Dalam manajemen aset, tentunya ada asas yang harus diterapkan dalam manajemen aset. Asas
berarti "dasar yang menjadi tumpuan berpikir dan bertindak dalam pengelolaan seluruh kekayaan.".
Dalam Sugiama (2013: 18-22), Adapun asas-asas manajemen aset yang harus diterapkan adalah
sebagai berikut:
1. Fungsional, memiliki arti bahwa aset harus memiliki kegunaan dan kemanfaatan sesuai dengan
rencana.
2. Kepastian Hukum, memiliki arti bahwa dalam pengelolaan aset harus memiliki kepastian aturan
secara hukum.
3. Transparansi dan Keterbukaan, memiliki arti bahwa seluruh pengelolaan aset harus dilaksanakan
secara terbuka baik terhadap informasi maupun data mengenai aset tersebut.
4. Efisiensi, memiliki arti bahwa aset yang dikelola harus mengeluarkan sumber daya yang serendah
mungkin untuk mendapatkan hasil yang tinggi, atau efisien itu rasio yang tinggi antara output
dengan input.
5. Akuntabilitas, memiliki arti bahwa aset yang dikelola harus disajikan dan dilaporkan mengenai
segala tindak tanduknya oleh pengelola aset.
6. Kepastian Nilai, memiliki arti bahwa aset yang dikelola perlu dinilai secara akurat melalui proses
penilaian aset.
1. Efektif, yaitu pengelolaan aset yang dilakukan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2. Efisien, yaitu aset yang dikelola harus mengeluarkan sumber daya yang serendah mungkin untuk
mendapatkan hasil yang tinggi, atau efisien itu rasio yang tinggi antara output dengan input.
3. Fleksibel, yaitu dalam pengelolaan aset harus memiliki keluwesan atau fleksibilitas berdasarkan
tingkat toleransi tertentu.
4. Optimal, yaitu tingkat capaian yang dicerminkan oleh kondisi, derajat, atau jumlah dapat
memadai sesuai yang telah direncanakan sebelumnya
Manajemen Aset
Manajemen Aset merupakan proses pengembilan keputusan dan implementasinya sesuai dengan
akuisisi, penggunaan, dan pembagian dari aset tersebut. Setiap organisasi perusahaan swasta
maupun pemerintah tentunya memiliki aset baik yang berwujud (tangible) maupun tidak berwujud
(intagible).
Setiap aset yang dimiliki haruslah dikelola dengan efektif dan efisien sehingga aset tersebut dapat
memberikan manfaat tertinggi bagi perusahaan. Istilah manajemen aset mungkin jarang didengar
oleh banyak orang. Orang lain lebih sering mendengar atau mengatakan istilah manajemen dan aset
secara terpisah.
Manajemen yang dimaksud mencakup 4 (empat) fungsi dasar, yaitu Planning, Organizing, Leading,
dan Controlling, sedangkan yang dimaksud dengan aset pada umumnya adalah kekayaan. Kekayaan
itu bisa dalam bentuk kekayaan berwujud (fisik) maupun tidak berwujud.
Kekayaan yang berwujud yang dimiliki oleh perusahaan misal tanah, gedung, peralatan dan mesin.
Aset berwujud yang berorientasi pada pelayanan publik seperti Inftastruktur diantaranya mencakup
jalan raya, jembatan, pelabuhan, dan irigasi. Sedangkan kekayaan yang tidak berwujud, contohnya
adalah hak kekayaan intelektual, hak cipta, hak paten dan lain-lain.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Manajemen Konstruksi” Pengertian & ( Peran –
Fungsi – Tujuan – Tugas )
Berit ini merupakan definisi dan pengertian Manajemen Aset dari beberapa ahli !
Hariyono (2007)
Dalam Modul Diklat Teknis Manajemen Aset Daerah berpendapat bahwa “Aset (Asset) dalam
pengertian hukum disebut benda yang terdiri dari benda bergerak dan tidak bergerak, baik yang
berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible) yang tercakup dalam aktiva/kekayaan
atau harta kekayaan dari suatu instansi, organisasi, badan usaha atau individu.”
Brinkman (1999)
“Asset management is a process to manage demand and guide acquisition, use and disposal of
assets to make the most of their service delivery potential, and manage risks and costs over their
entire life.”
Siregar (2004)
“Manajemen Aset merupakan salah satu profesi atau keahlian yang belum sepenuhnya berkembang
dan populer di lingkungan pemerintahan maupun di satuan kerja atau instansi”.
Prawoto (t.t)
Mengemukakan bahwa “Manajemen aset adalah kombinasi dari manajemen, keuangan, ekonomi,
tehnik mesin dan praktek kerja yang diterapkan pada aset fisik dengan tujuan agar mampu
menyediakan tingkat pelayanan prima dengan biaya yang paling efesien”.
Hastings (2010)
1.
3. memperoleh aset,
5. menghapus atau memperbaharui aset sehingga secara efektif dan efisien dapat
memenuhi tujuan
Pengamanan aset.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Manajemen Produksi” Pengertian & ( Tahapan –
Faktor Pendukung )
Pada tahap ini pihak manajemen aset merencanakan apa saja hal yang diperlukan untuk pengelolaan
aset. Misalnya kebutuhan untuk pengadaan, inventarisasi, perawatan dan lainnya.
Pengadaan Aset
Kegiatan pengadaan aset ini merupakan kegiatan untuk mendapatkan aset. Aset seperti barang atau
jasa bisa didapatkan dengan menggunakan biaya sendiri atau dari pihak lain begitu juga dengan
pelaksanaannya.
Inventarisasi Aset
Tahapan ini merupakan rangkaian kegiatan mengidentifikasi kualitas dan kuantitas aset secara fisik
maupun non fisik dan secara yuridis/legal, setiap aset diberikan kodefikasi dan didokumentasikan
untuk kepentingan pengelolaan aset bersangkutan.
Pada proses ini dilakukan pengauditan tentang status aset, sistem dan prosedur penguadaan, sistem
dan prosedur pengalihan. Selain itu juga dilakukan pengidentifikasian adanya indikasi permasalahan
legalitas, sekaligus pencarian solusi untuk masalah tersebut atau yang terkait dengan penguasaan
dan pengalihan aset.
Penilaian Aset
Sebuah proses kerja untuk menentukan nilai aset yang dimiliki, sehingga dapat diketahui secara jelas
nilai kekayaan yang dimiliki atau yang akan dialihkan maupun yang akan dihapuskan.
Tahap ini aset yang dimiliki dimanfaatkan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan untuk mencapai
suatu tujuan. Selain itu segala bentuk aset juga dijaga dan diperbaiki agar dapat dioperasikan dan
berfungsi sesuai dengan harapan.
Penghapusan Aset
Setelah melakukan penilaian maka akan terlihat beberapa aset yang kira-kira tidak terlalu
menguntungkan bagi perusahaan. Nah aset tersebut selanjutnya akan masuk tahap penghapusan.
Dalam tahap ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1.
1. Pengalihan Aset
Upaya memindahkan hak dan atau tanggung jawab, wewenang, kewajiban
penggunaan, pemanfaatan dari sebuah unit kerja ke unit yang lainnya di lingkungan
sendiri seperto penjualan, penyertaan modal, hibah dan lain-lain.
2. Pemusnahan Aset
Upaya untuk mengurangi aset dengan cara dimusnahkan atau dihancurkan karena
sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi.
Pembaharuan/Rejuvinasi Aset
Selain dilakukan penghapusan, aset yang sudah tidak produktif tadi bisa kita perbaharui agar bisa
dimanfaatkan lagi hingga umur ekonomisnya habis. Peremajaan ini dapat berupa perbaikan
menyeluruh ataupun penggantian suku cadang dengan tujuan aset dapat beroperasi seperti pada
keadaan semula.
Manajemen aset dapat memperbaiki Performa aset yang merupakan salah satu modal yang sangat
penting bagi perusahaan dan dapat mengoptimalkan nilai keuntungan yang diberikan dari investasi
asset tersebut.
Didalam menjalankan bisnisnya pada suatu perusahaan, aset merupakan salah satu modal yang
sangat penting. Setiap perusahaan selalu bergantung pada aset vital yang mengendalikan semua
operasional bisnisnya, sehingga aset merupakan poin utama yang memberi pengaruh langsung
untuk pencapaian sasaran-sasaran dari perusahaan.
Aset secara garis besar terdiri dari aset tetap, aset fisik dan aset modal. Aset-aset tersebut sering
disebut sebagai aset yang bersifat strategis, karena dengan aset tersebut perusahaan dapat
mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Fungsi, Dan Ruang Lingkup
Manajemen Pendidikan Secara Lengkap
1. Computerized Maintenance Management System (CMMS)
CMMS adalah sistem awal yang akan melatih perusahaan untuk mematangkan perhatiannya
terhadap aset-aset yang dimiliki.
Adapun beberapa ciri atau kriteria yang bisa dijadikan acuan untuk mengukur keberhasilan
manajemen aset adalah:
4. Pengelola mengetahui siapa yang bertanggung jawab dan memanfaatkan suatu aset
tertentu.
7. Pengelola melakukan evaluasi secara regular atas semua aset yang dimiliki/dikuasainya
apakah masih sesuai dengan kebutuhan organisasi
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Puisi – Ciri, Unsur, Jenis, Puisi Baru dan
Lama, Contohnya
Prinsip-prinsip manajemen asset diturunkan dari pengertian umum dan didasarkan pada pendekatan
siklus manajemen. Asumsi utama yang mendasari prinsip-prinsip manajemen asset adalah bahwa
asset ada hanya untuk mendukung penyediaan pelayanan.
Kepentingan terhadap rencana asset akan terlhat di saat manajemen mengakui bahwa asset fisik
merupakan sumber daya yang vital bagi organisasi. Aplikasi yang efektif dari prinsip-prinsip
manajemen asset akan memastikan input sumber daya tersebut pada biaya terendah. 5 Prinsip –
prinsip manajement asset tersebut adalah sebagai berikut :
Sasaran dari manajemen asset adalah untuk mencapai kecocokan/kesesuaian sebaik mungkin asset
dengan strategi penyediaan pelayanan. Hal ini diprediksikan pada saat pemeriksaan atau pengujian
dari alernatif penggunaan asset. Harapannya adalah pada solusi non asset akan memungkinkan
penyediaan pelayanan dengan biaya terendah.
Jadi dengan manajemen asset akan dapat diketahui apakah suatu asset itu sesuai dengan strategi
penyediaan pelayanan ataukah tidak. Solusi non asset dimaksudkan sebagai alternative penggunaan
asset tanpa harus memiliki asset tersebut serta menghindari alternative yang terfokus pada
pengadaan asset yang tanpa disertai optimalisasi asset yang telah ada.
Dengan tekanan atau keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk menyediakan pelayanan,
merupakan hal yang penting bagi manajer asset untuk memahami dan mengerti bahwa konsumsi
asset merupakan hal yang nyata dan menjadi biaya yang signifikan dari penyediaan pelayanan.
Aplikasi dari teknik biaya siklus hidup (life cycle costing) dan penyususnan kerangka akuntabilitas
yang memadai merupakan hal yang integral untuk mencapai pemahamn tersebut. Implementasi
yang efektif dari prinsip akan mengarahkan biaya-biaya penyediaan pelayanan kepada :
4. Memastikan perhatian atau focus yang tajam atas hasil dengan penyusutan
pertanggujawaban dan akuntabilitas yang jelas untuk asset.
Manajemen asset merupakan suatu proses yang sistematik dan terstruktur yang mencangkup
seluruh asset. Asumsi yang mendasari adalah bahwa asset ada untuk mendukung penyediaan
pelayanan.
Agar lebih memahami apa itu manajemen aset, maka kita dapat merujuk pada pendapat ahli berikut
ini:
1. Gima Sugiama
Menurut Gima Sugiama (2013), manajemen aset adalah suatu ilmu dan seni untuk memandu
pengelolaan kekayaan yang mencakup proses perencanaan kebutuhan aset, mendapatkan,
inventarisasi, legal audit, menilai, mengoperasikan, memelihara, membaharukan atau
menghapuskan, hingga mengalihkan aset secara efektif dan efisien.
2. Dolli D. Siregar
Dolli D. Siregar (2004), manajemen aset adalah suatu profesi atau keahlian yang belum sepenuhnya
berkembang atau populer di lingkungan pemerintahan maupun di satuan kerja atau instansi.
Menurut Kaganova dan McKellar, asset management adalah proses pengambilan keputusan dan
implementasinya sesuaii dengan akuisisi, penggunaan, dan pembagian dari aset tersebut.
Menurut Danylo dan Lamer (1999), asset management adalah metodologi untuk secara efisien dan
adil mengalokasikan sumber daya di antara tujuan dan sasaran yang valid dan bersaing.
Manajemen aset adalah suatu proses yang sistematis guna memelihara, memperbaharui, dan
mengoperasikan dengan biaya efektif aset fisik.
Pada dasarnya tujuan asset management adalah untuk membantu perusahaan dalam mengambil
keputusan yang tepat sehingga aset dapat dikelola secara efektif dan efisien. Adapun beberapa
tujuan manajemen aset adalah sebagai berikut:
Untuk menjaga agar nilai aset tetap tinggi dan memiliki usia hidup yang panjang.
Dalam pelaksanaan asset management terdapat 8 tahapan yang harus dilakukan sehingga siklus
dapat terbentuk. Adapun beberapa tahapan manajemen aset adalah sebagai berikut:
Ini adalah tahap awal proses asset management dimana dilakukan perencanaan mengenai apa saja
hal yang dibutuhkan dalam mengelola aset. Misalnya kebutuhan untuk pengadaan, inventarisasi,
perawatan, dan lain sebagainya.
2. Pengadaan Aset
Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengadaan aset, misalnya barang atau jasa yang diperoleh dengan
biaya sendiri atau pihak lain.
3. Inventarisasi Aset
Pada tahap ini terdapat rangkaian kegiatan berupa identifikasi kualitas dan kuantitas aset, baik
secara fisik/ non fisik maupun secara yuridis/ legal. Masing-masing aset didokumentasikan dan diberi
kode tertentu untuk keperluang pengelolaan aset tersebut.
Pada tahap ini dilakukan audit mengenai status aset, sistem dan prosedur pengadaan, sistem dan
alur pengalihan. Selain itu, identifikasi kemungkinan terjadinya masalah legalitas juga dilakukan pada
tahap ini dan sekaligus mempersiapkan solusinya.
Pada tahap ini setiap aset yang dimiliki digunakan untuk melakukan tugas dan pekerjaan sesuai
dengan fungsinya untuk mencapai tujuan perusahaan.
6. Penilaian Aset
Pada tahap ini pihak asset management menentukan nilai aset yang dimiliki sehingga perusahaan
mengetahui dengan jelas nilai kekayaan yang dimiliki, yang dialihkan maupun yang dihapuskan.
7. Penghapusan Aset
Pada tahap ini perusahaan akan menilai aset apa saja yang dianggap tidak menguntungkan dan akan
dihapuskan. Proses tersebut dibagi dalam dua bagian, yaitu:
Pengalihan Aset, yaitu pemindahan hak dan/atau tanggungjawab, wewenang, dan
pemanfaatan suatu unit kerja ke unit kerja yang lainnya dalam lingkungan sendiri. Misalnya
penyertaan modal, hibah, dan lainnya.
8. Pembaharuan Aset
Pada banyak kasus aset yang dianggap tidak produktif bisa diperbaharui sehingga dapat
dimanfaatkan lagi sampai umur ekonomisnya berakhir. Pembaharuan atau peremajaan tersebut
dilakukan dalam bentuk perbaikan atau penggantian suku cadang sehingga aset dapat bekerja
seperti kondisi semula.