Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

PENGELOLAAN LIMBAH PLASTIK

DISUSUN OLEH

ANISA MEFTA COIROLLA – 112010060

APRILIA BAGASARI – 112011079

APRILIANA PUTRI DWI S – 112011455

FITRIA CAHYANI – 112011172

RATIH KOMALASARI – 112011457

SIFA FAUJIAH – 112011464

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

MANAJEMEN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nama plastik sering mewakili berasal dari bahan yang sifatnya fisis, mekanis,
dan kimia. Plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu dapat didaur ulang
dan dilunakkan. Dan plastik pada umumnya digunakan untuk dalam kehidupan
sehari hari.
Plastik juga merupakan bahan anorganik yaitu bahan yang tersusun dari
bahan bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah plastik dari bahan
kimia ini sama sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan plastik itu
sendiri membutuhkan 80 tahun agar dapat terdegrasi secara sempurna. Oleh karena
itu, bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat atau anime bagi lingkungan
apabila digunakan secara tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya kita yang berada di Indonesia. Penggunaan bahan plastik bisa kita
temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita
mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan Kembali (reuse)
kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian, secara tidak langsung
kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah
digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang
plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle).
Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta
aktivitas lainnya, maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan.
Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering
disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan
lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan
makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas
dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah.
Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih
dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Jenis limbah pada
dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip
pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah.
Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang
keluar dalam bentuk % scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai.
Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak
ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah
tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal
dengan prinsip Ekosistem(ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam
sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


 Memahami dan menguasai kegiatan wawancara.
 Memperoleh informasi tentang proses limbah plastik.
 Sebagai contoh inspiratif dalam mengelolah limbah plastik.
 Mengembangkan jiwa dan rasa peduli kepada sampah dilingkungan sekitar.

C. RUMUSAN MASALAH
 Seberapa banyak sampah yang dihasilkan perhari
 Perilaku pemilahan sampah perhari
 Penerapan konsep 3R
 cara penerapan konsep 3R

D. METODE
Wawancara
BAB II

PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Data dari hasil penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam yang
dilakukan oleh kami. Dimana informasi yang diwawancarai oleh kami adalah mereka
yang memilih usaha limbah plastik. Berikut adalah deskripsi hasil penelitian yang
diperoleh dari setiap informan penelitian:

Usaha Limbah Plastik MOHAMMAD BAEDOWY

Disini pas kita mewawancarai bapak Mohammad beliau meceritakan secara rinci
tentang bisnis yang beliau tekuni sejak tahun 2000-an disebuah ruang didepan
pabriknya. Beliau memberikan gambaran secara simple dan bahasanya mudah
dimengerti sehingga mudah diterima ilmunya.

Muhammad Baedowy memulai kariernya sebagai auditor disebuah Bank asing


di Jakarta. Namun setelah tiga tahun bekerja disana terjadilah sebuah permasalahan
penghitungan komputer. Dan kala itu temannya tertekan karena akan dirumahkan.
Tak mau menggantungkan nasibnya di perusahaan, beliau justru memilih untuk
berhenti dari Bank tersebut. Beliau bertemu dengan pengusahan pengelolah sampah
yang membuatnya tertarik menekuni hal yang sama. Alasannya sih sederhana,
makanan kalau enggak laku resikonya pasti basi, buah-buahan kalau engga laku pasti
busuk, hewan ternah resikonya mati. Nah, kalau sampah plastik aman, enggak dijual
dua tahun juga aman kan” ujar beliau.

Beliau bercita-cita menjadikan sampah plastik menjadi perekat bangsa


Indonesia. Karena itu beliau membuat gerakan Aksi Kelolah Sampah Kita (AKSATA).

B. ANALISIS HASIL PENELITIAN

Hasil dari wawancara yang diapatkan, narasumber dimodelkan 4 pertanyaan


yang sama, yaitu seberapa banyak sampah yang dihasilkan perhari, perilaku
pemilahan sampah perhari, dan penerapan konsep 3R serta caranya. Hasil yang
didapatkan ternyata cukup memprihatinkan. Dari pertanyaan pertama, yaitu
banyaknya sampah nampaknya tidak dapat disimpulkan dengan baik, sebab jawaban
yang diterima dinilai tidak dapat diklasifikasikan dan dibandingkan dengan tepat.
Seharusnya digunakan data asumsi berupa angka banyaknya sampah yang
dikeluarkan per hari, untuk mempermudah klasifikasi dan perbandingkan.

Pertanyaan kedua, yaitu mengenai konsep 3R yang biasa dilakukan. Prinsip 3R


masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah. Prinsip ini bisa
dilakukan oleh setiap pihak dalam kegiatan sehari-hari dan dapat memberikan
dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan. Konsep 3R meliputi Reuse,
Reduce, dan Recycle. Reuse yang dilakukan sangat sederhana, contohnya
penggunaan kembali kantong plastik, botol minuman, serta tempat makan yang
biasanya terbuat dari Polipropilen. Reduce yang dilkakukan biasanya dalam bentuk
membawa tas sendiri ketika belanja dan lain sebagainya, yaitu dengan cara
sampahnya dibuat sesuatu yang memiliki fungsi lain, contohnya kipas dan tas.

Nampaknya, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki kepedulian


tentang sampah-sampah yang mereka hasilkan setiap harinya. Ketidakpedulian
tersebut muncul dari ketidak pahaman mereka mengenai dampak dan bahaya
sampah, serta pengolahan sampah yang baik, khususnya dari kalangan menengah ke
bawah. Untuk itu, diperlukan adanya sosialisasi mengenai dampak dan bahaya
sampah, serta pengolahan sampah yang baik agar timbul kepedulian masyarakat
mengenai sampah-sampah yang mereka hasilkan setiap hari. Dengan begitu,
permasalahan sampah di Indonesia dapat diatasi dengan mudah.
BAB III

PENUTUP

 KESIMPULAN

Limbah plastik adalah barang buangan yang berupa plastik yang dihasilkan
darisuatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang
lebihdikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentutidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Sumber sampah plastik tergantung pada produksi plastik itu sendiri dan
digolongkan berdasarkan bahan dasar penyusunnya. Pemakaian plastik secara terus
menerus akan menghabiskan beberapa sumber dayaalam yang tidak dapat
diperbaharui, selain itu menghasilkan beberapa zat yang berbahaya bagi kesehatan
manusia. Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan
plastikseminimal mungkin yang dapat dilakukan dengan pemakaian kembali
(reuse)maupun daur ulang (recycle). Pengolahan limbah plastik dapat dilakukan
dengan daur ulang (pemakaiankembali), incinerasi (pembakaran).

Menjadi seorang pengusaha yang sukses seperti pengusaha diatas. Akan sangat
banyak rintangan untuk menjadi sukses seperti yang kita inginkan. Sukses bukanlah
hal yang instan. Dari pengalaman pengusaha plastik di atas pelajaran penting yang
dapat diteladani, yaitu sebagai wirausahawan sejati adalah jeli melihat peluang apa
yang harus dikelolah dari sampah, percaya diri, tekun, berpikiran positif, dan berani
mengambil risiko.

Anda mungkin juga menyukai