Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

“PENSIUN DAN PHK”

Disusun Oleh: Kelompok 7


 Merdiana Marlina, S.Pd : P21010033
 Sulce Siwabessy :
Kelas : K2-21
Dosen : Dr. Mansur, S.Sos., S.E., M.M

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) AMKOP
MAKASSAR
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemutusan Hubungan Kerja merupakan suatu hal atau kegiatan yang sangat
ditakuti oleh karyawan yang masih aktif bekerja. Hal ini dikarenakan kondisi kehidupan
politik yang goyah, kemudian disusul dengan keadaan perekonomian yang berdampak
pada banyak industri yang harus menutup perusahaannya karena bangkrut, dan tentu saja
berdampak pada pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan sangat tidak
terencana. Kondisi inilah yang menyebabkan orang yang bekerja pada waktu itu selalu
dibayangi kekhawatiran dan kecemasan, kapan giliran dirinya diberhentikan
dari pekerjaan yang menjadi penopang hidup keluarganya. Dalam kondisi normal,
pemutusan hubungan kerja akan menghasilkan sesuatu keadaan yang sangat
membahagiakan. Setelah menjalankan tugas dan melakukan peran sesuai dengan tuntutan
perusahaan, dan pengabdian kepada organisasi, maka tiba saatnya seseorang untuk
memperoleh penghargaan yang tinggi atas jerih payah dan usahanya tersebut.
PHK sebagai manifestasi pensiun yang dilaksanakan pada kondisi tidak normal
nampaknya masih merupakan ancaman yang mencemaskan karyawan. Dunia industri
negara maju yang masih saja mencari upah buruh yang murah, senantiasa berusaha
menempatkan investasinya di negara-negara yang lebih menjanjikan keuntungan yang
besar, walaupun harus menutup dan merelokasi atau memindahkan pabriknya ke Negara
lain. Keadaan ini tentu saja berdampak PHK pada karyawan di negara yang ditinggalkan.
Efisiensi yang diberlakukan oleh perusahaan pada saat ini, merupakan jawaban atas
penambahan posisi-posisi yang tidak perlu dimasa lalu, sehingga dilihat secara struktur
organisasi, maka terjadi penggelembungan yang sangat besar. Ketika tuntutan efisiensi
harus dipenuhi, maka restrukturisasi merupakan jawabannya. Disini tentu saja terjadi
pemangkasan posisi besar-besaran, sehingga PHK masih belum dapat dihindarkan. Ketika
perekonomian dunia masih belum adil, dan program efisiensi yang dilakukan oleh para
manajer terus digulirkan, maka PHK masih merupakan fenomena yang sangat
mencemaskan, dan harus diantisipasi dengan penyediaan lapangan kerja dan pelatihan
ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat (mantan karyawan).
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam makalah ini yaitu menjelaskan tentang definisi PHK serta
komponen-komponen yang berhubungan dengan PHK.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan PHK?
2. Apa saja alasan-alasan PHK?
3. Apa saja tujuan PHK?
4. Apa saja faktor-faktor penyebab PHK?
5. Apakah yang dimaksud dengan pensiun dan pensiun muda dan bagaimanakah
perencanaan dan dampak dari pensiun?

D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi PHK.
2. Untuk mengetahui alasan-alasan PHK.
3. Untuk mengetahui tujuan PHK.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab PHK.
5. Untuk mengetahui apa itu pensiun dan pensiun muda dan bagaimanakah
perencanaan dan dampak dari pensiun.

E. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu agar pembaca mengetahui serta
memahami tentang PHK dan hal-hal yang mendukung tentang PHK.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi PHK
Perhatian yang serius dari manajer perusahaan, karena telah diatur oleh undang-
undang pemberhentian adalah fungsi operatif terakhir manajemen sumber daya manusia.
Istilah pemberhentian sinonim dengan saparation, pemisahan, atau pemutusan hubungan
kerja (PHK) karyawan dari suatu organisasi perusahaan. Fungsi pemberhentian harus
mendapat undang dan memberikan risiko bagi perusahaan maupun untuk kariawaan yang
bersangkutan. Pemberhentian harus sesuai dengan Undang-undang No.12 Tahun 1964
KUHP dan seizin P4P atau dengan keputusan Pengadilan. Pemberhentian juga harus
memperhatikan pasal 1603 ayat 1 KUHP yaitu mengenai “tenggang waktu saat dan izin
pemberhentian”. Perusahaan yang melakukan pemberhentian akan mengalami kerugian
karena karyawan yang dilepas membawa biaya penarikan, seleksi, pengembangan, dan
proses produksi berhenti.
Karyawan yang dilepas akan kehilangan pekerjaan dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan biologis, sosiologis, ekonomis dan kejiwaannya. Manajer dalam melaksanakan
pemberhentian harus memperhitungkan untung dan ruginya, apalagi kalau diingat bahwa
saat karyawan diterima adalah dengan cara baik-baik, sudah selayak-layaknya perusahaan
melepas mereka dengan cara yang baik pula. Pemberhentian adalah pemutusan hubungan
kerja sesorang karyawan dengan suatu organisasi perusahaan. Dengan pemberhentian
berarti berakhirnya keterikatan kerja keryawan terhadap perusahaan.

B. Alasan-Alasan PHK
Dalam buku Manajamen Sumber Daya, disebutkan mengenai alasan-alasan PHK
itu dilakukan:
1. Mengurangi biaya tenaga kerja.
2. Menggantikan kinerja yang buruk.
3. Meningkatkan inovasi.
4. Kesempatan untuk perbedaan yang lebih besar.
Selain itu, pendapat dari buku Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis dijelaskan bahwa alasan PHK tersebut dilakukan:
1. Undang-Undang
Undang-undang dapat menyebabkan seorang karyawan harus diberhentikan dari
suatu perusahaan. Misalnya anak-anak, karyawan WNA yang sudah habis izinnya,
terlibat organisasi terlarang, tindakan criminal dan sebagainya.
2. Keinginan perusahaan
Keinginan perusahan dapat menyebabkan diberhentikannya seorang karyawan baik
secara terhormat maupun dipecat.
3. Keinginan karyawan
Buruh dapat memutuskan hubungan kerja sewaktu-waktu, karena alasan mendesak
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Pensiun
Apabila seorang tenaga kerja telah mencapai batas usia atau masa kerja maksimum
sesuai dengan peraturan perusahaan yang telah disepakati atau karena alasan-alasan
lain.
5. Kontak kerja berakhir
Karyawan kontrak akan dilepas atau diberhentikan, apabila kontrak kerjanya
berakhir.
6. Kesehatan kayawan
Kesehatan karyawan dapat menjadi alasan untuk pemberhentian karyawan. Inisiatif
pemberhentian ini bisa berdasarkan keinginan perusahaan atau keinginan kayawan.
7. Meninggal dunia
Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis putus hubungan kerjanya dengan
perusahaan.
8. Perusahaan bangkrut
Karyawan akan lepas jika perusahaan dilikuidasi atau ditutup karena bangkrut.

C. Tujuan PHK
Tujuan PHK sebenarnya berhubungan erat dengan PHK, namun hal ini, tujuan
lebih dititikberatkan pada jalannya perusahaan (pihak pengusaha). Tujuan PHK antara
lain:
1. Perusahaan atau pengusaha bertanggung jawab terhadap jalannya perusahaan
dengan baik dan efektif. Pengurangan buruh atau karyawan mempunyai suatu
tujuan yang datangnya dari dalam perusahaan seperti:
a. Alasan modernisasi
b. Otomatisasi
c. Mekanisme dan rasionalisme
d. Perubahan hasil produksi atau perubahan dalam cara produksi
e. Dalam keahlian yang diperlukan, penutupan bagian-bagian dll
2. Pengurangan buruh juga dapat diakibatkan karena faktor dari luar seperti:
a. Kesulitan penjualan dan mendapatkan kredit
b. Tidak adanya pesanan
c. Tidak adanya bahan baku produktif
d. Menurunnya permintaan
e. Kekurangan bahan bakar atau listrik
f. Kebijaksanaan pemerintah
g. Meningkatnya persaingan

Tujuan pemberhentian agar dapat mencapai sasaran seperti yang diharapkan,


dan tidak menimbulkan masalah-masalah baru. Maka dengan melaksanakannya,
suatu organisasi perlu memberhentikan berbagai faktor antara lain:
a. Faktor kontradiktif
Harus disadari bahwa suatu pemberhentian tenaga kerja selalu dihadapkan pada
masalah terjadinya kontradiksi kepentingan antara organisasi dengan tenaga
kerja.
b. Faktor kebutuhan
Kadang-kadang suatu organisasi secara objektif masih membutuhkan seorang
tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan keahlian tertentu yang masih
langka tetapi berdasarkan ketentuan organisasi yang bersangkutan.
c. Faktor sosial
Pemberhentian atau PHK oleh suatu organisasi hendaknya dilakukan dengan
memperhitungkan secara matang dampak sosial yang mungkin terjadi. Faktor
sosial ini perlu diperhatikan bukan semata-mata demi kepentingan masyarakat
bahwa suatu PHK berarti akan bertambahnya beban sosial masyarakat, tetapi
juga
akan mempunyai dampak terhadap citra organisasi dimata masyarakat.
D. Faktor-Faktor Penybab PHK
Secara yuridis dalam undang-undang no 13 tahun 2003, PHK oleh perusahaan
disebabkan:
1. Perusahaan mengalami kemunduran sehingga perlu rasionalisasi atau
pengurangan jumlah pekeja/buruh. Dalam hal PHK dengan alasan rasionalisasi
atau kesalahan ringan pekerja/buruh dalam undang undang nomor 13 tahun
2003, pasal 151 ayat (1) ditentukan bahwa pengusaha, pekerja/buruh, serikat
pekerja/ serikat buruh dan pemerintah, berupaya mengusahakan agar tidak
terjadinya PHK.
2. Pekerja/buruh telah melakukan kesalahan, baik kesalahan yang melanggar
ketentuan yang tercantum dalm peraturan perusahaan, perjanjian kerja atau PKB
(kesalahan ringan), maupun kesalahan pidana (kesalahan berat).

Pekerja atau buruh berhak untuk memutuskan hubungan kerja dengan pihak
pengusaha, karena pada prinsipnya pekerja/buruh tidak boleh dipaksakan untuk terus
menerus bekerja bilamana ia sendiri tidak menghendakinya. Dengan demikian PHK oleh
pekerja/buruh ini, yang aktif untuk meminta diputuskan hubungan kerjanya adalah
pekerja/buruh tersebut. Pekerja/buruh dapat mengajukan permohonan PHK kepada
lembaga PPHI, dalam hal pengusaha melakukan perbuatan:
a. Menganiaya menghina secara kasar atau mengancam pekerja/buruh.
b. Membujuk dan atau menyuruh pekerja/buruh untuk melakukan pekerjaan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
c. Tidak membayar upah tepat waktu yang telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut atau lebih.
d. Tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada pekerja atau buruh.
e. Memerintahkan pekerja atau buruh untuk melaksanakan pekerjaan diluar yang
diperjanjikan.
f. Memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan atau
kesusilaan pekerja/buruh, sedangkan pekerjaan tersebut tidak tercantum pada
perjanjian pekerja.
E. Pensiun Dan Pensiun Muda
1. Pensiun Muda
Sebagai besar karyawan yang telah berdinas untuk jangka waktu yang lama atau
meninggalkan perusahaan karena pensiun, rencana pensiun (retirement plans) dapat
didasarkan pada umur tertentu atau sejumlah tertentu tahun dinas bersama perusahaan,
atau kedua-duanya. Terhadap pensiun, para mantan karyawan biasanya mendapatkan
tunjangan pensiun setiap bulan untuk sisa hidup mereka. Terkadang karyawan yang ingin
pensiun, sebelum mencapai persyaratan usia atau lamanya waktu dinas perusahaan.
Tunjangan pensiun kerap dikurangi untuk setiap tahun tanggal pensiun yang dimajukan.
Dari sudut pandang organisasi, karyawan yang pensiun muda memiliki aspek positif dan
negatif. Karena besarnya jumlah pengurangan staf perusahaan yang dihadapi oleh banyak
perusahaan saat ini, pensiun muda (early retirement) kerap dipandang sebagai solusi yang
menarik. Jika karyawan yang dirumahkan diperkirakan meluas, sebuah ini produk telah
dihentikan, atau sebuah pabrik ditutup, pension muda dapat menjadi solusi yang
menjanjikan bagi masalah-masalah kelebihan karyawan.
Dari sudut pandang negatif, karyawan yang berharga mungkin mengambil
keuntungan dari pilihan pensiun muda dan meninggalkan perusahaan. Disamping itu,
pensiun muda sering lebih masal bagi perusahaan dari pada pensiun yang normal dan
keputusan pensiun muda kerap diambil dengan pemberitahuan singkat, mengakibatkan
kekacauan dalam operasi perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk pensiun dapat kita lihat sebagai
berikut:
a. Perbedaan-perbedaan individu
b. Struktur-struktur kesempatan dalam jalur karir
c. Faktor-faktor organisasional
d. Lingkungan eksternal
Individu-individu dengan masa dinas yang terus menerus dan pasangan
suami/istri yang bekerja lebih besar kemungkinannya untuk mengambil lebih dini.
Penyakit keras dan cacat tetap atau sementara anggota tubuh biasanya kerap menyebabkan
pensiun muda. Semakin kuat ikatan identitas seseorang dengan pekerjaanya, kian kecil
kemungkinannya untuk pensiun lebih muda.
2. Perencanaan Pensiun
Pada saat merancang program prapensiun, spesialis sumber daya manusia haruslah
menentukan secara hati-hati bentuk dari populasi sasaran, menggunakan berbagai sumber
daya dalam perencanaan, secara cermat memilih materi yang tepat untuk disajikan dan
memusatkan pada perencanaan kehidupan ( life planning) dari pada perencanaan pensiun.
Program ini dapat memudahkan jalan keluar dari kehidupan organisasi yang keras,
sementara masih memastikan bahwa karyawan yang pension tidak merasa terdampar
ataupun terisolasi.
Beberapa perusahaan telah melaksanakan perencanaan pensiun yang selangkah
lebih maju. Kadang-kadang perusahaan mempertimbangkan implikasi sosial dan
psikologis dari proses pensiun. Pensiun adalah kejadian utama dalam kehidupan seseorang
dan perusahaan sering dapat membantu membuat transisi ini jauh lebih mulus.

3. Dampak Pensiun
Pensiun tentu saja mempunyai imbas atas organisasi dan orang-orang yang pensiun.
a. Dampak atas Individu-Individu
Pensiun dianggap sebagai kejadian yang menekankan yang merusak kesehatan
fisik dan mental individu-individu dan memacu mereka menarik diri dari
aktivitas-aktivitas yang mereka ikuti sebelumnya. Namun anggapan seperti itu
telah jauh berkurang, dengan perencanaan yang memadai dan sumber-sumber
daya financial, tampaknya pensiun kini menjadi pengalaman positif bagi orang-
orang yang mengalaminya.
b. Dampak Atas Organisasi
Dari perspektif organisasi pensiun dapat menjadi proses yang sangat positif.
Pensiun memungkinkan karyawan-karyawan baru dengan keahlian mutakhir
untuk memasuki organisasi dan menggantikan karyawan-karyawan tua yang
keahlian-keahliannya mungkin sudah ketinggalan zaman.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perhatian yang serius dari manajer perusahaan, karena telah diatur oleh undang-
undangemberhentian adalah fungsi operatif terakhir manajemen sumber daya manusia.
Istilah pemberhentian sinonim dengan saparation, pemisahan, atau pemutusan hubungan
kerja (PHK) karyawan dari suatu organisasi perusahaan. Fungsi pemberhentian harus
mendapat undang dan memberikan risiko bagi perusahaan maupun untuk kariawaan yang
bersangkutan. Dalam buku Manajamen Sumber Daya, disebutkan mengenai alasan-
alasan PHK itu dilakukan: Mengurangi biaya tenaga kerja, menggantikan kinerja yang
buruk, meningkatkan inovasi dan kesempatan untuk perbedaan yang lebih besar.
Tujuan PHK antara lain, perusahaan atau pengusaha bertanggung jawab terhadap
jalannya perusahaan dengan baik dan efektif. Pengurangan buruh atau karyawan
mempunyai suatu tujuan yang datangnya dari dalam perusahaan seperti: Alasan
modernisasi, otomatisasi, mekanisme dan rasionalisme, perubahan hasil produksi atau
perubahan dalam cara produksi, dalam keahlian yang diperlukan, penutupan bagian-
bagian dll. Pengurangan buruh juga dapat diakibatkan karena faktor dari luar seperti:
Kesulitan penjualan dan mendapatkan kredit, tidak adanya pesanan, tidak adanya bahan
baku produktif, menurunnya permintaan, kekurangan bahan bakar atau listrik,
kebijaksanaan pemerintah dan meningkatnya persaingan.
Sebagai besar karyawan yang telah berdinas untuk jangka waktu yang lama atau
meninggalkan perusahaan karena pensiun, rencana pensiun (retirement plans) dapat
didasarkan pada umur tertentu atau sejumlah tertentu tahun dinas bersama perusahaan,
atau kedua-duanya. Terhadap pensiun, para mantan karyawan biasanya mendapatkan
tunjangan pensiun setiap bulan untuk sisa hidup mereka. Terkadang karyawan yang ingin
pensiun, sebelum mencapai persyaratan usia atau lamanya waktu dinas perusahaan.
Tunjangan pensiun kerap dikurangi untuk setiap tahun tanggal pensiun yang dimajukan.
Dari sudut pandang organisasi, karyawan yang pensiun muda memiliki aspek positif dan
negatif.

Anda mungkin juga menyukai