Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

BAB I
Daftar Isi................................................................................................................i
Pendahuluan..........................................................................................................ii

BAB II
Pengertian Kesejahteraan Karyawan.....................................................................1
Perbedaan Gaji/Upah dengan Kesejahteraan Karyawan.......................................2
Prinsip Kesejahteraan Karyawan..........................................................................4
Tujuan, Manfaat, dan Indikator Kesejahteraan Karyawan....................................4
Jenis-Jenis Kesejahteraan Karyawan....................................................................6

BAB III
Penutup..................................................................................................................12

1
BAB I
PENDAHULUAN

Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling membutuhkan, karyawan


adalah asset perusahaan karena tanpa adanya sumber daya manusia maka perusahaan
tidak akan bisa berjalan, begitu juga karyawan tidak dapat menunjang kesejahteraan
hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus
implementasi dari disiplin ilmu yang mereka miliki sendiri. Maka karyawan harus
diperhatikan kesejahteraannya jangan hanya dituntut kewajibannya saja dengan
berbagai macam beban pekerjaan, begitu pula dengan karyawan yang jangan hanya
menuntut hak mereka tetapi pekerjaan dan tanggung jawab sebagai karyawan tidak
diselesaikan.
Pentingnya kesejahteraan karyawan adalah untuk mempertahankan karyawan
agar tidak pindah ke perusahaan lain, meningkatkan motivasi dan semangat kerja,
dan meningkatkan sikap loyalitas karyawan terhadap perusahaan. untuk
mempertahankan karyawan ini hendaknya diberikan kesejahteraan/kompensasi
lengkap/fringe benefits. Kesejahteraan yang diberikan sangat berarti dan bermanfaat
untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental karyawan beserta keluarganya. Usaha
yang dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental
karyawan agar semangat kerja meningkat adalah melalui program kesejahteraan
karyawan yang disusun berdassaarkan peraturan legal, berasaskan keadilan dan
kelayakan serta berpedoman kepada kemampuan perusahaan.
Karyawan adalah modal utama bagi setiap perusahaan. sebagai modal,
karyawan perlu dikelola agar tetap produktif. Perusahaan harus bisa mendorong
mereka agar tetap produktif dalam mengerjakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing yaitu dengan memberikan sesuatu yang menimbulkan kepuasan
dalam diri karyawan. sehingga perusahaan dapat membpertahankan karyawan yang
loyalitas dan dedikasi yang tinggi serta memiliki pengalaman dan potensi dalam
bidang pekerjaannya. Karyawan semacam itu merupakan asset utama yang penting
dan salah satu factor penunjang keberhasilan pekerjaan dalam menjalankan
perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kesejahteraan Karyawan


Menurut Malayu S.P. Hasibuan kesejahteraan adalah balas jasa lengkap (materi
dan non materi yang diberikan oleh pihak perusahaan berdasarkan kebijaksanaan.
Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental
karyawan agar produktifitasnya meningkat

Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang tenaga kerja, pasal 1 poin 31


“kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/ keperluan
yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik dalam maupun diluar hubungan kerja,
yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja
dalam lingkungan kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat

Kesejahteraan adalah dapat dipandang sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada
karyawan. Terutama pembayarannya kepada mereka yang sakit, uang bantuan
untuk tabungan karyawan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan dirumah
sakit, dan pensiun.

Pentingnya program kesejahteraan yang diberikan kepada karyawan dalam rangka


meningkatkan disiplin kerja karyawan yang dikemukakan oleh Hasibuan
(2001:182) adalah: “Pemberian kesejahteraan akan menciptakan ketenangan,
semangat kerja, dedikasi, disiplin dan sikap loyal terhadap perusahaan
sehingga labour turnover relative rendah.”

Dengan tingkat kesejahteraan yang cukup, maka mereka akan lebih tenang dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan ketenangan tersebut diharapkan para
karyawan akan lebih berdisiplin.

Menurut I.G. Wursanto (1985:165) menyatakan bahwa : Kesejahteraan social atau


jaminan social bentuk pemberian penghasil baik dalam bentuk materi maupun
dalam bentuk non materi, yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan untuk
selama masa pengabdiannya ataupun setelah berhenti karena pensiun, lanjut usia
dalam usaha memenuhi kebutuhan materi maupun non materi kepada karyawan
dengan tujuan untuk memberikan semangat atau dorongan kerja kepada
karyawan.

Menurut Andre. F. Sikulu menyatakan bahwa : Kesejahteraan karyawan adalah


balas jasa yang diterima oleh pekerja dalam bentuk selain upah atau gaji langsung

2. Perbedaan Gaji/Upah dengan Kesejahteraan Karyawan


Kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai
pengganti jasa yang telah mereka berikan. Tujuan umum pemberian kompensasi
adalah untuk menarik, mempertahankan dan memotivasi karyawan.

Kesejahteraan buruh /pekerja adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan /atau


keperluasn yasng bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik didalam maupun diluar
hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi
produktifitas kerjas dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat

Program kesejahteraan karyawan adalah tunjangan – tunjangan dan peningkatan


kesejahteraan yang pemberiannya tidak berdasarkan pada kinerja pegawai tetapi
didasarkan kepada keanggotaanya sebagai bagian dari organisasi serta pegawai
sebagai seorang manusia yang memiliki banyak kebutuhan agar dapat
menjalankan kehidupannya secara normal dan bekerja lebih baik

Kemudian dari pernyataan diatas timbul pertanyaan apa saja persamaan dan
perbedaan antara kompensasi langsung (gaji/upah) yang terdiri dari bayaran yang
diterima seseorang dalam bentuk upah, gaji, komisi, dan bonus dengan
kesejahteraan karyawan (kompesasi tidak langsung) yaitu seluruh imbalan yang
tidak termasuk dalam kompensasi langsung.

Persamaannya :

1. Gaji/upah dan kesejahteraan karyawan adalah sama-sama merupakan


pendapat bagi karyawan.
2. Pemberian gaji/upah dan kesejahteraan bertujuan sama yakni untuk memenuhi
kebutuhan –kebutuhan dan keterkaitan karyawan.
3. Gaji/upah dan kesejahteraan adalah biaya bagi perusahaan.
4. Pemberian gaji/upah dan kesejahteraan dibenarkan oleh peraturan legal, jadi
bisa dimasukan dalam neraca financial perusahaan tersebut.

Perbedaannya :

1. Gaji/upah adalah hak karyawan untuk menerimanya dan menjadi kewajiban


perusahaan untuk membayarnya.
2. Gaji/upah wajib dibayar perusahaan sedangkan kesejahteraan diberikan hanya
atas kebijaksanaan saja , jadi bukan kewajiban perusahaan atau sewaktu-
waktu dapat ditiadakan.
3. Gaji/upah harus dibayar dengan financial(uang/barang), sedangkan
kesejahteraan diberikan dengan financial dan nonfinansial (fasilitas).
4. Gaji/upah waktu dan besarnya tertentu, sedangkan kesejahteraan waktu dan
besarnya tidak tentu

Hal-hal diatas mendoronng manajer yang berkreatif memberikan balas jasa


dengan secara langsung dan tidak langsung untuk tindakan berjaga-jaga, jika
sewaktu-waktu perusahaan mengalami kesulitan karyawan tetap bersikap loyal.

Kesejahteraan yang diberikan hendaknya bermanfaat dan mendorong untuk


tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat serta tidak melanggar
peraturan legal pemerintah.

Telah dikemukakan bahwa program kesejahteraan karyawan dapat diberikan


secara materi maupun nonmaterial. Kesejahteraan karyawan secara material
berkaitan langsung dengan prestasi karyawan, dan dapat diberikan berupa
kompensasi, seperti uang transport, uang makan, uang pensiun, tunjangan hari
raya, uang jabatan, bonus, uang pendidikan, uang pengobatan, pakaian dinas,
uang cuti, dan uang kematian. Sedangkan kesejahteraan karyawan secara non

3
material dapat berupa pemberian fasilitas dan pelayan bagi keryawan seperti
fasilitas yang di sediakan oleh pihak perusahaan.

3. Prinsip Kesejahteraan Karyawan


Program Kesejahteraan Karyawan ini menganut prinsip adil dan layak serta sesuai
dengan kemampuan perusahaan. Adil dan layak artinya kesejahteraan karyawan
harus diberikan kepada setiap karyawan secara merata tanpa membeda-bedakan
dengan layak sesuai tugas, wewenang, dan tanggungjawab masing-masing
karyawan. Program kesejahteraan karyawan itu juga harus menyesuaikan dengan
kemampuan perusahaan itu sendir. Artinya tidak muluk-muluk ( menimbulkan
kekacauan dalam perusahaan ) dan mengutamakan manfaat terhadap karyawan.

4. Tujuan, Manfaat, dan Indikator Kesejahteraan Karyawan


Program kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan, lembaga atau organisasi
pada pegawainya hendaknya bermanfaat, sehingga dapat mendorong tercapainya
tujuan perusahaan yang efektif. Program kesejahteraan karyawan sebaiknya sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan tidak melanggar
peraturan pemerintah.

Menurut Edwin B Flippo (2006:294) manfaat program pelayanan kesejahteraan


karyawan adalah sebagai berikut :
a. Perekrutan yang lebih efektif.
b. Perbaikan moral dan kesetiaan.
c. Perputaran tenaga kerja dan absensi yang rendah.
d. Hubungan masyarakat yang baik.
e. Pengurangan pengaruh serikat buruh, baik yang ada sekarang maupun yang
potensial.
f. Pengurangan ancaman campur tangan pemerintah lebih lanjut.

Adapun tujuan program kesejahteraan pada pegawai menurut Malayu S.P.


Hasibuan (2000:187) adalah :
a. Untuk meningkatkan kesetiaan dan ketertarikan pegawai dengan perusahaan.
b. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi pegawai beserta
keluarganya.
c. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktifitas pegawai.
d. Menurunkan tingkat absensi. Dan labour turn over.
e. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman.
f. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

Dale yolder menjelaskan bahwa “Benefits may be regardedas the more tangible
financial contributions to employees. Special payment to those who are ill,
contributions to employees savings, distributions of stock , insurance,
hospitalization, and private pensions for example

(kesejahteraan dapat dipandang sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada


karyawan. Terutama pembayaran kepada mereka yang sakit, uang bantuan untuk
tabungan karyawan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan dirumah sakit,
dan pensiun.

Indikator-indikator dari tingkat kesejahteraan berdasarkan teori dari A.H Maslow


menurut M. Manullang dalam bukunya “Dasar-Dasar Manajemen” adalah :

a. Physiological needs ( kebutuhan fisiologikal ),


b. Safety needs ( kebutuhan keamanan ),
c. Social needs ( kebutuhan sosial ),
d. Esteem needs ( kebutuhan prestise ),
e. Self actualization needs ( kebutuhan aktualisasi diri ).

5. Jenis-Jenis Kesejahteraan Karyawan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa program kesejahteraan bertujuan


untuk mendorong para karyawan agar dapat bekerja seoptimal mungkin untuk
menghasikkan apa yang diharapkan oleh perusahaan. Berbagai jenis program
kesejahteraan kepada karyawan, seperti yang diutarakan oleh Malayu S.P.
Hasibuan dalam table dibawah ini.

Jenis-jenis kesejahteraan karyawan


Ekonomis Fasilitas Pelayanan

Uang pension Tempat ibadah Kesehatan


Uang makan Kafetaria Mobil jemputan
Uang transport Olahraga Penitipan bayi
Tunjangan hari raya Kesenian Bantuan hokum
Bonus Pendidikan Penasihat
Uang duka Cuti keuangan
Pakaian dinas Koperasi Asuransi Kredit
Uang pengobatan Izin rumah

Sumber : Malayu S.P. hasibuan, manajemen Sumber Daya Manusia, Hal 188

Kesejahteraan Karyawan Material


Prinsipnya adalah membayar karyawan sebagai penerima kerja untuk
memproduksi atau menghasilkan sesuatu, baik berupa barang maupun jasa. Oleh
karena itu, menurut teori produktivitas nilai seseorang dipengaruhi oleh apa yang
layak dibayar dari pekerjaan yang dilakukannya, atau hasil yang diperoleh oleh
pemberi kerja. Kesejahteraan karyawan material ini dapat berupa insentif yang
diberikan ketika seorang karyawan berhasil mencapai atau bahkan melebihi target
kerjanya. Pemberian insentif ini dapat meningkatkan motivasi karyawan untuk
lebih produktif dalam pekerjaannya.
Ada dua jenis insentif yaitu :
1. Insentif individu
a. Piecework adalah insentif yang diberikan sebagai imbalan pada setiap
unit produk yang mampu dihasikan oleh karyawan secara perorangan.
b. Production bonus adalah insentif yang diberikan oleh perusahaan bila
tingkat produksi yang dihasilkan pegawai telah melebihi standar produksi
yang ditetapkan.
2. Insentif kelompok
a. Production sharing plan. Kelompok pegawai pada suatu unit kerja
mendapatkan insentif bila jumlah dan mutu produksi unit tersebut
melampaui standard atau target jumlah dan mutu produksi yang telah
ditentukan.
b. Profit sharing plan. Insentif untuk kelompok pegawai ditentukan
berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan, misalnya sebagian
keuntungan tersebut dibagikan kepada kelompok karyawan
c. Cost reduction plan. Pola insentif jenis ini mendasarkan diri pada
perhitungan jumlah cost atau biaya (tenaga kerja, bahan, jumlah waktu
yang digunakan atau komponen biaya lainnya) yang berhasil dihemat.
Selain itu, kesejahteraan karyawan material juga dapat berupa uang makan, uang
transport, tunjangan hari raya, uang duka, dan lain-lain.

Kesejahteraan Karyawan Non Material


1. Jaminan Keamanan
Keamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang dapat
mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Secara umum, kewajiban
perusahaan dalam meningkatkan keamanan atau keselamatan kerja dapat
diwujudkan dengan memelihara tempat kerja yang aman dan sehat bagi
karyawan, mematuhi semua standar dan syarat kerja, mencatat semua
peristiwa kecelakaan yang terjadi yang berkaitan dengan keselamatan kerja.
Program-program keamanan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk,
misalnya membuat kondisi kerja aman, antara lain dengan membeli atau
mempergunakan mesin-mesin yang dilengkapi alat-alat pengaman,
menggunakan peralatan-peralatan yang lebih baik, mengatur layout ruangan
dan penerangan sebagaik mungkin, lantai terbebas dari air atau minyak,
menggunakan petunjuk-petunjuk dan peralatan-peralatan keamanan. Serta
mengurangi praktik-praktik manusia yang tidak aman.

2. Jaminan Kesehatan
Perusahaan memberikan berbagai tunjangan kesehatan dan perawatan
kesehatan biasanya melalui perlindungan asuransi. Jaminan ini pada dasarnya
tidak dapat dilepas kaitannya dengan perasaan aman dan puas (quality of
work life atau QWL). Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut
a. Asuransi jiwa, yaitu sebagai jaminan kehidupan keluarga di masa depan
b. Kompensasi akibat pekerjaan. Kompensasi tidak langsung ini,
berbentuk suatu bantuan bagi para pekerja yang sifat pekerjaannya
mudah mengalami gangguan psikologis. Oleh karena itu diperlukan
advis dari para psikiater/psikolog, baik untuk mewujudkan bantuan
yang bersifat preventif maupun kuratif.
c. Asuransi cacat tubuh. Asuransi ini termasuk asuransi kecelakaan,
keadaan yang menempatkan asuransi ini menjadi sangat penting adalah
kecelakaan yang berakibat cacat jasmani sehingga pekerja tidak dapat
lagi menjalankan fungsi utama dalam pekerjaannya.
d. Biaya rumah sakit. Menyediakan biaya perawatan rumah sakit,
termasuk pembedaan dan biaya bersalin. Jaminan kesehatan ini dapat
diselenggarakannya dalam bentuk asuransi kesehatan, baik dengan
premi yang dibayar sepenuhnya oleh perusahaan maupun dengan
menentukan persentase tertentu yang dibebankan pada gaji atau upah
yang diterima pekerja.

3. Program Pensiun
Program pensiun adalah tunjangan pensiun yang diadakan dan didanai oleh
para pemberi kerja. Terdapat dua jenis program pensiun yaitu program
pensiun yang didanai bersama (karyawan dan pemberi kerja) atau program
pensiun yang didanai oleh pemberi kerja sepenuhnya. Pada program pensiun
ini, apabila karyawan mengundurkan diri atau diberhentikan sebelum mereka
bekerja selama waktu yang ditentukan, mereka tidak akan mendapat hak
pensiun yang ditambahkan kepada mereka kecuali dana yang telah mereka
kontribusikan. Namun jika karyawan bekerja selama waktu yang telah
ditentukan maka mereka berhak menerima hak pensiun seutuhnya.

4. Tunjangan Pendidikan
Tunjangan ini diberikan dalam bentuk bimbingan pendidikan untuk
membayar sebagian atau seluruhnya biaya-biaya yang berhubungan dengan
kursus pendidikan formal dan program gelar, meliputi biaya buku dan materi
laboratorium. Sejumlah perusahaan membayar sekolah pada jadwal yang
proporsional tergantung pada nilai yang didapat. Sedangkan sejumlah
perusahaan lainnya hanya mensyaratkan kelulusan pada nilai minimal
tertentu.
5. Tunjangan Sosial dan Rekreasi
Beberapa tunjangan dan jasa adalah yang bersifat sosial dan rekreasi seperti
piknik, pesta, tim atletik, tempat penginapan rekreasi yang dimiliki
perusaahaan, serta kelompok minat dan aktivitas yang disponsori oleh
perusahaan. Seiring minat dan kesejahteraan karyawan yang meningkat, lebih
banyak perusahaan yang menyediakan fasilitas sosial dan rekreasi. Tunjangan
sosial dan rekreasi ini tidak ada hubungannya secara langsung dengan
pekerjaan, tetapi memiliki arti yang sangat besar atas hasil organisasional.
Terdapat dua kepentingan dari tunjangan sosial dan rekreasi yaitu piknik yang
dibiayai perusahaan dan kepentingan penyaluran minat dan bakat para
karyawan. Banyak penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan searah
yang signifikan antara program rekreasi dengan hasil organisasional seperti
kinerja dan kepuasan kerja.

6. Tunjangan Hari Libur


Perusahaan memberi karyawan hari libur dengan tetap mendapatkan imbalan
kerja dalam berbagai keadaan. Tunjangan hari libur dapat meliputi tunjangan
hari besar, tunjangan cuti, dan tunjangan liburan.

7. Fasilitas-fasilitas dan pelayanan


Hubungan pelayanan yang bersifat memberikan fasilitas adalah kegiatan-
kegiatan yang secara normal perlu diperhatikan oleh setiap karyawan dalam
menjalani pekerjaannya. Program pemberian fasilitas yang dilakukan oleh
perusahaan dapat berbentuk :
a. Penyediaan Kantin
Penyediaan kantin dimaksudkan untuk mempermudah karyawan yang
ingin makan dan minum. Kantin yang disediakan sebaiknya menyajikan
makanan dan minuman bergizi sehingga dapat menunjang kesehatan
karyawan dengan harga yang terjangkau.

b. Fasilitas Perumahan
Sulitnya memperoleh tempat tinggal yang layak di kotakota besar
menyebabkan banyak karyawan menghadapi masalah untuk memiilih
tempat tinggal. Dalam rangka mengatasi masalah ini biasanya
perusahaan menyediakan fasilitas perumahan, walaupun tidak untuk
semua karyawan. Perumahan karyawan dapat berupa perumahan dinas
ataupun asrama yang dikhususkan kepada karyawan yang bertempat
tinggal jauh dari lokasi pekerjaan.

c. Kesehatan Fasilitas
Kesehatan erat hubungannya dengan pelaksanaan program pemeliharaan
karyawan, dan juga karena adanya peraturan pemerintah yang mengatur
masalah kesehatan karyawan didalam menjalankan pekerjaannya.
Fasilitas dapat berupa kartu ASKES (asuransi kesehatan), poliklinik yang
lengkap dengan tenaga medisnya seperti dokter dan perawatnya, atau
sekedar memberikan tunjangan kesehatan yang dapat dipergunakan
berobat pada dokter atau rumah sakit yang ditunjuk / direkomendasikan
oleh perusahaan.

d. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan biasanya dilakukan dengan cara menyediakan
perpustakaan yang dapat digunakan oleh para karyawan yang ingin
menambah pengetahuan mereka, mengadakan pelatihan kerja pada
perusahaan-perusahaan yang lebih besar,dan memberikan pendidikan
kepada karyawan yang berprestasi dengan tujuan meningkatkan
keterampilan dan kemampuan karyawan.

e. Fasilitas Ibadah
Fasilitas ibadah diwujudkan dengan menyediakan masjid atau mushola
yang dapat digunakan oleh karyawan yang beragama islam untuk
beribadah, mengadakan pengajian- pengajian sebagai siraman rohani,
dan menyediakan tunjangan naik haji bagi karyawan berprestasi yang
beragama islam. Dengan diberikan fasilitas ibadah diharapkan dapat
meningkatkan moral karyawan didalam bekerja.

f. Fasilitas Pembelian
Perusahaan dapat menyediakan “toko perusahaan” dimana para
karyawan dapat membeli berbagai barang, terutama barang-barang yang
dihasilkan perusahaan dengan yang lebih terjangkau. Tetapi persoalan
yang timbul disini adalah karyawan selalu menuntut perusahaan kalau
ada produk yang tidak berfungsi dengan baik dan kadang kala mereka
menuntut fasilitas perbelanjaan untuk memperoleh barang tertentu.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tunjangan
pegawai/karyawan merupakan program peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai
bentuk balas jasa yang mana berbeda dengan gaji atau upah yang dapat bersifat
financial maupun nonfinansial. Tunjangan pegawai/karyawan ini sangat mendorong
produktifitas serta ketenangan kerja pada pegawai, serta untuk meningkatkan
ketertarikan pegawai terhadap perusahaan ataupun lembaga.

Anda mungkin juga menyukai