Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PRESENTASI

OTOMATISASI DAN TATA KELOLA KEPEGAWAIAN (AKP)


BAB 5
“PEMBERHENTIAN PEGAWAI”

DIsususn oleh :
Kelompok 3
- Putri Sinta N
- Ramdan Aditya
- Rian Agustian
- Rival Cahya P

KOMPOTENSI KEAHLIAN
OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BUANA KARYA BANDUNG
Jalan Cinambo No.03,Kel.Pakemitan,Kec.Cinambo Kota Bandung
Telp (022) 92921967 E-mail :smk. buanakarya@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt Tuhan semesata Alam yang maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas segala nikamat-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ddengan judul “Pemberhentian Pegawai” sebagai salah satu tugas
otomatisasi dan tata kelola kepegawaian (AKP)
Maksud dan tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai mata
pelajaran AKP. Selain itu, penyusun berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah
pengetahuan siswa/i mengenai mata pelajaran AKP bab 4.
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini. Penyusun
berharap makalah ini dapat memberikan manfaaat dna menambah referensi yang
berkepentingan dengan materi “Pemberhentian Pegawai”.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Bandung, Oktober 2022


Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBERHENTIAN
2.1 Pengertian Pemberhentian
2.2 Landasan Hukum Pemberhentian Pegawai
2.3 Alasan Pemberhentian Pegawai
BAB 3 HAK HAK PEGAWAI
3.1 Pengertian Hak Pegawai
3.2 Jenis-Jenis Hak Kepegawaian
BAB 4 UANG TUNGGU
4.1 Pengertian Uang Tunnggu
4.2 Uang Tunggu Diberikan Kepada Pegawai Disebabkan
4.3 Syarat-Syarat
4.4 Pembuatan Dokumen Pemberian Pegawai
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah perusahaan, pegawai adalah salah satu faktor pendukung yang sangat
penting dan utama dalam upaya untuk tetap menjalankan operasional dari perusahaan.
Namun, dalam perkembangannya, kadang timbul konflik antara pegawai dan pemilik
perusahaan yang salah satunya yaitu masalah pemberhentian pegawai. Permasalahan
mengenai pemberhentian pegawai merupakan hal yang biasa terjadi dalam sebuah negara
berkembang seperti Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pemberhentian
pegawai, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Masalah ini merupakan
masalah yang sangat kompleks karena menyangkut kehidupan dari ratusan pegawai maupun
menyangkut masalah operasional perusahaan itu sendiri. Sehingga, apabila masalah ini tidak
ditanggapi dengan bijak maka akan menimbulkan dampak yang sangat besar bagi kehidupan
ekonomi, sosial maupun budaya.

Hal ini tentu akan memberikan dampak yang besar bagi perekonomian nasional
apabila tidak ditangani secara benar. Jumlah pengangguran akan meningkat, tingkat
kesejahteraan masyarakat akan menurun serta akan terjadinya aksi demonstrasi dari buruh
secara besarbesaran merupakan dampak yang timbul bagi masyarakat. Dan untuk perusahaan,
dampak yang timbul yaitu perusahaan harus membayar dana pensiun dana harus membayar
pensiun atau pesangon dan tunjangan-tunjangan lain kepada karyawan yang diberhentikan
sehingga dapat mempengaruhi operasional perusahaan. Untuk itu, diperlukan peran dari
pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini agar tidak ada salah satu pihak yang merasa
sangat dirugikan.
BAB 2
PEMBERHENTIAN

2.1 Pengertian Pemberhentian


Menurut manullang (2001:195) pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran
hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan
kewajiban antara pekerja dan pengusaha.
Menurut Siagian (2009:145) pemutusan hubungan kerja adalah apabila ikatan formal
antara organisasi, selaku pemakai tenaga kerja, dan pegawainya terputus. Pada dasarnya,
pemutusan hubungan kerja mengambil dua bentuk utama yaitu berhenti dan diberhentikan.
Dapat disimpulkan bahwa pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja berarti
berakhirnya ikatan antara pegawai lembaga/perusahaaan secara sepihak ataupun
berdasarkan kesepakatan bersama karena alasan tertentu
2.2 Landasan Hukum Pemberhentian Pegawai
2.2.1 Pemberhentian Pegawai Swasta
Berdasarkan UU NO 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan, Bab XII pasal
150, dan pasal 151 ayat (3)
2.2.2 Pemberhentian Pegawai Negri Sipil (PNS)
PP No 11 Tahun 2017 pada bab VII
a. Pasal 238, paragrap satu, PP No 11 Tahun 2017 tentang pemberhentian atas
permintaan seandiri
b. Pasal 239, paragrap dua, PP No 11 Tahun 2017 tentang pemberhentian karena
mencapai batas usia pensiun
1) PNS yang telah tercapai batas usia pensiunan diberhentikan dengan hormat
sebagai PNS
2) Batas usia pensiun yaitu sbb:
a. 58 tahun bagi pejabat administrasi.
b. 60 tabun bagi penjabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional madia.
c. 65 tahun bagi PNS yang jabatannya fungsional ahli utama.
c. Pasal 241, paragraf tiga , PP No 11 Tahun 2017 tentang pemberhentian karena
perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah
d. Pasal 242, paragraf empat, PP No 11 Tahun 2017 tentang pemberhentian karena
tidak cakap jasmani dan / atau rohani
2.3 Alasan Pemberhentian Pegawai
2.3.1 Penyebab Pemberhentian Pegawai yang Bukan PNS
a. Keinginan perusahaan
1) Pegawai tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya dalam masa percobaan
2) Pegawai mangkir terus menerus
3) Dismissal, yaitu melakukan pelanggaran disiplin dan tata tertip perusahaan.
4) Melakukan perilaku kurang baik
5) Terlibat tindakan pidana
6) Pegawai sakit-sakitan
7) Pegawai telah berusia lanjut
8) Retrenchnent, yaitu berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi
b. Keinginan pegawai
1) Kesehatan yang kurang baik
2) Ingin melanjutkan pendidikan
3) Gaji terlalu rendah
4) Mendapat pekerjaan yang lebih baik
5) Suasana dan lingkungan kerja tidak kondusif
6) Ketidak tepatan dalam memberikan tugas
7) Ingin berwirausaha
8) Prilaku tidak baik dari atasan
9) Pegawai pindah mengikuti keluarga
c. Penyebab Lain
1) Pegawai meninggal dunia
2) Termination, kontrak kerja berakhir
2.3.2 Penyebab Pemberhentian PNS
a. Mencapai Batas usia pensiun
b. Tidak cakap jasmani dan rohani
c. Ngangguan fisik dan mental
d. Dapat hukuman jabatan
e. Melakukan pelanggaran, tindak pidana/ penyelewengan dalam melaksanakan tugas
f. Adanya perubahan susunan kantor
g. Permintaan sendiri
h. Meninggakan tugas jabatan
i. Tidak melaporkan cuti
BAB 3
HAK-HAK PEGAWAI

3.1 Pengertian Hak Pegawai


Hak kepegawaian adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan
oleh hukum, berdasarkan peraturan pemerintah atau yang diatur dalam undang-undang
ketenaga kerjaan, suatu yang patut atau layak diterima oleh setiap pegawai.
3.2 Jenis-Jenis Hak Kepegawaian
3.2.1 Hak Pegawai Perusahaan Dalam UU ketenaga kerjaan
1) Uang pesangon
2) Perhitunggan uang penghargaan masa kerja
3) Uang penganti hak
3.2.2 Hak PNS Menurut UU Aparatur Sipil Negara
1) Memberikan hari tua bagi PNS pensiun
2) Memberi tabungan dan asuransi pensiun
3) Memberi rasa aman untuk membiayai kehidupan
4) Adanya kepastian memperoleh penghasilan dimasa yang akan Datang
dimasa pensiun
3.2.3 Pihak-Pihak Yang Berhak Atas Pensiun Pegawai Negri Yaitu Sbb,
1) Peserta atau pegawai negri sipil
2) Janda atau duda penerima pensiun
3) Yatim atau piatu
4) Orang tua dari peserta yang meninggal
5) Pensiun dini
6) Pemberhentian dengan hormat
3.2.4 Hak-Hak Pensiun
1) Dana pensiun
2) Jaminan hari tua
3) Tunjangan jaminan kesehatan hari tua
BAB 4
UANG TUNGGU

4.1 Pengertian Uang Tunnggu


Uang tunggu adalah uang tunjanggan yang diberikan kepada pegawai negri
Yang sudah tidak lagi menjalankan pekerjaannya, tetapi belum diberhentikan Secara resmi.

4.2 Uang Tunggu Diberikan Kepada Pegawai Disebabkan Oleh Hal-Hal Sbb.
1) Adanya penyederhanaan satuan organisasi
2) Menderita sakit atau kelainan
3) Cuti sakit habis namun tidak bisa berekerja
4) Pegawai cuti tidak dipekerjakan kembali karena tidak ada lowongan
4.3 Syarat-Syarat Diberikan Uang Tunggu Kepada PNS
1) Uang dibayar sebesar 100% (awal, 80% untuk seterusnya)
2) Besarnya dilarang lebih kecil dari ketentuan UU
3) Diberikan terhitung semenjak PNS diberhentikan
4) Pegawai yang menerima wajib melaporkan kepada PPK paling lambat 1 Bulan
sebelum berakhirnya ruang tunggu
5) Senantiasa bersedia diangkat kembali jika ada lowongan
6) Uang tunggu dicabut jika PNS diangkat kembali menjadi PNS
4.4 Pembuatan Dokumen Pemberian Pegawai
Berikut daftar acuan prosedur usulan pemberhentian atau pensiun yang telah
Mencapai batas usia pensiun (BUP).
1) Surat pengantar dari istansi
2) Daftar wirayat pekerjaan
3) Daftar wirayat hidup yang disahkan
4) Salinan SK pengangkatan CPNS dan PNS yang disahkan
5) Salinan sah kenaikan pangkat yang disahkan
6) Salinan sah kasris/karsu yang disahkan
7) Salinan sah taspen yang disahkan
8) Salinan SKP dari pertama sebagai calon pegawai atau pegawai
9) Salinan sah SKP trakhir
10) Salinan sah NIP atau karpeg
11) Salinan sah surat nikah
12) Daftar susunan keluarga yang disahkan
13) Salinan akta kelahiran anak
14) Salinan permintaan pembayaran pensiun pertama
15) Surat pernyataan bertempat tinggal setelah pensiun
16) Surat pernyataan telah menyerahkan milik negara
17) 7 lembar pas foto terbaru 4x6 cm
18) Tiap-tiap dokumen dibuat dalam 2 rakap

Anda mungkin juga menyukai