1 tahun, apabila PNS masih diperlukan untuk kepentingan dinas
B. Pasal 239, Paragraf 2 : Pemberhentian Karena Batas Usia Pensiun
1) PNS yang telah mencapai batas pensiun diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
2) Batas usia pensiun :
(a) 58 tahun bagi penjabat administrasi, fungsional (ahli muda, ahli pertama dan keterampilan)
(b) 60 tahun bagi penjabat pimpinan tinggi dan penjabat fungsional madya
(c) 65 tahun bagi PNS penjabat fungsional ahli utama
C. Pasal 240, Paragraf 2 : Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
“Batas usia pensiun PNS jabatan funfsional ditentukan dalam UU, berlaku ketentuan sesuai Batas usia
pensiun yang ditetapkan dalam UU yang bersangkutan.”
D. Pasal 241, Paragraf 3 : Pemberhentian Karena Pimpinan Organisasi atau Kebijakan
Pemerintah
1) Terjadi penyederhanaan organisasi mengakibatkan kelebuhan pegawai
2) PNS 50 tahun masa kerja 10 tahun diberhentikan dengan hormat dan mendapat hak
kepegawaian sesuai peraturan, uang tunggu paling lama 5 tahun, mulai diberikan usia 50 tahun
E. Pasal 242, Paragraf 4 : Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani/Rohani,
diberhentikan tidak hormat
1) Tidak bekerja lagi karena sakit
2) Menderita sakit/ kelainan yang berbahaya bagi diri sendiri dan lingkungan kerja
3) Tidak mampu bekerja kembali setelah berakhirnya cuti sakit
F. Pasal 243-245, Parafraf 5 : Pemberhentian Karena Meninggal Dunia, Tewas, Hilang
diberhentikan dengan hormat
1) Meninggal dunia sedang tidak melaksanakan tugas
2) Meninggal dunia seang menjalani masa uang tunggu
3) Meninggal dunia sedang menjalankan tugas dan kewajiban kedinasan
G. Pasal 247-252, Paragraf 6 : Pemberhentian Karena Melakukan Tindakan Pidana/
Penyelewengan
H. Pasal 253, Paragraf 7 : Pemberhentian Karena Pelanggaran Disiplin
I. Pasal 254, Parafraf 8 : Pemberhentian Karena Mencalonkan diri/dicalonkan Menjadi
Pres/Wakpres, Ketua/Wakil Ketua dan Anggota DPR, DPRD, Gub/Wakgub, Bupati/Wali
kota, Wakil Bupati/Wakil Wali Kota
J. Pasal 255, Paragraf 9 : Pemberhentian Karena Menjadi Anggota/ Pengurus Partai Politik
K. Pasal 256, Paragraf 10 : Pemberhentian Karena Tidak Menjabat Kembali Menjadi
Penjabat
L. Pasal 257-259, Paragraf 11 ; Pemberhentian Karena Hal Lain
M. Pasal 260, Paragraf 12 : Tentang Sistem Informasi Manajemen Pemberhentian dan
Pensiun
C. ALASAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI

1.Penyebab Pemberhentian Pegawai Bukan PNS


a. Keinginan Perusahaan
1. Pegawai tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya dalam masa percobaan
2. Pegawai mangkir terus-menerus
3. Pegawai telah berusia lanjut sehingga tidak mampu melaksanakan pekerjaan
b. Keinginan Pegawai
1. Kesehatan yang kurang baik
2. Ingin melanjutkan pendidikan
3. Suasana dilingkungan kerja tidak kondusif
c. Penyebab lain
seperti pegawai meninggal dunia, dan kontrak kerja berakhir sesuai dengan perjanjian
atau penyebab yang telah disepakati
2. Penyebab Pemberhentian PNS
Pasal 23 UU Pokok-pokok Kepegawaian No. 18 Tahun 1974
1.Telah mencapai batas usian pensiun
2.Tidak cakap jasmani/rohani dalam melaksanakan pekerjaan
3.Adanya gangguan fisik dan mental sehingga tidak mampu melaksanakan pekerjaan
4.Mendapatkan hukuman jabatan dengan adanya keputusan pengadilan
5.Melakukan pelnaggaran, tindak pidana, atau penyelewengan dalam melaksanakan tugas
dengan adanya keputusan pemerintah
6.Adanya perubahan susunan kantor atau jumlah pegawai (penyederhanaan kantor)
7.Pemberhentian atas permintaan sendiri
D. HAK-HAK PEGAWAI
Hak kepegawaian adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum,
berdasarkan peraturan pemerintah atau yang diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan,
sesuatu yang patut atau layak diterima oleh setiap pegawai.
1. Jenis-jenis Hak Kepegawaian
a) Hak pegawai perusahaan dalam undang-undang ketenagakerjaan
(1)Uang pesangon (UP)
Uang pesangon adalah uang yang dibayarkan oleh pemberi kerja kepada pegawai
dengan nama dan dalam bentuk apapun, sehubungan dengan berakhirnya masa kerja
atau terjadi pemutusan hubungan kerja, termasuk uang penghargaan masa kerja dan
uang penggantian hak.
a)Masa kerja <1 tahun = 1 bulan upah
b)Masa kerja 1 tahun/lebih, tetapi kurang dari 2 tahun = 2 bulan upah
c)Masa kerja 2 tahun/lebih, tetapi kurang dari 3 tahun = 3 bulan upah
d)Masa kerja 3 tahun/lebih, tetapi kurang dari 4 tahun = 4 bulan upah
e)Masa kerja 5 tahun/lebih, tetapi kurang dari 6 tahun = 5 bulan upah
f)Masa kerja 6 tahun/lebih, terapi kurang dari 7 tahun = 6 bulan upah
g)Masa kerja 7 tahun/lebih, tetapi kurang dari 8 tahun = 7 bulan upah
h)Masa kerja 8 tahun/lebih = 9 bulan upah
(2) Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK)
Pegawai yang telah bekerja minimal 3 tahun disebuah perusahaan memiliki hak untuk menerima
penghargaan berupa uang apabila terjadi pemutusan hubungan kerja. Perhitungan uang penghargaan masa
kerja yaitu terdapat di pasal 156 Ayat (3), yaitu:
a.Masa kerja 3 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 tahun, 2 bulan upah
b.Masa kerja 6 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 9 tahun, 3 bulan upah
c.Masa kerja 9 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 12 tahun, 4 bulan upah
d.Masa kerja 12 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 15 tahun, 5 bulan upah
e.Masa kerja 15 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 18 tahun, 6 bulan upah
f.Masa kerja 18 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 21 tahun, 7 bulan upah
g.Masa kerja 21 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 24 tahun, 8 bulan upah
h.Masa kerja 24 tahun atau lebih, 10 bulan upah
(3) Uang Pengganti Hak (UPH)
Diatur dalam UU NO. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan, Pasal 156 Ayat (4).
a.Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur
b.Biaya atu ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat pekerja/buruh
diterima bekerja
c.Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% dari uang
pesangon dan/atau uang pengharaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat
d.Hal-hal yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian
kerja bersama.
b) Hak PNS Menurut UU Aparatur Sipil Negara
Berlandasan hukum PP Nomor II Tahun 2017, Bab IX, Pasal 304, PNS yang bekerja berhak
memperoleh jaminan hari tua. Pensiun adalah jaminan hari tua dan penghargaan pegawai negeri yang
telah bertahu-tahun mengabdikan diri kepada Negara atau balas jasa atas pengabdian seorang PNS.
Tujuan jaminan pensiun dan jaminan hari tua adalah :
1) Memberikan jaminan hari tua bagi pegawai negeri pada saat mencapai batas usia pension
2) Memberikan penghargaan tas jasa-jasa pegawai negeri pesrta tabungan dan asuransi pensiun setelah
yang bersangkutan memberikan pengabdian kepada Negara
Manfaat Pensiun :
1)Memberikan rasa aman bagi pegawai yang tidak bekerja lagi
2)Adanya kepastian penghasilan di masa yang akan datang
HAK PENSIUN PNS
Pihak-pihak yang Berhak Atas Pensiun
1. Dana Pensiun
Ketentuannya : 1) PNS
a) PNS yang masih hidup sebesar 75% dari
2) Janda/ duda penerima pensiun
gaji pokok
b) Apabila PNS mengalami keuzuran 3) Yatim/piatu dari penerima pension
jasmani/rohani karena menjalankan
4) Orang tua dari penerima pension
kewajiban jabatan, besar dana pension
75% dari gaji pokok 5) Atas permintaan sendiri (pension dini)
c) Untuk suami/istri yang ditinggal dan
6) Pemberhentian dengan hormat
pensiun 40% x 75% dari gaji pokok
d) Untuk anak yang ditinggal, dana pension
sebesar 25 x 75% dari gaji pokok
e) Jika keduanya meinggal, dana pension Syarat-syarat Memperoleh Hak Pensun
Syarat-syarat Memperoleh Hak Pensun
dibayarkan hingga anak bungsuntya
1)Telah mencapai batas usia pensiun
berusia 21 tahun, jika kuliah 25 tahun 1)Telah mencapai batas usia pensiun
2. Jaminan hari tua 2)Memiliki masa kerja yang cukup untuk
2)Memiliki masa kerja yang cukup untuk
f) Tabungan Perumahan
pensiun
g) Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri pensiun
3. Tunjangan jaminan kesehatan hari tua 3)Telah diberhentikan dengan hormat
3)Telah diberhentikan dengan hormat
E. UANG TUNGGU

Uang tunggu adalah uang tunjangan yang diberikan kepada pegawai negeri yang sudah
tidak lagi menjalankan pekerjaannya, tetapi belum diberhentikan secara resmi. Diberikan
kepada pegawai yang diberhentikan secara hormat dari jabatan negeri.
Karena hal-hal berikut :
1) Adanya penyederhanaan organisasi
2) Menderita sakit/kelainan yang berbahaya bagi diri sendiri dan lingkungan kerja
3) Cuti sakit sudah berakhir, tetapi belum mampu bekerja dan belum memenuhi syarat-syarat
pensiun
4) Setelah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, pegawai tidak dipekerjakan
kembali karena tidak ada lowongan dan belum memenuhi persyaratan pensiun.
Uang tunggu diberikan kepada pegawai negeri sipil yang diberhentikan dengan hormat dari jabatan negeri dengan syarat-
syarat berikut :
a. Uang yang harus dibayarkan sebesar :
1) 100% dari gaji untuk tahun pertama
2) 80% dari gaji untuk tahun selanjutnya
b. Uang tunggu tidak diperbolehkan kurang dari jumalah terendah sesuai peraturan
c. Uang tunggu diberikan sejak PNS diberhentikan dengan hormat dari jabatan negeri
d. Pegawai yang menerima uang wajib lapor kepada Penjabat Pembina Keuanganmelalui penjabat yang berwenang paling
lambat 1 bulan sebelum masa uang tunggu berakhir
e. Senantiasa bersedia diangkat kembali jika ada lowongan penjabat negeri, kemudian dicabut pemberian uang tunggu sejak
menerima penghasilan penuh kembali sebagai PNS
f. PNS penerima uang tunggu yang diangkat kembali dalam jabatan negeri dicabut pemberian uang tunggunya terhitung
sejak menerima penghasilan penuh kembali sebagai PNS
Uang tunggu diberikan mulai bulan berikutnya dihitung dari
bulan PNS diberhentikan dengan hormat dari jabatan negeri.
Penerima uang tunggu masih tetap berstatus sebagai PNS
sehingga kepadanya diberikan:
a. Kenaikan gaji berkala
b. Tunjangan keluarga
c. Tunjangan pangan
d. Tunjangan-tunjangan lain bedasarkan perundang-
undangan yang berlaku, kecuali tunjangan jabatan

MONEY
F. PEMBUATAN DOKUMEN PEMBERHENTIAN PEGAWAI

Rentang waktu menyerahkan dokumen adalah 1 tahun sebelum pensiunan. Jika pegawai
terlambat mengurus pembuatan dokumen penerbitan SK pensiun juga ikut terlambat dan
mengakibatkan keterlambatan pembayaran uang pensiun karena menunggu dokumen pensiun
yang sesuai dengan pembayaran. Berikut daftar dokumen acuan penyusunan prosedur usulan
pemberhentian/pensiun. Permohonan ditunjukan secara berjenjang dari kecamatan, ke suku
dinas, ke BKD dan ke BKN dengan lampiran berikut ;
A. Surat pengantar dari instansi kerja
B. Daftar riwayat pekerjaan SKP 1 sampai terakhir
C. Daftar riwayat hidup
D. Salinan SK Pengangkatan CPNS dan PNS, disahkan penjabat berwenang
E. Salinan sah kenaikan pangkat terakhir, disahkan penjabat berwenang
F. Salinan karis/karsu, disahkan penjabat berwenang
G. Salinan sah taspen, disahkan penjabat berwenang
H. Salinan sah SKP pertama calon pegawai/pegawai bulanan
I. Salinan sah SKP terakhir
J. Salinan sah NIP/Karpeg
K. Salinan sah surat nikah
L. Daftar susunan keluarga yang disahkan lurah
M. Salinan akta anak, disahkan lurah
N. Tujuh lembar pas poto terbaru ukuran 4 x6 cm
O. Surat Permintaan Pembayaran Pensiunan Pertama
P. Surat pernyataan bertempat tinggal setelah pensiun
Q. Surat pernyataan telah menyerahkan barang milik Negara
R. Tiap-tiap dokumen dibuat 2 rangkap
KESIMPULAN
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan, pekerja yang
mengundurkan diri secara suka rela tidak berhak mendapat uang
pesangon dan uang penghargaan masa kerja. Pekerja yang
mengalami pemutusan hubungan kerja berhak mendapat
kompensasi sesuai alasannya masing-masing,

Anda mungkin juga menyukai